Paginya, saatnya beberes venue dan beberes yang lain, kami semua panitia datang, dan berniat melakukan pembubaran juga jika semua sudah selesai. Aku datang diantar Nindo dan faris, karena mereka berencana pergi bersama pagi itu dan mengajak Ferdi. Aku datang terlambat sehingga saat sampai disana, sudah hampir semua panitia datang dan mulai berbenah. Aku masih melihat Yudha disana, wajahnya masih sendu walaupun dia terlihat sudah bercanda dengan yang lain, ya sudahlah aku bersyukur dia baik baik saja, dia masih bisa tertawa jadi aku tak terlalu terbebani dengan air matanya kemarin.

Pagi ini dia melemparkan senyumnya padaku, dan menyapaku bukan dengan Icha lagi, tapi..”selamat pagi bu Mika” , aku hanya membalasnya dengan senyum sembari bergabung dengan yang lain untuk segera menyelesaikan semua ini. Lega rasanya setelah semua ini berlalu, ternyata aku hanya dibayangi oleh ketakutanku sendiri, mungkin jika aku melakukan ini sejak dulu, aku tidak perlu takut buat bertemu dengan Yudha lagi, tidak perlu takut mengingatnya lagi dan tidak perlu bersusah payah lari dari bayangnya lagi, namun yaa mungkin memang waktunya sudah digariskan oleh Tuhan, mungkin memang waktu yang paling tepat adalah sekarang, sembari Tuhan menguji ketangguhanku dalam mempertahankan komitmenku bersama Nindo. Dengan begini, aku jadi belajar banyak dan aku sangat bersyukur bisa memberitahu Yudha bagaimana aku telah melupakan dia.

untuk Yudha........
Satu yang perlu kamu tau Yud, sekarang ini aku ingin kamu lebih bahagia daripada saat ini, belajarlah meupakan dengan mengingat seperti yang aku lakukan, karena jika melupakan terlalu sulit dan kau coba terus menerus, maka kamu akan semakin ingat. Cobalah lihat semua lebih dalam, hingga kamu menemukan titik yang membuatmu sadar bahwa kamu harus melangkah maju dan meninggalkan semua rasa yang selama ini kau genggam. Mungkin kamu harus melihat sekeliling dan menyadari bahwa lebih banyak hal yang harus kamu ikuti daripada kamu terus berjalan mundur menunggu masa lalumu datang. Liahtlah sekarang yud, masa lalumu sudah berlari melewatimu, kamu harus bangkit dan berlalu, tempuh jalan lain jika jalan yang selama ini kamu yakini sudah tidak sanggup lagi kau teruskan. Ingat Yud, di jalan bebas hambatanpun juga ada simpangan, jadi yakinlah, kamu akan menemukan simpangan lain yang akan menuntunmu ke kebahagiaan yang lebih. Kisah kita mungkin memang tidak bisa terlupakan yud, aku masih ingat dengan pasti sedih dan tawanya, setiap airmata dan bahagianya, hingga aku bisa menuliskan cerita ini dengan detilnya, dan inilah caraku untuk mengakhiri memori itu, bagikan ke semua orang, dan mereka yang akan membantumu melupakan. Semoga dengan begini kamu jadi belajar, bahwa setiap penyesalan tak akan berguna bila semua sudah terlambat.

dan untuk suamiku..........
Suamiku adalah orang yang paling hebat yang pernah aku kenal, karena setiap aku menulis cerita ini, dia selalu menjadi komentator pertama dalam setiap postnya, aku sudah minta ijin untuk menulis ini, dia memang ingin tau kisahku dengan Yudha secara jelas, jadi…. Lewat inilah aku menceritakannya. Aku juga ingin dia tau kalau aku bahagia memilikinya, aku bangga memilikinya dan aku sangat mencintainya, walaupun hal itu tidak tersirat dalam setiap lembar cerita ini, tapi dia pasti tau, bahwa aku mencintainya lebih dari apapun.