- Beranda
- Stories from the Heart
Kelakuan Anak Kuliah
...
TS
pujangga1000
Kelakuan Anak Kuliah
Quote:
Quote:
Quote:
----------------------------------------------------------------------------------
========================================
pujangga1000
Diubah oleh pujangga1000 19-09-2016 03:37
yusrillllll dan 23 lainnya memberi reputasi
22
3.9M
7.4K
Thread Digembok
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•51.9KAnggota
Tampilkan semua post
TS
pujangga1000
#2787
Menembus pertahanan 3
"Tapi aku lagi gak ada stok marlboro nih neng
" Goda gue ke Rara
"
" Rara senyum
"Bang, uda berani dia godain aku" Adu Rara ke Bang Din
"Haduuh, urusan anak muda, gak ikut-ikut gua
" Kata Bang Din
"Hahaha" Rara tertawa
"Emang jauh umur kita ya bang
" Gue ejek bang Din
"
"
"Gua bukan tua, tapi matang
" kata bang Din
Gue mulai adu mulut saling mencela dengan bang Din. Saling ejek-ejekan soal umur, tapi bang Din selalu punya jawaban dengan logatnya yang khas. Logat daerah yang kental, tapi masih maksa pake "gua-lu". Lucu..
Rara tertawa melihat kelakuan kami berdua. Jarak umur gue beda lebih dari 15 tahun dengan bang Din, tapi kami terlihat nyambung satu sama lain. Sifat bang Din yang kekanak-kanakan didepan gue, sedangkan sifat gue yang respek dengan bang Din.
"Kalian cocok lah jadi abang adek" Kata Rara
"
"
"Kayak yang gua bilang tadi lah Ra..." Jawab Bang Din
"Hee??
"
Pandangan mata Bang Din dan Rara. Lalu Rara melihat gue.
Apa maksudnya? Mereka ngomong apaan sih tadi?
Kok bisa Rara mencair gini?
Hemmm...
Gue liat jam ditangan, gue harusnya uda siap-siap dan standby di lounge.
"Aku cabut dulu ya, mesti standby, daripada dimarahin Pak Eno" Kata gue
"
" Rara senyum dan menganggukkan kepalanya ke arah gue
"Kurang ajar lu, Eno lu panggil Pak, gua lu panggil Bang.." Kata Bang Din
"
"
"Lebih tua gua dari Eno" Lanjut bang Din
"Masa bodo bang
" gue leletin lidah ke arah bang Din
"
"
Kami semua tertawa bersama...
***
Hari ini gue kerja tanpa ada beban. Kemarin, gue selalu pasang mata kalo terlihat sosok Rara. Tapi sekarang gue bebas melayani tamu di meja area gue. Plong banget rasanya..
Ketika hampir jam 3, ketika musik mulai kenceng,
Bang Din nyamperin gue
"Jek, lu balik jam berapa?" Tanya bang Din
"Jam 4 lebih lah bang" Jawab gue
"Yauda, gue tunggu didepan entar" Katanya
"Oke bang
"
Apa bang Din gak bawa kendaraan sendiri ya sampe harus bareng gue?
***
Jam pulang.
Gue cari-cari di pintu masuk, tapi gue gak ngeliat bang Din. Gue telpon dia, Bang Din nyuruh gue tunggu bentar. Dia mau nyamperin gue..
Ternyata bang Din keluar dari salah satu mobil yang terparkir didepan. Itu kan mobil bang Artur. Kalo dia naik mobil kesini, ngapain dia ngajak bareng?
Kayaknya ni orang tua mulai hilang ingatan
"Hayuk buruan.." Kata bang Din setelah ada didepan gue
"
"
"Aku naik motor bang" Kata gue
"Aku naik mobil dek" Kata bang Din
"
"
"Ikut aja, banyak tanya, kangen pelukan Rara gak
" bang Din nyengir
Perasaan gue mulai gak enak
Kami berdua berjalan ke arah mobil sedan dari Honda. Gue melihat ada cewek yang duduk dikursi sebelah supir. Gue yakin itu Rara. Gue masih ingat bajunya.
Bang Din menepuk pundak gue
"Lu bawa mobilnya" Kata bang Din
"
" gue melihat bang Din kebingungan
"
" bang Din melotot ke gue
"Kau mabuk bang?" Tanya gue
Gue pikir bang Din minum kebanyakan sampe gak bisa nyetir. Sedangkan Rara gak bisa nyetir.
Makanya mereka berdua nungguin gue selesai kerja.
"Lu lah yang nyetir, itu Rara, anterin pulang" Kata bang Din
"
"
Gue jalan ke pintu supir, membuka pintunya..
"Bego nih bocah" Kata bang Din tiba-tiba
"
"
Gue baru sadar bang Din gak ikut bergerak bersama gue
"Kunci motor lu!
" Kata bang Din setengah teriak
"Lah kau gak ikut bang?" Tanya gue polos
"Motor lu siapa yang bawa pulang?
" Kata bang Din
"
"
Gue dijelasin bang Din. Dia bawa motor gue balik ke kostan. Gue anterin Rara pulang pake mobil.
Kata bang Din
"Gengsi pake motor bawa cewek kayak Rara. Masa adek gua gak punya modal"
"
"
Setelah menyerahkan kunci, surat polisi, dan jaket ke Bang Din
"Nikmati malam mu anak muda" Kata bang Din
"
"
"
"
Bang Din sok cool
Gue masuk ke mobil
"Hi Ra, sori lama
" Sapa gue
"Hi Jek!" gue disapa balik
Oh yes! Rara normal!
Setidaknya asumsi gue
Tapi kita tidak banyak bicara selama perjalanan..
Gue grogi semobil berdua dengan Rara..
Gue coba untuk memecah hening diantara kami..
dengan bertanya apa yang sebenarnya terjadi
"Ra, aku tanya boleh?" Tanya gue
"Hemmm" Rara cuman berdeham tanpa menolehkan wajah
"Kenapa kamu cuekin aku kemarin? Karena aku waiter?"
Rara tidak langsung menjawab. Apa dia berpikir sejenak?
Beberapa detik sudah lewat, dia mulai membuka mulutnya
"Karena kamu ninggalin aku waktu itu.."
"
"
Loooh? Maksudnya?
"Kan kamu bilang terserah aku kalo mau pulang ato ngak" Kata gue polos
"Ihhh, kamu gak peka jadi cowok.." Jawab Rara
"Cowok itu gak akan ninggalin ceweknya setelah eM eL..."
"...emang kamu pikir aku sama kayak cewek lain? yang bisa dibeli pake uang?.."
"...terus kamu tinggal pulang?"
"Aku pikir kamu beda sama cowok-cowok hidung belang kayak tamu-tamu ku.."
"Tapi aku kan mesti balik buat kuliah" Jawab gue spontan
Dia tertawa sejenak. Senyum lebar terpampang dibibirnya.
"Aku gak tau.."
"Sampe bang Din cerita sendiri.."
"Ternyata kamu polos ya hehehe..."
What??
"Jadi bukan karena aku waiter?" Tanya gue lagi
Dia menggelengkan kepalanya
"Teman gak melihat kerjaan.." Kata Rara singkat
Rara..
Gue gak tau mesti ngomong apa lagi
Apa gue terlalu bodoh ya?
Apa gue saking kakunya karena gak pernah punya pacar??
Spontan gue memberikan kelingking gue ke Rara
"Jadi kita temenan ya Ra
" Kata gue sambil senyum lebar
Rara tertawa melihat kelakuan kanak-kanak gue.
Kelingking gue dikaitkan dengan kelingkingnya.
Gue liat dia sejenak
Dia terlihat malu sambil melihat keluar jendela..
Tiba-tiba..
"
"
Pipi gue dicium Rara..
Darah gue tiba-tiba mengalir panas..
Kepala gue pasti merah
Gue yakin
"Anyway, lain kali kalo kamu ninggalin cewe, pastikan pintu rumahnya terkunci ya.."
Kata Rara meledek gue
Tawa gue meledak..
Gue tertawa sambil malu
Nampaknya Rara ingin memecah suasana canggung karena pipi gue dicium..
Gue cuman bisa nyengir-nyengir bego sendiri..
Saat itu,
Ahhhh,
Entah lah..
Gak bisa gue jelasin..

" Goda gue ke Rara"
" Rara senyum"Bang, uda berani dia godain aku" Adu Rara ke Bang Din
"Haduuh, urusan anak muda, gak ikut-ikut gua
" Kata Bang Din"Hahaha" Rara tertawa
"Emang jauh umur kita ya bang
" Gue ejek bang Din"
""Gua bukan tua, tapi matang
" kata bang DinGue mulai adu mulut saling mencela dengan bang Din. Saling ejek-ejekan soal umur, tapi bang Din selalu punya jawaban dengan logatnya yang khas. Logat daerah yang kental, tapi masih maksa pake "gua-lu". Lucu..
Rara tertawa melihat kelakuan kami berdua. Jarak umur gue beda lebih dari 15 tahun dengan bang Din, tapi kami terlihat nyambung satu sama lain. Sifat bang Din yang kekanak-kanakan didepan gue, sedangkan sifat gue yang respek dengan bang Din.
"Kalian cocok lah jadi abang adek" Kata Rara
"
""Kayak yang gua bilang tadi lah Ra..." Jawab Bang Din
"Hee??
"Pandangan mata Bang Din dan Rara. Lalu Rara melihat gue.
Apa maksudnya? Mereka ngomong apaan sih tadi?
Kok bisa Rara mencair gini?
Hemmm...
Gue liat jam ditangan, gue harusnya uda siap-siap dan standby di lounge.
"Aku cabut dulu ya, mesti standby, daripada dimarahin Pak Eno" Kata gue
"
" Rara senyum dan menganggukkan kepalanya ke arah gue"Kurang ajar lu, Eno lu panggil Pak, gua lu panggil Bang.." Kata Bang Din
"
""Lebih tua gua dari Eno" Lanjut bang Din
"Masa bodo bang
" gue leletin lidah ke arah bang Din"
"Kami semua tertawa bersama...
***
Hari ini gue kerja tanpa ada beban. Kemarin, gue selalu pasang mata kalo terlihat sosok Rara. Tapi sekarang gue bebas melayani tamu di meja area gue. Plong banget rasanya..

Ketika hampir jam 3, ketika musik mulai kenceng,
Bang Din nyamperin gue
"Jek, lu balik jam berapa?" Tanya bang Din
"Jam 4 lebih lah bang" Jawab gue
"Yauda, gue tunggu didepan entar" Katanya
"Oke bang
"Apa bang Din gak bawa kendaraan sendiri ya sampe harus bareng gue?
***
Jam pulang.
Gue cari-cari di pintu masuk, tapi gue gak ngeliat bang Din. Gue telpon dia, Bang Din nyuruh gue tunggu bentar. Dia mau nyamperin gue..
Ternyata bang Din keluar dari salah satu mobil yang terparkir didepan. Itu kan mobil bang Artur. Kalo dia naik mobil kesini, ngapain dia ngajak bareng?
Kayaknya ni orang tua mulai hilang ingatan

"Hayuk buruan.." Kata bang Din setelah ada didepan gue
"
""Aku naik motor bang" Kata gue
"Aku naik mobil dek" Kata bang Din
"
""Ikut aja, banyak tanya, kangen pelukan Rara gak
" bang Din nyengirPerasaan gue mulai gak enak

Kami berdua berjalan ke arah mobil sedan dari Honda. Gue melihat ada cewek yang duduk dikursi sebelah supir. Gue yakin itu Rara. Gue masih ingat bajunya.
Bang Din menepuk pundak gue
"Lu bawa mobilnya" Kata bang Din
"
" gue melihat bang Din kebingungan"
" bang Din melotot ke gue"Kau mabuk bang?" Tanya gue
Gue pikir bang Din minum kebanyakan sampe gak bisa nyetir. Sedangkan Rara gak bisa nyetir.
Makanya mereka berdua nungguin gue selesai kerja.
"Lu lah yang nyetir, itu Rara, anterin pulang" Kata bang Din
"
"Gue jalan ke pintu supir, membuka pintunya..
"Bego nih bocah" Kata bang Din tiba-tiba
"
"Gue baru sadar bang Din gak ikut bergerak bersama gue
"Kunci motor lu!
" Kata bang Din setengah teriak"Lah kau gak ikut bang?" Tanya gue polos
"Motor lu siapa yang bawa pulang?
" Kata bang Din"
"Gue dijelasin bang Din. Dia bawa motor gue balik ke kostan. Gue anterin Rara pulang pake mobil.
Kata bang Din
"Gengsi pake motor bawa cewek kayak Rara. Masa adek gua gak punya modal"
"
"Setelah menyerahkan kunci, surat polisi, dan jaket ke Bang Din
"Nikmati malam mu anak muda" Kata bang Din
"
""
"Bang Din sok cool

Gue masuk ke mobil
"Hi Ra, sori lama
" Sapa gue"Hi Jek!" gue disapa balik
Oh yes! Rara normal!
Setidaknya asumsi gue

Tapi kita tidak banyak bicara selama perjalanan..
Gue grogi semobil berdua dengan Rara..
Gue coba untuk memecah hening diantara kami..
dengan bertanya apa yang sebenarnya terjadi
"Ra, aku tanya boleh?" Tanya gue
"Hemmm" Rara cuman berdeham tanpa menolehkan wajah
"Kenapa kamu cuekin aku kemarin? Karena aku waiter?"
Rara tidak langsung menjawab. Apa dia berpikir sejenak?
Beberapa detik sudah lewat, dia mulai membuka mulutnya
"Karena kamu ninggalin aku waktu itu.."
"
"Loooh? Maksudnya?
"Kan kamu bilang terserah aku kalo mau pulang ato ngak" Kata gue polos
"Ihhh, kamu gak peka jadi cowok.." Jawab Rara
"Cowok itu gak akan ninggalin ceweknya setelah eM eL..."
"...emang kamu pikir aku sama kayak cewek lain? yang bisa dibeli pake uang?.."
"...terus kamu tinggal pulang?"
"Aku pikir kamu beda sama cowok-cowok hidung belang kayak tamu-tamu ku.."
"Tapi aku kan mesti balik buat kuliah" Jawab gue spontan
Dia tertawa sejenak. Senyum lebar terpampang dibibirnya.
"Aku gak tau.."
"Sampe bang Din cerita sendiri.."
"Ternyata kamu polos ya hehehe..."
What??
"Jadi bukan karena aku waiter?" Tanya gue lagi
Dia menggelengkan kepalanya
"Teman gak melihat kerjaan.." Kata Rara singkat
Rara..
Gue gak tau mesti ngomong apa lagi
Apa gue terlalu bodoh ya?
Apa gue saking kakunya karena gak pernah punya pacar??
Spontan gue memberikan kelingking gue ke Rara
"Jadi kita temenan ya Ra
" Kata gue sambil senyum lebarRara tertawa melihat kelakuan kanak-kanak gue.
Kelingking gue dikaitkan dengan kelingkingnya.
Gue liat dia sejenak
Dia terlihat malu sambil melihat keluar jendela..
Tiba-tiba..
"
"Pipi gue dicium Rara..
Darah gue tiba-tiba mengalir panas..
Kepala gue pasti merah
Gue yakin
"Anyway, lain kali kalo kamu ninggalin cewe, pastikan pintu rumahnya terkunci ya.."
Kata Rara meledek gue
Tawa gue meledak..
Gue tertawa sambil malu
Nampaknya Rara ingin memecah suasana canggung karena pipi gue dicium..
Gue cuman bisa nyengir-nyengir bego sendiri..
Saat itu,
Ahhhh,
Entah lah..
Gak bisa gue jelasin..

Diubah oleh pujangga1000 04-04-2015 06:53
jenggalasunyi dan 6 lainnya memberi reputasi
5
