Kaskus

Story

pujangga1000Avatar border
TS
pujangga1000
Kelakuan Anak Kuliah
Kelakuan Anak Kuliah

Takut mati? Jangan hidup ~
Takut hidup? Mati saja... - Anak kostan

Quote:

Quote:

Buat ngobrol santai
(click!)Kamar 3A

Quote:


emoticon-rainbow----------------------------------------------------------------------------------emoticon-rainbow

emoticon-rainbow========================================emoticon-rainbow


pujangga1000
Diubah oleh pujangga1000 19-09-2016 03:37
faeyzarbnAvatar border
hllowrld23Avatar border
yusrillllllAvatar border
yusrillllll dan 23 lainnya memberi reputasi
22
3.9M
7.4K
Thread Digembok
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the Heart
KASKUS Official
32.7KThread51.9KAnggota
Tampilkan semua post
pujangga1000Avatar border
TS
pujangga1000
#3337
Asisten Dosen 1
Gue mau sombong dulu ah dipart kali ini. Kesel juga diledekin sama Imus melulu dari kemarin emoticon-Nohope.
Semester 3, nilai gue merosot tajam. Mungkin karena gue kecapekan kerja, jadinya gue gak konsen banget di kuliah. Dari 23 sks yang gue ambil, ada satu pelajaran (3 sks) yang dapat nilai C. Gue juga gak tau kenapa, perasaan pas ujian, gue rasa lancar-lancar doank, tapi ya gitu deh. Hasilnya berkata lain. Selain pelajaran ini, sisanya gue dapat A emoticon-Cool

*S.O.M.B.O.N.G*
*Kepala gue digorok teman-teman semua*
*skip*


Memasuki semester 4, gue diajakin jadi asisten dosen oleh kakak angkatan disalah satu mata kuliah buat anak angkatan baru. Dulu mata kuliah ini diajarin oleh Pak dosen killer, tapi tahun ini beliau uda pensiun dan dilimpahkan ke dosen lain. Dosen baru ini pengen ngerubah konsep belajarnya lebih ke arah praktikal, bukan lagi cuman sekedar ceramah dari dosen. Tapi beliau pengen mahasiswanya yang mencari ilmu sendiri, lalu asisten bertugas untuk menjaga dan mengarahkan mereka tetap dijalan yang benar.

Buat gue, tawaran ini jadi tantangan tersendiri. Selama ini kan peran gue dikehidupan kampus cuman sebagai mahasiswa yang datang, dengerin ceramah, hingga datanglah ujian pada suatu hari. Lalu bagai sulap dan sihir, nilai mahasiswa keluar sendiri di portal akademik dalam bentuk huruf. Gue pikir kalo gue sama sekali gak pernah ngerti apa kriteria dosen tersebut memberi nilai. Sebenarnya apa yang diharapkan dosen kepada mahasiswa. Secara ilmu itu luas banget, kira-kira sampai mana batasan ilmu itu dikuasai oleh mahasiswa dan dianggap sudah cukup oleh si dosen.

Gak jarang saat ada diskusi dalam kelas, ketika pertanyaan demi pertanyaan terlontar atas sebuah topik, tiba-tiba si dosen mesti membatasi pertanyaan tersebut dengan menjawab, "Kalo untuk jawabannya, sudah diluar dari cakupan untuk sarjana strata satu. Itu pembahasan untuk jenjang yang lebih tinggi seperti master atau doktor". Gue paling gak bisa diginiin ( emoticon-Peace). Ketika asik-asiknya membahas sesuatu, eh malah dibatasi oleh suatu batasan abstrak. Awalnya gue pikir ini akal-akalan dosen doank karena sudah buntu dan tidak bisa menjawab pertanyaan mahasiswanya. Tapi setelah dipikir-pikir, masa iya dosen se-childish itu, pasti ada alasan lain donk. Nah lewat kesempatan inilah gue pengen tau cara pikir dosen dalam mengarahkan mahasiswa itu seperti apa. Jadi dikemudian hari, ketika gue kembali jadi mahasiswa, gue cukup berada diambang batas yang ditentukan dosen, maka kuliah gue bakal aman-aman saja. Gue mah gitu orangnya ( emoticon-Peace ).

Tapi sialnya.. Anton, pacarnya Una, termasuk salah satu dari 4 orang di tim asisten ini emoticon-Mad

***
Suatu hari, ketika ada kelas antara asisten dengan mahasiswa angkatan bawah (angkatan Ratu) untuk presentasi awal mengenai tugas besar mereka. Jadi tugasnya itu mahasiswa bakal dibagi-bagi menjadi beberapa kelompok kecil. Setiap kelompok diminta untuk mencari topik dan membahasnya, jadi semacam literature review. Mereka mengumpulkan beberapa dasar teori ataupun teori yang sedang berkembang, lalu dihubung-hubungkan untuk membahas topik masalah mereka.

Dari awal gue duduk mendengarkan presentasi mereka, gue masih semangat.
Beberapa kelompok kemudian, mata gue mulai menutup sendiri.
emoticon-linux2

Gila! Ide yang para mahasiswa baru ini lontarkan semuanya beyond impossible kalo menurut gue. Memang sih kalo sebuah ide baru itu pasti awalnya mustahil, karena memang belum pernah dibuktikan sebelumnya. Tapi untuk kasus kali ini, ide-idenya itu sudah diluar batas logis dan tidak mungkin. Mereka seenak jidat mencomot berbagai teori dan menyambung-nyambungkannya untuk mendukung ide mereka.

Analoginya seperti ini, kita tahu bahwa pohon mangga bisa dibudidayakan dengan cara cangkok. Pohon mangga itu kan bercabang banyak, jadi metode cangkoknya itu tinggal melepas lapisan kulit paling luar dari cabang batang utama, lalu distimulasi agar akarnya tumbuh. Akar ini yang bakal digunakan sebagai sokongan ketika batang itu dipotong, ditanam, dan jadi sebuah pohon mangga yang baru. Nah metode yang sama dipakai untuk budidaya pohon kelapa. Lah gimana bisa??! Jelas-jelas pohon kelapa dan pohon mangga itu berbeda sama sekali. Yang satu monokotil, satunya lagi dikotil emoticon-Nohope

Mba Risma, asisten yang paling senior, berulang kali berdebat dengan para mahasiswa baru ini. Mba Risma mengatakan bahwa ide mereka ini tidak mungkin. Aneh bin ajaibnya, para mahasiswa tadi malah tetap ngeyel dengan ide mereka. Mereka ngotot berdebat dengan asisten. Mereka berusaha menunjukkan bahwa mereka menemukan teori yang mendukung ide penemuan mereka. Disisi lain, kita-kita para asisten yang sudah mendapati ilmu terkait dalam kuantitas lebih banyak, ide-ide tadi tetap tidak bisa masuk ke logika kita.

Akhirnya presentasi ini malah jadi ajang debat antara mahasiswa baru dengan para asisten. Kecuali gue karena daritadi gue cuman geleng-geleng kepala doank tanpa ada komentar. Menurut gue, perdebatan ini bakalan sia-sia. Mahasiswa baru merasa punya ilmu yang sudah cukup, sedangkan asisten merasa ilmu mereka lebih banyak. Api ditambah api ya kebakaran jadinya.

Sejenak kemudian gue berpikir,

"Apa ini ya yang dirasakan dosen ketika mahasiswanya bertanya?" Gumam gue dalam hati

Dosen sudah menguasai ilmu ini sampai intinya, sedangkan mahasiswa cuman mengusai ilmu terkait sebatas kulit luarnya. Ibarat bola, tanpa ada inti, tidak akan ada kulit terluar. Mahasiswa selalu ngotot dengan ilmunya yang cuman sejengkal, tapi disisi dosen, mereka harus bijak dalam mengarahkan mahasiswanya. Tak jarang malah ada mahasiswa bandel yang tidak mau diarahkan dosen. Serba salah deh jadinya. Bisa sih mahasiswa menguasai ilmu seperti yang dikuasai oleh dosen, tapi dosennya sendiri butuh berapa tahun untuk mengusai ilmu tadi?

Lucu kan?
emoticon-Thinking

***
Kelompok demi kelompok sudah memaparkan apa yang menjadi ide mereka. Tidak ada satu kelompok pun yang lolos dari perdebatan sengit dengan asisten. Gue yang sedari tadi cuman duduk, mulai dikuasai oleh sebuah kekuatan jahat. Nampaknya gue mulai ngantuk. Jadi kelopak mata gue uda mulai berat dan bandel pengen nutup sendiri. Untung masih ada bulu mata gue yang menopang supaya tidak tertutup.

Sampai tibalah giliran kelompoknya Ratu yang maju presentasi. Kelompok dia ada 5 orang. Tiga cowok dan dua cewek. Ratu satu kelompok dengan temannya kemarin yang memberikan gue coklat valentine juga. Awalnya gue makin ngantuk ketika teman-temannya presentasi, termasuk ketika giliran Ratu. Tidak menarik..

Tapi gue yakin cuman gue yang pengen molor detik ini saat Ratu presentasi. Gue berani bertaruh kalo yang lain, terutama cowok-cowok pasti memerhatikan Ratu ketika doi ngomong didepan. Gue yakin mereka tidak mendengar satu patah katapun yang keluar dari bibir Ratu, tapi pikiran mereka menerawang jauh membayangkan yang tidak-tidak. Boro-boro mengerti apa yang dijelaskan Ratu, otaknya aja isinya "lendir" semua. Ckckck emoticon-Nohope

Begini yang katanya calon pemimpin bangsa?
Yang isian otaknya cuman CD dan kutang doank???
*gue mulai absurb* *abaikan*

Saat bagian Ratu sudah selesai, kini giliran temannya itu.

"Oke sekarang giliran saya yang ngomong, Ratunya sudah selesai ya teman-teman semua emoticon-Wink"
Kata cewek ini
" emoticon-Ngakak (S) "

Tawa satu kelas meledak, tidak terkecuali gue.
Pinter juga ni anak menarik perhatian ya.

Gue perhatikan anak ini.
Setiap gerak-geriknya tidak lepas dari pengamatan gue.

Apa cuman gue yang merasa kalau suaranya merdu?
Dia ibarat sedang bernyanyi kecil.
Padahal dia sedang presentasi.
Gue mendengar ada intonasi tidak lazim dalam nada bicaranya.
Tapi satu yang pasti, suaranya renyah..

Rambutnya panjang, tapi tipis..
Sehingga ketika dia bergerak kesana kemari
Rambut lurusnya ikut bergerak mengikuti hentakan badannya

Wajahnya..
Sepertinya tidak asing..
Sepertinya sebelum ini, gue pernah melihat seseorang,
yang mirip dengannya ditempat lain
Tapi gue lupa..
Dimana ya?

Badan gue disenggol orang yang duduk disebelah gue.
Dia adalah mba Dita, satu angkatannya Anton, yang juga merupakan asisten.

" emoticon-Roll Eyes (Sarcastic) " gue menatap mba Dita
"Mirip Cathy Sharon ya jek?" Kata mba Dita
" emoticon-Belo "

Ahh benar..
Pantas saja gue seperti pernah melihat doi sebelumnya.
Ternyata gue melihatnya dilayar kaca..

Cewek yang ada didepan ini benar-benar mirip.
Wajahnya lonjong, senyumnya lebar.
Matanya.. Keningnya.. Hidungnya.. Dagunya..
Mirip..

"Cuman kurang putih aja mba" Kata gue
"Iya, tapi mirip loh, tinggi-tinggi kurus gitu" Kata mba Dita
"Haha" Gue tertawa kecil

"Suaranya juga bagus ya" Lanjut mba Dita
" emoticon-Roll Eyes (Sarcastic) "

Ternyata bukan cuman gue yang merasakannya.
Orang yang ada disebelah gue juga sependapat dengan gue.

Beberapa kali pandangan mata gue dan cewek ini bertemu.
Dia menatap gue sebentar, tersenyum sejenak,
lalu mengarahkan pandangannya ke arah yang lain.

Ahhh, siapa namanya tadi??
Tadi ketika awal presentasi kelompoknya, ada perkenalan anggota.
Kenapa tadi tidak gue perhatikan??

Gue senggol mba Dita

"Mba, namanya siapa tadi?" Tanya gue sambil menunjuk ke depan
"Yang lagi ngomong?" Mba Dita memastikan
"Iya.." Jawab gue
"Iren..." Mba Dita menjawab rasa penasaran gue
Diubah oleh pujangga1000 24-04-2015 04:24
JabLai cOY
itkgid
jenggalasunyi
jenggalasunyi dan 7 lainnya memberi reputasi
8
Ikuti KASKUS di
© 2025 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.