- Beranda
- Stories from the Heart
KISAH HORROR - Mereka Ada di Setiap Rumah! (TRUE STORY)
...
TS
novelajualkomik
KISAH HORROR - Mereka Ada di Setiap Rumah! (TRUE STORY)
Gan, perkenalkan. Namaku Ella. Sekarang aku sudah berusia 27 tahun. Aku lima bersaudara, kakak dan adik pertamaku adalah perempuan, sedangkan adik kedua dan ketigaku adalah laki-laki. Di sini, aku hendak menceritakan berbagai kisah mistis yang pernah aku alami pada saat usiaku masih lebih belia dari saat ini. Kejadiannya di beberapa rumah yang sempat aku tinggali sebelumnya. Sekarang aku sudah pindah ke rumah baru dan sekarang syukurnya sudah tidak banyak terjadi kejadian mistis, ya paling hanya beberapa saja yang tidak jadi masalah sama sekali buatku.
Sebelumnya, bagi siapapun yang menganggap bahwa cerita-ceritaku ini hanyalah hoax / karangan fiksi, keputusan aku kembalikan pada kalian masing-masing. Di sini aku hanya mau sharing pengalaman ghaib-ku, bukan memaksa orang untuk percaya. Hanya satu hal yang aku minta, jangan kasih aku bata jika telat update ceritanya, ya. Karena di Kaskus, aku lebih aktif sebagai seller di FJB yang masih merintis. Sebaliknya, cendol atau rate bintang 5 sangat diharapkan. Terimakasih.
Mohon maaf juga jika aku lambat dalam meng-update thread ini karena aku cukup sibuk di dunia nyata dan kejadian-kejadian yang harus aku ceritakan sudah cukup lama sehingga aku perlu waktu untuk mengingat dan menuliskannya dengan tepat tanpa ada satu hal-pun yang ditambah-tambahkan. Syukuri apa yang ada dulu ya, gan. Mudah-mudahan aku dapat menyelesaikan thread ini dengan bertahap walau membutuhkan waktu yang lama. Terimakasih.
*Buat yang nanya nama-nama kompleks dalam ceritaku, mohon maaf karena aku tidak akan memberitahukannya baik di thread ini ataupun melalui PM (PM cuma buat yang mau nanya atau beli daganganku di lapak
). Semua pertanyaan yang berkaitan dengan hal tersebut tidak akan aku respon. Aku tidak mau dianggap menjelek-jelekan suatu kompleks perumahan dan merugikan pihak-pihak tertentu. Niatku hanya sekedar share pengalaman mistis saja, tidak perlu diusut lebih mendalam ya, gan. Yang jelas, semua kompleks yang aku sebutkan di dalam cerita ini letaknya di Bekasi Utara. Jadi terka-terka sendiri aja dari berbagai petunjuk yang aku beri, ya. Mohon maaf juga jika ada komentar ataupun pertanyaan lainnya yang tidak sempat aku balas / terlewat, ya. Yang jelas, semua komentar agan pasti akan aku baca semuanya, kok 
Sebelumnya, bagi siapapun yang menganggap bahwa cerita-ceritaku ini hanyalah hoax / karangan fiksi, keputusan aku kembalikan pada kalian masing-masing. Di sini aku hanya mau sharing pengalaman ghaib-ku, bukan memaksa orang untuk percaya. Hanya satu hal yang aku minta, jangan kasih aku bata jika telat update ceritanya, ya. Karena di Kaskus, aku lebih aktif sebagai seller di FJB yang masih merintis. Sebaliknya, cendol atau rate bintang 5 sangat diharapkan. Terimakasih.
Mohon maaf juga jika aku lambat dalam meng-update thread ini karena aku cukup sibuk di dunia nyata dan kejadian-kejadian yang harus aku ceritakan sudah cukup lama sehingga aku perlu waktu untuk mengingat dan menuliskannya dengan tepat tanpa ada satu hal-pun yang ditambah-tambahkan. Syukuri apa yang ada dulu ya, gan. Mudah-mudahan aku dapat menyelesaikan thread ini dengan bertahap walau membutuhkan waktu yang lama. Terimakasih.

*Buat yang nanya nama-nama kompleks dalam ceritaku, mohon maaf karena aku tidak akan memberitahukannya baik di thread ini ataupun melalui PM (PM cuma buat yang mau nanya atau beli daganganku di lapak
). Semua pertanyaan yang berkaitan dengan hal tersebut tidak akan aku respon. Aku tidak mau dianggap menjelek-jelekan suatu kompleks perumahan dan merugikan pihak-pihak tertentu. Niatku hanya sekedar share pengalaman mistis saja, tidak perlu diusut lebih mendalam ya, gan. Yang jelas, semua kompleks yang aku sebutkan di dalam cerita ini letaknya di Bekasi Utara. Jadi terka-terka sendiri aja dari berbagai petunjuk yang aku beri, ya. Mohon maaf juga jika ada komentar ataupun pertanyaan lainnya yang tidak sempat aku balas / terlewat, ya. Yang jelas, semua komentar agan pasti akan aku baca semuanya, kok 
Quote:
Diubah oleh novelajualkomik 21-04-2015 20:27
wisudajuni dan 5 lainnya memberi reputasi
6
431.8K
2K
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•51.9KAnggota
Tampilkan semua post
TS
novelajualkomik
#1242
EXTRA
Pindah dari rumah angker sebelumnya, kami menempati sebuah rumah baru milik seorang dokter. Awalnya kami berniat untuk membeli rumah ini namun setelah tahu bahwa rumah tersebut adalah bekas rumah praktek bidan yang telah digunakan selama bertahun-tahun lalu dibiarkan kosong selama beberapa saat, kami memutuskan untuk kontrak selama 1 tahun terlebih dahulu.
Memasuki ruang tamu, nuansa bekas tempat praktek rumah bersalin jelas terlihat. Ruang tamu di rumahku dulunya adalah ruang tunggu pasien sedangkan kamar tidur orang tuaku yang cukup luas itu dulunya adalah ruang praktek bersalin dengan sebuah wastafel pada salah satu sudut ruangannya. Pemandangan yang cukup aneh untuk sebuah kamar tidur. Jika dilihat lebih seksama, bagian rumah lainnya juga tidak seperti bagian rumah pada umumnya. Misalnya saja, 2 buah kamar mandi yang saling membelakangi namun dengan 1 bak air berbagi. Tapi itu semua tidaklah terlalu menjadi masalah bagi kami. Di luar kenyataan, bahwa kami sesungguhnya menyadari jika tidak setiap proses persalinan itu akan melahirkan manusia baru, mungkin saja sebaliknya.
Aku mendapatkan sebuah kamar di dekat dapur, berseberangan dengan kamar tidur orang tuaku yang baru. Sementara kakak dan adik perempuanku menempati kedua kamar di lantai 2, sama seperti ketika masih di rumah kami yang sebelumnya. Adik laki-lakiku kembali tidur bersama kedua orang tuaku. Kamar orang tuaku adalah ruangan terluas di dalam rumah itu.
Bulan pertama kami menempati rumah ini, tak pernah ada satu pun keganjilan yang terjadi. Kecuali ketika aku mengajak seorang teman perempuanku untuk menginap di rumah. Menjelang tidur, aku memadamkan lampu agar kami dapat tertidur dengan lebih lelap. Beberapa saat ketika aku hampir tertidur, tiba-tiba temanku melompat bangun dari tidurnya kemudian duduk terdiam dengan nafas tersengal-sengal. Aku yang ikut kaget pun langsung terperanjat bangun. Kutanyai ada apa, katanya dia mendengar ada sebuah teriakan sangat kencang tepat di samping telinganya. Jika memang teriakan itu kencang, tentu aku juga mendengarnya saat itu. Aku berusaha menenangkannya dan meyakinkan kalau itu hanyalah perasaan dia saja. Akhirnya ia pun mau kembali mencoba tidur.
Dan ketika aku hendak kembali tertidur untuk kedua kalinya, tiba-tiba kini gantian aku yang melompat bangun dari tidur. Sungguh, ada suara teriakan seorang laki-laki dewasa yang begitu kencang tepat di samping telinga, seolah sedang meneriaki-ku untuk bangun. “HOOII!!” Kira-kira begitu suaranya. Keringat dingin langsung mengucur dari seluruh tubuhku. Aku kembali menyalakan lampu dan melihat temanku ternyata juga masih belum tidur, ia menatapku dan berkata, “Kenapa? Dengar juga?” Aku mengangguk. “Mungkin salam perkenalan dari ‘mereka’ untuk kamu,” katanya lagi dengan nada mengejek. Akhirnya malam itu kami tertidur dengan lampu yang dibiarkan terus menyala hingga pagi. Itulah pengalaman mistis pertamaku di rumah ini.
Kisah berikutnya bukan aku yang mengalami. Pada suatu hari menjelang subuh, adik laki-lakiku pergi ke kamar mandi karena ingin buang air kecil. Ketika hendak masuk ke dalam salah satu kamar mandinya yang berada di depan, ia melihat ada sebuah kepala seorang perempuan sedang menunduk yang muncul dari kamar mandi bagian belakang. Dilihatnya, rambut hitam perempuan itu panjang terurai ke bawah dan menutupi wajahnya yang terus tertunduk. Lalu kepala tersebut kembali ditarik ke dalam kamar mandi. Adikku mengira kalau itu adalah ibu yang sedang keramas di kamar mandi bagian belakang karena tercium juga aroma harum yang katanya mirip shampoo. Ketika sedang buang air kecil, dipanggil-panggilnyalah sosok perempuan tadi yang dikiranya sebagai ibu namun tidak pernah ada balasan dari kamar mandi bagian belakang. Selesai buang air kecil, ia segera mengecek kamar mandi bagian belakang namun tidak ada seorang pun di sana. Sesaat kemudian, ia mendengar ada suara tepuk tangan dan suara tawa terkikih-kikih. Karena ketakutan, ia pun langsung berlari ke dalam kamar dan ternyata ibuku sedang tertidur lelap. Sampai saat ini, adik laki-lakiku tersebut menjadi orang yang sangat penakut di rumah karena kejadian tersebut. Bahkan ia akan langsung lari ketakutan jika aku mengerjainya dengan menepuk tangan secara sembunyi-sembunyi.
Di rumah ini pula, ibu melahirkan adik laki-laki keduaku. Sewaktu ia masih batita (bayi di bawah tiga tahun) dulu, pernah pada suatu malam, suhu tubuhnya tiba-tiba memanas tinggi dan ia menjadi sangat rewel karenanya. Diberi susu, ia menolak. Diberi mainan, dijatuhkannya. Yang terus dilakukannya hanyalah menangis berjam-jam sambil berkata, “Ne.. nee.. nee” Digendong di dalam kamar, ia terus saja menangis keras dan membuat frustasi kedua orang tuaku. Akhirnya ibu dan ayah hendak membawa adikku ke klinik 24 jam pada malam itu. Begitu baru sampai teras depan rumah, adik kecilku itu berhenti menangis. Raut wajahnya kini malah berubah ceria sambil terus menyimpulkan senyum bahagia.
Orang tuaku mengira bahwa keadaan telah membaik dan memutuskan untuk membawa masuk adik kembali ke dalam rumah. Namun sekembalinya di dalam rumah, ia kembali rewel dan menangis keras tanpa henti. Bingung, orang tuaku pun kembali membawa adikku keluar untuk mengantarkannya ke klinik. Namun lagi-lagi begitu sampai teras, tangisannya berhenti. Ia terus menggeliat di dalam gendongan dan berusaha untuk turun. Ibu yang kebingungan pun menurunkannya ke lantai dan ia terlihat begitu bahagia. Walau jalannya masih belum lancar, kaki kecilnya melangkah dengan begitu riang sambil tangannya terus dituntun oleh ibuku hingga mendekat ke sebuah pohon jambu yang tinggi besar di dalam teras rumahku. “Ne.. nee.. neee..” ucapnya riang sambil menengadahkan kepalanya ke atas pohon dengan penuh senyum. Kami semua yang berada di teras saat itu pun ikut menengadahkan kepala ke atas pohon dan alangkah terkejutnya kami malam itu.
“Bawa masuk! Cepat, bawa Rian (nama telah disamarkan) masuk ke dalam!” suruh ayah cepat sambil sibuk mencari sesuatu. Ibu langsung menarik tubuh adikku dan membawanya ke dalam rumah, mungkin karena kaget, ia kembali menangis ketika digendong secara paksa saat itu. Kakakku berteriak sewaktu melihat apa yang sedang berada di atas pohon jambu malam itu sehingga beberapa petugas ronda yang sedang berkumpul di warung depan mulai berdatangan. Ayahku menyambitkan sendal berulang kali ke atas pohon ketika dilihatnya sosok nenek-nenek sedang tersenyum lebar dan bersandar pada salah satu dahan. Aku juga melihat penampakan itu, sesaat sebelum ‘ia’ menghilang pada sambitan sendal yang kesekian kalinya. Pakaian yang dikenakan adalah baju tradisional seperti seorang mbok Jamu, lengkap dengan sanggulnya. Sesaat setelah sosok itu menghilang, seorang petugas ronda di depan rumah berteriak, “Oi, kuntilanak, tuh!” Makhluk itu terbang dari satu pohon ke pohon lainnya. Meski sudah dikejar, namun makhluk itu berhasil lenyap bersama gelapnya malam. Di dalam rumah, adikku juga sudah berhenti menangis dan suhu tubuhnya kembali normal. Keesokan paginya, pohon jambu itu dipangkas habis-habisan karena takut dijadikan tempat ‘bertengger’ makhluk ghaib itu lagi. Namun kini, pohon tersebut sudah kembali tumbuh tinggi lebat di dalam teras rumahku.
Demikianlah beberapa kisah mistis yang pernah kualami di rumah yang saat ini masih kutinggali. Sebenarnya masih ada beberapa kejadian mistis lagi yang ingin kuceritakan namun sepertinya tidak akan pernah ada habisnya jika semuanya harus kutulis di sini. Walaupun pernah terjadi beberapa kejadian mistis, nyatanya aku beserta keluarga masih tinggal di rumah ini selama bertahun-tahun dengan cukup nyaman dan status rumah pun kini sudah menjadi milik keluarga kami.
Intinya, di rumah manapun itu pasti ada ‘penunggu’-nya, entah itu di kamar tidur kalian, di dapur kalian, ataupun di gudang rumah kalian. Terlepas dari ‘mereka’ usil atau tidak, sebaiknya kita tidak perlu takut atau mereka justru akan semakin berani pada kita. Dan jika mereka tidak usil, janganlah pula kita mencari masalah dengan mereka. Kita dan mereka hidup dalam dunia yang berbeda namun berdampingan. Walau tak dapat dilihat, mereka sebenarnya tetap ada di sekitar kita. Keselarasan itulah yang harus kita jaga. Perkuat iman, niscaya mereka takkan pernah mengganggu kita. Amin.
SALAM PENUTUP
Terimakasih kepada seluruh agan dan sista yang selama ini telah begitu setia membaca dan menunggu update dari tiap cerita yang aku share ini.
Terimakasih juga kepada seluruh agan dan sista yang telah memberikan apresiasi, baik berupa komentar positif, cendol ataupun abu gosok. Juga terimakasih untuk para haters yang ternyata tetap setia membaca kisahku hingga selesai.
Berkat dukungan kalian, akhirnya aku berhasil menyelesaikan thread ini walau harus lebih cepat dari rencana semula. Semoga kisah yang aku share dapat bermanfaat agar kita senantiasa mawas diri, semakin mempertebal iman kepada Tuhan Yang Maha Esa serta selalu menghargai apa yang ada, termasuk ‘mereka’. Sesungguhnya derajat kita jauh di atas ‘mereka’.
Di dunia ini, banyak hal-hal luar biasa yang sangat jauh dari nalar. Terkadang orang yang hanya mendengar ataupun membaca kisahnya tidak akan percaya begitu saja. Namun bagi mereka yang mengalaminya, anggaplah hal tersebut sebagai kejadian istimewa yang tidak semua orang diberi kesempatan untuk merasakannya.
Akhir kata, semoga kita semua selalu dijauhkan dari hal malang dan senantiasa dalam lindungan Tuhan Yang Maha Esa. Amin. God bless.
N.B
Untuk momod, thread ini boleh di-Close, kok. Sekali lagi, aku mohon maaf karena thread pertamaku ini ternyata salah kamar. Mudah-mudahan menjadi pelajaran bagiku untuk lebih berhati-hati ke depannya. Terimakasih.
Pindah dari rumah angker sebelumnya, kami menempati sebuah rumah baru milik seorang dokter. Awalnya kami berniat untuk membeli rumah ini namun setelah tahu bahwa rumah tersebut adalah bekas rumah praktek bidan yang telah digunakan selama bertahun-tahun lalu dibiarkan kosong selama beberapa saat, kami memutuskan untuk kontrak selama 1 tahun terlebih dahulu.
Memasuki ruang tamu, nuansa bekas tempat praktek rumah bersalin jelas terlihat. Ruang tamu di rumahku dulunya adalah ruang tunggu pasien sedangkan kamar tidur orang tuaku yang cukup luas itu dulunya adalah ruang praktek bersalin dengan sebuah wastafel pada salah satu sudut ruangannya. Pemandangan yang cukup aneh untuk sebuah kamar tidur. Jika dilihat lebih seksama, bagian rumah lainnya juga tidak seperti bagian rumah pada umumnya. Misalnya saja, 2 buah kamar mandi yang saling membelakangi namun dengan 1 bak air berbagi. Tapi itu semua tidaklah terlalu menjadi masalah bagi kami. Di luar kenyataan, bahwa kami sesungguhnya menyadari jika tidak setiap proses persalinan itu akan melahirkan manusia baru, mungkin saja sebaliknya.
Aku mendapatkan sebuah kamar di dekat dapur, berseberangan dengan kamar tidur orang tuaku yang baru. Sementara kakak dan adik perempuanku menempati kedua kamar di lantai 2, sama seperti ketika masih di rumah kami yang sebelumnya. Adik laki-lakiku kembali tidur bersama kedua orang tuaku. Kamar orang tuaku adalah ruangan terluas di dalam rumah itu.
Bulan pertama kami menempati rumah ini, tak pernah ada satu pun keganjilan yang terjadi. Kecuali ketika aku mengajak seorang teman perempuanku untuk menginap di rumah. Menjelang tidur, aku memadamkan lampu agar kami dapat tertidur dengan lebih lelap. Beberapa saat ketika aku hampir tertidur, tiba-tiba temanku melompat bangun dari tidurnya kemudian duduk terdiam dengan nafas tersengal-sengal. Aku yang ikut kaget pun langsung terperanjat bangun. Kutanyai ada apa, katanya dia mendengar ada sebuah teriakan sangat kencang tepat di samping telinganya. Jika memang teriakan itu kencang, tentu aku juga mendengarnya saat itu. Aku berusaha menenangkannya dan meyakinkan kalau itu hanyalah perasaan dia saja. Akhirnya ia pun mau kembali mencoba tidur.
Dan ketika aku hendak kembali tertidur untuk kedua kalinya, tiba-tiba kini gantian aku yang melompat bangun dari tidur. Sungguh, ada suara teriakan seorang laki-laki dewasa yang begitu kencang tepat di samping telinga, seolah sedang meneriaki-ku untuk bangun. “HOOII!!” Kira-kira begitu suaranya. Keringat dingin langsung mengucur dari seluruh tubuhku. Aku kembali menyalakan lampu dan melihat temanku ternyata juga masih belum tidur, ia menatapku dan berkata, “Kenapa? Dengar juga?” Aku mengangguk. “Mungkin salam perkenalan dari ‘mereka’ untuk kamu,” katanya lagi dengan nada mengejek. Akhirnya malam itu kami tertidur dengan lampu yang dibiarkan terus menyala hingga pagi. Itulah pengalaman mistis pertamaku di rumah ini.
Kisah berikutnya bukan aku yang mengalami. Pada suatu hari menjelang subuh, adik laki-lakiku pergi ke kamar mandi karena ingin buang air kecil. Ketika hendak masuk ke dalam salah satu kamar mandinya yang berada di depan, ia melihat ada sebuah kepala seorang perempuan sedang menunduk yang muncul dari kamar mandi bagian belakang. Dilihatnya, rambut hitam perempuan itu panjang terurai ke bawah dan menutupi wajahnya yang terus tertunduk. Lalu kepala tersebut kembali ditarik ke dalam kamar mandi. Adikku mengira kalau itu adalah ibu yang sedang keramas di kamar mandi bagian belakang karena tercium juga aroma harum yang katanya mirip shampoo. Ketika sedang buang air kecil, dipanggil-panggilnyalah sosok perempuan tadi yang dikiranya sebagai ibu namun tidak pernah ada balasan dari kamar mandi bagian belakang. Selesai buang air kecil, ia segera mengecek kamar mandi bagian belakang namun tidak ada seorang pun di sana. Sesaat kemudian, ia mendengar ada suara tepuk tangan dan suara tawa terkikih-kikih. Karena ketakutan, ia pun langsung berlari ke dalam kamar dan ternyata ibuku sedang tertidur lelap. Sampai saat ini, adik laki-lakiku tersebut menjadi orang yang sangat penakut di rumah karena kejadian tersebut. Bahkan ia akan langsung lari ketakutan jika aku mengerjainya dengan menepuk tangan secara sembunyi-sembunyi.
Di rumah ini pula, ibu melahirkan adik laki-laki keduaku. Sewaktu ia masih batita (bayi di bawah tiga tahun) dulu, pernah pada suatu malam, suhu tubuhnya tiba-tiba memanas tinggi dan ia menjadi sangat rewel karenanya. Diberi susu, ia menolak. Diberi mainan, dijatuhkannya. Yang terus dilakukannya hanyalah menangis berjam-jam sambil berkata, “Ne.. nee.. nee” Digendong di dalam kamar, ia terus saja menangis keras dan membuat frustasi kedua orang tuaku. Akhirnya ibu dan ayah hendak membawa adikku ke klinik 24 jam pada malam itu. Begitu baru sampai teras depan rumah, adik kecilku itu berhenti menangis. Raut wajahnya kini malah berubah ceria sambil terus menyimpulkan senyum bahagia.
Orang tuaku mengira bahwa keadaan telah membaik dan memutuskan untuk membawa masuk adik kembali ke dalam rumah. Namun sekembalinya di dalam rumah, ia kembali rewel dan menangis keras tanpa henti. Bingung, orang tuaku pun kembali membawa adikku keluar untuk mengantarkannya ke klinik. Namun lagi-lagi begitu sampai teras, tangisannya berhenti. Ia terus menggeliat di dalam gendongan dan berusaha untuk turun. Ibu yang kebingungan pun menurunkannya ke lantai dan ia terlihat begitu bahagia. Walau jalannya masih belum lancar, kaki kecilnya melangkah dengan begitu riang sambil tangannya terus dituntun oleh ibuku hingga mendekat ke sebuah pohon jambu yang tinggi besar di dalam teras rumahku. “Ne.. nee.. neee..” ucapnya riang sambil menengadahkan kepalanya ke atas pohon dengan penuh senyum. Kami semua yang berada di teras saat itu pun ikut menengadahkan kepala ke atas pohon dan alangkah terkejutnya kami malam itu.
“Bawa masuk! Cepat, bawa Rian (nama telah disamarkan) masuk ke dalam!” suruh ayah cepat sambil sibuk mencari sesuatu. Ibu langsung menarik tubuh adikku dan membawanya ke dalam rumah, mungkin karena kaget, ia kembali menangis ketika digendong secara paksa saat itu. Kakakku berteriak sewaktu melihat apa yang sedang berada di atas pohon jambu malam itu sehingga beberapa petugas ronda yang sedang berkumpul di warung depan mulai berdatangan. Ayahku menyambitkan sendal berulang kali ke atas pohon ketika dilihatnya sosok nenek-nenek sedang tersenyum lebar dan bersandar pada salah satu dahan. Aku juga melihat penampakan itu, sesaat sebelum ‘ia’ menghilang pada sambitan sendal yang kesekian kalinya. Pakaian yang dikenakan adalah baju tradisional seperti seorang mbok Jamu, lengkap dengan sanggulnya. Sesaat setelah sosok itu menghilang, seorang petugas ronda di depan rumah berteriak, “Oi, kuntilanak, tuh!” Makhluk itu terbang dari satu pohon ke pohon lainnya. Meski sudah dikejar, namun makhluk itu berhasil lenyap bersama gelapnya malam. Di dalam rumah, adikku juga sudah berhenti menangis dan suhu tubuhnya kembali normal. Keesokan paginya, pohon jambu itu dipangkas habis-habisan karena takut dijadikan tempat ‘bertengger’ makhluk ghaib itu lagi. Namun kini, pohon tersebut sudah kembali tumbuh tinggi lebat di dalam teras rumahku.
Demikianlah beberapa kisah mistis yang pernah kualami di rumah yang saat ini masih kutinggali. Sebenarnya masih ada beberapa kejadian mistis lagi yang ingin kuceritakan namun sepertinya tidak akan pernah ada habisnya jika semuanya harus kutulis di sini. Walaupun pernah terjadi beberapa kejadian mistis, nyatanya aku beserta keluarga masih tinggal di rumah ini selama bertahun-tahun dengan cukup nyaman dan status rumah pun kini sudah menjadi milik keluarga kami.
Intinya, di rumah manapun itu pasti ada ‘penunggu’-nya, entah itu di kamar tidur kalian, di dapur kalian, ataupun di gudang rumah kalian. Terlepas dari ‘mereka’ usil atau tidak, sebaiknya kita tidak perlu takut atau mereka justru akan semakin berani pada kita. Dan jika mereka tidak usil, janganlah pula kita mencari masalah dengan mereka. Kita dan mereka hidup dalam dunia yang berbeda namun berdampingan. Walau tak dapat dilihat, mereka sebenarnya tetap ada di sekitar kita. Keselarasan itulah yang harus kita jaga. Perkuat iman, niscaya mereka takkan pernah mengganggu kita. Amin.
SALAM PENUTUP
Terimakasih kepada seluruh agan dan sista yang selama ini telah begitu setia membaca dan menunggu update dari tiap cerita yang aku share ini.
Terimakasih juga kepada seluruh agan dan sista yang telah memberikan apresiasi, baik berupa komentar positif, cendol ataupun abu gosok. Juga terimakasih untuk para haters yang ternyata tetap setia membaca kisahku hingga selesai.
Berkat dukungan kalian, akhirnya aku berhasil menyelesaikan thread ini walau harus lebih cepat dari rencana semula. Semoga kisah yang aku share dapat bermanfaat agar kita senantiasa mawas diri, semakin mempertebal iman kepada Tuhan Yang Maha Esa serta selalu menghargai apa yang ada, termasuk ‘mereka’. Sesungguhnya derajat kita jauh di atas ‘mereka’.
Di dunia ini, banyak hal-hal luar biasa yang sangat jauh dari nalar. Terkadang orang yang hanya mendengar ataupun membaca kisahnya tidak akan percaya begitu saja. Namun bagi mereka yang mengalaminya, anggaplah hal tersebut sebagai kejadian istimewa yang tidak semua orang diberi kesempatan untuk merasakannya.
Akhir kata, semoga kita semua selalu dijauhkan dari hal malang dan senantiasa dalam lindungan Tuhan Yang Maha Esa. Amin. God bless.
N.B
Untuk momod, thread ini boleh di-Close, kok. Sekali lagi, aku mohon maaf karena thread pertamaku ini ternyata salah kamar. Mudah-mudahan menjadi pelajaran bagiku untuk lebih berhati-hati ke depannya. Terimakasih.
afifrahman22 dan 6 lainnya memberi reputasi
7