Dari yang awalnya gue cuman pengen dekat sama Rara, karena gue punya misi untuk menyadarkan doi. Tapi lama kelamaan, gue jadi penasaran sama Rara. Kok bisa gitu loh gue sampe kayak gak dikenal gitu sama dia. Bayangin donk gimana kesel dan rasa ingin tahu nya gue.

Kalau trik yang kemarin gagal, gue tambah usaha lagi. Misalnya kalo dia ke lounge sama tamunya. Walaupun dia duduk di meja yang bukan bagian gue, tapi gue ngotot minta tukeran buat service meja itu sama teman waiter yang megang tanggung jawab disitu.

"Bla.. bla.. bla.." tamu mengucapkan pesanannya
"Oke, siap bos, ada lagi?" Tanya gue bersikap ramah ke tamu
"Kamu mau apa cantik? " tanya si tamu ke Rara
"Gue marlboro mint" Kata Rara terpaksa senyum ke gue

Gue yang uda hapal kebiasaan Rara,

"(mengeluarkan rokok yang dimaksud dari kantong)"
"Wah cepet amat, situ sales rokok atau waiter? " cenang si Tamu ke gue
"Haha, sudah hapal kalau kebiasaan mba Rara, bos " Kata gue memberi kode ke Rara
" " Rara nampaknya bete ke gue

Pertama kali, misi berhasil
Kedua kali, misi (masih) berhasil
Ketiga kali, misi (hampir) berhasil
Keempat kali, misi gagal total

"Kamu pesan apa cantik? " tanya si tamu Rara ke Rara di settingan waktu yang lain
"Gak mau apa-apa" Katanya setengah jutek karena ada gue
"Ini rokoknya sudah ada kok mba" Kata gue menawarkan rokok baru dari kantong
"Gila lo! Gue uda berhenti rokok! " Kata Rara sewot

Gue kalo ingat masa-masa ini, gue bisa lucu sendiri. Alasan Rara itu banyak banget buat nolak waktu itu. Bukan cuman rokok, dia juga suka mesen 7-up ditambah lemon, atau kadang mesen ceker ayam buat dimakan. Kadang gue bawain minuman kesukaan dia, tapi ditolak, katanya hari ini pengen lemon tea aja. Terus kadang ceker ayamnya uda gue pesen di dapur, tapi Rara gak mesen. Pas gue bawa ke mejanya, eh ditolak sama dia, katanya gak laper. Untung aja bisa cancel, kalo ngak ya gue tepar juga bayar pesanan yang tidak dipesan ini hahaha

Pokoknya dia sampe bete terus dia sengaja milih tempat duduk jauh dari meja yang merupakan tanggung jawab gue. Tapi kemana pun dia pergi, selalu gue kejar. Intinya ya gue stalking dia terus..

Temennya juga ikut-ikutan nangkep kebiasaan gue dan malah ngelabrak gue.
Sebut saja Mutia

"Elo waiter yang selalu ngikutin Rara kan?" Tanya Mutia
" "

"Eh iya mba, mbanya siapa ya?" Tanya gue berusaha sopan
"Lo bisa berhenti ikutin Rara gak? Ato gue laporin ke captain elu " Mutia sewot
"Loh? Gue kenal Rara" pembelaan gue
"Gak level tau gak?! Ngaca donk lo!" tembak Mutia

"Santai donk.." Kata gue
"Stop ikutin Rara, dia gak suka sama elo!" Kata Mutia
" "

Akhirnya ketidak nyamanan ini sampai juga ke telinga Captain gue, Pak Eno. Gue dipanggil ke kantornya,

"Jek, gua harap lu bisa jaga sikap ke anak-anak LC" Kata Pak Eno
" "
"Tolong Rara jangan diganggu terus-terusan, dan lu harusnya standby di meja lu, bukannya kabur-kabur" Lanjut Pak Eno
"Iya Pak"

"Sekali lagi lu gangguin Rara, maaf, lu di pecat" Kata Pak Eno tegas
" "

Gue sering mikir sendiri sampai sekarang. Segitu gilanya kah gue waktu itu? Atau mungkin lebih tepatnya, apa gue masih ngerti sama yang namanya malu? Gue uda berkali kali dijutekin Rara, tapi gue masih aja usaha. Terus dilabrak temennya Rara, tapi gue masih juga tetap usaha. Sampai bahkan gue mau dipecat gara-gara keteledoran gue sendiri, yang harusnya gue standby di meja yang jadi tanggung jawab gue, tapi gue malah cabut ke meja yang ditempati Rara.

Sebenarnya apa benar gue cuman pengen ngerubah cara pandang Rara terhadap anaknya? Untuk apa sebenarnya?

***
Akhirnya seiring waktu berjalan. Sampe gue diperingatin oleh Pak Eno waktu itu, besoknya gue cerita ke bang Din soal Rara. Gue cerita kalo dia sekarang sombong banget ke gue, gak mau nyapa, senyum pun tidak. Gue juga ceritain usaha-usaha konyol dan memalukan gue ke bang Din. Tujuan gue waktu itu sih cuman satu..

"Lu ngebet banget ya sama Rara, Jek? Tanya bang Din
"Penasaran gitu bang, masa aku dicuekin gitu loh" Jawab gue
"Penasaran atau pengen lagi? " Tampang mesum bang Din keluar
" "

"Namanya orang saling kenal, terus dia tiba-tiba nyuekin kayak orang gak kenal, emang aku salah apa gitu. Kalau aku ada salah, kan aku bisa minta maaf. Tapi aku gak ngerasa ada salah, kenapa aku dicuekin gitu loh bang" Jelas gue

"Yauda, nanti malam, abang booking si Rara" Kata bang Din
" " Bang Din ngerti juga sama maksud gue

Malamnya, bang Din berangkat sendiri jam 5 sore. Gue nyusul jam 9 malem. Bang Din berangkat awal supaya bisa reserved Rara duluan.

Gue gak tau apa yang dilakukan bang Din.
Gue juga gak tau apa yang dikatakan bang Din.
Tapi yang gue tau adalah...

Ketika gue berangkat kerja jam 9, gue di sms bang Din buat masuk ke ruang karokenya.
Gue melihat ada sosok Rara dan bang Din yang sedang nyengir ke arah gue.
Gue segera duduk disebelahnya bang Din.

"Datang juga nih anaknya " Kata Bang Din
"Hi Ra " Sapa gue ke Rara

Kepala gue digeplak bang Din

"Gak sopan kau!" Kata Bang Din
" "
"Abang mu ini kau anggap apa ha??"
" "

"Kenapa kau pukul aku, bang?" Tanya gue tak berdosa
"Panggil lah abang mu dulu, baru si Rara " Bang Din nyengir ngeselin
" "
" "

Rara senyum..
Dia senyum!
Aduh manis banget..


"Hari ini Jeki yang bayar, lu mau pesen apa Ra?" Tanya bang Din
" " gue terkejut
"Marlboro mint aja Jek "

Dia mesen rokok kebiasaannya!
Dia manggil nama gue!
Dia senyum ke gue!
Hore!!!