- Beranda
- Stories from the Heart
I Am (NOT) Your Sister
...
TS
natashyaa
I Am (NOT) Your Sister
Dear Warga SFTH.
Sebelumnya ijinkan gue untuk menulis sepenggal kisah hidup gue di SFTH. Cerita ini bersumber dari pengalaman pribadi yang gue modifikasi sedemikian rupa sehingga membentuk cerita karangan gue sendiri. Cerita ini ditulis dengan dua sudut pandang berbeda dari kedua tokohnya.
So... langsung saja.
Sebelumnya ijinkan gue untuk menulis sepenggal kisah hidup gue di SFTH. Cerita ini bersumber dari pengalaman pribadi yang gue modifikasi sedemikian rupa sehingga membentuk cerita karangan gue sendiri. Cerita ini ditulis dengan dua sudut pandang berbeda dari kedua tokohnya.
So... langsung saja.
Quote:
Diubah oleh natashyaa 20-01-2018 23:32
itkgid dan 8 lainnya memberi reputasi
9
464.3K
3K
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•52.1KAnggota
Tampilkan semua post
TS
natashyaa
#53
A Part 5
“Bu, Kak Felisha itu orangnya gimana bu?”
Malam itu aku berdua bersama ibu menonton tv di ruang keluarga. Pertanyaan tersebut keluar begitu saja dariku.
“Felisha itu waktu kecil rewel banget. Aktif sekali, dulu dekat sekali dengan ibu. Bahkan sampai smp dia masih suka tidur dengan ibu.”
“Felisha dulu suka bawa teman-temanya ke rumah, bermain di rumah.”
“Dulu dia minta dilesin piano, gara-gara lihat anak kecil yang jago piano.”
“Film kartun kesukaannya dulu itu “Hachi”. Tau kan Hachi?”
“Dia juga dekat Rima, sepupu dia. Kamu belum pernah lihat dia kan?”
“Waktu kecil mereka sering bermain bareng, Rima suka menginap disini juga. Tapi, sekarang sudah jarang.”
“Ibu juga masih ingat ketika dia dulu terjatuh dari pohon mangga yang dibelakang. Dia nangisnya gak berhenti-henti. Dia itu gitu-gitu tomboy juga, suka manjat pohon.”
“Pernah suatu ketika, ketika masih di SD, dia berkelahi dengan anak laki-laki.”
“Tebak gara-gara apa?”
“Apa bu?” Aku penasaran.
“Gara-gara anak laki-laki itu nilainya sama dengan dia, namanya Adit. Felisha nuduh Adit nyontek dia. Felisha gak terima nilainya sama karena di contek.”
“Terus siapa yang menang?” Tanyaku
“Adit lah.. Hahahha.”
“Felisha nangis dan langsung pulang ke rumah dan beritahu ibu. Hahaha.”
“Hahahahaha.” Kita berdua tertawa bersama.
“Terus lagi..” Ibu melanjutkan pembicaraannya dan aku pun dengan senang hati mendengarkannya. Aku tertarik dengan cerita-cerita kak Felisha.
“Dia selalu menjadi kebanggaan. Dia selalu juara kelas. Ibu nggak tau dia belajar darimana, dengan kesibukan ibu saat itu, ibu tidak punya waktu untuk mengajari dia, tapi dia selalu bisa.”
“Pernah salah satu gurunya bilang ke ibu, dia itu kayak ensiklopedia berjalan, coba kamu tanya dia tentang apa aja, pasti dia tahu.”
“Oyahhh?” Aku makin penasaran.
“Iyaaaaa.”
“Kamu tahu tanaman-tanaman di halaman di belakang? Itu dulu Felisha yang ngurusnya, dia suka sekali sama tanaman.”
“Kok sekarang kak Felisha jarang sekali memeliharanya?” Tanyaku kepada ibu.
“Ibu juga kurang tahu, mungkin dia sudah bosan. Hahaha.”
Malam itu aku sama ibu ngobrolin kak Felisha sampai larut malam. Semuanya tentang kak Felisha, mulai dari TK sampai sekarang. Percakapan dengan ibu berhasil memberikan banyak informasi mengenai kak Felisha dan rumah ini yang sebelumnya belum aku ketahui. Aku tahu kalau yang menanam dan merawat tanaman-tanaman yang indah itu dulunya kak Felisha, aku baru tahu buku-buku yang ada di perpustakaan rumah itu kebanyakan buku punya kak Felisha. Buku-buku tersebut dikumpulin dari pertama kali dia beli buku dongeng sejak kecil. Aku baru tahu kak Felisha itu jago main alat musik. Sampai saat itu aku kira piano, gitar di ruangan itu adalah pajangan saja. Kenapa dia tidak bermain piano itu lagi, sayang kan sudah diselimuti debu piano dan gitarnya. Tapi deskripsi ibu tentang kak Felisha berbeda sekali ya dengan kondisinya saat ini. Aku penasaran apa yang terjadi sebenarnya. Hmm……
~~~~*****~~~~
Sekali lagi aku bangun kesiangan. Haduh, Ani makanya jangan begadang, jam sudah menunjukan angka enam dua puluh tiga, aku baru bangun tidur dan belum mandi. Aku segera mandi, selesai mandi aku baru menyiapkan buku dan alat tulis buat sekolah. Aku sudah 2 kali terlambat ke sekolah, jangan sampai terlambat lagi, nanti aku bisa kena hukum lagi. Setelah semuanya siap, aku turun ke bawah dan kulihat kak Felisha ada di meja makan sedang makan roti tawar.
“Belum berangkat, kak?”
“Belum. Bareng gue aja ntar.”
“……………”
………………
Malam itu aku berdua bersama ibu menonton tv di ruang keluarga. Pertanyaan tersebut keluar begitu saja dariku.
“Felisha itu waktu kecil rewel banget. Aktif sekali, dulu dekat sekali dengan ibu. Bahkan sampai smp dia masih suka tidur dengan ibu.”
“Felisha dulu suka bawa teman-temanya ke rumah, bermain di rumah.”
“Dulu dia minta dilesin piano, gara-gara lihat anak kecil yang jago piano.”
“Film kartun kesukaannya dulu itu “Hachi”. Tau kan Hachi?”
“Dia juga dekat Rima, sepupu dia. Kamu belum pernah lihat dia kan?”
“Waktu kecil mereka sering bermain bareng, Rima suka menginap disini juga. Tapi, sekarang sudah jarang.”
“Ibu juga masih ingat ketika dia dulu terjatuh dari pohon mangga yang dibelakang. Dia nangisnya gak berhenti-henti. Dia itu gitu-gitu tomboy juga, suka manjat pohon.”
“Pernah suatu ketika, ketika masih di SD, dia berkelahi dengan anak laki-laki.”
“Tebak gara-gara apa?”
“Apa bu?” Aku penasaran.
“Gara-gara anak laki-laki itu nilainya sama dengan dia, namanya Adit. Felisha nuduh Adit nyontek dia. Felisha gak terima nilainya sama karena di contek.”
“Terus siapa yang menang?” Tanyaku
“Adit lah.. Hahahha.”
“Felisha nangis dan langsung pulang ke rumah dan beritahu ibu. Hahaha.”
“Hahahahaha.” Kita berdua tertawa bersama.
“Terus lagi..” Ibu melanjutkan pembicaraannya dan aku pun dengan senang hati mendengarkannya. Aku tertarik dengan cerita-cerita kak Felisha.
“Dia selalu menjadi kebanggaan. Dia selalu juara kelas. Ibu nggak tau dia belajar darimana, dengan kesibukan ibu saat itu, ibu tidak punya waktu untuk mengajari dia, tapi dia selalu bisa.”
“Pernah salah satu gurunya bilang ke ibu, dia itu kayak ensiklopedia berjalan, coba kamu tanya dia tentang apa aja, pasti dia tahu.”
“Oyahhh?” Aku makin penasaran.
“Iyaaaaa.”
“Kamu tahu tanaman-tanaman di halaman di belakang? Itu dulu Felisha yang ngurusnya, dia suka sekali sama tanaman.”
“Kok sekarang kak Felisha jarang sekali memeliharanya?” Tanyaku kepada ibu.
“Ibu juga kurang tahu, mungkin dia sudah bosan. Hahaha.”
Malam itu aku sama ibu ngobrolin kak Felisha sampai larut malam. Semuanya tentang kak Felisha, mulai dari TK sampai sekarang. Percakapan dengan ibu berhasil memberikan banyak informasi mengenai kak Felisha dan rumah ini yang sebelumnya belum aku ketahui. Aku tahu kalau yang menanam dan merawat tanaman-tanaman yang indah itu dulunya kak Felisha, aku baru tahu buku-buku yang ada di perpustakaan rumah itu kebanyakan buku punya kak Felisha. Buku-buku tersebut dikumpulin dari pertama kali dia beli buku dongeng sejak kecil. Aku baru tahu kak Felisha itu jago main alat musik. Sampai saat itu aku kira piano, gitar di ruangan itu adalah pajangan saja. Kenapa dia tidak bermain piano itu lagi, sayang kan sudah diselimuti debu piano dan gitarnya. Tapi deskripsi ibu tentang kak Felisha berbeda sekali ya dengan kondisinya saat ini. Aku penasaran apa yang terjadi sebenarnya. Hmm……
~~~~*****~~~~
Sekali lagi aku bangun kesiangan. Haduh, Ani makanya jangan begadang, jam sudah menunjukan angka enam dua puluh tiga, aku baru bangun tidur dan belum mandi. Aku segera mandi, selesai mandi aku baru menyiapkan buku dan alat tulis buat sekolah. Aku sudah 2 kali terlambat ke sekolah, jangan sampai terlambat lagi, nanti aku bisa kena hukum lagi. Setelah semuanya siap, aku turun ke bawah dan kulihat kak Felisha ada di meja makan sedang makan roti tawar.
“Belum berangkat, kak?”
“Belum. Bareng gue aja ntar.”
“……………”
………………
Diubah oleh natashyaa 19-04-2015 11:44
0
