- Beranda
- Stories from the Heart
-Catatan Untuk Riyani-
...
TS
azelfaith
-Catatan Untuk Riyani-
CATATAN UNTUK RIYANI

Sebuah Skripsi

Quote:

(dengerin lagunya dulu ya biar meleleh)

Prologue
Sebut saja namaku Boy, 23 tahun. Penulis? Jelas bukan. Aku hanyalah seorang anak laki-laki yang tumbuh tegak ke atas bersama waktu, soalnya kalau melebar kesamping berarti tidak sesuai kayak iklan Boneto. Dilecut dalam romantika kehidupan labil (bahkan sampai sekarang.
-Editor).Tulisan ini kupersembahkan untuk seorang gadis, sebut saja Bunga. Eh, jangan. Nama Bunga sudah terlalu mainstream dan negatif, Sebut saja Riyani, itu lebih indah dibaca dan tanpa konotasi negatif berita kriminal. (iya gimana sih..
- Editor)Ya, Riyani itu kamu. Bukan Riyani yang lain. (Emang Riyani ada berapa gan?
- Editor) Aku menulis ini karena aku tak punya harta materi (Hiks..kasihan
- Editor). Karena aku tak punya apapun. Karena aku bahkan tak ingat apa yang jadi favoritmu. Aku hanya tahu kau suka membaca, maka aku hanya bisa mempersembahkan tulisan ini sebagai ungkapan terima kasihku untukmu Riyani, seseorang yang akan kunikahi nanti. (Ciyyeeee.. suit-suit dah mau kimpoi nih..
- Editor)Dan kau Riyani, perhatikanlah bagaimana kuceritakan masa-masa dimana aku tumbuh dewasa hingga kutitipkan kepingan hati terakhirku padamu. Masa-masa dimana aku belajar, ditempa, jatuh remuk, dan kembali bangkit karenamu.. (Ceiileee romantisnyaaa...
- Editor).
DAFTAR ISI
Quote:
INTERLUDE
Quote:

RULES
Quote:

Q & A
Quote:

Jangan lupa komen, rates, dan subscribe.
Ijo-ijo belakangan mah gak masalah.

Diubah oleh azelfaith 04-07-2016 15:20
septyanto memberi reputasi
2
110.5K
623
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•51.9KAnggota
Tampilkan semua post
TS
azelfaith
#517
7.14. Catatan 14: Terjamah Masa Lalu 7
Kami berdua pada akhirnya memutuskan untuk duduk di bangku panjang di sebelah kiri gerbang. Bangku itu cukup untuk menampung 7 anak SMA karena memang sengaja disediakan disitu bagi beberapa orang yang menunggu jemputan. Bangku panjang itu menghadap langsung ke parkiran motor. Aku bisa melihat jelas motorku yang sedang parkir disana. Shogun 110 butut berwarna hijau, tak sebanding dengan motor-motor keren yang mengelilinginya. Aku juga bisa melihat beberapa temanku yang lewat dan menggoda kami yang duduk berdua.
Beberapa saat kami bicara, ngobrol hal-hal tak penting macam guru-guru, pelajaran, dan lain sebagainya. Sejauh ini ternyata lancar-lancar saja. Pertanda bahasa kami nyambung. Waktu bergulir ringan tak terasa.
Kamipun beranjak dari bangku itu. Berjalan keluar menyusuri jalan raya. Hari memang sudah menuju sore. Dia melompat-lompat lincah melewati kubangan-kubangan kecil, sedangkan aku hanya perlu sedikit memanjangkan langkah.
Akhirnya kami menyebrangi jalan tersebut. Sumpah aku rasanya bersalah betul tidak lewat jembatan penyebrangan. Mungkin sepulang sekolah aku harus minta maaf sama bu polisi nanti. Sesampai di halte kami tak kebagian tempat duduk. Maka berdirilah aku dan dia di ujung trotoar menanti bus Sari datang.
Quote:
Beberapa saat kami bicara, ngobrol hal-hal tak penting macam guru-guru, pelajaran, dan lain sebagainya. Sejauh ini ternyata lancar-lancar saja. Pertanda bahasa kami nyambung. Waktu bergulir ringan tak terasa.
Quote:
Kamipun beranjak dari bangku itu. Berjalan keluar menyusuri jalan raya. Hari memang sudah menuju sore. Dia melompat-lompat lincah melewati kubangan-kubangan kecil, sedangkan aku hanya perlu sedikit memanjangkan langkah.
Quote:
Akhirnya kami menyebrangi jalan tersebut. Sumpah aku rasanya bersalah betul tidak lewat jembatan penyebrangan. Mungkin sepulang sekolah aku harus minta maaf sama bu polisi nanti. Sesampai di halte kami tak kebagian tempat duduk. Maka berdirilah aku dan dia di ujung trotoar menanti bus Sari datang.
Quote:
0
