Kaskus

Story

open.mindedAvatar border
TS
open.minded
ILLUSI
Quote:


Quote:


Quote:
Polling
0 suara
menurut penghuni kos disini.. kalian mau kisah gw kaya gimana? (bisa milih banyak!!)
Diubah oleh open.minded 08-01-2022 18:27
andristyle20Avatar border
vargubo86498Avatar border
nuryadiariAvatar border
nuryadiari dan 210 lainnya memberi reputasi
199
2M
5.2K
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the Heart
KASKUS Official
32.7KThread51.9KAnggota
Tampilkan semua post
open.mindedAvatar border
TS
open.minded
#1472
Crepe
‘Apes banget gw kali ini’ pikir gw sambil mengetik sebuah kode di kolom command sebuah program khusus di meja gw ini. Mungkin gw adalah anak baru yang paling apes di gedung ini, sudah banyak dapat tugas dari Yvette sang project leader, sekarang disuruh lembur pula. Tapi gw tetap melaksanakan saran Timur, ‘jangan banyak nanya, langsung kerjakan!’, membuat gw mendengus meneriakan “Fuck you” yang sangat keras, dari dalam batin gw. Gw menekan tombol enter setelah selesai menyelesaikan rentetan kode yang gw tulis ini, warna hijau pun menyala di sudut kolom command itu, menandakan tidak ada yang salah dalam tugas gw kali ini, membuat gw langsung menekan tombol print dan memasukan nya ke sebuah map luntuk diberikan ke Bos Yvette.

“Halo Bos” ucap gw masuk kedalam ruangannya yang remang remang ini
“saya bawa semua bahan yang bos minta, semua nya ada di file ini” balas gw lagi

“taruh di sini, dan tidak ada tugas lagi untuk kamu” balasnya

“Okay, kalau begitu saya pulang duluan ya”

“.....” diam dia

Haaaah. Keluh gw didalam lift menuju lobby bawah. Satu bulan sudah gw bekerja disini, seperti satu tahun lamanya, gw merasa Bosa gw, Yvette itu menaruh dendam ke gw, gimana engga, semua tugas diserahkan ke gw, dan dari tatapannya itu lo, sinis banget, Recht pun tak jarang ketawa melihat gw yang tabah mengerjakan semua tugas ini, ‘kau adalah orang pertama yang ga pernah komplain’ katanya. Gw pun berjalan menuju pintu keluar gedung ini dengan perlahan, gw buka pintu yang sangat besar ini, membiarkan udara dingin dan gemerlap kota moscow merasuki badan gw

1 jam berlalu, akhirnya gw sampai juga di apartment gw, ahh, leganya. Gw langsung buka kemeja gw dan melemparkannya entah kemana, begitu juga dengan celana bahan gw, gw lempar entah kemana, sekarang dibadan gw hanya ada sebuah kaos hitam, dan boxer pink. Krrruuk krrrrukkk. Teriak perut gw, gw pun langsung refleks membuka laci di dapur kecil ini untuk mencari sebungkus indomie, namun apa daya, stok gw habis, betapa sialnya gw hari ini, mungkin menu malam ini adalah segelas air putih saja.

+++++

Krrruukk krruuuk. Bunyi perut gw dalam sebuah kelas calculus ini. hari ini gw masuk kelas tapi gak ada satupun materi yang disampaikan masuk ke kepala gw. Gw sangat lapar. Gw gak bisa konsen. Gw pingin tidur. Aaah. Satu jam akhirnya gw berhasil lewati dan kelas pun berakhir. Jam menunjukan pukul 4 sore, ahh cepat sekali rasanya waktu berputar, keluh gw dalam hati. Tiba tiba ada yang merangkul leher gw dari belakang.

“Bro. Gimana tadi? bisa ga?” tanya Timur

“Bisa bisa tenang aja”

“lo kayaknya lemes banget bro”

“belum makan gw Mur, laper”

“oh ya, gimana itu illusi lo? kayaknya kalem kalem aja 3 bulan ini”

“illusi mah tiap hari masih gw liat, ga bakal ilang”
“perlahan gw udah bisa ngontrol mereka Mur”

“denger, semakin lo tahan, semakin keras ledakannya nanti”

“terus lo mau gw ngapain?”

“ooh lo bakal suka apa yang bakal lo liat bro, ikut gw”

Gw pun mengikuti Timur dari belakang dengan lemasnya, entah kemana gw dibawanya kali ini. Timur tiba tiba memasuki sebuah gedung yang gw kenal sebagai perkumpulan mahasiswa ini, Timur terus berjalan menyusuri lorong yang sepi ini. Timur membuka sebuah pintu yang ternyata adalah tangga turun ke lantai bawah tanah gedung ini, gw sendiri baru tau akan adanya ruangan ini. Sesampainya gw dibawah alangkah kagetnya gw saat melihat banyak orang berkumpul disini, seperti sebuah pesta bawah tanah, tidak mereka mengerumuni sesuatu sambil menyerukan nama orang orang. Setelah gw lihat ternat mereka sedang mengerumuni orang yang sedang sparing.

“Mur ini apaan? Rame banget kayaknya”

“hohoho ini adalah tempat terapi buat illusi lo itu”
“sekaligus tempat untuk melipatgandakan uang, kalau lo mau”

“WOW” ucap gw kagum

“ya wow, sekarang lo siap siap, gw daftarin lo sekarang, untuk ronde selanjutnya”

“hah? Jangan sekarang Mur gw lagi gaak siap, gw laper”

“Bullshit! Gak ada alasan. 20.000 rubel untuk Adi!!” ucap dia ke seseorang yang gw yakin sebagai administrasi nya disini

Gw hanya menepok jidat gw melihat kelakuan Timur ini, dari segala hari yang ada di dunia ini, kenapa harus sekarang, disaat gw gak ada tenaga, disaat gw kelaperan, gw bahkan ga punya tenaga buat pemanasan, menunjukan betapa kurangnya karbohidrat di badan gw hari itu. 30 menit lamanya gw menunggu, sepertinya pertandingan disana sudah berakhir, terlihat seseorang berjalan luntang lanting memegangi mukanya yang berdarah keluar dari kerumunan. Gw melepaskan tas gendong gw dan hoodie gw, supaya tidak rusak saat sparing, menyisakan kaos berwarna hitam dan celana kargo panjang gw ini, gw masuk ke dalam kerumunan itu. Tampak didepan gw orang botak plontos, gw taksir tingginya setinggi Timur yaitu 185 cm ++, dan badannya yang keker nya ga nahan. Terdengar suara orang di sekitar gw meneriakan nama “Yuri, yuri , yuri”, membuat gw menelan ludah.

Orang botak besar yang gw taksir bernama Yuri itu pun melihat gw dengan pandangan meremehkan, well, memang gw lebih pendek dari dia sih, tapi mengingat besarnya badan dia dibanding gw, memang gw pantas diremehkan. Bel pun berbunyi menandakan sparing dimulai. Gw yang benar benar ga ada tenaga hanya berjalan memperhatikan gerak gerik dia, gw tahu dikondisi gw yang sekarang ini, gw gak bisa menyelesaikan pertandingan secepat yang gw pikirkan di otak gw. Dia pun langsung berlari aggresive ke arah gw sambil mengangkat tangan kanannya untuk menabrak leher gw, gw langsung menunduk dan menyelinap di belakangnya lalu berusaha menusuk punggungnya dengan tendangan gw. BUKK. Malah badan gw yang terdorong ke belakang. Alahmak. Saat itu juga gw tau, gw gak ada harapan menang melawan dia. Gw pun kembali berdiri lagi dan berusaha menghindari semua serangan dia selanjutnya, tenaga gw pun semakin menipis, membuat konsentrasi, dan gerakan gw semakin melambat. Dan BUGH. Sebuah pukulan tepat mengenai hidung gw. Dan saat itu semuanya tiba tiba menjadi Hitam.

“udah sadar lo?” ucap Timur saat melihat gw melek

“ughh, berapa lama gw pingsan?”

“3 menit 27 detik”

“ughh”

“20.000 rubell, hilang”

“udah gw bilang gw lagi gak ada tenaga, gw belum makan seharian ini”

“grrr, lo tunggu sini, gw mau daftarin diri gw, gw mau menangin balik duit gw”

“hahaha, jangan, nanti lo malah ngebunuh orang lagi, ugh apaan nih di hidung gw?”

“hahh, yaudah, itu tissu, lo mimisan”

“alahmak”

“malu malu in lo kalah sama amatir”

“hey, apa yang gw bisa lakuin kalau gw gak punya tenaga, lo liat gak tadi gw nendang dia, malah gw yang mental”

“hahaha kampret”

“yaudah gw keatas duluan yak, orang orang mulai ngetawain gw nih”

“yaudah keatas sono, nanti gw bawain roti, lo tunggu aja bentar lagi”

Gw pun meninggalkan Timur yang manyun dibawah sana, gw tau satu hal yang paling ga disukai Timur, yaitu kehilangan uang, kalau sudah begitu dia bakal ngelakuin apa aja untuk mengambil kembali uang dia yang hilang itu. Gw berjalan gontai keluar gedung ini, dan duduk disebuah bangku panjang yang tersedia tepat di depan gedung ini. gw dongakkan kepala gw supaya darah mimisan gw tidak merembas keluar dari tissu itu. Gw pejamkan mata gw sambil menikmati segarnya udara kota ini, berusaha untuk menghilangkan rasa lapar yang tidak tertahankan ini.

Entah sudah berapa lama gw dalam posisi duduk, sambil meram mendongakkan kepala gw ini. tiba tiba gww merasakan sebuah hembusan nafas tepat didepan kening gw. Membuat gw langsung membuka mata gw. Saat itu, tampak sebuah mata, mata yang pernah gw liat dan takutin sebulan yang lalu, mata berwarna abu abu, terang menyala seperti sepasang mata serigala, gw kaget bukan main, membuat gw refleks mengangkat kepala gw.

*DUGG* kepala gw dan kepala orang itu tabrakan

“Awwwwwww” teriak cewek itu

“ouch ouch ouch” keluh gw

“hey! Tidak sopan tau menghantam kepala orang lain dengan kepala mu!” protes dia dari belakang

“oucccch, orang macam mana yang menatap orang yang sedang terlelap sedekat itu?” protes gw

“jadi kamu nyalahin aku? Ughh” protes dia

“nggak, aku yang salah” jawab gw singkat, karena sudah tidak punya tenaga lagi buat berdebat
“sorry”

Gw pun mengabaikan cewek itu dan kembali bersandar dan memejamkan mata. Ughh lapar sekali gw saat itu. Timur juga lama amet keluarnya, gak tau apa gw butuh roti yang dibelinya.

“mmm boleh aku duduk?”

“silahkan jangan sungkan” Ucap gw sambil memejamkan mata

“Hmmm aku tidak pernah melihat kamu di lecture psikologi, mm Adi kan?” tanya dia sambil mengunyah sesuatu

“yap, aku tidak pernah datang ke lecture itu, tidak perlu”

“wahh hebat sekali kamu bisa melewati ujian tanpa lecture”

“nahhh, mata pelajaran nya aja yang terlalu gampang”

“ugh, kamu menyindir aku yang tidak lulus ya?!”

“nggak kok. . . . . pffft “ ucap gw menahan ketawa

“tuh kan! Kau menertawai aku, sial!” protes Dia

“pfft hahaha” tawa gw lepas

“dasar! Kau sendiri ditinju sampai pingsan tadi! mimisan lagi sekarang hihihi”

“Hah?! Kamu ada dibawah tadi?”

“yep” angguk dia

“apa yang dilakukan seorang cewe di tempat yang keras seperti itu?”

“ada deh. . . kamu sendiri ngapain ikut bertanding dibawah?”

“ada deh”

“oh ya! kebetulan aku membawa crepe’s, kamu mau?”

“huh?! Tidak terima kasih”

“oh, sayang sekali”

*Krkrkrkrrrrkrk* perut gw berkumandang

“......” dia m gw

“hihihihi, terkadang perut dan mulut itu tidak akur yah”

“ugh”

“ayolah coba dulu crepe buatan ku ini”

Mau gak mau gw menerima crepe buatan dia, cewek yang gw lupa namanya ini, gw mengambil sebuah bungkusan berwarna putih dari tangan dia, dan membukanya, tampak crepes berisi pisang, susu kental, dan sesuatu yang gw terka adalah coklat didalamnya. ahh makanan ginian mah banyak di indo, omong gw dalam hati. Gw mulai memakan crepe itu, ga gw sangka, rasanya lain dari yang pernah gw rasakan di indo sana, ini kulitnya lebih halus, dan rasa susu dan coklatnya lain, gw gak bisa mendeskripsikannya.

“bagaimana? Enak tidak?”

“sempurna” balas Gw

“hehehe, thaaaaaannkksss Adi”

“terima kasih juga untuk makanannya, kamu benar benar menyelamatkan aku”

“Hm? apa yang kamu maksud?” tanya dia
“semuanya 2000 rubel”

Gw langsung terdiam mendengar perkataan cewek itu. mulut gw mengaga tanpa sadar, mungkin gw sudah terlihat seperti orang bego di mata dia. gw pingin menangis rasanya, apes banget gw hari ini, udah kehabisan stok indomie, dapat tugas banyak di kantor, ditinju sampe pingsan, sekarang, gw dijebak, dan disuruh ngebayar makanan seharga 2000 rubell ini. Dunia membenci gw.

“hahahaha, lucu sekali mukamu sekarang ini” tawa dia
“mulutmu sampe menganga begitu hahaha” lanjut dia

“......” diam gw masih shock

“tenang tenang, aku hanya bercanda, makanan ini gak aku pasang biaya kok” lanjut dia

“oh thanks”

“hey, kamu dari tadi tidak pernah menyebut nama aku, kamu pasti sudah lupa ya?” seru dia

“hmmmm, yep, gw lupa”

“ohh cepat sekali kamu menjawab, kamu tidak berusaha berbohong gitu?”

“apa gunanya berbohong? Aku benar benar lupa namamu, dan aku mengakuinya”
“sorry”

“hahh, awas kalau kamu lupa lagi! akan kutagih makananmu hari ini!” ancam Dia
“ayo kita mulai dari awal lagi”

“okay”

“kamu dulu dong yang mulai, masak cewek yang mulai?”

“oh ya, benar, kenalin nama aku Adiansyah, panggil saja Adi”

“hey! Namaku Valerya Valli, kamu bisa panggil aku Valerya”

“ah! Sekarang aku ingat, namamu Valli!”

“kau ingat setelah kita kenalan lagi? menakjubkan” ketus dia

“haha salam kenal Valli”

“Valli itu nama belakangku!”

“Valli lebih pendek, dan lebih enak di dengar”

“oh. okay.” Terlihat mukanya memerah
“mmm sudah malam seperti ini, kamu tidak pulang?”
“ayo kita pulang bersama” ajak dia

“okay”

Gw pun beranjak dari tempat duduk gw, dan mengikuti Valli keluar dari universitas ini dan menuju stasiun metro untuk pulang. Hari ini gw berhutang kepadanya, mungkin terdengar simple, tapi crepe luar biasa yang dia berikan ke gw itu, tidak akan pernah gw lupakan. Perasaan gw semakin mengganjal, sejauh jarak kita meninggalkan universitas. Tapi apa ya? seperti ada yang tertinggal, ah taulah gw capek, mau tidur. Gw melanjutkan jalan gw mengabaikan perasaan gw itu.

Timur nya ketinggalan.
Diubah oleh open.minded 27-03-2015 03:11
sormin180
nuryadiari
junti27
junti27 dan 17 lainnya memberi reputasi
18
Ikuti KASKUS di
© 2025 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.