Kaskus

Story

jayanagariAvatar border
TS
jayanagari
You Are My Happiness
You Are My Happiness


Sebelumnya gue permisi dulu kepada Moderator dan Penghuni forum Stories From The Heart Kaskus emoticon-Smilie
Gue akhir-akhir ini banyak membaca cerita-cerita penghuni SFTH dan gue merasa sangat terinspirasi dari tulisan sesepuh-sesepuh sekalian emoticon-Smilie
Karena itu gue memberanikan diri untuk berbagi kisah nyata gue, yang sampe detik ini masih menjadi kisah terbesar di hidup gue.
Mohon maaf kalo tulisan gue ini masih amburadul dan kaku, karena gue baru pertama kali join kaskus dan menulis sebuah cerita.

Dan demi kenyamanan dan privasi, nama tokoh-tokoh di cerita ini gue samarkan emoticon-Smilie




Orang bilang, kebahagiaan paling tulus adalah saat melihat orang lain bahagia karena kita. Tapi terkadang, kebahagiaan orang itu juga menyakitkan bagi kita.
Gue egois? Mungkin.
Nama gue Baskoro, dan ini kisah gue.



Quote:


Quote:
Diubah oleh jayanagari 11-08-2015 11:18
rukawa.erikAvatar border
devanpancaAvatar border
gebby2412210Avatar border
gebby2412210 dan 49 lainnya memberi reputasi
48
2.2M
5.1K
Thread Digembok
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the Heart
KASKUS Official
32.7KThread52KAnggota
Tampilkan semua post
jayanagariAvatar border
TS
jayanagari
#2661
PART 101 – The Island of Gods – eps. 1

Angin laut menerpa tubuh gue ketika gue berjalan menyusuri pantai yang sepi itu. Hari mulai sore, untungnya, sehingga gak begitu panas waktu itu. Gue melihat 2 cewek agak jauh di depan gue, tertawa riang, sambil berkejaran di pasir hingga ke laut. Gue tersenyum, sambil sesekali menggelengkan kepala melihat adegan itu semua. Gue memandangi laut, hari itu cukup ramai, tapi karena skala pantai yang besar, jadi terlihat sepi. Kemudian gue menoleh ke cewek yang berjalan di samping gue, yang sedari tadi menggandeng lengan gue.

Quote:


Anin, cewek di samping gue ini, menoleh ke gue dan tersenyum manis. Dia gak menjawab, hanya menyandarkan kepalanya ke bahu gue ketika kami berdua berjalan. Kami berdua sama-sama menggunakan kaos dan celana pendek, serta bertelanjang kaki. Bedanya, kaki gue berbulu sementara kaki dia putih mulus. Gue mengangkat dagu, menunjuk ke kedua cewek yang tertawa-tawa di tepian pantai.

Quote:


Anin tertawa, kemudian menggosok hidungnya sebelum menjawab.

Quote:


Anin memandangi gue, bibirnya tertarik ke belakang sambil mencubit lengan gue. Pertanda dia gemes sampe ubun-ubun.

Quote:


Anin pasang tampang jutek, sambil memejamkan mata. Rambutnya yang coklat kemerahan itu berkibar tertiup angin laut yang kencang, dan itu membuat gue tertawa. Gue merangkul Anin, menempelkan tubuhnya ke tubuh gue.

Quote:


Anin mendengus gemas, kemudian mencubit perut gue. Gue yang paling gak kuat digelitikin, gak tahan cubitan Anin itu. Refleks gue udah kayak gurita aja waktu dicubit. Melihat gue heboh sendiri, Anin tertawa geli.

Kemudian kami berjalan menghampiri kedua cewek yang sedari tadi bermain air sampe celananya basah semua. Siapa dua cewek ini? Ya siapa lagi kalo bukan Shinta dan Sophia. Shinta kebetulan masih libur kuliah, dan jarak dari Surabaya ke Bali gak jauh. Sophia bisa ikut soalnya dia tinggal menyelesaikan skripsi, jadi udah gak ada jadwal kuliah lagi. Awalnya gue cuma berniat mengajak kakak-beradik ini, tapi Anin usul Sophia juga diajak. Gue sih gak nolak, selama bukan gue yang bayarin.

Acara gue di Nusa Dua yang berlangsung 2 hari, kemarin dan hari ini, udah berakhir tadi siang. Jadilah gue masih ada waktu 2 hari disini untuk liburan bersama 3 cewek ini. Eit, jangan salah, gue bukan Don Juan yang menghabiskan waktu liburan di jacuzzi sama 3 cewek ini. Ya abis gimana, satu calon istri gue, yang 1 calon adik ipar gue, dan satu lagi udah gue anggap adik sendiri.

Shinta yang melihat kami berdua mendekat, nyeletuk.

Quote:


Gue dan Anin tertawa. Kemudian gue menoleh memandangi Sophia, dan cengengesan.

Quote:


Gue dan Anin terbahak sementara Shinta dan Sophia pasang tampang gondok. Gak pake lama, gue dan Anin langsung menerima balasan yang setimpal. Baju gue dan Anin cukup basah gara-gara Shinta dan Sophia mencipratkan air laut cukup banyak. Melihat gue dan Anin basah, giliran mereka yang ketawa terbahak-bahak.

Setelah itu kami menghabiskan waktu untuk berfoto-foto dengan segala pose. Mulai dari loncat-loncat, pose standar, pose badak duyung sampe pose godzilla dicoba semua. Mayoritas sih 3 cewek ini yang foto, sementara gue jadi tukang fotonya. Lumayan sedih memang. Setelah puas foto-foto, 3 cewek ini punya ide untuk ngubur seseorang di pasir. Siapa lagi yang jadi percobaan eksperimen 3 cewek ini selain gue. Gue dikubur di pasir hingga cuma kepala gue yang terlihat, kemudian dijadiin objek foto-foto sambil menganiaya muka gue. Entah itu menarik hidung gue ke atas, mencubit pipi, atau menarik mulut gue.

Malamnya, kami makan malam di restoran pinggir pantai Seminyak itu. Gue lupa apa nama restorannya. Sambil makan, kami berempat ngobrol-ngobrol. Gue lebih banyak diam sih, lebih fokus sama makanan gue, sambil nguping pembicaraan cewek-cewek ini yang mayoritas ngomongin soal kulit yang menghitam. Mainan di pantai kok gak mau item, pikir gue geli. Ketika gue sedang asik makan, Anin mencolek tangan gue. Gue mendongak.

Quote:


Gue menusuk makanan gue dengan garpu dan memakannya, kemudian mengangguk-angguk sambil mengunyah.

Quote:


Gue melirik Anin, kemudian tersenyum sendiri. Disini emang Anin paling tua, makanya dia merasa berkewajiban menjaga adik-adiknya ini. Sementara gue berkewajiban menjaga ketiganya. Sophia ini sebenarnya adik sepupu Anin dan Shinta. Cuma karena Sophia dan Anin hanya berjarak setahun, makanya Shinta memanggil Sophia “mbak” meskipun sebenarnya itu adik sepupunya.

Malamnya, ketika kami berempat sudah masuk hotel, gue kembali ke singgasana gue, yaitu sofa di ruang tengah. Kami memang memesan kamar yang cukup besar, dimana di kamar itu ada 2 kamar tidur, satu ruang tengah, dapur dan balkon. Dan gue kebagian tidur di sofa, meskipun sebenarnya sofa itu nyaman sekali. Anin tidur sendirian, sementara Shinta dan Sophia bersatu untuk bergosip.

Hingga tengah malam gue belum bisa tidur, sehingga gue berdiri di balkon dan memandangi langit yang kebetulan malam itu sedang indah-indahnya. Bulan purnama, dan bintang-bintang gemerlapan di seluruh penjuru semesta di atas kepala gue. Gue mendongak dan menikmati keindahan langit sambil kedua tangan gue memegang pagar besi balkon. Selama beberapa waktu gue hanyut akan keindahan semesta, hingga gue gak sadar bahwa ada seseorang berdiri di sebelah gue sambil mendongak juga. Anin.

Quote:


Anin gak menjawab pertanyaan gue, dan masih mendongak menikmati gemerlap bintang di langit malam. Dia tersenyum, dan rambutnya berkibar tertiup angin malam.

Quote:


Gue tersenyum, memegang satu tangannya dan kembali mendongak ke atas, menikmati langit malam. Gue menggumam pelan.

Quote:

jenggalasunyi
pulaukapok
chanry
chanry dan 3 lainnya memberi reputasi
4
Ikuti KASKUS di
© 2025 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.