Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

fanofbenbruceAvatar border
TS
fanofbenbruce
Beno dan Erin
Erin Dan Beno (Sebuah Kisah Cinta Tidak Sempurna)

Uang memang bukan segalanya, tapi uang bisa memudahkan segalanya.

Pov Beno
Namanya Erin, Erinda Rizky Wijaya seorang wanita spesial di hati gue. Ini tahun keempat sejak gue terakhir kali bertemu dengannya. Erin, dia adalah semua ceritaku, dia adalah nyawa dari semua kisah-kisahku.
Namaku Subeno, panggil aja Beno. Seorang laki-laki biasa berusia 28 tahun dan masih lajang. Banyak orang yang bertanya, mengapa Beno always jomblo. Padahal hidupnya enak. Gue cuma bisa senyum, dalam hati gue menjawab, karena ditinggal nikah seorang gadis benama Erin. Erin yang gue cintai, tapi dia ga pernah tau betapa gue mencintainya. Betapa tiap malem doa gue selalu buat dia. Dan betapa dia adalah semangat gue buat memperbaiki hidup gue. Gue adalah Beno dan dia adalah Erin. Terakhir kali gue liat di facebooknya dia pasang foto tunangan. Jelas sama yang tajir juga. Dalam sinetron mungkin lo bisa liat kalo jodoh si kaya adalah si miskin. Si kaya sampe rela buat nentang keluarganya, atau mutusin pacarnya yang cakep dan juga kaya, untuk bisa hidup dengan si miskin. Buat gue kisah cinderella adalah kisah sedih. Betapa si Cinderella tiap hari di siksa dengan pekerjaan berat dan mungkin ga manusiawi. Terus dia ketemu dengan pangeran, katanya happy ending, tapi kita ga pernah tau apakah si Cinderella pernah di poligami atau tidak. Dan kejadian di real life, si kaya harus merit dengan si kaya juga supaya dia dan keturunannya bisa survive sama kekayaan

Mereka, walau ga semua orang kaya kaya gitu. Tapi kebanyakan. Banyak juga orang yang idupnya pas-pasan kaya gue bisa nikahin orang kaya. But, dalam kehidupan sehari-hari mereka menjelma jadi seorang asisten rumah tangga berstatus Suami/Istri. Dan gue ga mau kaya gitu, manusia punya harga diri. Dan buat gue harga diri itulah yang harus dipertahankan. Gue bukan orang yang sombong, siapa sih gue sampe harus sombong segala, apalagi gue juga ga punya apa-apa. Gue cuma ga mau, diri gue yang berharga ini diinjek-injek orang. Semua manusia berharga dan harus belajar menghargai dirinya sendiri, begitu kalo menurut gue. Hari ini gue menghabiskan waktu long weekend gue di rumah. Ini rumah gue sendiri dan gue juga tinggal sendiri. Gue emang biasa mandiri dan menyepi. Semakin mature gue, gue makin suka menyepi, gue lebih suka dikamar, ngurusin bisnis online gue sambil dengerin musik atau sesekali nonton film dan join internet forum.

"Drrttt drrrttt ddrrrt ddrrrrrttt" Handphone gue bergetar, dan pasti panggilan, sms atau chat bukan dari cewe. Udah 6 tahun gue ga pernah maen-maen sama cewe. Dalam layar hape tertulis kata "MONYET".
"Yo nyet."
"Dimana lo zink?" Katanya di tengah suara bising.
"Rumah, baru bangun."
"Abis ngebok*p lo ya, buruan ke tempat biasa, pokoknya gue tunggu."
Tut...tut...tut..
Kebiasaan...
Namanya Fajri, sahabat sekaligus temen kerja gue. Dia biasa gue panggil monyet. Dan dia biasa manggil gue anzink. Katanya sih biar terjadi keseimbangan di alam semesta makanya
Dia manggil gue gitu. Umurnya 3 taun dibawah gue. Suka gonta-ganti pacar, terakhir pacarnya adalah seorang SPG mobil yang tatonya dimana-mana dan ekspresi mukanya selalu siap menerkan dan selalu nantangin berantem dalam tanda kutip. Gue melirik jam di desktop komputer. Jam 7 malem, gue bergegas cuci muka dan siap-siap menuju Laws*n yang ga jauh dari rumah. Bukan cuma abg alay, kaum uzur seperti gue pun kadang lebih seneng nongkrong di Lawson.

Lawson Kota Wisata, malam itu

Beno memarkir sepeda motornya di depan Lawson, matanya menerawang mencari keberadaan Fajri. Ternyata dia duduk di pojok bersama dua orang, satu laki-laki dan satu perempuan, ia tak tau siapa mereka, karena keduanya memunggunginya. Ia masuk ke dalam toko. Memesan minuman dan snack favoritnya. Kemudian bergabung dengan mereka.
"Woy, serius amat." Ia menepuk baju Fajri.
"Anjrit lo dateng ga ada suaranya. Lo inget ga No ini siapa?" Fajri menunjuk pada pasangan di depannya. Si wanita sih Beno kenal, dia Irene, teman baik mereka di masa kuliah dulu. Dan si laki-laki gendut brewokan, Beno mengamatinya sangat lama.
"Sialan, Ical kok lo berubah banget sih. Kok bisa gendut gini." Beno menepuk pundaknya.
"Kebanyakan kerja di dapur nih gue. Anak teknik yang kerjanya salah jurusan." Katanya tersipu-sipu, padahal dulu pas masa kuliah dia yang paling semangat soal ngajak anak-anak fitness dan membentuk tubuh. Setelah bekerja takdir berkata lain. Beno adalah yang paling senior di situ. Dia mahasiswa abadi.

Dia manggil gue gitu. Umurnya 3 taun dibawah gue. Suka gonta-ganti pacar, terakhir pacarnya adalah seorang SPG mobil yang tatonya dimana-mana dan ekspresi mukanya selalu siap menerkan dan selalu nantangin berantem dalam tanda kutip. Gue melirik jam di desktop komputer. Jam 7 malem, gue bergegas cuci muka dan siap-siap menuju Laws*n yang ga jauh dari rumah. Bukan cuma abg alay, kaum uzur seperti gue pun kadang lebih seneng nongkrong di Lawson.

Lawson Kota Wisata, malam itu

Beno memarkir sepeda motornya di depan Lawson, matanya menerawang mencari keberadaan Fajri. Ternyata dia duduk di pojok bersama dua orang, satu laki-laki dan satu perempuan, ia tak tau siapa mereka, karena keduanya memunggunginya. Ia masuk ke dalam toko. Memesan minuman dan snack favoritnya. Kemudian bergabung dengan mereka.
"Woy, serius amat." Ia menepuk baju Fajri.
"Anjrit lo dateng ga ada suaranya. Lo inget ga No ini siapa?" Fajri menunjuk pada pasangan di depannya. Si wanita sih Beno kenal, dia Irene, teman baik mereka di masa kuliah dulu. Dan si laki-laki gendut brewokan, Beno mengamatinya sangat lama.
"Sialan, Ical kok lo berubah banget sih. Kok bisa gendut gini." Beno menepuk pundaknya.
"Kebanyakan kerja di dapur nih gue. Anak teknik yang kerjanya salah jurusan." Katanya tersipu-sipu, padahal dulu pas masa kuliah dia yang paling semangat soal ngajak anak-anak fitness dan membentuk tubuh. Setelah bekerja takdir berkata lain. Beno adalah yang paling senior di situ. Dia mahasiswa abadi.

Tapi beda kampus, mereka kenal karena satu kost-kostan. Beno memilih kost agak jauh dari kampus karena lebih murah. Kost-kostan dekat kampus Beno kebanyakan per tahun dan mahal.

"No, kemana aja sih, kalo ngumpul ga pernah ikut. Dihubungin juga susah, udah kaya buronan polisi aja.." Celetuk Irene, Beno cuma tersenyum.
"Gue sibuk kerja Rene, Kan diantara kalian gue yang kuliahnya ga pake kelar. Jadi gue setidaknya harus lebih kerja keras dari kalian.

"Banyak tau yang nanyain lo, terutama si Bayu tuh. Oia No, Bayu nganggur tuh, bentar lagi dia paling dateng. Kalo lo ada channel bantuin lah. Kasian dia dari lulus 2 taun lalu belom kerja. "

Lah kok bisa, bukannya IPK si pelor itu cumlaude mulu.

"Iya No cumlaude mulu, tapi lo kan tau dia bocahnya pelor. Idupnya lemeessss banget kaya orang ga niat."

Timpal Fajri, bener juga si Bayu bisa tidur lebih dari 24 jam kalo lagi libur. Orangnya kurus, ceking dan keriting, di matanya ada mata pandanya gitu. Bukan karena kurang tidur tapi karena kebanyakan tidur. Makanya dia di panggil si Pelor.

"Masih pacaran ama si Sasha dia?" Tanya gue pada Irene dan Ical.

"Udah putus lama, si Sasha ga tahan Bayu nganggur mulu. Dia udah nikah ama temen kerjanya. Komplitlah sudah derita hidup Bayu, Jomblo pengangguran di tinggal kimpoi. Ampe bosen kita sama si Erin yah denger curhatan si Bayu." Jawab Ical.

Deg.. Erin.
anasabila
anasabila memberi reputasi
1
9.5K
90
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the HeartKASKUS Official
31.6KThread42.4KAnggota
Tampilkan semua post
fanofbenbruceAvatar border
TS
fanofbenbruce
#4

Pov. Bayu

Nama gue bayu, lengkapnya Bayu Nugraha atau Bayu Pelor, karena kebiasaan gue yang kalo nempel lagsung molor, gue bisa molor dimanapun termasuk di toilet mall. Buat gue tidur adalah kebutuhan utama setelah bernafas. Nyokap gue sempet curiga gue pernah jadi korban gigitan lalat tse tse karena jam tidur gue yang over time. Gara-gara jam tidur ini gue ga pernah lama kerja di perusahaan dan di putusin sama mantan gue yang sengaja gue lupa namanya, karena dia takut masa depannya ama gue ga jelas. Dia udah nikah sekarang, sama lelaki yang mungkin emang jodohnya dan pastinya lebih baik dari gue. Anaknya udah dua, dan dia ga pernah mau ketemu lagi. Padahal gue ga ngerasa ada salah ama dia. Orang pas diputusin gue ga ribut dan iya iya aja. Entahlah, karena wanita ingin dimengerti. Eh ralat, karena wanita ingin SELALU di mengerti.

Gue udah sebulan kerja dan tinggal bareng Beno. Gue betah kerja dan tinggal disini, gue males tinggal di rumah, toh di rumah ada atau gada gue sama aja. Gue juga matiin handphone utama gue, dan beli hape murah dan simcard baru. Gue belum mau pulang, pulang atau ga pulang gue juga ga ada yang nanya. Karena di rumah yang dianggap ada cuma abang gue si Wisnu. Yah abang gue emang sempurna. Dapet beasiswa di Ostrali, lulus S1 cumlaude. Kerja di perusahaan bonafide. Buat keluarga gue, gue cuma butiran debu. Usaha gue dapetin cumlaude juga dianggep biasa aja. Pasti ada juga diantara reader yang ngalamin nasib kaya gue. Saat lo punya kaka superior, sekalipun lo udah melakukan sesuatu yang superior. Itu bakal dianggap biasa aja, karena buat orang tua lo kaka lo aja bisa masa lo ngga. Gue suka disini, apalagi disini sekarang rame. Selain gue sama Beno juga ada mas Agus sekeluarga. Apalagi sekarang istri mas Agus jualan nasi kuning pagi-pagi. Gue sering bantuin siapin garasi buat jualan. Ini emang bukan rumah dan keluarga asli gue. Tapi gue ngerasa kalo disini adalah rumah dan keluarga gue.

Akhir-akhir ini gue kangen banget sama sahabat gue si Erin, tapi gue selalu malas bergerak buat nemuin dia. Kemang-Kota Wisata coy, jauh mending tidur. Bulan depan paling gue nemuin dia. Sekaligus ngasih kejutan buat dia. Erin itu cewe yang tangguh sekaligu Gila. Gimana ga gila, mantan tunangannya maho, dan dia enjoy aja. Bahkan dia sering jalan bertiga sama mantan tunangannya dan pacar mantan tunangannya. Pertama gue liat pacar mantan tunangan si Erin gue ngeri setengah mati. Item, tinggi gede, keker, body-body angkatan gitu dah. Eh pas kenalan ama gue malah kedip-kedip genit ala ala betty boops. Erin, teman meratapi kejombloan bersama. Erin sempet ngenalin gue ama beberapa temennya, tapi kayanya gue ketularan penyakit jomblo akutnya dia. Makanya jangan gaul ama jomblo akut Ntar nular.
"Bayu, bangun makan malam dulu." Terdengar suara istri mas agus dari balik pintu.
"Oke mbaa... aku datang." Gue langsung beranjak dari kasur kesayangan. Hari ini istri mas agus masak istimewa. Habis belanja besar sama Beno tadi siang. Masakkan istri mas Agus memang tidak ada duanya deh.

Kami makan bersama, sambil ngobrol-ngobrol.
"Mas, Anggi jadi kesini kan?" Tanya Beno sehabis makan.
"Jadi No, maaf ya, keluargaku jadi ngerepotin kamu." Kata mas Agus
"Santai mas, besok anggi tidur diatas aja ya mas. Kamar atas kan kosong. Mas ini kaya orang lain aja." Katanya, anggi siapa lagi.
"Anggi siapa mas Agus?" Tanya gue heran.
"Adikku Bayu dia mau bekerja disini. Katanya bosen kerja di kampung." Jawab mas agus sambil senyum.
" Iya Bay, anaknya cantik loh. Tapi pendiam. Semoga kalian bisa berteman ya yu." Kata istri mas agus sambil membereskan piring.
"Tenang mba, ntar ada yang bantui bayu packing orderan konsumen dong ya." Gue langsung berdiri mengangkat piring-piring kotor. Nanti bagian cuci piring mah bagian si Beno.
0
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.