- Beranda
- Stories from the Heart
Kelakuan Anak Kuliah
...
TS
pujangga1000
Kelakuan Anak Kuliah
Quote:
Quote:
Quote:
----------------------------------------------------------------------------------
========================================
pujangga1000
Diubah oleh pujangga1000 19-09-2016 03:37
yusrillllll dan 23 lainnya memberi reputasi
22
3.9M
7.4K
Thread Digembok
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•51.9KAnggota
Tampilkan semua post
TS
pujangga1000
#3122
Dino, Bambang & Rara - Untold 2
"Sob! Disini lu rupanya" Teriak Dino ketika mendapati sosok Bambang
"Hoi! Dateng juga lu hehe" sapa Bambang
Dino celingak celinguk memperhatikan suasana sekitar. Dia perhatikan tidak ada spg seperti yang dijanjikan oleh temannya kemarin malam. Yang ada hanya temannya yang notabene adalah laki-laki.
"Mana nih? Katanya ada cewek, eh malah elu yang nawarin brosur
" kata Dino kecewa
"Hahahaha, anaknya lagi dibelakang, gua suru makan tadi" Kata Bambang
"Awas aja kalo gak cakep, uda bela-belain kesini
" ancam Dino
"Sabar sob
" Bambang nyengir
Mereka berdua ngobrol setelahnya.
Sampai tiba-tiba Rara sudah ada disana..
"Ehh, udah?" Tanya Bambang
"Sudah Pak
" jawab Rara
"Jangan manggil Pak, manggil nama aja hehe" kata Bambang ramah
"Iya, makasih ya kue nya tadi" Rara berterima kasih
"
" Dino memperhatikan Rara
"Oh iya, kenalin, teman aku" Kata Bambang
"Dino
"
"Rara"
Dino dan Rara berjabat tangan
"Aku ke belakang dulu ya, kuenya belum dihabisin kan? hehe" canda Bambang
"Haha, masih ada kok" Rara tertawa sejenak
"Ayo sob, ke belakang aja" ajak Bambang ke Dino
"
" Dino masih memperhatikan Rara
"Dibelakang aja masih banyak, lagi nganggur, Rara jangan diganggu sob" Kata Bambang
"Dibelakang masih banyak?
berangkaaaat" Kata Dino
"Aku duluan ya, kalo perlu apa-apa, aku dibelakang" Kata Bambang ke Rara
"Iya
" senyum Rara
"Semangat Ra
" Kata Bambang sambil mengepalkan tangannya
"
"
Sampai di booth belakang tempat untuk istirahat. Dino diperkenalkan oleh Bambang ke spg-spg yang lain. Memang dasar Dino yang tidak tahan kalau melihat wanita, bawaannya cepet ngiler. Semua wanita diajaknya berkenalan, termasuk spg-spg dari perusahaan lain yang notabene pakaiannya berbeda dengan spg dari perusahaan Bambang. Dia tidak pandang bulu.
"Wah, pantes lu awet muda yak, tiap hari ngeliatin spg cantik cantik gini
" Kata Dino
"Hahaha, bisa aja lo" Jawab Bambang
"Terus ada yang nyangkut dihati gak nih??" Goda Bambang
"Hemmm" Dino berpikir sejenak..
"Itu tadi yang didepan paling cakep, siapa namanya tadi?" Kata Dino
"Rara?" Jawab Bambang
"Iya! Itu!" Kata Dino semangat
"Yauda entar pulang gawe, deketin gih" Kata Bambang
"Pasti itu
"
Dino segera beranjak pergi dari booth ini, tapi
"Jangan sekarang! Entar! Anaknya masih kerja
" Kata Bambang
"Ayolah sob, elu kan manager disini" Dino memelas
"Gak bisa, kerja tetap kerja.." Bambang kekeuh
"Yaaaaaah" Dino kecewa
***
Akhirnya selesai juga shift hari ini. Rara sedikit lega karena jam kerjanya sudah berakhir. Hari ini benar-benar melelahkan. Tapi lumayan lah, sepertinya banyak produk yang terjual hari ini. Apa mungkin karena suasana hatinya sedang senang, dan hal ini mempengaruhi semangat kerja dari dirinya? Entahlah, bisa jadi seperti itu. Sudah lama dia tidak menerima kebaikan dari seseorang. Atasannya hari ini telah menyelamatkannya. Kalau tidak, mungkin dia akan menawarkan produk dengan wajah mesem karena menahan sakit. Sungguh beruntung hari ini.
"Hai!
" Sapa seseorang secara tiba-tiba
"
" Rara kaget
"Gua Dino, temannya Bambang tadi" Kata Dino sambil nyengir memamerkan giginya
"Ohhh.." Rara membalasnya dengan dingin
Rara berpaling dari Dino, hendak mengambil tasnya yang ditinggalnya karena ganti baju tadi
"
"
"Mau kemana neng?" Tanya Dino
"Ambil tas" Jawab Rara singkat
"
"
"Buset, dingin banget ni cewek" gumam Dino dalam hati
"Terus setelah ambil tas??" Tanya Dino lagi
"
" Rara membalikkan lagi wajahnya
"
" Dino nyengir
"Pulang.."
Kembali Rara menuju ke tujuannya semula.
"Gila, gua dicuekin" Guman Dino lagi-lagi dalam hati
"Gua anterin pulang?" tawar Dino
"Gue bisa sendiri" Jawab Rara dingin
Rara pergi meninggalkan Dino yang bengong sendirian. Buat Rara, dia sudah biasa mendapatkan godaan dari lelaki seperti ini. Laki-laki itu hanya manis diawal. Ketika mereka sudah mendapatkan apa yang mereka inginkan, mereka akan pergi dan menganggap wanita seperti sampah. Itu lah laki-laki, apalagi yang tipenya seperti Dino. Rara sudah punya banyak cara untuk menangkalnya, yang ia pelajari lewat pengalaman.
Buat Dino, sudah tidak asing lagi kalau ia ditolak wanita. Mungkin karena tampangnya? Mungkin karena perilakunya yang ceplas ceplos? Atau mungkin karena niatan buruknya? Tidak ada yang tahu. Yang jelas, dia sudah melewati kejadian seperti tadi berulang kali dalam hidupnya. Wanita itu cuman perlu uang. Ketika wanita tahu bahwa dia punya banyak uang, wanita itu akan berpaling pada Dino, walaupun dengan tampangnya yang brewokan dan berkumis. Sialnya, Dino memang punya uang banyak dan Rara adalah mangsa yang tidak mungkin ia lepaskan.
***
Hidup Rara tidak pernah seindah dongeng. Kalau ia disuru memilih, Rara tidak ingin dilahirkan seperti ini. Sejak kejadian itu, Rara jadi simpatik kepada Bambang. Ya. Dia punya perasaan khusus kepada Bambang. Buat Rara, Bambang adalah sosok yang sempurna. Lelaki tampan, mapan, dan punya hati. Sebenarnya bukan fisik atau kekayaan yang diinginkan Rara, tapi perlakuan dari Bambang kepadanya, yang dianggap khusus oleh Rara. Mereka memang atasan dan bawahan. Tapi kepiawaian Bambang telah meruntuhkan tembok pemisah tersebut. Dia merasa dekat dengan Bambang. Ahhh salah. Mungkin memang inilah gaya kepemimpinan seorang Bambang. Mungkin Rara hanya terlalu berharap Bambang punya perasaan kepada Rara, yang mungkin sebenarnya tidak pernah ada. Bambang tidak hanya baik kepadanya, melainkan kepada semua bawahan selain dirinya.
Disisi lain, Bambang ternyata memang tertarik dengan Rara. Buat Bambang, Rara adalah wanita yang special. Entahlah kenapa bisa begitu. Yang jelas, Bambang memang mengistimewakan Rara dihatinya. Buktinya? Ada banyak booth ketika pameran hari itu, ada banyak spg juga yang standby, tapi hanya Rara yang ditawarkan kantong plastiknya. Bukan spg yang lain. Bisa saja spg yang lain juga merasa lapar seperti halnya Rara. Tapi Rara yang beruntung hari itu. Karena Bambang memang menyukainya. Dan bukan sekali Bambang mengistimewakan Rara. Itu terjadi berkali-kali sampai ia telah lupa untuk menghitungnya.
Ketika ada event pameran, nama Rara yang pertama ada dalam daftarnya. Ia ingin segera bertemu dengan wanita yang disukainya. Tapi ada dua hal yang mengganjal perasaannya. Pertama ia adalah atasan. Bambang tidak ingin ada berita miring mengenai perlakuan khususnya kepada Rara. Oleh karena itu, ia juga memperlakukan karyawannya yang lain dengan perlakuan yang sama dengan yang ia berikan kepada Rara. Bedanya, Bambang melakukannya dengan sepenuh hati kepada Rara, sedangkan yang lain, ia hanya berpura-pura. Yang kedua, temannya juga menyukai Rara..
Dino terus menerus berusaha untuk mendekati Rara. Berulang kali ia datang ke pameran yang diselenggarakan oleh Bambang. Setiap kali ia bertanya kepada Bambang soal pameran, ia juga akan bertanya apakah Rara direkrut? Bambang, temannya, menjawab bahwa memang Rara direkrut juga untuk menyenangkan hati Dino. Usahanya tidak sia-sia. Lambat laun, Rara mulai mencair didepannya. Rara sudah mau diantar pulang dari kerja ataupun sekedar untuk pergi kencan. Setiap detik demi detik yang terlewati, hubungan mereka semakin intens...
***
"Kamu mau jadi pacarku?" Tanya Dino deg-degan
"
"
Dino sudah tidak bisa menahan gejolak asmara dalam dadanya. Akhirnya setelah berbulan-bulan pendekatan dengan Rara, Dino memutuskan bahwa Rara harus tau perasaannya.
Rara memang sudah menebak bahwa hubungannya dengan Dino akan sampai pada tahap ini. Tidak mungkin Dino mendekatinya tanpa ada alasan. Rara bingung. Dia masih menyukai Bambang. Sangat suka. Dalam lubuk hati terdalamnya sudah ada sosok Bambang yang menempati. Tapi itulah yang dia rasakan. Pada kenyataannya tidak akan mungkin terjadi. Tidak mungkin Bambang bisa membalas perasaan Rara. Sedangkan lelaki yang ada didepannya sekarang. Dia tidak punya perasaan lebih daripada sekedar sahabat. Rara tertutup sekali terhadap laki-laki. Pengecualian dia berikan kepada Bambang dan Dino.
Kalau seandainya dia bisa memilih. Tentunya dia ingin Bambang yang menyatakan perasaannya sekarang. Tapi kenyataannya, Dino yang ada didepannya. Dengan segala pertimbangan dalam dirinya. Pertimbangan bahwa Bambang hanyalah angan-angannya belaka. Akhirnya iya menerima Dino sebagai pasangannya..
Rara menganggukkan kepala
"
" Dino tersenyum bahagia
"
"
Dino menggenggam tangan Rara, menciumnya dan memeluknya. Ia sangat bahagia. Akhirnya perasaannya diterima Rara. Tidak ada kata-kata yang mampu menjelaskan bagaimana senangnya Dino saat itu.
"Hoi! Dateng juga lu hehe" sapa Bambang
Dino celingak celinguk memperhatikan suasana sekitar. Dia perhatikan tidak ada spg seperti yang dijanjikan oleh temannya kemarin malam. Yang ada hanya temannya yang notabene adalah laki-laki.
"Mana nih? Katanya ada cewek, eh malah elu yang nawarin brosur
" kata Dino kecewa"Hahahaha, anaknya lagi dibelakang, gua suru makan tadi" Kata Bambang
"Awas aja kalo gak cakep, uda bela-belain kesini
" ancam Dino"Sabar sob
" Bambang nyengirMereka berdua ngobrol setelahnya.
Sampai tiba-tiba Rara sudah ada disana..
"Ehh, udah?" Tanya Bambang
"Sudah Pak
" jawab Rara"Jangan manggil Pak, manggil nama aja hehe" kata Bambang ramah
"Iya, makasih ya kue nya tadi" Rara berterima kasih
"
" Dino memperhatikan Rara"Oh iya, kenalin, teman aku" Kata Bambang
"Dino
""Rara"
Dino dan Rara berjabat tangan

"Aku ke belakang dulu ya, kuenya belum dihabisin kan? hehe" canda Bambang
"Haha, masih ada kok" Rara tertawa sejenak
"Ayo sob, ke belakang aja" ajak Bambang ke Dino
"
" Dino masih memperhatikan Rara"Dibelakang aja masih banyak, lagi nganggur, Rara jangan diganggu sob" Kata Bambang
"Dibelakang masih banyak?
berangkaaaat" Kata Dino"Aku duluan ya, kalo perlu apa-apa, aku dibelakang" Kata Bambang ke Rara
"Iya
" senyum Rara"Semangat Ra
" Kata Bambang sambil mengepalkan tangannya"
" Sampai di booth belakang tempat untuk istirahat. Dino diperkenalkan oleh Bambang ke spg-spg yang lain. Memang dasar Dino yang tidak tahan kalau melihat wanita, bawaannya cepet ngiler. Semua wanita diajaknya berkenalan, termasuk spg-spg dari perusahaan lain yang notabene pakaiannya berbeda dengan spg dari perusahaan Bambang. Dia tidak pandang bulu.
"Wah, pantes lu awet muda yak, tiap hari ngeliatin spg cantik cantik gini
" Kata Dino"Hahaha, bisa aja lo" Jawab Bambang
"Terus ada yang nyangkut dihati gak nih??" Goda Bambang
"Hemmm" Dino berpikir sejenak..
"Itu tadi yang didepan paling cakep, siapa namanya tadi?" Kata Dino
"Rara?" Jawab Bambang
"Iya! Itu!" Kata Dino semangat
"Yauda entar pulang gawe, deketin gih" Kata Bambang
"Pasti itu
"Dino segera beranjak pergi dari booth ini, tapi
"Jangan sekarang! Entar! Anaknya masih kerja
" Kata Bambang"Ayolah sob, elu kan manager disini" Dino memelas
"Gak bisa, kerja tetap kerja.." Bambang kekeuh
"Yaaaaaah" Dino kecewa
***
Akhirnya selesai juga shift hari ini. Rara sedikit lega karena jam kerjanya sudah berakhir. Hari ini benar-benar melelahkan. Tapi lumayan lah, sepertinya banyak produk yang terjual hari ini. Apa mungkin karena suasana hatinya sedang senang, dan hal ini mempengaruhi semangat kerja dari dirinya? Entahlah, bisa jadi seperti itu. Sudah lama dia tidak menerima kebaikan dari seseorang. Atasannya hari ini telah menyelamatkannya. Kalau tidak, mungkin dia akan menawarkan produk dengan wajah mesem karena menahan sakit. Sungguh beruntung hari ini.
"Hai!
" Sapa seseorang secara tiba-tiba"
" Rara kaget"Gua Dino, temannya Bambang tadi" Kata Dino sambil nyengir memamerkan giginya
"Ohhh.." Rara membalasnya dengan dingin
Rara berpaling dari Dino, hendak mengambil tasnya yang ditinggalnya karena ganti baju tadi
"
""Mau kemana neng?" Tanya Dino
"Ambil tas" Jawab Rara singkat
"
""Buset, dingin banget ni cewek" gumam Dino dalam hati
"Terus setelah ambil tas??" Tanya Dino lagi
"
" Rara membalikkan lagi wajahnya"
" Dino nyengir"Pulang.."
Kembali Rara menuju ke tujuannya semula.
"Gila, gua dicuekin" Guman Dino lagi-lagi dalam hati
"Gua anterin pulang?" tawar Dino
"Gue bisa sendiri" Jawab Rara dingin
Rara pergi meninggalkan Dino yang bengong sendirian. Buat Rara, dia sudah biasa mendapatkan godaan dari lelaki seperti ini. Laki-laki itu hanya manis diawal. Ketika mereka sudah mendapatkan apa yang mereka inginkan, mereka akan pergi dan menganggap wanita seperti sampah. Itu lah laki-laki, apalagi yang tipenya seperti Dino. Rara sudah punya banyak cara untuk menangkalnya, yang ia pelajari lewat pengalaman.
Buat Dino, sudah tidak asing lagi kalau ia ditolak wanita. Mungkin karena tampangnya? Mungkin karena perilakunya yang ceplas ceplos? Atau mungkin karena niatan buruknya? Tidak ada yang tahu. Yang jelas, dia sudah melewati kejadian seperti tadi berulang kali dalam hidupnya. Wanita itu cuman perlu uang. Ketika wanita tahu bahwa dia punya banyak uang, wanita itu akan berpaling pada Dino, walaupun dengan tampangnya yang brewokan dan berkumis. Sialnya, Dino memang punya uang banyak dan Rara adalah mangsa yang tidak mungkin ia lepaskan.
***
Hidup Rara tidak pernah seindah dongeng. Kalau ia disuru memilih, Rara tidak ingin dilahirkan seperti ini. Sejak kejadian itu, Rara jadi simpatik kepada Bambang. Ya. Dia punya perasaan khusus kepada Bambang. Buat Rara, Bambang adalah sosok yang sempurna. Lelaki tampan, mapan, dan punya hati. Sebenarnya bukan fisik atau kekayaan yang diinginkan Rara, tapi perlakuan dari Bambang kepadanya, yang dianggap khusus oleh Rara. Mereka memang atasan dan bawahan. Tapi kepiawaian Bambang telah meruntuhkan tembok pemisah tersebut. Dia merasa dekat dengan Bambang. Ahhh salah. Mungkin memang inilah gaya kepemimpinan seorang Bambang. Mungkin Rara hanya terlalu berharap Bambang punya perasaan kepada Rara, yang mungkin sebenarnya tidak pernah ada. Bambang tidak hanya baik kepadanya, melainkan kepada semua bawahan selain dirinya.
Disisi lain, Bambang ternyata memang tertarik dengan Rara. Buat Bambang, Rara adalah wanita yang special. Entahlah kenapa bisa begitu. Yang jelas, Bambang memang mengistimewakan Rara dihatinya. Buktinya? Ada banyak booth ketika pameran hari itu, ada banyak spg juga yang standby, tapi hanya Rara yang ditawarkan kantong plastiknya. Bukan spg yang lain. Bisa saja spg yang lain juga merasa lapar seperti halnya Rara. Tapi Rara yang beruntung hari itu. Karena Bambang memang menyukainya. Dan bukan sekali Bambang mengistimewakan Rara. Itu terjadi berkali-kali sampai ia telah lupa untuk menghitungnya.
Ketika ada event pameran, nama Rara yang pertama ada dalam daftarnya. Ia ingin segera bertemu dengan wanita yang disukainya. Tapi ada dua hal yang mengganjal perasaannya. Pertama ia adalah atasan. Bambang tidak ingin ada berita miring mengenai perlakuan khususnya kepada Rara. Oleh karena itu, ia juga memperlakukan karyawannya yang lain dengan perlakuan yang sama dengan yang ia berikan kepada Rara. Bedanya, Bambang melakukannya dengan sepenuh hati kepada Rara, sedangkan yang lain, ia hanya berpura-pura. Yang kedua, temannya juga menyukai Rara..
Dino terus menerus berusaha untuk mendekati Rara. Berulang kali ia datang ke pameran yang diselenggarakan oleh Bambang. Setiap kali ia bertanya kepada Bambang soal pameran, ia juga akan bertanya apakah Rara direkrut? Bambang, temannya, menjawab bahwa memang Rara direkrut juga untuk menyenangkan hati Dino. Usahanya tidak sia-sia. Lambat laun, Rara mulai mencair didepannya. Rara sudah mau diantar pulang dari kerja ataupun sekedar untuk pergi kencan. Setiap detik demi detik yang terlewati, hubungan mereka semakin intens...
***
"Kamu mau jadi pacarku?" Tanya Dino deg-degan
"
"Dino sudah tidak bisa menahan gejolak asmara dalam dadanya. Akhirnya setelah berbulan-bulan pendekatan dengan Rara, Dino memutuskan bahwa Rara harus tau perasaannya.
Rara memang sudah menebak bahwa hubungannya dengan Dino akan sampai pada tahap ini. Tidak mungkin Dino mendekatinya tanpa ada alasan. Rara bingung. Dia masih menyukai Bambang. Sangat suka. Dalam lubuk hati terdalamnya sudah ada sosok Bambang yang menempati. Tapi itulah yang dia rasakan. Pada kenyataannya tidak akan mungkin terjadi. Tidak mungkin Bambang bisa membalas perasaan Rara. Sedangkan lelaki yang ada didepannya sekarang. Dia tidak punya perasaan lebih daripada sekedar sahabat. Rara tertutup sekali terhadap laki-laki. Pengecualian dia berikan kepada Bambang dan Dino.
Kalau seandainya dia bisa memilih. Tentunya dia ingin Bambang yang menyatakan perasaannya sekarang. Tapi kenyataannya, Dino yang ada didepannya. Dengan segala pertimbangan dalam dirinya. Pertimbangan bahwa Bambang hanyalah angan-angannya belaka. Akhirnya iya menerima Dino sebagai pasangannya..
Rara menganggukkan kepala
"
" Dino tersenyum bahagia"
"Dino menggenggam tangan Rara, menciumnya dan memeluknya. Ia sangat bahagia. Akhirnya perasaannya diterima Rara. Tidak ada kata-kata yang mampu menjelaskan bagaimana senangnya Dino saat itu.
jenggalasunyi dan 4 lainnya memberi reputasi
5
