natashyaaAvatar border
TS
natashyaa
I Am (NOT) Your Sister
Dear Warga SFTH.

Sebelumnya ijinkan gue untuk menulis sepenggal kisah hidup gue di SFTH. Cerita ini bersumber dari pengalaman pribadi yang gue modifikasi sedemikian rupa sehingga membentuk cerita karangan gue sendiri. Cerita ini ditulis dengan dua sudut pandang berbeda dari kedua tokohnya.
So... langsung saja.




Big thanks to quatzlcoatlfor cover emoticon-Smilie

Quote:
Diubah oleh natashyaa 20-01-2018 16:32
tukangdjagal
makola
imamarbai
imamarbai dan 6 lainnya memberi reputasi
7
461.8K
3K
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the HeartKASKUS Official
31.5KThread42.1KAnggota
Tampilkan semua post
natashyaaAvatar border
TS
natashyaa
#34
F Part 3
Dipikir-pikir gue terlalu kejam juga ke Ani. Sebenarnya tidak ada yang salah dari dia sih, dia hanya seorang gadis lugu dan polos. Alasan kenapa gue tidak suka ke dia belum juga gue temukan sampai sekarang. Ada sedikit perasaan tidak enak ketika gue menutup pintu tadi terlebih dia tadi sudah membuatkan sup ayam kesukaan gue yang cukup enak. Tapi yausdahlah, gak perlu dipikirin lebih jauh juga. Tapi, nyatanya gue tiba-tiba keinget omongan Andrea tadi.

“Fe, si Ani itu adik tiri lu kan?”

“Siapa juga yang punya adik.”

“Tapi seengaknya dia sudah jadi bagian dari keluarga lu kan? Tinggal serumah juga kan?”

“Iya, tapi gue gak peduli.”

“Bukannya begitu, gue kasihan aja ama dia. Selalu lu cuekin kalau ketemu. Hahaha.”

“Terus?”

“Ya terserah lu sih, cuman kasian aja. Feeling gue sih dia ingin mencoba dekat dengan kakanya ini.”

“Hahahaha… tetep aja gue gak peduli.”

“Punya adik seru loh Fe.”

“Contohnya?”

“Apa ya? Contohnya mungkin kita bisa saling berbagi, saling membantu, ada yang nemenin, dll.”

“Kata siapa? Kan lu juga sama kek gue anak tunggal, ah lu mah ngaco dre.”

“Hahaha, iya. Tapi gue pengen punya adik, apalagi yang masih kecil, lucu dan gemes. Bisa gue maenin ntar. Hahahaha.”

----------------------------------------------.

Gue tidak terlarut dalam percakapan dengan Andrea tadi. Ketika gue sudah menutup pintu kamar, seperti biasa gue malam harinya akan selalu menyiapkan bahan buat pelajaran di sekolah buat besok. Setelah selesai ritual malam hari gue, gue melihat tas ransel gue yang terbuka lalu gue mulai mengeluarkan buku dari tas. Gue cek satu persatu buku yang gue punya, gue ulangi lagi, dan setelah beberapa kali gue memastikan ternyata buku catatan gue hilang !!! Astaganaga, itu buku catatan seluruh materi yang gue rangkum hilang !!! Padahal besok ada ulangan. Ya, tuhan. Harus bagaimana ini. Gue telepon Andrea siapa tau buku gue ketinggalan di rumahnya, tapi kata dia gak ada. Gue yang kebingungan mencoba untuk tetap tenang dan berpikir mencari tahu dimana keberadaan buku catatan gue itu. Gue mencoba mengingat-ngingat setiap kejadian yang gue alami hari ini dan seinget gue tidak ada satu pun yang gue alami hari ini berhubungan dengan buku catatan tersebut. Buku itu dari pagi belum gue keluarkan dari tas. Dimana ya, sia-sia aja gue nulis rangkuman semua materi pelajaran sekolah kalau buku itu hilang.

Akhirnya gue putuskan untuk tidur agar besok pagi lebih cepat. Gue yakin buku itu pasti ketinggalan di kelas.

~~~~~…~~~

Seperti biasa alarm gue berbunyi pukul 4. Sebelum orang rumah bangun gue selalu mengendap-ngendap di dapur untuk memasak sendiri buat bekal yang gue bawa ke sekolah. Gue jarang sekali sarapan di rumah, palingan gue hanya makan roti saja di rumah sebelum pergi ke sekolah.

Gue datang ke sekolah pagi sekali dan belum satu orang pun siswa lainnya yang datang ke sekolah jam 6 kurang kecuali gue. Tujuan gue hanya satu mencari buku catatan gue. Gue ada ulangan sehabis istirahat dan di buku catatan itu ada materi yang tidak ada di buku paket. Gue belum ngapalin materi itu. Aduh !! Gue udah cek kelas gue dan buku itu tidak ada. Gue kehabisan akal mengenai keberadaan buku itu. Yasudah gue pasrah aja. Gue duduk di kursi gue. Pagi itu seorang gadis kelas 3 SMA sedang melamuni buku catatanya dan gadis itu adalah gue. Gimana ya kalau gue gak bisa ngerjain ulangan ini, gimana ya kalau gue dapet nilai 5 atau 6, aduh gimana yaaa..

Gue hanya duduk terdiam memikirkan hal itu, sementara teman-teman sekelas gue sudah mulai datang ke kelas. Petugas piket sudah mulai menyapu kelas, menghapus coretan di papan tulis. Anak-anak laki-lai sudah mulai asik dengan obrolan sepak bolanya. Teman gue di belakang sedang asik dengan hpnya. Sedangkan gue dengan muka sedih masih duduk terdiam melamuni nasib ulangan gue hari ini.
Ketika gue melihat ke arah keluar pintu kelas. Gue melihat Ani berada di sana dan berjalan masuk ke kelas gue. Sekali lagi gue mikir, ini anak mau apa lagi. Tanpa permisi dan tanpa malu dia datang ke kelas gue dan datang menghampiri gue.

“Kak, ini buku kakak bukan?” Ucap dia sambil menyodorkan buku bewarna ungu yang tidak lain adalah buku catatan yang gue cari dari kemarin malam. Gue bertanya-tanya darimana dia dapatkan buku ini. Sebelum dia menjelaskan itu semua, pak Umar guru bahasa Indonesia gue datang dan Ani pun langsung pergi dari hadapan gue. Entah gue harus berterima kasih atau marah kepada dia, gue tidak tahu.
0
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.