Kaskus

Story

kabelrolAvatar border
TS
kabelrol
Hujan, Janji, dan Wanita yang singgah
Selamat datang di trit gue yang super sederhana ini emoticon-EmbarrassmentDi trit ini, gue mencoba berbagi soal cerita-cerita cinta semasa sekolah. Lucunya, gara-gara trit ini, kisah-kisah itu ada yang berlanjut dan itu sangat mengejutkan, buat gue emoticon-Big Grin

Kisah yang pengen gue tulis udah tamat. Eh, tapi karena ada kisah lanjutan yang disebabkan gue nulis trit ini, sekalian gue tulis kisah lanjutan itu dimari, eh, ceritanya malah jadi kepanjangan emoticon-Hammer (S) ada 97 part, semoga agan ngga bosen baca kisah ane ini sampe tamat emoticon-Smilie emoticon-Malu (S) emoticon-Embarrassment

Makasih buat juragan-juraganwati yang sudah meluangkan waktunya untuk mengirimkan cendol, rate, dan subcribe. Semoga cerita gue, seengganya, bisa ngingetin pembaca sekalian, soalnya indahnya persoalan cinta di kalangan remaja.

Spoiler for sampul:


Hujan adalah mesin waktu. Gue ngga bisa lagi lebih setuju soal ini. Gue nulis trit ini ketika musim hujan nempel di percuacaan kota gue. Ngeliat barisan hujan yang jatuh teratur, seakan ada yang menyuruh mereka supaya jatuh pada lintasannya dan ngga meleset sedikitpun, berhasil bikin gue kembali ke masa yang sangat gue sesalkan mereka ngga akan kembali.

Masa remaja.

Ya, mereka ngga bisa dan barangkali ngga akan bisa kembali. Tapi, hujan dan buku harian seengganya bisa bikin gue buat nyelamin hari-hari itu kembali. Hari-hari ketika gue mengumpulkan rasa suka, rasa sayang, rasa cinta ke dia.

Gue pernah jatuh cinta dan gue pernah menyesalinya. Tapi, gue sangat mengharap momen-momen seperti itu datang kembali.

pengenalan tokoh yang ikutan main di trit ane bisa ditengok di sini nih
cuma rekaan sih sob, sketsa, tapi mirip mirip lah emoticon-Big Grin
Selamat membaca emoticon-Smilie
Spoiler for indeks:
Diubah oleh kabelrol 01-07-2015 15:17
maresadAvatar border
guruhsatriadi19Avatar border
chamelemonAvatar border
chamelemon dan 24 lainnya memberi reputasi
25
188.3K
701
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the Heart
KASKUS Official
32.7KThread51.9KAnggota
Tampilkan semua post
kabelrolAvatar border
TS
kabelrol
#514
dari balik jendela
Gue duduk di sebelah jendela. Si bocah berkepala merah itu langsung tidur dan ngga bangun-bangun. tiga per empat perjalanan dia tidur. Sisanya, foto-foto, makan, mules ke kamar mandi, sama main game dikit. Tiga per empat perjalanan, gue sering melihat ke luar jendela. Perjalanan dengan pesawat sungguh membosankan. Melulu putih. Biru dongker laut yang sesekali ada penambang ikan atau minyak. Sudah.

Gue ngga boleh nulis tentang suasana? oke, ini akan sulit. Suasana hati gue boleh kali, ya.

Gue berkali-kali pandangi pramugara dan pramugari disini. Mereka lalu-lalang dengan pekerjaan mereka. Gue lihat kaki gue: kaos kaki dan sandal jepit. Gue berpikir, udah berapa lama gue ngga pake sepatu ya. Ah, baru kemarin sih. Tapi, untuk itu gue perlu mengingatnya. Gue melihat pramugara dan pramugari itu lagi. Gue tengok kaki mereka. Perlente, licin, dan seperti berkelas. Gue buang kembali pandangan ke luar jendela.

Banyak sih yang gue pikirkan, tapi seengganya, ada beberapa hal yang menyita gue.

1. sudah benerkah keputusan gue untuk ngga make sepatu setiap hari? baiklah, pertanyaan gue sungguh metafor.
Dari luar, gue mah apa atuh. Rambut awut-awutan, rapi kalo ketemu beberapa golongan klien, yang emang harus disisir rapih tuh rambut.
Dari dalam, kadang gue suka mikir itu. Usia gue, banyak temen gue yang berfoto dengan dasi dan jas di media sosialnya. Mereka begitu jauh meninggalkan gue. Oke, ini metafor juga.

Hanya saja, gue buru-buru ngusir pikiran dengki itu. Buat gue, apalagi setelah bapak gue diamputasi, salah satu kebahagiaan gue adalah gue masih bisa lengkap kumpul sama keluarga gue. Gue rantau di rumah gue sendiri. Oke, ini metafor lagi. Itulah rezeki gue. Itulah jas dan dasi gue.

Maha Pemurah Allah SWT atas segala nikmatNya emoticon-Smilie

2. Apa gue lagi dipilotin sama Ari ya? Ah, ngga mungkin, dari ceritanya dia yang berinisial W yang akan menikah tanggal 22 bulan ini emoticon-Berduka (S) emoticon-Berduka (S) dia masih pilot dengan jam terbang yang belum memenuhi syarat bahkan untuk memimpin penerbangan domestik. Ah, gue ngga begitu pahamlah, mungkin gue salah denger juga, bisa jadi. Novi juga masih lebih sering kena jadwal penerbangan domestik. Dia bilang, baru kemarin ini dia kena regional. Ah, pokoknya gitu deh.

Novi, sekali pergi bisa lima hari.

Gue terus menerus khawatir.

Apakah.. Widya akan menjadi seperti yang ia takutkan?

Punya anak lima dan baru menyadari keputusannya menikahi orang yang tidak dia kehendaki adalah salah? dan.. boleh dibilang.. gue punya andil besar di keputus-keputusasaan-nya itu? Apa gue udah mendorong jatuh orang, ah, bukan, dia yang gue kumpulkan cinta sejak SMP, sementara dia meminta pegangan tali di pinggir jurang? Apa gue udah begitu jahat? Gue sendiri yang bilang pernikahan adalah kelembagaan yang sakral. Gue sendiri yang bilang. Gue sendiri yang bilang itu.

Gue terus menerus khawatir.

Gue melihat pimpinan kru kabin. Gue taksir perempuan itu di usia barangkali hampir 30, atau malah mungkin sudah. Gue berpikir, apakah dia ibu muda? atau ngga punya anak? bagaimana suaminya? apa suaminya adalah kapten di penerbangan ini? Gue melamun lebih dalam sehingga muka pimpinan kru kabin itu berganti jadi Widya. Bukan, Widya bukan pramugari. Dia karyawan kantoran. Tapi, bukankah gue sendiri yang bilang, nakal itu ngga perlu persyaratan menjadi kru penerbang dulu?

Gue terus menerus khawatir. Gue terus menerus mengulang kejadian di kapsul waktu itu.

Gue terus menerus khawatir, sedangkan, gue mah apa. Ari pasti gagah dengan licin, perlente, dan mengkilap di sepatunya. Di setiap pagi atau saat Ari dapat panggilan tugas, Widya akan memasangkan sepatunya, mengelap ujungnya hingga kita bisa ngaca disana, merapikan dasi dan jasnya, mengeratkannya, dan kemudian Widya memberikan atau diberikan ciuman hangat di kening. Widya akan melihat hingga punggung suaminya itu menghilang di kelokan jalan. Atau di lift apartemen mewah lantai 20. Sedangkan gue.. gue akan tetap di toko pojokan jalan itu, melayani satu per satu pelanggan yang datang atau protes... dengan sandal jepit.

Gue buru-buru ngusir pikiran yang makin ngga bersyukur itu. Maha Pemurah Allah SWT atas segala nikmatNya emoticon-Smilie

Tapi, gue tetep aja kepikiran emoticon-Hammer (S) Gue terus menerus khawatir. Pernahlah, sekali atau dua kali, EH BANYAK KALI DENG emoticon-Ngakak (S) setelah kejadian kapsul waktu itu, gue berharap kita kembali ke masa SMP atau SMA. di loteng lantai 3 itu, di kafe luar kota itu, di tengah musik keroncong itu, di tengah hujan emoticon-Smilie, di tengah tamparan di restoran itu, di tengah Lani yang ada waktu itu... dan... pikiran gue terus jauh melayang diantara laju pesawat yang stabil.

Gue nengok ke sebelah kanan gue. Si rambut merah itu nyender ke bahu gue. Wangi cat rambut masih berasa. Gue semacam buang ingus tapi ngga ada ingusnya, yang ada cuma nafas--apa ya itu namanya? emoticon-Bingung (S) hidung gue gatal. Haruki tidur secara teratur. Eng, nafasnya maksudnya. Gue kemudian malah berpikir lagi, kenapa gue mau aja diajakin ke Osaka ya. Yah, selain dibayarin, jalan-jalan gratis emoticon-Stick Out Tongue, baru kali ini sih ke tempat penjajah itu, yaa, sejujurnya gue ngga bisa ngga seneng diajak jalan sama rambut merah yang manis ini.

Gue duduk dengan tangan bersidekap. Haruki agaknya cari guling, dan ia pun memeluk lengan gue.

Agan pikir di headset kuping gue lagi keputer lagu Jason Myraz yang Lucky? Ah, gue berharap hidup gue senovel itu. Lagu yang keputer adalah Always, Bon Jovi. Apakah gue sebrengsek itu? Haruki di lengan, tapi di kepala penuh dengan Widya.

Gue terus menerus khawatir. Gue ngga bisa berhenti.
jentojento
vchiekun
vchiekun dan jentojento memberi reputasi
2
Ikuti KASKUS di
© 2025 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.