- Beranda
- Stories from the Heart
Kelakuan Anak Kuliah
...
TS
pujangga1000
Kelakuan Anak Kuliah
Quote:
Quote:
Quote:
----------------------------------------------------------------------------------
========================================
pujangga1000
Diubah oleh pujangga1000 19-09-2016 03:37
yusrillllll dan 23 lainnya memberi reputasi
22
3.9M
7.4K
Thread Digembok
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•51.9KAnggota
Tampilkan semua post
TS
pujangga1000
#2520
Weirdo!
Gue parkir motor setelah sampai ditempat yang dituju. Gue liat Rara sedang membenarkan rambutnya yang kusut karena helm. Saat gue rasa dia sudah selesai dengan rambutnya, gue berjalan duluan menuju pintu masuk. Gue melangkahkan kaki, tapi tidak mendengar langkah kaki selain hentakan kaki gue. Gue memalingkan wajah ke belakang. Rara masih berdiri ditempat yang tadi. Nih cewek kenapa sih
. Gue balik lagi untuk menghampirinya..
"Jadi gue ditinggal?
" Katanya dengan muka cemberut
"
"
" (Rara menaikkan sebelah alis) "
"Hayuk"
Kata gue sambil memalingkan wajah ke arah lain, bermaksud untuk berjalan menuju pintu masuk lagi.
Tapi sebelah tangan gue ditariknya tiba-tiba,
"Gandengan donk, gimana sih
" Katanya manyun sambil menggenggam tangan gue
"
" Gue sosor juga tuh bibir!
Kita berdua kembali berjalan ke arah pintu masuk.
Tapi karena langkah kaki gue lebih lebar dan Rara menggunakan sepatu hak tinggi, dia ketinggalan dibelakang.
Dan karena kita bergandengan tangan, gue seperti menarik-narik dia, padahal gue gak sengaja.
"Pelan-pelan!" Katanya setengah berteriak
" (gue menghentikan langkah) "
"Gini aja biar lo gak jauh-jauh" Satu tangannya memeluk pinggang gue
"
"
Kepalanya bersandar dibadan gue. Apalah ini. Kenapa gue dipeluk-peluk seperti ini.
Dia terlihat luwes. Seperti kita ini sepasang... kekasih
Jantung gue berdegub kencang.
Butir keringat dingin mulai keluar dari kening gue.
Jarak antara kita berdua... hampir tidak ada...
***
"Saya pesan ayam dada satu, nasi satu, sama pepsi gak pake es" Kata gue kepada kasir
"Lo mau apa?" Gue bertanya ke Rara
" (Rara melotot ke arah gue) "
"
" Gue menatap Rara menunggu pesanannya
"Mau pesan apa neng?" Kata gue karena tidak mendengar jawaban dari Rara
" (melipat tangannya didepan dada sambil cemberut) "
" (gue dan penjaga kasir sama-sama melihat Rara) "
"Makan apa nona manis???" Kata gue lagi setengah merayu
"Disamain aja mas" Kata Rara ke kasir dengan wajah galak
" bla.. bla.. bla.. " Kasir mengulangi pesanan gue dan menyebut total yang mesti gue bayar
Gue mengambil dompet dari kantong belakang, membukanya, mencari-cari uang pas agar tidak ada kembalian.
"Ada gak?" Tanya Rara kepada gue
"
" Gue terkejut
"Ada enggak uangnya??" Tanya Rara lagi
"Ada" Kata gue pelan sambil menghitung lagi uang yang gue keluarin
"Bagus deh" Kata Rara singkat
"
"
Eeee buset ni cewek. Gue gak mau berprasangka buruk kalau dia gak punya uang. Tapi dengan jawaban dia barusan. Sudah jelas dunia akhirat kalo makan kali ini gue yang traktir. Gue mesti ngomong apa untuk minta duit gue dibalikin? Awalnya gue pikir dia juga bakal ngeluarin dompet buat bayar pesanannya. Lah tadi gue malah ditanya punya uang atau ngak. Kotor banget triknya! Kalo gue bilang gak punya uang, mau ditaruh dimana muka gue? Biasanya kalo makan bareng temen, walaupun gue bayarin dulu, tapi pasti temen gue ngomong, "Bayarin dulu Jek, nanti gue ganti". Lah ini gak ada! Dasar wanita! Semua sama saja! Triknya banyak banget!

(Gue mesti pelit dan perhitungan pada saat itu, karena gue benar-benar dalam kondisi keuangan terjepit)
***
Untungnya Rara yang mengambil nampan berisi pesanan. Kalau mesti gue juga yang megangin tuh nampan, gak tau lagi deh mau ngomong apa. Lalu kita memilih tempat duduk. Gue menarik sebuah kursi dan menjatuhkan diri diatasnya. Rara meletakkan nampan diatas meja. Gue membagi dua pesanan kami, tapi Rara masih berdiri terpaku, dia tidak duduk. Gue melihat ada kursi kosong didepan dan disamping gue. Apa dia bingung mau duduk dimana
. Gue melihat ke arah Rara
"Lo pernah punya cewek gak sih?" Katanya seperti menantang
"
"
Ya jelaslah gue gak pernah punya
Masa iya gue jawab sejujurnya...
Gengsi donk..
Lagian ni cewek maunya apa sih
Ribet banget dari tadi..
"Pernah. Emang kenapa?" Jawab gue bohong
"Terus gitu perlakuan lo ke cewek lo?" Suara Rara meninggi
"Ada yang salah?" Tanya gue kesulut emosi
"Gak gentle amat lo" Katanya merendahkan gue
"
"
"Maksud lo apaan??" Gue mulai naik darah
Lah gimana gak emosi coba. Gue uda capek banget. Entar gue mesti kuliah pagi lagi. Eh sekarang gue mesti ngeladeni sikap anehnya dia. Kenapa coba?? Uda dari kasir tadi mukanya gak enak banget!
"Tarikin bangkunya buat gue donk, gimana sih!" Katanya dengan bibir manyun itu lagi
"
"
Rara mengatakannya sambil memainkan matanya ke arah bangku.
Ini karena gue yang gak pernah pacaran atau memang Rara yang terobsesi menjadi "Dreaming Queen"?
Kayaknya gue gak pernah liat cowok persiapin kursi buat ceweknya kalo mau makan di KFC
(Ngertikan maksudnya? Itu loh table manner gitu. Jadi si cowok harus narik kursi buat si cewek duduk, terus kalo si cewe uda duduk, kita membetulkan letak kursi si cewek agar lebih dekat ke meja. Tau kan?)
Akhirnya gue bangkit dari kursi dan melakukan seperti yang diperintahkan oleh my drama queen
Setelah Rara duduk,
"Makasih" dengan suaranya yang dibuat-buat
"
"
Kesel gue kesel sumpah!
Tapi ya sudahlah, biarin aja..
Gue liat minuman belum ada sedotan, dan kita juga belum ambil saus.
Jadi gue putuskan ke counter saus
***
Gue pengen ngebalas perlakuan Rara. Akhirnya gue iseng aja ngambil sedotan cuman satu, terus satu piring penuh saus.
Gue balik ke meja.
Ternyata bungkusan nasi gue sudah dibuka dan diletakkan diatas piring beserta ayam gorengnya.
Waduh..
(Gimana ya ngomongnya, setelah tadi adu mulut cuman gara-gara hal sepele soal kursi, sekarang dia malah perlakuin gue dengan membuka bungkusan nasi dan meletakkannya diatas meja. Gue gak bisa mendeskripsikan gimana spesialnya perlakuan Rara ini. Kalo kalian makan bareng temen, ngapain temen nyiapin makanan buat kalian? Tapi kalo kalian makan bareng pasangan, terus dikasih perlakuan seperti ini. Gimana rasanya? Manis-manis gak jelas gitu kan?
)
Gue duduk dan memasang sedotan di minuman gue.
Rara melihat gue
Gue tau dia mau ngomong apa
Gue sudah mempersiapkan jawaban atas pertanyaannya
"Sedotan gue mana?" Tanya Rara
"Ambil sendiri donk
" gue nyengir
"Lo itu! Gue balik duluan!" Katanya berdiri sambil mengambil tas
"
"
Buset! Gara-gara sedotan??
Gokil ni cewek!
"Bentar-bentar, aku ambilin.." Kata gue memberi isyarat kepada Rara untuk duduk lagi
"
"
Perasaan gue melulu dikerjain sama Rara. Pas gue mau isengin dia, eh malah ditangkis sama dia.
Sekarang gue kayak orang bego, bolak balik konter saus buat ambil sedotan...
***
Aseeem..
Apes banget kayaknya gue. Kenapa cuman buat makan ayam goreng aja, harus dijalani penuh drama seperti ini??
"Kamu tuh ya, gak gentle banget sih jadi cowok"
"Harusnya aku donk sebagai cewek yang make jaket sama helm"
"Kan udaranya dingin"
"Kalo lagi jalan, perhatiin ceweknya donk, jangan ngelonong sendiri"
"Terus tanya ceweknya mau makan apa, bukannya cuman mesen pesenan sendiri"
"Ceweknya duduk dulu donk baru cowoknya, gimana sih jadi cowok"
"Sedotan juga! Kamu sengajakan?!"
"Aku tuh gak minta macem-macem kok, cuman minta diperhatiin"
"Kamu ngerti gak sih???"
Pusing gue denger khotbah barusan dari Rara
Kepala gue langsung kunang-kunang
Awalnya gue-lo, sekarang jadi aku-kamu
Maunya apa sih
Bisa gak gue bilang gini,
"Kita kan gak ada hubungan apa-apa"
"Aku minta duit ku balik deh"
"Aku mau pulang"
"Capek...."

. Gue balik lagi untuk menghampirinya.."Jadi gue ditinggal?
" Katanya dengan muka cemberut"
"" (Rara menaikkan sebelah alis) "
"Hayuk"
Kata gue sambil memalingkan wajah ke arah lain, bermaksud untuk berjalan menuju pintu masuk lagi.
Tapi sebelah tangan gue ditariknya tiba-tiba,
"Gandengan donk, gimana sih
" Katanya manyun sambil menggenggam tangan gue"
" Gue sosor juga tuh bibir!Kita berdua kembali berjalan ke arah pintu masuk.
Tapi karena langkah kaki gue lebih lebar dan Rara menggunakan sepatu hak tinggi, dia ketinggalan dibelakang.
Dan karena kita bergandengan tangan, gue seperti menarik-narik dia, padahal gue gak sengaja.
"Pelan-pelan!" Katanya setengah berteriak
" (gue menghentikan langkah) "
"Gini aja biar lo gak jauh-jauh" Satu tangannya memeluk pinggang gue
"
"Kepalanya bersandar dibadan gue. Apalah ini. Kenapa gue dipeluk-peluk seperti ini.
Dia terlihat luwes. Seperti kita ini sepasang... kekasih

Jantung gue berdegub kencang.
Butir keringat dingin mulai keluar dari kening gue.
Jarak antara kita berdua... hampir tidak ada...

***
"Saya pesan ayam dada satu, nasi satu, sama pepsi gak pake es" Kata gue kepada kasir
"Lo mau apa?" Gue bertanya ke Rara
" (Rara melotot ke arah gue) "
"
" Gue menatap Rara menunggu pesanannya"Mau pesan apa neng?" Kata gue karena tidak mendengar jawaban dari Rara
" (melipat tangannya didepan dada sambil cemberut) "
" (gue dan penjaga kasir sama-sama melihat Rara) "
"Makan apa nona manis???" Kata gue lagi setengah merayu
"Disamain aja mas" Kata Rara ke kasir dengan wajah galak
" bla.. bla.. bla.. " Kasir mengulangi pesanan gue dan menyebut total yang mesti gue bayar
Gue mengambil dompet dari kantong belakang, membukanya, mencari-cari uang pas agar tidak ada kembalian.
"Ada gak?" Tanya Rara kepada gue
"
" Gue terkejut"Ada enggak uangnya??" Tanya Rara lagi
"Ada" Kata gue pelan sambil menghitung lagi uang yang gue keluarin
"Bagus deh" Kata Rara singkat
"
"Eeee buset ni cewek. Gue gak mau berprasangka buruk kalau dia gak punya uang. Tapi dengan jawaban dia barusan. Sudah jelas dunia akhirat kalo makan kali ini gue yang traktir. Gue mesti ngomong apa untuk minta duit gue dibalikin? Awalnya gue pikir dia juga bakal ngeluarin dompet buat bayar pesanannya. Lah tadi gue malah ditanya punya uang atau ngak. Kotor banget triknya! Kalo gue bilang gak punya uang, mau ditaruh dimana muka gue? Biasanya kalo makan bareng temen, walaupun gue bayarin dulu, tapi pasti temen gue ngomong, "Bayarin dulu Jek, nanti gue ganti". Lah ini gak ada! Dasar wanita! Semua sama saja! Triknya banyak banget!

(Gue mesti pelit dan perhitungan pada saat itu, karena gue benar-benar dalam kondisi keuangan terjepit)
***
Untungnya Rara yang mengambil nampan berisi pesanan. Kalau mesti gue juga yang megangin tuh nampan, gak tau lagi deh mau ngomong apa. Lalu kita memilih tempat duduk. Gue menarik sebuah kursi dan menjatuhkan diri diatasnya. Rara meletakkan nampan diatas meja. Gue membagi dua pesanan kami, tapi Rara masih berdiri terpaku, dia tidak duduk. Gue melihat ada kursi kosong didepan dan disamping gue. Apa dia bingung mau duduk dimana
. Gue melihat ke arah Rara"Lo pernah punya cewek gak sih?" Katanya seperti menantang
"
" Ya jelaslah gue gak pernah punya

Masa iya gue jawab sejujurnya...
Gengsi donk..
Lagian ni cewek maunya apa sih
Ribet banget dari tadi..
"Pernah. Emang kenapa?" Jawab gue bohong
"Terus gitu perlakuan lo ke cewek lo?" Suara Rara meninggi
"Ada yang salah?" Tanya gue kesulut emosi
"Gak gentle amat lo" Katanya merendahkan gue
"
""Maksud lo apaan??" Gue mulai naik darah
Lah gimana gak emosi coba. Gue uda capek banget. Entar gue mesti kuliah pagi lagi. Eh sekarang gue mesti ngeladeni sikap anehnya dia. Kenapa coba?? Uda dari kasir tadi mukanya gak enak banget!
"Tarikin bangkunya buat gue donk, gimana sih!" Katanya dengan bibir manyun itu lagi
"
"Rara mengatakannya sambil memainkan matanya ke arah bangku.
Ini karena gue yang gak pernah pacaran atau memang Rara yang terobsesi menjadi "Dreaming Queen"?
Kayaknya gue gak pernah liat cowok persiapin kursi buat ceweknya kalo mau makan di KFC

(Ngertikan maksudnya? Itu loh table manner gitu. Jadi si cowok harus narik kursi buat si cewek duduk, terus kalo si cewe uda duduk, kita membetulkan letak kursi si cewek agar lebih dekat ke meja. Tau kan?)
Akhirnya gue bangkit dari kursi dan melakukan seperti yang diperintahkan oleh my drama queen

Setelah Rara duduk,
"Makasih" dengan suaranya yang dibuat-buat
"
"Kesel gue kesel sumpah!
Tapi ya sudahlah, biarin aja..
Gue liat minuman belum ada sedotan, dan kita juga belum ambil saus.
Jadi gue putuskan ke counter saus
***
Gue pengen ngebalas perlakuan Rara. Akhirnya gue iseng aja ngambil sedotan cuman satu, terus satu piring penuh saus.
Gue balik ke meja.
Ternyata bungkusan nasi gue sudah dibuka dan diletakkan diatas piring beserta ayam gorengnya.
Waduh..
(Gimana ya ngomongnya, setelah tadi adu mulut cuman gara-gara hal sepele soal kursi, sekarang dia malah perlakuin gue dengan membuka bungkusan nasi dan meletakkannya diatas meja. Gue gak bisa mendeskripsikan gimana spesialnya perlakuan Rara ini. Kalo kalian makan bareng temen, ngapain temen nyiapin makanan buat kalian? Tapi kalo kalian makan bareng pasangan, terus dikasih perlakuan seperti ini. Gimana rasanya? Manis-manis gak jelas gitu kan?
)Gue duduk dan memasang sedotan di minuman gue.
Rara melihat gue
Gue tau dia mau ngomong apa
Gue sudah mempersiapkan jawaban atas pertanyaannya
"Sedotan gue mana?" Tanya Rara
"Ambil sendiri donk
" gue nyengir"Lo itu! Gue balik duluan!" Katanya berdiri sambil mengambil tas
"
"Buset! Gara-gara sedotan??
Gokil ni cewek!
"Bentar-bentar, aku ambilin.." Kata gue memberi isyarat kepada Rara untuk duduk lagi
"
"Perasaan gue melulu dikerjain sama Rara. Pas gue mau isengin dia, eh malah ditangkis sama dia.
Sekarang gue kayak orang bego, bolak balik konter saus buat ambil sedotan...
***
Aseeem..
Apes banget kayaknya gue. Kenapa cuman buat makan ayam goreng aja, harus dijalani penuh drama seperti ini??
"Kamu tuh ya, gak gentle banget sih jadi cowok"
"Harusnya aku donk sebagai cewek yang make jaket sama helm"
"Kan udaranya dingin"
"Kalo lagi jalan, perhatiin ceweknya donk, jangan ngelonong sendiri"
"Terus tanya ceweknya mau makan apa, bukannya cuman mesen pesenan sendiri"
"Ceweknya duduk dulu donk baru cowoknya, gimana sih jadi cowok"
"Sedotan juga! Kamu sengajakan?!"
"Aku tuh gak minta macem-macem kok, cuman minta diperhatiin"
"Kamu ngerti gak sih???"
Pusing gue denger khotbah barusan dari Rara
Kepala gue langsung kunang-kunang
Awalnya gue-lo, sekarang jadi aku-kamu
Maunya apa sih
Bisa gak gue bilang gini,
"Kita kan gak ada hubungan apa-apa"
"Aku minta duit ku balik deh"
"Aku mau pulang"
"Capek...."

jenggalasunyi dan 7 lainnya memberi reputasi
6
