- Beranda
- Stories from the Heart
ILLUSI
...
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•51.9KAnggota
Tampilkan semua post
TS
open.minded
#1510
'Aku Suka Kamu'
Kesialan gw sepertinya belum berakhir juga, walaupun stok indomie sudah terisi kembali, tapi tugas tugas di kantor terus datang layaknya aliran air, mengalir terus, mungkin Yvette ini ingin menguji kemampuan gw, mungkin juga kesabaran gw, atau memang dia membenci gw tanpa sebab. Apapun alasannya gw tetap tunduk dan nurut, seperti yang disarankan Timur.
“Hey! Yvette memanggilmu! Apakah semua tugas yang dia berikan sudah selesai?” tanya Recht
“sudah” balas gw
“semuanya?”
“semuanya, bahkan tugas untuk besokpun sudah saya selesaikan” balas gw
“wow, cekatan sekali kamu ya”
“ayo cepat kita ke Yvette, sebelum dia marah ke saya” ucap gw ke Recht
Gw pun beranjak dari meja gw dan berjalan keluar ruangan ini. Gw melangkah melewati lorong yang dibatasi tembok kaca ini, orang orang tampak lebih tegang dari biasanya, membuat gw bingung dan penasaran. Sampai Recht memberi tahu gw kalau tugas yang kita kerjakan ini akan disidang kelayakannya minggu depan untuk dikirim ke acara lelang proyek besar yang akan dibangun pemerintah Russia. Jujur , dari apa yang gw liat ini, semua desain dan blueprint yang dipimpin oleh Yvette tidak akan tembus, terlalu banyak inefektifitas. Namun apa daya gw, gw hanya anak baru, yang bekerja di bawah salah satu ‘cewek muda berbakat’ di perusahaan ini, jadi gw hanya nurut aja, mengikuti perintah Komrad Timur.
“Hallo” sapa gw memasuki ruangan
“.....” diam Yvette memandangi monitor
“saya membawa semua berkas yang kamu tugaskan”
“semuanya?!”
“yep, semua”
“... okay, taruh saja di meja itu”
“apakah ada tugas lain yang mau kamu berikan?” tanya gw
“ha?”
“ada tugas lain yang mau kamu berikan?”
“aneh. Kenapa kamu mau tugas tambahan?” tanya dia
“minggu depan team kita akan disidang bukan? Siapa tau kamu butuh bantuan” ujar gw
“oh. okay. Nanti kukirim ke komputer mu”
“okay”
Raut keterkejutan terukir diwajah Yvette, mungkin di team dia gw adalah orang pertama yang menawarkan untuk mengerjakan tugas super duper extra dari dia, entah ini pertanda baik atau buruk, siapa yang tahu? Recht hanya tertawa melihat reaksi Yvette lalu menarik gw dan mengajak gw turun untuk makan sore di kantin. Diluar dugaan, ternyat sore hari ini kantin sedang penuh oleh karyawan yang makan. Gw dan Recht pun terpaksa bergabung satu meja dengan orang lain.
“hey. Kau harus coba makan di restaurant di pusat kota, saya jamin enak” ucap Recht saat makan
“pusat kota? Berarti restaurant mewah? Nah. Tidak tertarik”
“ayolah. Kau digaji bukan untuk mkan makanan seperti ini”
“sod off”
“hey hey kau berada di Russia, setidaknya gunakan kata yang kotor dalam bahasa kita”
“ahh susah kawan”
“kau bilang kau besar dengan bahasa Russia”
“ya, dan Indonesia, kau tau kalau bahasa sana dan bahasa sini mempunyai kesamaan?”
“oh ya?”
Tiba tiba otak gw bersinar terang untuk mengusili Recht, gw pun menolehkan kepala gw ke sebelah, terlihat ada seorang wanita berblazer merah sedan tertawa sambil makan dengan temannya. Dan mengingat Recht ini gak jauh beda dengan Timur dalam hal menggoda cewek, gw pun mulai menjalankan keisengan gw.
“ya, kau mau tahu?”
“boleh”
“oke aku kasih kau sebuah kata kata dari bahasa indo” gw menyobek sebuah tissue
“woaaa”
“ini adalah kata kata paling romantis dalam bahasa Indo”
“woaaa”
“kau mau mencoba nya?” ucap gw sambil mencondongkan kepala gw ke arah cewek di sebelah dia
“tunggu dulu. Bagaimana cara membaca ini?”
“baca sebisamu, lidah kita tidak berbeda, tenang saja”
“hmm. Apa artinya?”
“ ‘aku suka kamu’ artinya kamu adalah mahluk yang paling indah disini”
“okay okay ku coba langsung!!” Recht langsung menggeserkan badannya mendekati wanita itu
Gw sambil menahan ketawa berusaha melihat Recht seseksama mungkin, apa reaksi wanita itu saat mendengar kata kata Recht nanti. Terlihat Recht berbasa basi dengan wanita berblazer merah disebelahnya, senyum pun terlukis di wajah mereka berdua. Sekitar 20 menit Recht berbasa basi dengan wanita itu dia pun melancarkan jurus yang gw sarankan. Dia buka tissue yang bertuliskan ‘aku suka kamu’ itu dan membacanya dengan penuh percaya diri.
“Akoe.. Sookhaaa.. Kahmoee”
. . .
PLAKK
Sebuah tamparan mendarat di pipi Recht, wanita tadi pun langsung berdiri bersama temannya dan meninggalkan kami yang mematung di tempat duduk Recht pun masih menganga sambil mengelus pipinya dan langsung menatap gw dengan tatapan sinis. Gw yang sedari tadi menahan ketawa akhirnya tidak bisa menahan tawa gw lagi.
“HAHAHAHAHAHAHAHAH uhuk uhuk HAHAHAHA”
“kau! Kau! Kau dan saudara kau sama sama seperti setan!!” protes Recht
“uhuk uhuk uhuk uhuk” gw koslet karena kebanyakan ketawa
“apa arti kata kata yang kau berikan tadi? pasti bukan kata kata romantis”
“oh itu romantis tetap, tapi akan berbeda artinya jika didengar oleh telinga orang sini”
“ha? kok bisa?”
“di negara gw ditengah laut sana kata kata ini biasa digunakan untuk menyatakan cinta”
“trus? Kenapa gw ditampar!?”
“karena di telinga orang sini, menggunakan kata itu sama seperti kau mengatai dia jablay”
“.....”
“pffft”
“oh. karena ada kata ‘suka’ huh? Dasar setan kecil kau ini”
“dan lebih lucu lagi kalau kau menyesuaikan kata itu dengan kata kata sini”
“ha?”
“coba sendiri”
“ aku suka kamu, aku suka kamu, aku adalah jablay “
“Hahahahahahahhaha”
“sial kau!”
“haha itu kenapa gw gak pernah makai kata kata kotor russki di indo, gw bisa mati ketawa nanti”
“-_-“
Gw dan Recht langsung terlarut dalam obrolan ringan lagi sambil menunggu pesanan kami datang. Ada satu hal yang gw dapet dari keusilan gw tadi. Recht itu bukan orang russia asli, karena kalau orang lokal pasti tau kata kata ambigu seperti yang gw kasih tadi, tapi dia selalu ngaku jadi orang lokal, ah sudahlah gw gak pikirin sekarang ini, mungkin dia orang pelarian kali hahaha canda gw dalam hati.
“Ahoyy! Bos!! sini sini!”
Teriak Recht tiba tiba, bos? bos siapa? Tumben tumben amet bos turun ke kantin kayak gini, pikir gw sambil terus menyantap ayam di depan gw.
“Duduk duduk duduk!” seru Recht seperti anak kecil
“Recht?! Kenapa kamu makan disini?” suara seorang wanita
Glek. Suara ini. gw kenal banget sama suara ini. suara yang sudah menyiksa gw selama satu bulan ini. Yvette! Gw masih melanjutkan santapan gw, gw gak pedulikan Yvette yang berdiri di belakang gw, palingan juga dia ga bakal makan dikantin. Tapi gw salah. Suara kursi terseret terdengar disebelah gw, menandakan dia duduk di meja ini. Gw langsung menoleh ke arah dia dan mencoba menebar pesona dengan nyengir gembel.
“mm halo bos” sapa gw ke dia
“kamu? kok masih disini?”
“mmm makan bos, laper”
“owh”
Gw lanjutkan makan gw
“menunggu pasanganmu?” tanya Recht ke Yvette
“jangan bahas dia!”
“oh! hohohohoho ada berita hangat ternyata”
“Rechttt!!!”
“sudah kubilang pacaran denganku saja, kujamin puas” lanjut Recht
“Recht! Aku tidak akan memberi peringatan lagi!” ancam Yvette
“ahahaha, hah, makanya bersenang senang lah sedikit, jangan bekerja mulu”
“aku sudah bersenang senang, terima kasih” ketus Yvette
“berdiskotik bukan bersenang senang”
“terus apa yang kamu kategorikan bersenang senang?”
“hmm seperti Adi ini, bergaul dengan teman teman universitasnya, tidak bekerja terus”
Glek. Kampret nih orang bawa bawa nama gw.
“hah? Kamu masih kuliah?” tanya Yvette ke gw
“yep”
“berapa umur kamu?”
“18”
“Ha! kukira kamu anak jenius yang sudah lulus kuliah, oh ternyata.. hahaha” ledek dia
Gw hanya menghela nafas dibully sama Yvette
“oh. ternyata kau bisa akrab juga dengan anak baru huh? Yvette?!” tanya Recht tiba tiba
“apa maksud mu?”
“hati hati, kalau kau suka sama Adi nanti susah loh”
“ha? sama dia? nyet nyet nyet nyet(tidak tidak tidak tidak) tidak mungkin, dan tidak akan” ucap Yvette
Oh gw ngerti si Recht ini mau balas dendam tamparan wanita tadi dengan mempermalukan gw.
“hahahaha gimana kalau kamu di? kamu pasti mau dengan dia kan? Ya kan?”
“hah?”
“dia single loh sekarang”
“naah, kau saja, gw pass” ucap gw sambil memakan suap terakhir makanan gw
Saat itu juga gw merasakan sesuatu yang tidak enak. Gw tolehkan kepala gw ke samping kanan gw. Ternyata Yvette sedang melotot ke gw. Tidak lama sih, Cuma beberapa detik saja. Tapi itu cukup mengukirkan senyum mesum kemenangan di wajah Recht
“Hey! Yvette memanggilmu! Apakah semua tugas yang dia berikan sudah selesai?” tanya Recht
“sudah” balas gw
“semuanya?”
“semuanya, bahkan tugas untuk besokpun sudah saya selesaikan” balas gw
“wow, cekatan sekali kamu ya”
“ayo cepat kita ke Yvette, sebelum dia marah ke saya” ucap gw ke Recht
Gw pun beranjak dari meja gw dan berjalan keluar ruangan ini. Gw melangkah melewati lorong yang dibatasi tembok kaca ini, orang orang tampak lebih tegang dari biasanya, membuat gw bingung dan penasaran. Sampai Recht memberi tahu gw kalau tugas yang kita kerjakan ini akan disidang kelayakannya minggu depan untuk dikirim ke acara lelang proyek besar yang akan dibangun pemerintah Russia. Jujur , dari apa yang gw liat ini, semua desain dan blueprint yang dipimpin oleh Yvette tidak akan tembus, terlalu banyak inefektifitas. Namun apa daya gw, gw hanya anak baru, yang bekerja di bawah salah satu ‘cewek muda berbakat’ di perusahaan ini, jadi gw hanya nurut aja, mengikuti perintah Komrad Timur.
“Hallo” sapa gw memasuki ruangan
“.....” diam Yvette memandangi monitor
“saya membawa semua berkas yang kamu tugaskan”
“semuanya?!”
“yep, semua”
“... okay, taruh saja di meja itu”
“apakah ada tugas lain yang mau kamu berikan?” tanya gw
“ha?”
“ada tugas lain yang mau kamu berikan?”
“aneh. Kenapa kamu mau tugas tambahan?” tanya dia
“minggu depan team kita akan disidang bukan? Siapa tau kamu butuh bantuan” ujar gw
“oh. okay. Nanti kukirim ke komputer mu”
“okay”
Raut keterkejutan terukir diwajah Yvette, mungkin di team dia gw adalah orang pertama yang menawarkan untuk mengerjakan tugas super duper extra dari dia, entah ini pertanda baik atau buruk, siapa yang tahu? Recht hanya tertawa melihat reaksi Yvette lalu menarik gw dan mengajak gw turun untuk makan sore di kantin. Diluar dugaan, ternyat sore hari ini kantin sedang penuh oleh karyawan yang makan. Gw dan Recht pun terpaksa bergabung satu meja dengan orang lain.
“hey. Kau harus coba makan di restaurant di pusat kota, saya jamin enak” ucap Recht saat makan
“pusat kota? Berarti restaurant mewah? Nah. Tidak tertarik”
“ayolah. Kau digaji bukan untuk mkan makanan seperti ini”
“sod off”
“hey hey kau berada di Russia, setidaknya gunakan kata yang kotor dalam bahasa kita”
“ahh susah kawan”
“kau bilang kau besar dengan bahasa Russia”
“ya, dan Indonesia, kau tau kalau bahasa sana dan bahasa sini mempunyai kesamaan?”
“oh ya?”
Tiba tiba otak gw bersinar terang untuk mengusili Recht, gw pun menolehkan kepala gw ke sebelah, terlihat ada seorang wanita berblazer merah sedan tertawa sambil makan dengan temannya. Dan mengingat Recht ini gak jauh beda dengan Timur dalam hal menggoda cewek, gw pun mulai menjalankan keisengan gw.
“ya, kau mau tahu?”
“boleh”
“oke aku kasih kau sebuah kata kata dari bahasa indo” gw menyobek sebuah tissue
“woaaa”
“ini adalah kata kata paling romantis dalam bahasa Indo”
“woaaa”
“kau mau mencoba nya?” ucap gw sambil mencondongkan kepala gw ke arah cewek di sebelah dia
“tunggu dulu. Bagaimana cara membaca ini?”
“baca sebisamu, lidah kita tidak berbeda, tenang saja”
“hmm. Apa artinya?”
“ ‘aku suka kamu’ artinya kamu adalah mahluk yang paling indah disini”
“okay okay ku coba langsung!!” Recht langsung menggeserkan badannya mendekati wanita itu
Gw sambil menahan ketawa berusaha melihat Recht seseksama mungkin, apa reaksi wanita itu saat mendengar kata kata Recht nanti. Terlihat Recht berbasa basi dengan wanita berblazer merah disebelahnya, senyum pun terlukis di wajah mereka berdua. Sekitar 20 menit Recht berbasa basi dengan wanita itu dia pun melancarkan jurus yang gw sarankan. Dia buka tissue yang bertuliskan ‘aku suka kamu’ itu dan membacanya dengan penuh percaya diri.
“Akoe.. Sookhaaa.. Kahmoee”
. . .
PLAKK
Sebuah tamparan mendarat di pipi Recht, wanita tadi pun langsung berdiri bersama temannya dan meninggalkan kami yang mematung di tempat duduk Recht pun masih menganga sambil mengelus pipinya dan langsung menatap gw dengan tatapan sinis. Gw yang sedari tadi menahan ketawa akhirnya tidak bisa menahan tawa gw lagi.
“HAHAHAHAHAHAHAHAH uhuk uhuk HAHAHAHA”
“kau! Kau! Kau dan saudara kau sama sama seperti setan!!” protes Recht
“uhuk uhuk uhuk uhuk” gw koslet karena kebanyakan ketawa
“apa arti kata kata yang kau berikan tadi? pasti bukan kata kata romantis”
“oh itu romantis tetap, tapi akan berbeda artinya jika didengar oleh telinga orang sini”
“ha? kok bisa?”
“di negara gw ditengah laut sana kata kata ini biasa digunakan untuk menyatakan cinta”
“trus? Kenapa gw ditampar!?”
“karena di telinga orang sini, menggunakan kata itu sama seperti kau mengatai dia jablay”
“.....”
“pffft”
“oh. karena ada kata ‘suka’ huh? Dasar setan kecil kau ini”
“dan lebih lucu lagi kalau kau menyesuaikan kata itu dengan kata kata sini”
“ha?”
“coba sendiri”
“ aku suka kamu, aku suka kamu, aku adalah jablay “
“Hahahahahahahhaha”
“sial kau!”
“haha itu kenapa gw gak pernah makai kata kata kotor russki di indo, gw bisa mati ketawa nanti”
“-_-“
Gw dan Recht langsung terlarut dalam obrolan ringan lagi sambil menunggu pesanan kami datang. Ada satu hal yang gw dapet dari keusilan gw tadi. Recht itu bukan orang russia asli, karena kalau orang lokal pasti tau kata kata ambigu seperti yang gw kasih tadi, tapi dia selalu ngaku jadi orang lokal, ah sudahlah gw gak pikirin sekarang ini, mungkin dia orang pelarian kali hahaha canda gw dalam hati.
“Ahoyy! Bos!! sini sini!”
Teriak Recht tiba tiba, bos? bos siapa? Tumben tumben amet bos turun ke kantin kayak gini, pikir gw sambil terus menyantap ayam di depan gw.
“Duduk duduk duduk!” seru Recht seperti anak kecil
“Recht?! Kenapa kamu makan disini?” suara seorang wanita
Glek. Suara ini. gw kenal banget sama suara ini. suara yang sudah menyiksa gw selama satu bulan ini. Yvette! Gw masih melanjutkan santapan gw, gw gak pedulikan Yvette yang berdiri di belakang gw, palingan juga dia ga bakal makan dikantin. Tapi gw salah. Suara kursi terseret terdengar disebelah gw, menandakan dia duduk di meja ini. Gw langsung menoleh ke arah dia dan mencoba menebar pesona dengan nyengir gembel.
“mm halo bos” sapa gw ke dia
“kamu? kok masih disini?”
“mmm makan bos, laper”
“owh”
Gw lanjutkan makan gw
“menunggu pasanganmu?” tanya Recht ke Yvette
“jangan bahas dia!”
“oh! hohohohoho ada berita hangat ternyata”
“Rechttt!!!”
“sudah kubilang pacaran denganku saja, kujamin puas” lanjut Recht
“Recht! Aku tidak akan memberi peringatan lagi!” ancam Yvette
“ahahaha, hah, makanya bersenang senang lah sedikit, jangan bekerja mulu”
“aku sudah bersenang senang, terima kasih” ketus Yvette
“berdiskotik bukan bersenang senang”
“terus apa yang kamu kategorikan bersenang senang?”
“hmm seperti Adi ini, bergaul dengan teman teman universitasnya, tidak bekerja terus”
Glek. Kampret nih orang bawa bawa nama gw.
“hah? Kamu masih kuliah?” tanya Yvette ke gw
“yep”
“berapa umur kamu?”
“18”
“Ha! kukira kamu anak jenius yang sudah lulus kuliah, oh ternyata.. hahaha” ledek dia
Gw hanya menghela nafas dibully sama Yvette
“oh. ternyata kau bisa akrab juga dengan anak baru huh? Yvette?!” tanya Recht tiba tiba
“apa maksud mu?”
“hati hati, kalau kau suka sama Adi nanti susah loh”
“ha? sama dia? nyet nyet nyet nyet(tidak tidak tidak tidak) tidak mungkin, dan tidak akan” ucap Yvette
Oh gw ngerti si Recht ini mau balas dendam tamparan wanita tadi dengan mempermalukan gw.
“hahahaha gimana kalau kamu di? kamu pasti mau dengan dia kan? Ya kan?”
“hah?”
“dia single loh sekarang”
“naah, kau saja, gw pass” ucap gw sambil memakan suap terakhir makanan gw
Saat itu juga gw merasakan sesuatu yang tidak enak. Gw tolehkan kepala gw ke samping kanan gw. Ternyata Yvette sedang melotot ke gw. Tidak lama sih, Cuma beberapa detik saja. Tapi itu cukup mengukirkan senyum mesum kemenangan di wajah Recht
junti27 dan 16 lainnya memberi reputasi
17
