Kaskus

Story

pujangga1000Avatar border
TS
pujangga1000
Kelakuan Anak Kuliah
Kelakuan Anak Kuliah

Takut mati? Jangan hidup ~
Takut hidup? Mati saja... - Anak kostan

Quote:

Quote:

Buat ngobrol santai
(click!)Kamar 3A

Quote:


emoticon-rainbow----------------------------------------------------------------------------------emoticon-rainbow

emoticon-rainbow========================================emoticon-rainbow


pujangga1000
Diubah oleh pujangga1000 19-09-2016 03:37
faeyzarbnAvatar border
hllowrld23Avatar border
yusrillllllAvatar border
yusrillllll dan 23 lainnya memberi reputasi
22
3.9M
7.4K
Thread Digembok
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the Heart
KASKUS Official
32.7KThread51.8KAnggota
Tampilkan semua post
pujangga1000Avatar border
TS
pujangga1000
#3207
Confession from Bang Dino
" emoticon-Kagets " bang Din terkejut
" emoticon-Belo " Gue diam

Gue bingung. Sebenarnya dalam hati, gue benar-benar kecewa dengan bang Din. Kecewa akan semua yang dilakukannya pada Rara. Memang benar kata alm. Bambang kalau bang Din itu pengecut. Kalau abang gue itu pecundang. Gue ingin meneriakkannya kepada bang Din. Berteriak sekencang-kencangnya. Agar dia tau bahwa apa yang dia perbuat sudah salah.

Buat gue, seandainya memang bang Din punya prinsip seperti yang dijelaskannya dalam memilih pasangan, apa perbuatannya yang meninggalkan Rara secara sepihak bisa dibenarkan? Menurut gue tidak. Apa yang kita perbuat, kita yang harus bertanggung jawab.

Berikan Rara waktu untuk melupakan bang Din. Caranya? Ada banyak! Tapi meninggalkannya secara sepihak tidak termasuk hitungan. Bang Din terlalu egois. Dia tidak memikirkan Rara yang sudah berani mengungkapkan masa lalunya tersebut. Butuh keberanian besar untuk seorang wanita mengatakan hal tersebut, apalagi Rara. Gue pikir, dia sudah menyimpan rapat semuanya selama ini, ketika ia bertemu bang Din, ia merasa bang Din harus mengetahui yang sebenarnya karena ia ingin bersama bang Din.

Inilah pemikiran gue. Inilah idealisme gue.
Idealisme seorang anak rumahan yang penuh dengan cerita dongeng nan indah...

"Kau gak seharusnya meninggalkan Rara, bang" Kata gue
" emoticon-EEK! " Bang Din memperhatikan gue

"Kau punya banyak cara untuk mengatakan tidak pada Rara.."
".. tapi pergi gitu aja.. "
".. kau pengecut bang.. pecundang.."
Gue mengatakan apa yang ada dalam hati gue.

Bang Din menghisap rokoknya dalam-dalam.
Menghembuskannya ke udara dalam sekali nafas.
Menghentakkan abu sisa rokok dipinggir asbak.

Rokok yang terjepit diantara kedua tangan gue bergoyang,
jari-jari gue gemetar,
menunggu reaksi bang Din..

Gue menelan ludah,
apa gue salah ngomong barusan?
Tidak, bang Din harus tahu bahwa tindakannya salah..

"Sebelum ini.."
".. kau pernah ketemu orang dengan cerita seperti Rara?"
Tanya bang Din tanpa melihat gue

Gue menggelengkan kepala, ini pertama kali gue tau bahwa cerita seperti sinetron ini ada dalam kehidupan nyata.

Bang Din melihat gue,

"Ngak bang.." Jawab gue pelan

"Menurutmu, kenapa cewek bisa nikah muda?"
"Dan punya anak diusia yang muda.."
".. Kau pernah SMA kan?"
Kata bang Din panjang lebar

Gue berpikir sejenak. Mencari jawaban dari pertanyaan pertama bang Din.
Tapi gue bingung. Ada banyak alasannya buat gue.
Ada yang banyak bisa gue jawab..
Tapi gue jawab dulu pertanyaan kedua abang gue..

"Ya aku pernah SMA bang.." Kata gue
"Teman cewek SMA mu ada yang sudah nikah dan hamil? Dulu ketika sekolah?" Bang memberi penekanan diakhir
"Gak ada bang.." Jawab gue
"Coba bayangkan, kalau mereka seperti itu, apa alasannya?" Tanya bang Din lagi

Tiba-tiba gue teringat nyokap gue. Ya nyokap kandung gue. Beliau juga nikah muda. Walaupun tidak waktu SMA, tapi hitungannya masih muda. Nyokap menikah ketika umur 19 dan melahirkan gue umur 20 tahun..
Alasan nyokap gue menikah? Karena tuntutan keluarga..

"Ya karena ada alasannya.. Misalnya tuntutan keluarga mungkin bang?" Jawab gue
"Ha ha.." tawa terpaksa dari bang Din

"Tuntutan keluarga atau nafsu?" Kata bang Din
" emoticon-Kagets "

"Nafsu?" Gumam gue dalam hati karena tidak mengerti

"Gak masuk akal Jek.."
"Nikah ketika masih sekolah.."
"Hamil.."
"Dan suaminya seumuran.."
Jelas bang Din merujuk ke Rara

" emoticon-Confused " Gue makin bingung

"Apalagi kalau bukan 'kecelakaan'?" Bang Din memberi penekanan
" emoticon-Roll Eyes (Sarcastic) "

"Kau terlalu polos. Apa yang ada dalam kepalamu itu.."
".. cuman ada cerita bagus.."
"Kau terenguh dengan cerita Rara.."
"Jatuh cinta pada seseorang yang mencintainya.."
"Tapi orang itu pergi meninggalkannya duluan.."
"Tepat sehari sebelum tanggal pernikahannya.."
"Dan sekarang dia jadi LC.."
"... pramuria..."
".. sex demi uang.. "
"Uang untuk bayar rumah peninggalan orang yang dicintainya.."
Kalimat demi kalimat keluar dari mulut bang Din

"Cih!" Bang Din sinis

"Kalau Rara bisa menjaga sikap.."
".. dia tidak mungkin kecelakaan waktu dia muda.."
".. mungkin di umurnya sekarang.."
".. dia punya keluarga bahagia.."
".. walaupun tidak dengan Bambang.."
Kata bang Din lagi..

" emoticon-Belo "

"Sikap orang bisa berubah jek.."
".. tapi mental orang itu gak bisa.."
"Kalau emang lu mental tempe..
"Selamanya mental lu akan diinjak-injak terus.."
Bang Din menceramahi gue

Jujur gue masih tidak mengerti maksud perkataan bang Din.
Jadi maksud dia, semua ini salah Rara?
Semuanya murni salah satu pihak?
Gimana dengan suaminya?
Gue pikir suaminya yang harusnya menanggung beban seperti ini karena brengsek..

Tapi entahlah..
Banyak yang gue pikirkan..
Tapi gue gak tau harus ngomong yang mana..
Semuanya berputar-putar dikepala gue..

"Elu Jek.. Mental lu uda bagus.. makanya gua anggap lu adik gua.." Kata bang Din tiba-tiba menunjuk gue
" emoticon-Confused "

Kenapa bisa arah pembicaraan bisa jadi kesini?
Tapi gara-gara bang Din barusan, gue jadi penasaran..
Kenapa dia bisa baik sama gue..
Padahal gue baru kenal dia sejak di kostan ini..

"Maksu.. maksudnya bang?" Tanya gue
"Kalau Ija, aku bilang pinjamin duit.." Kata bang Din

*Ija itu anak kostan gue, yang suka taruhan bola tapi selalu kalah emoticon-angel

"Besoknya dia bakal datang ke gua lagi untuk minjam duit lagi.." Lanjut bang Din
" emoticon-EEK! "

"Tapi kalau lu, gua bilangin pinjamin duit.."
".. Lu uda pusing setengah mati mikirin gimana balikinnya.."
".. Hahahaha.."
Bang Din tertawa diakhir

"Cuman karena duit???" Gumam gue dalam hati..

"Padahal lu perlu duit.."
".. Mulut mu bilang gak perlu.. gak perlu.."
".. Sampe lapar aja kau tahan-tahan.."
".. Itu namanya mentalmu bagus.."
".. Tidak bisa dibeli dengan uang.."
Kata bang Din tentang gue

"Kau ingat aja kata-kata gua ini.."
".. kalau kau mau tau orang itu mentalnya bagus atau tidak.."
".. tes pakai uang.."
"Uang itu setan paling kuat.."
"Hahahaha"
Bang Din memberi gue petuah

Hei.. Hei..
Pertanyaan gue diawal tadi belum dijawab sama sekali sama bang Din.
Gue masih terlalu bingung untuk mecerna maksud perkataan bang Din.
Gue benar-benar bingung tentang penjelasan bang Din mengenai Rara..

Coba gue kembalikan arah pembicaraan ini..

"Jadi bang.." Kata gue
" emoticon-Roll Eyes (Sarcastic) " Bang Din melihat gue
".. sekarang.." Kata gue pelan
" emoticon-Confused " Bang Din bingung
".. kau mau balikan sama Rara?" Tanya gue

Bang Din diam sejenak..

"Gak.." jawab bang Din

"Kan lu yang suka Rara emoticon-Big Grin " bang Din nyengir
" emoticon-Nohope "

Sialan ni orang tua..
Baru tadi gak sampe 10 menit, dia serius
Sekarang kambuh lagi..

"Pokoknya lu ingat aja kata-kata gue ini.."
"Kalo lu suka Rara.."
"Orangnya ya gitu.."
"Punya masa lalu.."
"Mentalnya seperti pandangan gua tadi.."
Kata bang Din

"Karena lu polos, makanya gua kasih tau ini.."
"Supaya lu gak mengulangi 'kesalahan' seperti yang gua lakukan dulu"
Bang Din memberi penekanan pada kata 'kesalahan' seperti mengejek gue..

"Tapi kalau gua jadi lu jek.."
"Harusnya lu sadar sesuatu.."
"Kalau memang Rara sebaik yang lu pikirin.."
"Dia gak akan tidur dua kali dengan orang yang gak dikenalnya.."
"Kalau mentalnya seperti itu, selamanya dia seperti itu.."

Barusan bang Din mencenangkan gue..

Spoiler for :
Diubah oleh pujangga1000 21-04-2015 04:23
khodzimzz
itkgid
jenggalasunyi
jenggalasunyi dan 7 lainnya memberi reputasi
8
Ikuti KASKUS di
© 2025 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.