- Beranda
- Stories from the Heart
Di Antara Para Bidadari
...
TS
IlyasCool
Di Antara Para Bidadari
Assalamualaikum Wr Wb
Setelah cukup nongkrong di Subforum ini (alias SR
) Sepertinya ini giliran gw yang berbagi kisah 
Gw akan share cerita gw di masa-masa SMA karena kata orang-orang masa SMA ialah masa yang penuh Kenangan
Banyak Kejadian yang akan gw share disini mulai dari yang Absurd , Romantis
, dan yang sedih
Setelah cukup nongkrong di Subforum ini (alias SR
) Sepertinya ini giliran gw yang berbagi kisah 
Gw akan share cerita gw di masa-masa SMA karena kata orang-orang masa SMA ialah masa yang penuh Kenangan
Banyak Kejadian yang akan gw share disini mulai dari yang Absurd , Romantis
, dan yang sedih

Spoiler for Rules :
Spoiler for FAQ:
Spoiler for Index:
Quote:
INDEX CHAPTER 3 & Side Stories
Quote:
Polling
Poll ini sudah ditutup. - 668 suara
Siapakah Pendamping Ilyas Kelak???
Nadya
5%
Vira
70%
Nabilla
3%
Tasya
2%
Nisa
6%
Tiara
4%
Seseorang Yang belum nongol di Cerita Ini
10%
Diubah oleh IlyasCool 23-10-2015 12:02
radorada dan 9 lainnya memberi reputasi
10
1.6M
4.6K
Thread Digembok
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•51.8KAnggota
Tampilkan semua post
TS
IlyasCool
#766
Part 86 : Flashback When I Met Her
Namanya adalah Annisa, Seorang gadis manis yang pertama kali gue kenal dalam hidup gue. Dia merupakan tetangga gue dari kecil, bahkan hingga SMP kami masih bermain bersama. Entah kenapa karena saking dekatnya kami berdua, keluarga gue kadang mengajaknya jalan-jalan bersama dan menginap di rumah, begitu juga sebaliknya, keluarganya sangat baik kepada gue, terkadang gue merasa ketika saat itu gue ada di rumahnya, gue merasa kalo gue ada di rumah keluarga gue sendiri. Umur kami sepantaran, cuma lebih tua dia beberapa bulan.
Saat gue berumur 5 tahun, gue mulai dikenalkan oleh orang tua dengan lingkungan luar atau lingkungan sekitar rumah tinggal. Gue diajak berkeliling oleh Ibu di sekitar komplek, Sampai pada akhirnya gue bertemu dengan dia karena dikenalkan oleh ibu.
" Iyaasss ini namanya Kak Nisa " Ujar Ibu gue
" Ayo salaman dong anak ibu, bilang hai kak " Terusnya
Dengan polosnya gue berkata Hai kepada dia, sambil mengulurkan tangan untuk bersalaman. Sejak saat itu gue selalu memanggil dia dengan awalan " Kak "
Diapun mengulurkan tangannya ke arah tangan gue, sambil tersenyum kepada gue.
" Mulai sekarang boleh main sama-sama ya, Inget jangan berantem yah
" Pinta ibu gue
Sejak saat itu gue selalu bermain bersama Kak Nisa, entah di berbagai kesempatan, Mau pas pulang sekolah, atau pas weekend. Gue juga sering berantem sama dia, entah gara-gara dia curang lah, dia ngeselin lah, tapi pasti keesokan harinya pasti kita baikan lagi.
Hal ini terus saja masih kita pertahankan walaupun akhirnya gue dan dia telah menginjak bangku SMP. Kami selalu pulang bareng jalan kaki, kadang-kadang pake sepeda karena sekolah gue cukup dekat dengan komplek kami. Gue juga sering ngeboncengin dia di sepeda, kadang sampe cape sendiri gue ngebonceng dia.
Kita memutuskan untuk beristirahat di Taman Komplek demi mengembalikan tenaga gue.
Sampai pada akhirnya saat kelas 2 SMP kita harus berpisah, kita gak bisa main bareng lagi kaya dulu, kaya waktu kita kecil dulu. Momen-momen ini gak bisa kita terusin karena Kak Nisa harus pindah ke luar kota mengikuti kedua orang tuanya.
Dengan polosnya gue waktu dulu, gue meminta supaya Kak Nisa gak pindah
Gue sedih banget, temen kecil yang gue anggap sebagai sahabat gue harus pindah meninggalkan gue. Gue ngebayangin gimana sepinya hari-hari gue kalo gak ada dia ntar.
Kemudian saat hari dimana mereka akan pindah, keluarga gue mengantarnya ke Bandara termasuk gue. Lalu saat Kak Nisa hendak masuk ke ruang tunggu, dia berpesan kepada gue.
Setelah kejadian itu, gue bener-bener ngerasa sepi, hari-hari gue sekolah juga gak ada yang berwarna, yang biasanya Kak Nisa pasti selalu nonton gue kalo lagi main basket, entah itu di lapangan atau sedang pertandingan pasti dia selalu ada, tapi kini gue gak bisa ngeliat dia duduk dan tersenyum menyemangati gue kalo lagi main basket.
Tapi seiring waktu gue dapat melupakan kesedihan-kesedihan itu dan merubah sikap gue menjadi orang yang lebih pendiem, dingin kepada cewek, cuek, dan lain-lain.
Berlanjut..
Namanya adalah Annisa, Seorang gadis manis yang pertama kali gue kenal dalam hidup gue. Dia merupakan tetangga gue dari kecil, bahkan hingga SMP kami masih bermain bersama. Entah kenapa karena saking dekatnya kami berdua, keluarga gue kadang mengajaknya jalan-jalan bersama dan menginap di rumah, begitu juga sebaliknya, keluarganya sangat baik kepada gue, terkadang gue merasa ketika saat itu gue ada di rumahnya, gue merasa kalo gue ada di rumah keluarga gue sendiri. Umur kami sepantaran, cuma lebih tua dia beberapa bulan.
Saat gue berumur 5 tahun, gue mulai dikenalkan oleh orang tua dengan lingkungan luar atau lingkungan sekitar rumah tinggal. Gue diajak berkeliling oleh Ibu di sekitar komplek, Sampai pada akhirnya gue bertemu dengan dia karena dikenalkan oleh ibu.
" Iyaasss ini namanya Kak Nisa " Ujar Ibu gue
" Ayo salaman dong anak ibu, bilang hai kak " Terusnya
Dengan polosnya gue berkata Hai kepada dia, sambil mengulurkan tangan untuk bersalaman. Sejak saat itu gue selalu memanggil dia dengan awalan " Kak "
Quote:
Diapun mengulurkan tangannya ke arah tangan gue, sambil tersenyum kepada gue.
" Mulai sekarang boleh main sama-sama ya, Inget jangan berantem yah
" Pinta ibu gueSejak saat itu gue selalu bermain bersama Kak Nisa, entah di berbagai kesempatan, Mau pas pulang sekolah, atau pas weekend. Gue juga sering berantem sama dia, entah gara-gara dia curang lah, dia ngeselin lah, tapi pasti keesokan harinya pasti kita baikan lagi.
Hal ini terus saja masih kita pertahankan walaupun akhirnya gue dan dia telah menginjak bangku SMP. Kami selalu pulang bareng jalan kaki, kadang-kadang pake sepeda karena sekolah gue cukup dekat dengan komplek kami. Gue juga sering ngeboncengin dia di sepeda, kadang sampe cape sendiri gue ngebonceng dia.
Quote:
Kita memutuskan untuk beristirahat di Taman Komplek demi mengembalikan tenaga gue.
Quote:
Sampai pada akhirnya saat kelas 2 SMP kita harus berpisah, kita gak bisa main bareng lagi kaya dulu, kaya waktu kita kecil dulu. Momen-momen ini gak bisa kita terusin karena Kak Nisa harus pindah ke luar kota mengikuti kedua orang tuanya.
Dengan polosnya gue waktu dulu, gue meminta supaya Kak Nisa gak pindah
Quote:
Gue sedih banget, temen kecil yang gue anggap sebagai sahabat gue harus pindah meninggalkan gue. Gue ngebayangin gimana sepinya hari-hari gue kalo gak ada dia ntar.
Kemudian saat hari dimana mereka akan pindah, keluarga gue mengantarnya ke Bandara termasuk gue. Lalu saat Kak Nisa hendak masuk ke ruang tunggu, dia berpesan kepada gue.
Quote:
Setelah kejadian itu, gue bener-bener ngerasa sepi, hari-hari gue sekolah juga gak ada yang berwarna, yang biasanya Kak Nisa pasti selalu nonton gue kalo lagi main basket, entah itu di lapangan atau sedang pertandingan pasti dia selalu ada, tapi kini gue gak bisa ngeliat dia duduk dan tersenyum menyemangati gue kalo lagi main basket.
Tapi seiring waktu gue dapat melupakan kesedihan-kesedihan itu dan merubah sikap gue menjadi orang yang lebih pendiem, dingin kepada cewek, cuek, dan lain-lain.
Berlanjut..
Diubah oleh IlyasCool 28-04-2015 20:37
efti108 dan 7 lainnya memberi reputasi
8

(biasanya kan remaja2 sekarang pas smp udah mulai pacaran tuh kecuali gw
)