Kaskus

Story

pujangga1000Avatar border
TS
pujangga1000
Kelakuan Anak Kuliah
Kelakuan Anak Kuliah

Takut mati? Jangan hidup ~
Takut hidup? Mati saja... - Anak kostan

Quote:

Quote:

Buat ngobrol santai
(click!)Kamar 3A

Quote:


emoticon-rainbow----------------------------------------------------------------------------------emoticon-rainbow

emoticon-rainbow========================================emoticon-rainbow


pujangga1000
Diubah oleh pujangga1000 19-09-2016 03:37
faeyzarbnAvatar border
hllowrld23Avatar border
yusrillllllAvatar border
yusrillllll dan 23 lainnya memberi reputasi
22
3.9M
7.4K
Thread Digembok
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the Heart
KASKUS Official
32.7KThread51.8KAnggota
Tampilkan semua post
pujangga1000Avatar border
TS
pujangga1000
#3121
Dino, Bambang & Rara - Untold 1
Spoiler for :


emoticon-clock


Seorang lelaki muda baru saja turun dari pesawat yang mendarat di bandara Adisucipto Yogyakarta. Dia berjalan menuju conveyor bagasi, hendak mencari barang-barangnya. Wajahnya tampak lelah. Mungkin penerbangan barusan sudah menguras fisiknya sampai diambang batas. Badannya terasa pegal disekujur sendi-sendi. Sejurus kemudian, dia beranjak menuju pintu keluar, memesan taksi, lalu memberikan alamat kepada supir taksi tersebut. Dia ingin sekali segera sampai di tempat peristirahatan, sekedar untuk meregangkan otot-ototnya yang kaku karena duduk terlalu lama didalam pesawat.

"Ini mas, sudah sampai.." kata supir taxi berhenti didepan sebuah bangunan
"Oh ini ya Pak" jawab lelaki tersebut.

Dia lalu membuka dompetnya, mengambil beberapa lembar Rupiah untuk membayar argo perjalanan dari bandara.

"Kembaliannya diambil saja Pak" Kata pria itu sambil tersenyum ramah
"Ngih, matur nuwun mas" balas supir taksi sambil melempar senyum juga

Lelaki itu mendorong koper bawaannya hingga berada didepan pintu sebuah kamar. Terlihat banyak pintu berjejer dibangunan lama berwarna putih ini. Bangunan ini tidak terlihat seperti rumah, tapi lebih tepatnya disebut kost-kostan. Ada 19 pintu yang berarti juga ada 19 kamar berukuran 3x3 meter tersebar diantara dua lantai bangunan ini.

Ia berdiri didepan sebuah pintu bernomor 8B, lalu mencari kunci dari dalam tas pinggangnya. Setelah menemukan apa yang dicari, ia memasukkan anak kunci ke dalam lubangnya..

"Ceklek..."

Suara pintu yang berhasil dibukanya. Selang beberapa detik kemudian, terdengar juga suara pintu lain yang dibuka. Lebih tepatnya dari kamar bernomor 7B. Sesosok lelaki lain keluar dari dalam kamar. Lelaki dengan kumis dan brewok tebal, kontras sekali dengan orang yang ditatap dengan matanya, sesosok pria dengan tatanan rapi.

"Penghuni baru mas?" Tanya si lelaki brewok
"Iya mas hehe"
"Siapa namanya? Kenalan dulu" Lanjut si lelaki brewok

Keduanya berjabat tangan emoticon-shakehand,
"Dino" Kata di lelaki brewok
"Bambang" Kata si lelaki rapi

"Kuliah ya disini mas?" Tanya Dino
"Hahaha, tidak mas, saya beru pindahan kerja di Yogya" kata bambang
"Ohhh, dimana mas?"
"Di xxx" Jawab Bambang menyebutkan salah satu merek perusahaan elektronik

"Kenapa bisa dipindah kesini mas?" Tanya Dino lagi
"Manager marketing disini resign mas, jadi saya dipindahkan, sekaligus nyari-nyari suasana dan tantangan baru hehe" Jawab bambang

"Wah, masih muda uda jadi manager, hebat mas, umur berapa mas kalau boleh tau?" tanya Dino
"Saya 26 tahun mas" jawab Bambang
"Hebat emoticon-thumbsup" Kata Dino sambil mengacungkan jempol

"Mas nya? disini kerja atau kuliah?" Tanya Bambang balik
"Hahahaha, emang muka kayak gini masih keliatan anak kuliahan mas?" Jawab Dino sambil tertawa
"Siapa tau kan mas? Jadi kerja ya?" Kata Bambang
"Ngak juga mas hahaha, luntang lantung lah emoticon-Big Grin " Jawab Dino

"Hahahaha, bisa saja mas nya, kalau begitu, saya duluan ya mas, mau istirahat dulu" Kata Bambang mengundurkan diri
"Mari-mari mas, kalau ada perlu apa-apa, ketuk pintu kamar saya saja hehe" Kata Dino menawarkan bantuan

Mereka berdua, dipertemukan hari ini diatas tanah Yogya, dibawah langit sore. Masing-masing dari mereka, tidak ada yang tahu bahwa mereka akan melewati suatu momen dihidup mereka. Mereka berdua akan sama-sama terlibat dan berperan sebagai aktor utama dalam panggung sandiwara hidup mereka. Jauh kedepan, dikemudian hari..

***
Disebuah ruangan rapat dikantor barunya Bambang. Hari ini dia akan memberi briefing untuk acara pameran yang akan dilangsungkan beberapa hari lagi. Dia sedang memberi arahan kepada para penjaga stand, atau biasa disebut sebagai SPG.

"Oke, jadi nanti saya mau, disetiap booth, ada dua orang yang standy. Bagaimana? Ada pertanyaan?" Kata Bambang

Semua orang yang mendengar arahan Bambang barusan menggelengkan kepala tanda tidak ada pertanyaan, kecuali satu,

"Kita dibayar per shift atau sekali pay out?" Tanya seorang wanita

Bambang memperhatikan wanita itu dalam-dalam. Parasnya cantik. Tentu saja harus demikian, kalau tidak, wanita ini tidak mungkin akan diterima sebagai SPG oleh tim nya.

"Sesuai kontrak, nanti dibayar diakhir, tidak per shift" Jawab Bambang

Wanita ini mengerutkan alisnya, lalu bertanya lagi,

"Kalau begitu nanti yang dapat shiftnya sedikit, bayarannya tetap sama dengan yang dapat shift banyak?" Tanya wanita itu lagi

Bambang terkejut karena mendapati pertanyaan semacam ini. Dikota sebelumnya, setiap SPG mendapat bayarannya diakhir. Sudah ada jadwal jaga untuk setiap orang dan diatur sedemikian rupa agar jam kerjanya sama.

"Anda akan mendapat jadwal jaga, dan tidak mungkin ada orang yang bekerja lebih lama atau lebih sedikit dibanding yang lain" Jawab Bambang

"Bagaimana jika orang tersebut izin sakit ketika jadwalnya jaga? Mau tidak mau, harus ada yang menggantikan, tapi orang tersebut tetap mendapat bayaran yang sama" Kata wanita itu

"Kalau sakit, apa boleh buat? Tidak salah kan kalau kita membantu orang sakit?" Jawab Bambang
"Surat dokter itu bisa dibeli mas" Kata wanita itu sinis

Bambang kaget mendengar jawaban dari wanita ini. Biasanya, dia tidak akan melanjutkan kontrak dengan SPG nya yang memiliki sifat sombong. Tapi untuk kali ini, perasaan berbeda dia rasakan. Dia tidak mau melepaskannya begitu saja. Entah kenapa, tapi memang seperti itu yang dia rasakan. Akhirnya tidak ada pembahasan lebih lanjut. Bambang tidak tahu harus menjawab apa. Si wanita juga tidak bisa menolak pekerjaan ini. Ia butuh uang.

Bambang menyimpan rasa penasaran dengan wanita tadi. Tidak ada alasan yang mendasari hal tersebut. Dia mencari CV si wanita dari bagian kepegawaian. Setelah mendapatkannya, ia mulai membaca biodata si wanita tadi.

"Hemm, Mutiara Putri Arindra.. Nama yang indah.."
"Tanggal lahir.. Jadi umurnya 20 tahun, masih muda ternyata.."
"Apa?! Dia sudah menikah??? Diumurnya yang semuda itu??"
Guman Bambang dalam hati.

***
"Yo Bembi emoticon-Big Grin, makan mana kita hari ini?" Tanya Dino ketika berada didepan kamar Bambang
"Gua uda makan Din, lo sendiri aja lah makan sana" Jawab Bambang

Sebenarnya Bambang belum makan sejak pulang tadi, tapi hari ini terlalu banyak yang ia lakukan hingga rasanya lelah sekali. Bambang tidak ingin beranjak dari kasurnya. Dia masih ingin merebahkan diri, melepas capek setelah seharian kerja.

"Lah payah lu!" Teriak Dino
"Hahaha, makanya cari cewek sana buat nemenin makan emoticon-Stick Out Tongue " Kata Bambang
" emoticon-Mad "

Dino kesal jika terus diungkit soal pacar. Bukannya tidak mau mencari. Tapi wanita mana yang akan menaruh hati dengan pria yang memiliki kumis dan brewok lebat seperti Dino. Kesannya seperti lelaki tidak baik.

"Hahaha peace yo emoticon-Peace " Kata Bambang
"Bodoh ah!" Dino keki
"Oh iya, besok lo datang ke pameran gua aja di xxx" tawar Bambang
"Ngapain??? emoticon-Confused " Dino kebingungan

"Gua kenalin ke spg-spg yang cakep emoticon-Big Grin " kata Bambang
"Kayak lo kenal aja emoticon-Nohope " cerca Dino
"Eitss, jangan lupa, gua manager marketing sob" jawab Bambang
"Wuiiiih mau donk emoticon-Genit " kata Dino

"Yauda besok dateng aja agak siang" Kata Bambang
"Siiiip emoticon-thumbsup " Kata Dino

Dino baru saja ingin meninggalkan Bambang dikamarnya.

"Din, gua titip rokok ya biasa" Teriak Bambang
"Oke sob! Asal gua dikenalin ke spg lu lah emoticon-Stick Out Tongue " jawab Dino
"Beres lah" Jawab Bambang

Dalam pikirannya Dino, sudah ada wanita-wanita dengan pakaian yang aduhai dan pastinya cantik-cantik. Imajinasinya mulai liar. Sedangkan Bambang mulai terbuai dengan nina bobo dari bantal serta guling yang mengantarnya menuju alam mimpi. Kedua orang ini mulai bersahabat sejak pindahan Bambang. Mungkin karena letak kamar mereka yang berseberangan? Atau mungkin karena umur mereka yang tidak terpaut jauh. Tidak ada yang tahu siapa yang memulai persahabatan mereka. Terjadi begitu saja.

***
Wanita ini sedang mondar mandir memegang brosur dan menawarkannya kepada orang-orang yang sedang lewat. Senyum dan sapaan ramah dikeluarkannya untuk menarik hati calon pembeli. Namun, setiap pasang mata lelaki yang menghampirinya pasti memperhatikan tubuhnya dengan pandangan yang menjijikkan. Tapi apa daya, dia harus menerima pelecehan seperti ini. Beginilah resiko pekerjaannya. Dia tidak punya bekal pendidikan yang cukup untuk membawanya ke pekerjaan dengan pakaian yang lebih pantas. Kesalahannya dimasa lampau, telah mengantarkannya sampai ke tahap ini.

" emoticon-Kagets "

Perutnya sedang sakit, belum diisi apa-apa. Maag nya kambuh. Tadi dia terlambat, sehingga dia terpaksa harus melewati makan siang. Kalau tidak, dia akan menerima omelan dari atasannya.

Dengan perut yang melintir, dia harus menahan rasa sakit dan tetap tersenyum kepada lelaki yang menggodanya. Pekerjaannya butuh sedikit keberuntungan. Diantara berpuluh-puluh lelaki bermata keranjang yang menggodanya, ada satu atau dua yang akan membeli produk yang dia tawarkan.

Ya.. Hanya keberuntungannya yang dia perlukan.
Dan dia mendapatkannya kali ini..

Seorang laki-laki yang diajaknya berdebat ketika briefing kemarin, sedang berjalan ke arahnya. Lelaki itu tersenyum sambil memegang sebuah plastik disebelah tangannya.

Buat wanita ini, senyuman lelaki itu berarti, "sudah berapa banyak produk yang terjual?". Dia kesal kalo memikirkannya. Orang-orang seperti lelaki ini hanya tau bagaimana mengejar target dari perusahaan, tanpa bisa memperlakukan para bawahan dengan semestinya. Para bawahan hanya dianggap sebagai alat untuk mencapai profit tahunan. Apakah bawahan itu akan sakit, pergi, atau meninggal? Mereka tidak peduli. Toh ada asuransi yang menanggung semuanya. Keuntungan dari perusahaan tetap tidak akan berkurang sedikitpun, mereka juga bisa secepatnya menemukan pengganti dirinya yang lain.

"Hi, sudah makan?" sapa Bambang

Wanita itu diam tidak menjawab apa-apa. Itu hanya basa basi buatnya.

"Muka kamu pucat, belum makan? Ini aku bawain kue basah" tawar Bambang sambil menyerahkan kantong plastik dari tangannya
" emoticon-Roll Eyes (Sarcastic) "
" emoticon-Smilie " Bambang tersenyum

Wanita itu menerima plastik dari tangan Bambang. Dilihatnya. Ternyata benar, isinya memang beberapa potong kue basah jajanan pasar. Hatinya terenguh sedikit. Ternyata tidak semua atasan itu suka ngomel-ngomel. Guman wanita itu dalam hati.

"Dimakan gih emoticon-Smilie " Kata Bambang
"Makasih" Jawab wanita itu dingin

"Kita belum kenalan, kamu siapa?" Tanya Bambang

Bambang mengajukan tangannya,
"Rara" Kata wanita itu
"Bambang"
emoticon-shakehand

"Yauda, aku gantiin dulu emoticon-Smilie " Kata Bambang sambil mengambil tumpukan brosur di tangan Rara

Rara segera beranjak dari tempatnya berdiri, setelah permisi sebelumnya kepada atasannya. Dia masih tidak percaya. Ternyata dia masih bisa menerima perlakuan baik dari lelaki. Setelah semua yang dia lalui selama ini, buat dia, yang ada dipikiran lelaki hanyalah sex. Dia sudah tidak bisa mempercayai mahkluk yang bernama "lelaki". Kekecewaannya sudah terlalu dalam. Termasuk luka mendalam dari mantan suaminya.
khodzimzz
itkgid
jenggalasunyi
jenggalasunyi dan 4 lainnya memberi reputasi
5
Ikuti KASKUS di
© 2025 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.