natashyaaAvatar border
TS
natashyaa
I Am (NOT) Your Sister
Dear Warga SFTH.

Sebelumnya ijinkan gue untuk menulis sepenggal kisah hidup gue di SFTH. Cerita ini bersumber dari pengalaman pribadi yang gue modifikasi sedemikian rupa sehingga membentuk cerita karangan gue sendiri. Cerita ini ditulis dengan dua sudut pandang berbeda dari kedua tokohnya.
So... langsung saja.




Big thanks to quatzlcoatlfor cover emoticon-Smilie

Quote:
Diubah oleh natashyaa 20-01-2018 16:32
tukangdjagal
makola
imamarbai
imamarbai dan 6 lainnya memberi reputasi
7
461.8K
3K
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the HeartKASKUS Official
31.5KThread42.1KAnggota
Tampilkan semua post
natashyaaAvatar border
TS
natashyaa
#29
A Part 2
Aku ditinggal sendiri di rumah. Ayah dan ibu sedang pergi keluar menemui teman mereka. Sementara kak Felisha pergi entah kemana. Ketika aku sendiri, aku sering beres-beres rumah, menyapu, mencuci piring, dsb. Aku menonton televisi tapi tidak ada acara yang seru. Aku berjalan mondar-mandir di rumah tidak ada kerjaan. Aku bingung harus melakukan apa.

Ketika aku duduk di sofa depan kutemukan buku tentang resep makanan. Aku baca buku itu dan akhirnya aku punya ide, kenapa aku tidak memasak saja.

Setelah kubaca-baca dan kulihat-lihat isi buku tersebut, aku rasa aku ingin mencoba untuk membuat sup ayam. Aku mengecek bahan-bahanya di dapur. Untuk bumbunya sih kayaknya ada tapi aku lupa nggak ada ayam di rumah. Jadi aku putuskan untuk pergi ke tukang sayur dekat rumah untuk beli beberapa potong daging ayam dan juga beberapa bahan lainnya.

Setelah aku kembali dan mendapatkan bahan-bahanya. Aku mulai memasak. Chef Anita akan beraksi. Yeay!
Aku sebelumnya memang suka masak sih, aku selalu masak buat ayah. Tapi, kali ini aku ingin memasak untuk ayah, ibu, dan juga kak Felisha. Jadi aku bersemangat sekali. Aku ingin mereka bangga atas masakanku.

“Hai, masak apa kamu?”

Ibu mengagetkanku ketika aku sedang mencoba mencicipi sedikit sup buatanku ini. Karena saking asyiknya aku tidak tahu kalau mereka sudah pulang.

“Eh.. Ibu, aku sedang masak sup ayam bu?”

“Oh ya? Sini ibu bantu.”

“Hehe. Ayo bu, kita masak.”

“Kebetulan loh, Felisha suka banget dengan sup ayam.”

“Masa Bu?”

“Iya. Ngomong-ngomong dia sudah pulang?”

“Belum Bu. Kak Felisha daritadi belum pulang. Di sekolah juga aku enggak ketemu sama dia.”

“Kemana ya? Ini kan sudah jam 6”

“Gak tau Bu.”

…….

“Ayah…Ayah sini deh, coba telepon Felisha. Dia dimana, dia belum pulang.”

Ibu sepertinya panik dan menyuruh ayah untuk menelepon kak Felisha. Aku juga baru sadar ini udah hampir magrib ya dan kak Felisha belum pulang dari sekolah.

“Nggak aktip, ayah telepon.”

“Aduh.. itu anak, kemana sih?”

Sepertinya ibu mulai panik beneran. Aku juga jadi bertanya-tanya kemanakah kak Felisha. Di sekolah tadi nggak ketemu, biasanya aku suka lihat dia di kantin setiap istirahat siang tapi tadi tidak kelihatan. Aku juga ingin mencoba menelpon dia tapi lupa aku tidak punya nomornya.

Ayah mencoba menenangkan ibu yang uring-uringan mencari tahu dimana kak Felisha. Aku sedang menyiapkan masakan yang aku masak tadi. Aromanya tercium sangat enak. Aku tidak sabar untuk mencicipi masakanku ini tapi situasinya sedang tidak begitu baik juga. Aku duduk di meja makan, aku cek di hp ku, mudah-mudahan ada kontak yang bisa aku hubungi untuk mencari kak Felisha tapi gak ada yang bisa aku hubungi. Aku juga jadi ikut khawatir tentang keadaan kak Felisha. Ya, tuhan semoga dia tidak kenapa-kenapa.

Selang beberapa saat, akhirnya ada yang masuk ke rumah dan tebak itu siapa? Dia kak Felisha. Ya, tuhan syukurlah dia pulang. Ibu yang tadinya khawatir menghampirinya. Aku pun senang tidak terjadi apa-apa dengan kak Felisha. Ditambah lagi aku senang akhirnya kita semua akan makan masakan buatanku yang masih hangat dan lezat.

Akhirnya kita semua untuk pertama kalinya duduk berbarengan di meja makan, biasanya sih hanya ada aku dan ibu, atau ibu ayah saja, atau aku, ibu, dan ayah. Kak Felisha jarang sekali makan bareng. Sering aku lihat dia sering membawa makannya di kamarnya.

Aku sangat senang, inilah momen yang aku tunggu-tunggu selama ini, kita sekeluarga bisa duduk bersama. Aku duduk disamping kak Felisha. Kita semua makan dengan lahap. Ibu sangat memuji masakanku, kata dia ini sup yang paling enak yang pernah ia makan. Jangan tanya ayah, dia sudah lama mengenal masakanku dan aku kira kak Felisha juga menganggap masakanku ini enak karena dia juga makan dengan lahapnya. Sambil makan kita juga ngobrol, kita ngobrolin rencana liburan tahun depan. Ayah mengajak pergi ke pantai tapi ibu tidak suka pantai jadi timbulah perdebatan antara ayah dan ibu, ibu pengennya naik gunung. Aku sih senang-senang aja terserah mau kemana begitu juga kak Felisha. Hari ini benar-benar family time deh buatku. Tapi, kak Felisha terlihat sangat capek, dia tidak menghabiskan makanannya dan langsung pergi ke kamarnya. Sebelum pergi aku lihat sebuah buku jatuh dari tasnya. Aku segera mengambil buku tersebut dan menyusul kak Felisha ke kamarnya untuk memberikan buku tersebut. Aku berdiri di depan pintu kamar dia, aku pikir ini pertama kalinya aku bakal masuk ke kamar kak Felisha.

“Kakak, Fe.” Aku mengetuk pintu kamarnya

………………….

“Ada apa?”

“Aku boleh masuk?”

“Lu gak baca itu stiker?”

“Do not enter?” aku mengeja tulisan stiker itu. Setelah selesai mengeja itu kak Felisha langsung menutup pintu kamarnya. Haduh, aku salah, kenapa tadi aku bilang “boleh masuk?” aku harusnya langsung saja memberikan bukunya. Aku yakin sekali kak Felisha hari ini capek sekali sehingga dia ingin benar-benar istirahat. Ya sudahlah mungkin besok saja aku berikan bukunya.
0
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.