"Apaan sih? Kan kita gak ada hubungan apa-apa!" Kata gue
" "
"Pacar juga bukan!" Kata gue

Gue mengatakannya tanpa melihat Rara, sambil menikmati ayam goreng gue.

"Heh! Yang sopan lo!" Kata Rara
" "
"Sudah kodratnya cowok memperlakukan cewek dengan baik" Kata Rara sambil menunjuk ke arah gue
" "

Gak akan ada habisnya deh kalo gue beradu mulut dengan dia.
Jawaban-jawaban gue ditangkis semua sama doi.
Percakapan ini gak berarti apa-apa buat gue.
Gue cuman bisa berharap waktu berjalan dengan cepat.
Karena gue capek...

"Yauda, aku minta maaf" Kata gue sedikit memelas
"Good boy, yauda dimaafin" senyum Rara
" "
" "

Cewek didepan gue ini sengklek.
Marah tiba-tiba.
Senyum tiba-tiba..

***
Saat kita berdua sudah selesai makan dan sudah cuci tangan.
Gue berdiri,

"Hayuk balik" Kata gue ke Rara
"Bentar donk, duduk dulu ngobrol" Jawab Rara
" (gue melihat jam tangan) "
"Kalo aku kena usus buntu gimana??" Kata Rara
" "

Tuh kan sengklek!
Gimana ceritanya bisa usus buntu..
Manja sih! Alesannya kemana-mana
Gerutu gue dalam hati

Gue kembali duduk didepan Rara, dia memulai percakapan,

"Kamu kenapa kerja disana?" Tanya Rara
"Butuh uang" Jawab gue singkat
"Terus kalo uda dapet uang? Cabut?" Tanya Rara lagi
"Iya"

Dia tertawa sejenak.
Seperti tertawa mengejek.

" "
"Semua juga bilang begitu, tapi kalo uda dapet lahan basah, gak ada yang mau cabut" Kata Rara
"Maksudnya?" Tanya gue penasaran
"Polos banget siiiih" Sahut Rara manja

Akhirnya gue dijelasin mengenai lahan basah yang dimaksud oleh Rara. Ya gak jauh-jauh aja dari tip. Gue cuman bisa ngangguk-ngangguk mendengar penjelasannya. Sebelumnya gue pikir, waiter cuman dikasih tip kalo tamunya ngasih. Ternyata banyak trik yang bisa dilakukan untuk mendapat cucuran lembar rupiah tersebut.

Salah satunya yang akan gue share disini adalah, pokoknya kalo mesen apapun di tempat clubbing, jangan lupa minta nota! Itu penting banget. Karena bisa ada permainan disini. Harganya dinaikin beberapa puluh ribu oleh si waiter dan dia gak bisa nunjukin nota. Jadi uang kelebihannya itu ya masuk kantong si waiter.

Setelah Rara ngomong panjang lebar,

"Sebelum ini, kita pernah ketemu gak sih?" Tanya Rara tiba-tiba
"Lah???" gue terkejut karena masih ditanya seperti ini
"Wajah kamu gak asing soalnya" Lanjut Rara
"Masa lupa?" Jawab gue

"Beneran lupa deh, emang ketemu dimana sih?" Tanya dia lagi
"Kan kemarin bang Dino uda ngasih tau" Jawab gue
"Aku lupa, bang Dino ngomong apa ya" Rara penasaran
" "

Gue harus jawab apa?
Masa gue ngomong langsung gitu
Frontal banget donk gue??

"Dimana sih Jek?? Kok diem??" Kata Rara
"Toilet karoke" Kata gue pelan
"Ahhh, ketemu ditoilet ya?"
" (untung gak ditanya ngapain) "

"Papasan gitu ditoilet? Atau kita kenalan juga?" Tanya Rara lagi
"Gak kenalan kok" Jawab gue
"Loh? Kok aku bisa kenal kamu"
" (dia hilang ingatan apa???!) "

"Kita ngapain pas ketemu di toilet?" Kata Rara tanpa wajah berdosa
" glek... " gue menelan ludah
"Jek?"
" " gue malu

"Kita ngapain?" Rara penasaran dengan reaksi gue
"Ya gitu deh... masa lupa sih???" Kata gue tengsin
"Beneran aku serius lupa, ngomong aja kenapa Jek???" Paksa Rara
"Kita gituan " Jawab gue memberi penekanan

"Em el?" Kata Rara
" " frontal amat sih!
"Gitu aja kok malu-malu" Katanya dengan senyum penuh arti
" " Gue gak bisa menjawab apa-apa

"Lucu ih kamu, polos banget" goda Rara
"Balik yuuuk" Gue mengalihkan pembicaraan

Gue dikerjain ya sama Rara?
Dia uda tau, tapi gue dipaksa ngomong sama dia..
Kayaknya sih begitu..
Sh*t!

Gue segera berdiri. Karena percakapan ini sudah membuat gue mati gaya.
Gue layaknya udang rebus.. Merah...

Rara mengiyakan ajakan gue. Sialnya gue lupa kalo gue sedang berhadapan dengan cewe aneh ini..

"Uda lupa yang tadi aku bilang" Kata Rara mengejutkan gue
" " memalingkan wajah ke belakang
"Tangan.." Katanya mengajukan tangannya
" " Memberikan tangan gue

Gue lupa kalo jalan sama dia harus gandengan..
Hadeeeh..
Nasib...

***
Sampe diparkiran, Rara memakai jaket dan helm gue

"Rumah dimana neng?" Tanya gue
"Kamu ngekost kan?" Tanya dia
"Iya, kenapa?" Jawab gue
"Ke kostan kamu aja" Kata Rara tanpa ekspresi
" "

"Seriusan.." Kata gue gagap
"Iya.. deket sini gak?" Kata Rara
"Gak.. gak.. rumah kamu mana? Biar aku anterin" Tolak gue
"Mau dirumah aku aja? Yauda, Godean" Kata Rara
" "

Ini maksudnya apa lagi..


Saat perjalanan dimotor. Gue mulai risih..
Tadi sebelumnya, Rara gak begini..
Sekarang, tangannya melingkar diperut gue..
Dia mendekatkan badannya..
Gue canggung...
Jantung gue berdetak kencang...

Selama perjalanan, gue gak banyak bicara.
Gue tidak nyaman..
Ingin gue singkirkan tangannya..
Tapi gue gak tau harus gimana mengatakannya secara halus..

Sebentar lagi..
Sebentar lagi dia turun
Sabar...

***
Saat sudah sampai depan rumahnya..
Rara turun, membuka helm dan jaket..
Gue turunkan standar, karena gue mau pake jaket..

"Mau mampir dulu gak?" Kata Rara
" (gue menggelengkan kepala) "
"Masih aja malu-malu" kata Rara

"Hayuuuk turun!" Rara memaksa tangan gue
" "

Dia menarik gue turun dari motor..
Gue masih sempat mencabut kunci motor..

"Aku balik aja Ra..." Kata gue

Gue gak dihiraukan. Dia sibuk mencari kunci didalam tasnya.
Gue berdiri bego, gak tau mau ngapain

Ceklek..
Pintu terbuka

Gue ditarik masuk oleh Rara..

Harusnya tadi gue ngotot balik aja..
Tapi, yasudahlah....
Mungkin memang begini ceritanya...

Kejadian lagi...