Terimakasih sebelumnya udah mau mampir di trit ane yg sederhana ini, dan mudah2an bermanfaat buat semuanya. Amin.

Nah disini ane mau share pandangan ane tentang kata oknum, tapi sebelum itu baiknya kita simak dulu apa arti dari kata oknum tersebut, cekidot :

Arti oknum menurut KBBI : oknum /ok·num/ n 1 penyebut diri Tuhan dl agama Katolik; pribadi: kesatuan antara Bapak, Anak, dan Roh Kudus sbg tiga -- keesaan Tuhan;2 orang seorang; perseorangan; 3 orang atau anasir (dng arti yg kurang baik): -- yg bertindak sewenang-wenang itu sudah ditahan

Sumber : KBBI

Sedangkan sejak tahun 80an kata oknum disini diselewengkan maknanya oleh para tokoh partai politik dari “bersifat Ketuhanan” menjadi “oknum” yang berarti “orang yang sifatnya kurang baik”. Hal ini biasa dilakukan untuk mensterilkan citra organisasi tertentu apabila ada anggotanya yang melanggar aturan / tersangkut kasus hukum. Intinya oknum dilabelkan untuk minoritas yang melakukan hal yang tidak sesuai karakter suatu organisasi.

Nah, ini beberapa contoh Oknum menurut pandangan TS :

Organisasi / Lembaga tak akan mau disalahkan atas perilaku buruk anggotanya, sekalipun itu dilakukan oleh sebagian besar anggotanya, oleh karena itulah makna oknum yang telah didegradasi ini terus lestari hingga saat ini. Dimanapun kita melihat, di Lembaga pemerintahan, di kantor2 swasta, birokrat, DPR/DPRD makin sedikit orang yang mau Jujur dalam menjalankan kewajibannya. Kalau toh ada, kebanyakan mereka dipaksa untuk tidak jujur, entah oleh sistem, maupun atasan. Jadi?

"Kalau memang jumlah orang yang melakukan penyimpangan lebih banyak dari yang jujur, masih layakkah kita menggunakan kata oknum?
atau kita naikkan lagi derajat kata oknum untuk menyebut mereka yang masih mau jujur yang jumlahnya tiap hari makin berkurang itu?

Entahlah, mungkin saja, kenapa tidak?"