- Beranda
- Stories from the Heart
Kelakuan Anak Kuliah
...
TS
pujangga1000
Kelakuan Anak Kuliah
Quote:
Quote:
Quote:
----------------------------------------------------------------------------------
========================================
pujangga1000
Diubah oleh pujangga1000 19-09-2016 03:37
yusrillllll dan 23 lainnya memberi reputasi
22
3.9M
7.4K
Thread Digembok
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•51.9KAnggota
Tampilkan semua post
TS
pujangga1000
#3385
Asisten Dosen 2
Mendengar suara Iren yang begitu merdu, mata gue semakin berat.
Satu.. Dua.. Tiga..
...
Mata gue tertutup, kesadaran gue hilang.
Beberapa detik kemudian, gue kaget.
Terhenyak
Gue buka mata secepatnya.
Untung gue gak jadi ketiduran..

Apa gini yang dirasakan dosen? Presentasinya begitu membosankan. Apa dulu ketika gue masih angkatan baru, ketika gue diminta presentasi oleh dosen, apa gue juga se-membosankan seperti ini? Padahal seingat gue dulu, ketika ada tugas, apalagi ketika topiknya menarik buat gue. Gue selalu bersemangat untuk mengerjakannya. Kalau ada pertanyaan mengenai ide-ide yang gue paparkan, gue selalu berapi-api dalam menjawab. Ketika dosen memberikan koreksi, gue merasa bagian tersebut sudah benar dan tidak seharusnya diperbaiki.
Kalau dipikir-pikir, ternyata gue juga pernah diposisi sebagai anak baru yang keras kepala dan merasa paling pintar. Sekarang gue tau gimana jengkelnya dosen ketika mengarahkan mahasiswanya yang bandel. Hahaha. Lalu bagaimana caranya supaya kejadian seperti ini tidak terulang lagi? Honestly, I don't know..
Kelompok Ratu akhirnya kebagian juga jatah debat dengan asisten. Tapi tidak separah kelompok awal tadi. Mungkin rekan-rekan gue sudah capek menanggapi keras kepalanya anak angkatan baru. Baguslah gue pikir. Lagian beberapa menit lagi kelas akan berakhir. Tampaknya presentasi akan dilanjutkan dipertemuan berikutnya karena masih ada yang belum memaparkan idenya. Harusnya sih hari ini selesai semua, tapi tidak ada yang menyangka bahwa waktu yang diberikan untuk tanya jawab lebih panjang daripada waktu untuk presentasi ide.
Gue beres-beres barang gue, lalu memasukkannya ke dalam tas. Gue baru mau jalan ke arah pintu, tiba-tiba nama gue dipanggil dari belakang.
"Kak Jek" panggil seseorang
"
" Gue menoleh ke arah datangnya suara
"
"
Ada Iren.
Kenapa dia manggil gue?
"Udah mau pulang kak?" Tanya dia
"Yup" Jawab gue singkat
Sebenarnya belum sih. Gue masih berencana tinggal dikampus. Lebih tepatnya gue mau ke kandang buat menyegarkan mulut gue yang sudah asam ini. Dua jam duduk mendengarkan ocehan benar-benar sangat lama. Hasrat gue ingin merokok sudah sampai ke ubun-ubun dikepala. Kenapa gue berbohong? Gue gak mau repot.
"Oke deh" Kata Iren seperti mengakhiri
"
"
Ni anak kenapa coba..
"Udah?
" tanya gue karena tidak mengerti
"Minta nomor hp kak
" Iren nyengir
"Untuk?" tanya gue singkat
"Hmm.. Buat diskusi tugas kak" Iren berpikir sejenak
"081..." gue baru menyebutkan beberapa digit awal
"Ehhh, tunggu bentar kak
" Kata Iren memotong gue
"
"
Dia segera merogoh koceknya.
Terlihat sebuah ponsel genggam keluar dari sakunya
"Berapa tadi kak?" Tanya Iren lagi
"
"
"
" dia nyengir
"081xxx" kata gue
Dia sibuk menekan tuts demi tuts yang ada diponselnya.
"Oke deh, makasih ya kak
" Iren terlihat girang
"Sama-sama.." Gue balik badan
Gue berjalan menunju ke pintu keluar. Baru beberapa langkah..
"Jek!" Teriak seseorang lagi
"
"
Grrrrrr... Gue mau ganti nama! Biar gak ada yang manggil gue lagi!
Ternyata mba Risma manggil gue. Doi mau bertanya mengenai ide bahwa nanti setiap kelompok ada asisten yang mendampingi. Jadi ketika mereka mengerjakan tugas tersebut, asisten harus mendampingi dan mengarahkan mereka. Kalau misalnya mereka melakukan kesalahan, jadi ada asisten yang memperbaiki kesalahan mereka. Agar ketika tugas ini dikumpulkan ke dosen, isinya tidak hancur-hancur banget.
Ditengah-tengah obrolan gue dengan mba Risma. Gue mendengar kegaduhan dari dalam kelas. Ada beberapa anak cowok yang berteriak. Suara mereka cukup keras hingga gue bisa mendengar apa yang mereka ucapkan.
"Ciyeeeh Ratu uda dapat nomornya mas Jek"
"Jangan lupa sms, 'met bobok sayang'.."
"Diajak ngomong mas jeki nya supaya gak diem aja"
"HUAHAHAHAHAHA"
Bunyi suara-suara gaib tersebut
"
"
"Ada yang terpesona nih sama kamu Jek
" goda mba Risma
"Ahhh" gue mengelak
"Sombong banget sih Jek.. ato sok cool??
" Kata mba Risma
"Gak tertarik mba" Jawab gue
Saat itu gue bener-bener gak tertarik dengan semua ini. Dipikiran gue cuman ada satu, Rara...
(Saat ini, gue uda baikan sama Rara, setelah bang Din ketemu sama doi)
***
Fast forward dulu ke beberapa hari setelahnya
Gue sama Anton berada didalam satu tim. Kalo dari gue sendiri, gue selalu menghindar kalo misalnya Anton ngajak ngomong karena gue males aja ngeladeninnya. Untuk apa? Tapi dari Anton sendiri merasa seperti sok akrab dengan gue.
Suatu hari, ketika gue sedang sarapan di kantin. Kebetulan gue duduk sendiri di meja yang seharusnya diisi oleh empat orang ini. Meja-meja disekitar gue juga banyak yang kosong. Cuman ada beberapa mahasiswa yang duduk nongkrong disana.
Gue melihat Anton berjalan ke arah gue, lalu menarik kursi yang ada didepan gue, meletakkan tasnya, lalu
"Sarapan Jek?" Tanya Anton
"
"
Dia bodoh atau buta? Jelas-jelas ada piring didepan gue dan ada sendok ditangan gue. Ya jelaslah gue sarapan dijam seperti ini.
"Ya" Jawab gue singkat
Dia meletakkan piringnya diatas meja. Tanpa permisi atau bertanya terlebih dahulu ke gue. Dia duduk dan menikmati sarapannya. Meja lain kosong. Ngapain sih ni orang bertengger didepan gue? Ngerusak mood gue aja pagi-pagi gini..
Beberapa menit kami hening. Cuman ada suara dentingan sendok dengan piring yang terdengar. Sampai muncullah dua sosok yang familiar buat gue. Ada Ratu dan Iren sedang jajan dikantin. Kayaknya sih mereka gak sarapan, karena terlihat mereka cuman membeli beberapa makanan ringan. Mata gue memperhatikan mereka.
Tampaknya Anton mengerti bahwa gue sedang memperhatikan seseorang dibelakangnya. Anton ikut menoleh dan menemukan sosok yang sama, lalu berkata kepada gue.
"Ratu ya Jek?
" katanya sambil nyengir
"
"
"Ratu tuh suka sama lo" Kata Anton
"Sok tau" gumam gue dalam hati
"Cakep ya anaknya berdua, Ratu sama Iren
" Lanjut Anton
gue menaikkan sebelah alis
"Tapi lebih cakep Ratu, Kapan tembak Ratu, Jek? Uda deket belom??" Kata Anton
"Apaan?
" Tanya gue
"Halah malu-malu.. Playboy juga ya lo Jek hahaha" Kata Anton
Kalo gue gak satu tim sama orang yang sedang ada didepan mata gue, mungkin nasi yang ada dipiring gue sudah berpindah ke mukanya Anton pagi hari ini. Apa maksudnya berkata seperti itu? Dia sama sekali gak ngerti gue. Apa karena dia merasa bahwa dia mendapatkan Una, maka dia jadi lebih hebat dari gue? Anton cuman kakak angkatan, gue gak peduli kalo mau ribut. Cuman karena kita satu tim, makanya gue gak bisa. Semester ini masih panjang, belum setengahnya, bisa berdampak ke performa gue sebagai asisten.
"Eh iya Jek, gue tanya sesuatu boleh gak?" Tanya Anton
"
" Mau ngapain lagi dia?
"
" Anton menunggu jawaban gue
"Kenapa mas?" gue coba mengatur intonasi suara
"Lo kenapa putus dari Una?" Anton berubah serius
"
" gue kaget
Gue gak ngerti arah pertanyaan ini. Dia pacarnya Una. Seharusnya dia sudah tau kalau gue dan Una bahkan gak pernah jadian. Seharusnya dia sudah tau dari Una bahwa gue dan Una cuman pura-pura. WTF dengan pertanyaan ini..
"Tanya aja sama Una" Jawab gue dingin
"
"
Belum berhenti sampai disitu
"Karena Mia?" Tanya dia lagi
"
"
Apa-apaan ini? Gue bener-bener uda gak tahan dengan orang yang didepan gue. Pertama, dia duduk didepan gue tanpa permisi. Kedua, dia sembarangan mengambil kesimpulan. Ketiga, dia bertanya kepada gue pertanyaan bodoh. Raut muka gue berubah seperti tidak senang..
"Sori kalo gue lancang Jek.."
"Tapi Una gak pernah mau cerita kalo gue tanyain.."
"Gue pikir lu putus sama Una karena ada Mia.."
"Skrg lo uda gak sama Mia kan??"
"Kayaknya Ratu nih selanjutnya hehe
"
Kata Anton
"
"
"Tapi thanks banget Jek.."
"Karena lo putus sama Una, gue jadi ada kesempatan buat deketin"
"Aura lo emang gak bisa dilawan lah Jek"
"Playboy topcer
"
Kata Anton lagi
Dimana otak orang yang ada didepan gue??!
Akal sehat gue masih bekerja
Gue berdiri..
"Gue duluan mas.." Kata gue menahan emosi
"Oke, hati-hati Jek" Balas Anton
Gue meninggalkan makanan gue hari ini bersisa. Gue gak tahan. Tiga menit lagi gue mendengar ocehannya, tangan gue bakal bergerak sendiri. Makanya gue putuskan cabut segera..
Satu.. Dua.. Tiga..
...

Mata gue tertutup, kesadaran gue hilang.
Beberapa detik kemudian, gue kaget.
Terhenyak

Gue buka mata secepatnya.
Untung gue gak jadi ketiduran..

Apa gini yang dirasakan dosen? Presentasinya begitu membosankan. Apa dulu ketika gue masih angkatan baru, ketika gue diminta presentasi oleh dosen, apa gue juga se-membosankan seperti ini? Padahal seingat gue dulu, ketika ada tugas, apalagi ketika topiknya menarik buat gue. Gue selalu bersemangat untuk mengerjakannya. Kalau ada pertanyaan mengenai ide-ide yang gue paparkan, gue selalu berapi-api dalam menjawab. Ketika dosen memberikan koreksi, gue merasa bagian tersebut sudah benar dan tidak seharusnya diperbaiki.
Kalau dipikir-pikir, ternyata gue juga pernah diposisi sebagai anak baru yang keras kepala dan merasa paling pintar. Sekarang gue tau gimana jengkelnya dosen ketika mengarahkan mahasiswanya yang bandel. Hahaha. Lalu bagaimana caranya supaya kejadian seperti ini tidak terulang lagi? Honestly, I don't know..

Kelompok Ratu akhirnya kebagian juga jatah debat dengan asisten. Tapi tidak separah kelompok awal tadi. Mungkin rekan-rekan gue sudah capek menanggapi keras kepalanya anak angkatan baru. Baguslah gue pikir. Lagian beberapa menit lagi kelas akan berakhir. Tampaknya presentasi akan dilanjutkan dipertemuan berikutnya karena masih ada yang belum memaparkan idenya. Harusnya sih hari ini selesai semua, tapi tidak ada yang menyangka bahwa waktu yang diberikan untuk tanya jawab lebih panjang daripada waktu untuk presentasi ide.
Gue beres-beres barang gue, lalu memasukkannya ke dalam tas. Gue baru mau jalan ke arah pintu, tiba-tiba nama gue dipanggil dari belakang.
"Kak Jek" panggil seseorang
"
" Gue menoleh ke arah datangnya suara"
"Ada Iren.
Kenapa dia manggil gue?
"Udah mau pulang kak?" Tanya dia
"Yup" Jawab gue singkat
Sebenarnya belum sih. Gue masih berencana tinggal dikampus. Lebih tepatnya gue mau ke kandang buat menyegarkan mulut gue yang sudah asam ini. Dua jam duduk mendengarkan ocehan benar-benar sangat lama. Hasrat gue ingin merokok sudah sampai ke ubun-ubun dikepala. Kenapa gue berbohong? Gue gak mau repot.
"Oke deh" Kata Iren seperti mengakhiri
"
"Ni anak kenapa coba..

"Udah?
" tanya gue karena tidak mengerti"Minta nomor hp kak
" Iren nyengir"Untuk?" tanya gue singkat
"Hmm.. Buat diskusi tugas kak" Iren berpikir sejenak
"081..." gue baru menyebutkan beberapa digit awal
"Ehhh, tunggu bentar kak
" Kata Iren memotong gue"
"Dia segera merogoh koceknya.
Terlihat sebuah ponsel genggam keluar dari sakunya
"Berapa tadi kak?" Tanya Iren lagi
"
" "
" dia nyengir"081xxx" kata gue
Dia sibuk menekan tuts demi tuts yang ada diponselnya.
"Oke deh, makasih ya kak
" Iren terlihat girang"Sama-sama.." Gue balik badan
Gue berjalan menunju ke pintu keluar. Baru beberapa langkah..
"Jek!" Teriak seseorang lagi
"
"Grrrrrr... Gue mau ganti nama! Biar gak ada yang manggil gue lagi!

Ternyata mba Risma manggil gue. Doi mau bertanya mengenai ide bahwa nanti setiap kelompok ada asisten yang mendampingi. Jadi ketika mereka mengerjakan tugas tersebut, asisten harus mendampingi dan mengarahkan mereka. Kalau misalnya mereka melakukan kesalahan, jadi ada asisten yang memperbaiki kesalahan mereka. Agar ketika tugas ini dikumpulkan ke dosen, isinya tidak hancur-hancur banget.
Ditengah-tengah obrolan gue dengan mba Risma. Gue mendengar kegaduhan dari dalam kelas. Ada beberapa anak cowok yang berteriak. Suara mereka cukup keras hingga gue bisa mendengar apa yang mereka ucapkan.
"Ciyeeeh Ratu uda dapat nomornya mas Jek"
"Jangan lupa sms, 'met bobok sayang'.."
"Diajak ngomong mas jeki nya supaya gak diem aja"
"HUAHAHAHAHAHA"
Bunyi suara-suara gaib tersebut
"
""Ada yang terpesona nih sama kamu Jek
" goda mba Risma"Ahhh" gue mengelak
"Sombong banget sih Jek.. ato sok cool??
" Kata mba Risma"Gak tertarik mba" Jawab gue
Saat itu gue bener-bener gak tertarik dengan semua ini. Dipikiran gue cuman ada satu, Rara...
(Saat ini, gue uda baikan sama Rara, setelah bang Din ketemu sama doi)
***
Fast forward dulu ke beberapa hari setelahnya

Gue sama Anton berada didalam satu tim. Kalo dari gue sendiri, gue selalu menghindar kalo misalnya Anton ngajak ngomong karena gue males aja ngeladeninnya. Untuk apa? Tapi dari Anton sendiri merasa seperti sok akrab dengan gue.
Suatu hari, ketika gue sedang sarapan di kantin. Kebetulan gue duduk sendiri di meja yang seharusnya diisi oleh empat orang ini. Meja-meja disekitar gue juga banyak yang kosong. Cuman ada beberapa mahasiswa yang duduk nongkrong disana.
Gue melihat Anton berjalan ke arah gue, lalu menarik kursi yang ada didepan gue, meletakkan tasnya, lalu
"Sarapan Jek?" Tanya Anton
"
"Dia bodoh atau buta? Jelas-jelas ada piring didepan gue dan ada sendok ditangan gue. Ya jelaslah gue sarapan dijam seperti ini.
"Ya" Jawab gue singkat
Dia meletakkan piringnya diatas meja. Tanpa permisi atau bertanya terlebih dahulu ke gue. Dia duduk dan menikmati sarapannya. Meja lain kosong. Ngapain sih ni orang bertengger didepan gue? Ngerusak mood gue aja pagi-pagi gini..

Beberapa menit kami hening. Cuman ada suara dentingan sendok dengan piring yang terdengar. Sampai muncullah dua sosok yang familiar buat gue. Ada Ratu dan Iren sedang jajan dikantin. Kayaknya sih mereka gak sarapan, karena terlihat mereka cuman membeli beberapa makanan ringan. Mata gue memperhatikan mereka.
Tampaknya Anton mengerti bahwa gue sedang memperhatikan seseorang dibelakangnya. Anton ikut menoleh dan menemukan sosok yang sama, lalu berkata kepada gue.
"Ratu ya Jek?
" katanya sambil nyengir"
""Ratu tuh suka sama lo" Kata Anton
"Sok tau" gumam gue dalam hati
"Cakep ya anaknya berdua, Ratu sama Iren
" Lanjut Antongue menaikkan sebelah alis
"Tapi lebih cakep Ratu, Kapan tembak Ratu, Jek? Uda deket belom??" Kata Anton
"Apaan?
" Tanya gue"Halah malu-malu.. Playboy juga ya lo Jek hahaha" Kata Anton
Kalo gue gak satu tim sama orang yang sedang ada didepan mata gue, mungkin nasi yang ada dipiring gue sudah berpindah ke mukanya Anton pagi hari ini. Apa maksudnya berkata seperti itu? Dia sama sekali gak ngerti gue. Apa karena dia merasa bahwa dia mendapatkan Una, maka dia jadi lebih hebat dari gue? Anton cuman kakak angkatan, gue gak peduli kalo mau ribut. Cuman karena kita satu tim, makanya gue gak bisa. Semester ini masih panjang, belum setengahnya, bisa berdampak ke performa gue sebagai asisten.
"Eh iya Jek, gue tanya sesuatu boleh gak?" Tanya Anton
"
" Mau ngapain lagi dia?"
" Anton menunggu jawaban gue"Kenapa mas?" gue coba mengatur intonasi suara
"Lo kenapa putus dari Una?" Anton berubah serius
"
" gue kagetGue gak ngerti arah pertanyaan ini. Dia pacarnya Una. Seharusnya dia sudah tau kalau gue dan Una bahkan gak pernah jadian. Seharusnya dia sudah tau dari Una bahwa gue dan Una cuman pura-pura. WTF dengan pertanyaan ini..
"Tanya aja sama Una" Jawab gue dingin
"
"Belum berhenti sampai disitu
"Karena Mia?" Tanya dia lagi
"
"Apa-apaan ini? Gue bener-bener uda gak tahan dengan orang yang didepan gue. Pertama, dia duduk didepan gue tanpa permisi. Kedua, dia sembarangan mengambil kesimpulan. Ketiga, dia bertanya kepada gue pertanyaan bodoh. Raut muka gue berubah seperti tidak senang..
"Sori kalo gue lancang Jek.."
"Tapi Una gak pernah mau cerita kalo gue tanyain.."
"Gue pikir lu putus sama Una karena ada Mia.."
"Skrg lo uda gak sama Mia kan??"
"Kayaknya Ratu nih selanjutnya hehe
"Kata Anton
"
""Tapi thanks banget Jek.."
"Karena lo putus sama Una, gue jadi ada kesempatan buat deketin"
"Aura lo emang gak bisa dilawan lah Jek"
"Playboy topcer
"Kata Anton lagi
Dimana otak orang yang ada didepan gue??!
Akal sehat gue masih bekerja
Gue berdiri..
"Gue duluan mas.." Kata gue menahan emosi
"Oke, hati-hati Jek" Balas Anton
Gue meninggalkan makanan gue hari ini bersisa. Gue gak tahan. Tiga menit lagi gue mendengar ocehannya, tangan gue bakal bergerak sendiri. Makanya gue putuskan cabut segera..
Diubah oleh pujangga1000 25-04-2015 05:28
jenggalasunyi dan 6 lainnya memberi reputasi
7
