- Beranda
- Stories from the Heart
Kelakuan Anak Kuliah
...
TS
pujangga1000
Kelakuan Anak Kuliah
Quote:
Quote:
Quote:
----------------------------------------------------------------------------------
========================================
pujangga1000
Diubah oleh pujangga1000 19-09-2016 03:37
yusrillllll dan 23 lainnya memberi reputasi
22
3.9M
7.4K
Thread Digembok
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•51.9KAnggota
Tampilkan semua post
TS
pujangga1000
#3550
Genderang 2
Err.. Kalo gue pegang tangannya Rara, kira-kira doi bakal marah gak ya? Terakhir kali sih, pas doi lagi kumat, malah dia yang maksa gandengan tangan. Tapi itu kan uda lama banget. Uda berbulan-bulan yang lalu. Hemm.. Kayaknya mending jangan bertingkah aneh-aneh deh. Uda bagus Rara mau diajak kencan seperti sekarang. Mending gue jangan ngerusak momen indah gue sendiri 
Sejak perjalanan dimotor sampai sekarang sudah sampai di restoran yang kami tuju, daritadi gue dan Rara cuman ngobrol ringan doank. Topiknya seputar kerjaan doank. Gue tanya doi dapat tamu yang gimana hari ini, terus Rara juga jawab seadanya. Chit-chat sekedar basa-basi doank sampe kami sudah ada didepan kasir hendak memesan.
"Mau apa Ra?" Tanya gue duluan
"Apa ya, samain kayak kamu aja deh" Jawab Rara
Hemmm, doi cukup normal hari ini..
Gue menyebutkan pesanan ke kasir. Entah karena grogi, atau udara memang dingin, gue ngerasa sesak ingin buang air kecil. Selagi nunggu mas-mas kasir mempersiapkan pesanan kami, gue gak tahan lagi ingin ke toilet. Gue tarik dompet dari saku belakang gue. Lalu gue berikan ke Rara.
"Entar bayar pake uang ku aja, aku kebelet nih" Kata gue tergesa-gesa
"Ohh oke" Jawab Rara singkat
Doi menerima dompet gue dengan tangannya, dan gue ngacir ke toilet untuk membuang hasrat.
Gue sempat mikir, gue mengingat-ingat kembali kejadian waktu gue pertama kali kesini bareng Rara. Saat itu Rara adalah cewek freak. Gue malah sempat berantem dulu sama doi. Bukan berantem yang gimana-gimana, tapi cuman sekedar adu mulut doank. Gue risih sama doi. Tiap tingkahnya kayak cuman ngerjain gue. Mulai dari gue mesti jalan disebelahnya, mesti gandengan, mesti nanyain doi mau makan apa sebelum gue mesen, mesti gue yang bayarin, mesti gue yang narik kursi buat dia duduk duluan, banyak deh maunya Rara waktu itu.
Gue keluar dari toilet, gue liat Rara uda duduk disalah satu meja. Keliatan dia lagi liat-liat isian dompet gue.
Gue menuju kesana, ternyata piring dan nasi gue uda disiapin semua. Lengkap dengan sedotan dan saus sambalnya. Istri idaman deh pokoknya
"Sori lama.." Kata gue sambil duduk
Tiba-tiba Rara menunjukkan sebuah foto kepada gue
"Pacar kamu?" tanya dia
"
"
Kok foto itu masih ada??
"Cantik ya.."
"Anaknya pasti cantik banget ya, keliatan dari wajahnya"
Kata Rara
"Tapi kok diselipin dibelakang KTP?"
"Hayoo, playboy ya mesti kamu"
"
"
Lanjut Rara
Sial.. Kenapa gue masih nyimpan foto itu sih? Gue sendiri bahkan uda gak inget kalo masih ada dua lembar foto itu didompet gue.
Itu adalah foto gue bersama Una dulu di photobox. Una yang memaksa gue memasang foto itu didompet. Karena gue males kalo ada orang yang nanya-nanya itu foto apa ketika gue buka dompet, gue selipin KTP untuk menutupinya. Ehh, gue sampai lupa kalo masih ada foto itu.
She is ghost from the past. Dalam 24 jam terakhir, Una selalu menghantui gue.
Rara masih tetap mengamati kedua foto itu.
"Bukan kok, bukan siapa-siapa" Kata gue
"Adik? Tapi wajahnya gak mirip kamu" Kata Rara
"Bukan juga" gue menggelengkan kepala
"Ohhh, mantan yaa
" Rara menggoda gue
"
"
"Itu orang yang paling aku benci" Jawab gue jujur
"
"
"Benci, tapi fotonya didompet" Tembak Rara
"Terpaksa.." jawab gue
"Walaupun ada kenangan buruk dengan mantan, tapi bukan berarti harus benci setelahnya" Kata Rara
"Bisa bahas yang lain aja?" gue mengalihkan
Rara menggelengkan kepala dan masih menatap gue
Gue menarik nafas panjang, mulai menceritakan bagaimana awalnya gue berkenalan dengan Una. Berlanjut terus sampai gue nembak dia tapi tidak direspon apa-apa, lalu dia jadian dengan Anton.
"Bentar, kamu bilang, Yuna gak ngerespon apa-apa?" Kata Rara sambil menikmati hidangannya
"Una.. bukan Yuna
" gue membenarkan
"Luna
" Rara bingung
"Gak pake 'Y' ato 'L'.. Una doank
" Kata gue
"Enakan pake 'Y', jawab dulu yang tadi" Rara memaksa
"
"
Rara mulai semena-mena. Sepertinya sifat aslinya mulai keluar
"Iya Una gak merespon apa-apa" Kata gue
"Kamu uda tanya belum?" Kata Rara
"???" Gue menunjukkan muka kebingungan
"Ya tanya kenapa dia gak respon apa-apa" Lanjut Rara
"Ngapain? Harusnya dia tau sendiri donk mesti ngerespon" Kata gue
"Bukan.."
"Setelah kamu nembak, kan katamu Yuna gak ngerespon apa-apa. Nah kamu ada usaha lagi gak? Misalnya seperti kamu nembak lagi, atau kamu mengungkit-ungkit didepan dia"
Rara menjelaskan
"Bahkan setelah hari itu, aku dan dia gak ngomong beberapa hari.. Setelahnya dia menghubungi aku dan bersikap biasa seperti tidak terjadi apa-apa" Kata gue
"
"
"Kok gak masuk akal ya" Kata Rara
"
"
"Maksud mu?" Tanya gue
"Gpp.. Terus sekarang Yuna uda jadian sama cowok lain?" tanya Rara
"Selang 3 bulan setelahnya, dia jadian. Dan dia jadian dengan kakak angkatan yang punya mobil. Beda dengan aku yang cuman naik motor
" Kata gue sinis
"
" Rara kaget
"
"
"Sori, aku emosi.." Kata gue
"Gpp, jadi selama tiga bulan tadi, kamu gak ngomong sama dia? Kalian akrab gak selama tiga bulan itu?" Tanya Rara
"Ngak, aku menjauh dari dia. Ngapain? Aku uda tau kalo dia cuman main-main. Kalo dia nolak aku, aku bisa terima. Tapi kalo dia diam aja. Maksudnya apa kalo bukan cuman bercanda?" Kata gue berapi-api
"Mungkin Yuna mau ngetest keseriusan kamu?" Kata Rara
"Siapa dia berani ngetes aku?" Kata gue mulai arogan
"Siapa kamu berani mengharapkan dia?" Kata Rara
"Ya emang aku bukan siapa-siapa kok, makanya gak pantas buat dia!" kata gue yang sudah naik emosinya
"Bukan itu maksudnya.. Aku gak tau gimana detailnya. Tapi menurutku gak masuk akal. Kalau kamu memang suka sama dia, perjuangin. Ada apa-apa tuh dipikirin baik-baik, bukan pake emosi.. Apalagi kabur kayak yang kamu lakukan.." Kata Rara
"Aku bukan kabur, tapi aku gak mau dipermainkan lagi" kata gue
"Cerita sebenarnya cuman kamu yang tau.. Yauda sih jangan pake emosi donk Jek Hehe" Rara sedikit menghibur
"
" gue senyum terpaksa untuk meredam emosi
"Tapi Yuna gak benci sama kamu kan?" Kata Rara
"Kayaknya sih ngak.. Tadi siang dia ngasih aku cake ulang tahun kok bareng temen-temen yang lain juga" Kata gue
"Tadi siang? Kemarin siang mungkin Jek?
" Kata Rara
Rara mencoba untuk mendinginkan suasana dengan celutukkannya
"Hahahaha, iya kemarin siang" Kata gue
"Terus ngapain kamu masih benci dia? Dia aja gak benci kamu kan?" Kata Rara
"..." Gue gak bisa menjawab
"Kamu benci karena kamu masih suka sama Yuna?" Tanya Rara
"
" Gue kaget
Gue diem lagi.. Gak bisa menjawab pertanyaan Rara barusan. Bukan Una. Gue tau perasaan gue sekarang. Gue gak ada perasaan apa-apa lagi kepada Una. Dia uda jadi bagian masa lalu gue. Gue benci dia karena menurut gue, Una terlalu munafik. Perasaan gue sekarang. Gue yakin perasaan gue sekarang ke Rara. Gue yakin..
"Hayooo.. Jujur jek
" Rara menggoda gue lagi
"Aku suka sama kamu sekarang Ra.. Perasaan aku ke kamu sepertinya.." Kata gue berusaha jujur

Sejak perjalanan dimotor sampai sekarang sudah sampai di restoran yang kami tuju, daritadi gue dan Rara cuman ngobrol ringan doank. Topiknya seputar kerjaan doank. Gue tanya doi dapat tamu yang gimana hari ini, terus Rara juga jawab seadanya. Chit-chat sekedar basa-basi doank sampe kami sudah ada didepan kasir hendak memesan.
"Mau apa Ra?" Tanya gue duluan
"Apa ya, samain kayak kamu aja deh" Jawab Rara
Hemmm, doi cukup normal hari ini..
Gue menyebutkan pesanan ke kasir. Entah karena grogi, atau udara memang dingin, gue ngerasa sesak ingin buang air kecil. Selagi nunggu mas-mas kasir mempersiapkan pesanan kami, gue gak tahan lagi ingin ke toilet. Gue tarik dompet dari saku belakang gue. Lalu gue berikan ke Rara.
"Entar bayar pake uang ku aja, aku kebelet nih" Kata gue tergesa-gesa
"Ohh oke" Jawab Rara singkat
Doi menerima dompet gue dengan tangannya, dan gue ngacir ke toilet untuk membuang hasrat.
Gue sempat mikir, gue mengingat-ingat kembali kejadian waktu gue pertama kali kesini bareng Rara. Saat itu Rara adalah cewek freak. Gue malah sempat berantem dulu sama doi. Bukan berantem yang gimana-gimana, tapi cuman sekedar adu mulut doank. Gue risih sama doi. Tiap tingkahnya kayak cuman ngerjain gue. Mulai dari gue mesti jalan disebelahnya, mesti gandengan, mesti nanyain doi mau makan apa sebelum gue mesen, mesti gue yang bayarin, mesti gue yang narik kursi buat dia duduk duluan, banyak deh maunya Rara waktu itu.
Gue keluar dari toilet, gue liat Rara uda duduk disalah satu meja. Keliatan dia lagi liat-liat isian dompet gue.
Gue menuju kesana, ternyata piring dan nasi gue uda disiapin semua. Lengkap dengan sedotan dan saus sambalnya. Istri idaman deh pokoknya

"Sori lama.." Kata gue sambil duduk
Tiba-tiba Rara menunjukkan sebuah foto kepada gue
"Pacar kamu?" tanya dia
"
"Kok foto itu masih ada??
"Cantik ya.."
"Anaknya pasti cantik banget ya, keliatan dari wajahnya"
Kata Rara
"Tapi kok diselipin dibelakang KTP?"
"Hayoo, playboy ya mesti kamu"
"
"Lanjut Rara
Sial.. Kenapa gue masih nyimpan foto itu sih? Gue sendiri bahkan uda gak inget kalo masih ada dua lembar foto itu didompet gue.
Itu adalah foto gue bersama Una dulu di photobox. Una yang memaksa gue memasang foto itu didompet. Karena gue males kalo ada orang yang nanya-nanya itu foto apa ketika gue buka dompet, gue selipin KTP untuk menutupinya. Ehh, gue sampai lupa kalo masih ada foto itu.
She is ghost from the past. Dalam 24 jam terakhir, Una selalu menghantui gue.
Rara masih tetap mengamati kedua foto itu.
"Bukan kok, bukan siapa-siapa" Kata gue
"Adik? Tapi wajahnya gak mirip kamu" Kata Rara
"Bukan juga" gue menggelengkan kepala
"Ohhh, mantan yaa
" Rara menggoda gue"
""Itu orang yang paling aku benci" Jawab gue jujur
"
""Benci, tapi fotonya didompet" Tembak Rara
"Terpaksa.." jawab gue
"Walaupun ada kenangan buruk dengan mantan, tapi bukan berarti harus benci setelahnya" Kata Rara
"Bisa bahas yang lain aja?" gue mengalihkan
Rara menggelengkan kepala dan masih menatap gue
Gue menarik nafas panjang, mulai menceritakan bagaimana awalnya gue berkenalan dengan Una. Berlanjut terus sampai gue nembak dia tapi tidak direspon apa-apa, lalu dia jadian dengan Anton.
"Bentar, kamu bilang, Yuna gak ngerespon apa-apa?" Kata Rara sambil menikmati hidangannya
"Una.. bukan Yuna
" gue membenarkan"Luna
" Rara bingung"Gak pake 'Y' ato 'L'.. Una doank
" Kata gue"Enakan pake 'Y', jawab dulu yang tadi" Rara memaksa
"
"Rara mulai semena-mena. Sepertinya sifat aslinya mulai keluar
"Iya Una gak merespon apa-apa" Kata gue
"Kamu uda tanya belum?" Kata Rara
"???" Gue menunjukkan muka kebingungan
"Ya tanya kenapa dia gak respon apa-apa" Lanjut Rara
"Ngapain? Harusnya dia tau sendiri donk mesti ngerespon" Kata gue
"Bukan.."
"Setelah kamu nembak, kan katamu Yuna gak ngerespon apa-apa. Nah kamu ada usaha lagi gak? Misalnya seperti kamu nembak lagi, atau kamu mengungkit-ungkit didepan dia"
Rara menjelaskan
"Bahkan setelah hari itu, aku dan dia gak ngomong beberapa hari.. Setelahnya dia menghubungi aku dan bersikap biasa seperti tidak terjadi apa-apa" Kata gue
"
""Kok gak masuk akal ya" Kata Rara
"
""Maksud mu?" Tanya gue
"Gpp.. Terus sekarang Yuna uda jadian sama cowok lain?" tanya Rara
"Selang 3 bulan setelahnya, dia jadian. Dan dia jadian dengan kakak angkatan yang punya mobil. Beda dengan aku yang cuman naik motor
" Kata gue sinis"
" Rara kaget"
""Sori, aku emosi.." Kata gue
"Gpp, jadi selama tiga bulan tadi, kamu gak ngomong sama dia? Kalian akrab gak selama tiga bulan itu?" Tanya Rara
"Ngak, aku menjauh dari dia. Ngapain? Aku uda tau kalo dia cuman main-main. Kalo dia nolak aku, aku bisa terima. Tapi kalo dia diam aja. Maksudnya apa kalo bukan cuman bercanda?" Kata gue berapi-api
"Mungkin Yuna mau ngetest keseriusan kamu?" Kata Rara
"Siapa dia berani ngetes aku?" Kata gue mulai arogan
"Siapa kamu berani mengharapkan dia?" Kata Rara
"Ya emang aku bukan siapa-siapa kok, makanya gak pantas buat dia!" kata gue yang sudah naik emosinya
"Bukan itu maksudnya.. Aku gak tau gimana detailnya. Tapi menurutku gak masuk akal. Kalau kamu memang suka sama dia, perjuangin. Ada apa-apa tuh dipikirin baik-baik, bukan pake emosi.. Apalagi kabur kayak yang kamu lakukan.." Kata Rara
"Aku bukan kabur, tapi aku gak mau dipermainkan lagi" kata gue
"Cerita sebenarnya cuman kamu yang tau.. Yauda sih jangan pake emosi donk Jek Hehe" Rara sedikit menghibur
"
" gue senyum terpaksa untuk meredam emosi"Tapi Yuna gak benci sama kamu kan?" Kata Rara
"Kayaknya sih ngak.. Tadi siang dia ngasih aku cake ulang tahun kok bareng temen-temen yang lain juga" Kata gue
"Tadi siang? Kemarin siang mungkin Jek?
" Kata RaraRara mencoba untuk mendinginkan suasana dengan celutukkannya
"Hahahaha, iya kemarin siang" Kata gue
"Terus ngapain kamu masih benci dia? Dia aja gak benci kamu kan?" Kata Rara
"..." Gue gak bisa menjawab
"Kamu benci karena kamu masih suka sama Yuna?" Tanya Rara
"
" Gue kagetGue diem lagi.. Gak bisa menjawab pertanyaan Rara barusan. Bukan Una. Gue tau perasaan gue sekarang. Gue gak ada perasaan apa-apa lagi kepada Una. Dia uda jadi bagian masa lalu gue. Gue benci dia karena menurut gue, Una terlalu munafik. Perasaan gue sekarang. Gue yakin perasaan gue sekarang ke Rara. Gue yakin..
"Hayooo.. Jujur jek
" Rara menggoda gue lagi"Aku suka sama kamu sekarang Ra.. Perasaan aku ke kamu sepertinya.." Kata gue berusaha jujur
Diubah oleh pujangga1000 30-04-2015 02:49
jenggalasunyi dan 6 lainnya memberi reputasi
7
