Kaskus

Story

pujangga1000Avatar border
TS
pujangga1000
Kelakuan Anak Kuliah
Kelakuan Anak Kuliah

Takut mati? Jangan hidup ~
Takut hidup? Mati saja... - Anak kostan

Quote:

Quote:

Buat ngobrol santai
(click!)Kamar 3A

Quote:


emoticon-rainbow----------------------------------------------------------------------------------emoticon-rainbow

emoticon-rainbow========================================emoticon-rainbow


pujangga1000
Diubah oleh pujangga1000 19-09-2016 03:37
faeyzarbnAvatar border
hllowrld23Avatar border
yusrillllllAvatar border
yusrillllll dan 23 lainnya memberi reputasi
22
3.9M
7.4K
Thread Digembok
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the Heart
KASKUS Official
32.7KThread51.9KAnggota
Tampilkan semua post
pujangga1000Avatar border
TS
pujangga1000
#2487
Susahnya kuliah sambil kerja
Ternyata kalau kerja dibagian lounge itu gak enak. Kita harus nunggu sampe hampir pagi. Nunggu sampe tamu pada cabut, belum lagi kalo masih ada tamu yang kekeuh mau tinggal. Entah itu karena mereka mabuk atau ada hal lain, apalagi kalau itu tamu reguler (yang sering berkunjung dan uda hampir setara member deh). Mau diusir segan, tapi kita para waiter mesti beres-beres.

Tapi abang gue masih setia nunggu adeknya sampe selesai. Buat orang normal, mungkin bang Dino termasuk orang gila. Tiga hari berturut-turut, datang ke club, minimal satu botol tiap malam. Orang-orang pada mikir dia anak orang kaya kali ya. Yang gak punya kerjaan, tapi uangnya banyak bisa untuk dihambur-hamburin.

Nah pas gue sama bang Din uda mau balik, kita ketemu Rara waktu mau jalan keluar.

"Cantik, masih sehat?" Goda bang Din ke Rara
"Apa sih bang emoticon-kucing " balas Rara
"Eh seriusan besok gak bisa dibooking? Gua bayar dua kali deh, entar gua ngomong ke mami" Kata bang Din
"Aduuuh, gue mahal loh bayarannya bang emoticon-Wink " Jawab Rara nyengir

"Adek gua yang bayarin kok emoticon-Big Grin " Kata bang Din menepuk bahu gue
" emoticon-EEK! " gue terkejut
" emoticon-Belo " Rara memperhatikan gue
" emoticon-Malu " Gue mengalihkan mata yang sedari tadi memandangi Rara

"Eh seriusan deh, kayaknya gue pernah ketemu elo, tapi dimana ya??" Kata Rara
"Errrr emoticon-Shutup "
"Wah lu parah Ra, uda dipake, malah dilupain emoticon-Ngakak (S) " Cela bang Din
" emoticon-Kagets " abang gue frontal banget!

"Hah? Kapan??" Tanya Rara tiba-tiba
" emoticon-Hammer " gue beneran dilupain
"Itu perjakanya lu ambil tempo hari emoticon-Big Grin " Kata bang Din lagi secara frontal
"Aww, mau donk yang perjaka emoticon-Genit " Jawab Rara dengan senyum genit

Kekaguman gue sama Rara luntur tiba-tiba emoticon-Nohope.

"Dia kerja jadi waiter disini" Kata bang Din
"Siapa namanya tadi? Jeki kan?" Tanya Rara
"Iya" gue mengangguk malu
"Berarti bakal sering ketemu kalian, gua nitip adek gue Ra,
kalo bandel, pake aja lagi hahaha" Bang Din tak berhenti frontal

emoticon-Hammer
Gue cuman bisa elus-elus dada dalam hati mendengar percakapan ini

"Cabut dulu lah, uda jam segini, lu ada yang antarin gak Ra" Tanya bang Din
"Ada bus jemputan kok bang" Kata Rara
"Kalo gak ada, Jeki mau anterin katanya" Bang Din mengedipkan mata
"Besok-besok deh bang" Kembali Rara senyum genit

Setelah mengucapkan selamat tinggal, gue dan bang Din meluncur ke parkiran dan bersiap-siap untuk balik.

Diperjalanan gue masih gak ngerti, kenapa bang Din bisa kenal dengan Rara. Asumsi gue pada saat itu, bang Dino pernah one night stand dengan Rara. Atau mungkin ada anak kostan yang pernah dengan Rara, lalu kebetulan bang Din tau. Gue kan gak tau apa yang terjadi dengan anak kostan sebelum gue bergabung dengan mereka. Ada juga sih asumsi gue, kalo Rara itu ngambil "barang" dari bang Din. Tapi buru-buru gue hapus pikiran itu, karena gue belum membuktikan sendiri kalau bang Din adalah pengedar.

Gue tanya bang Din,

"Bang, Rara itu pernah sama abang?" Tanya gue
"Ngak, gak berani gua Jek, lu gila?!" Balas bang Din
"Loh kenapa bang emoticon-Confused " Gue penasaran
"Gua sama abang Rara itu kawan" Kata bang Din

"Gak berani gua makan kawan, ngeri orangnya" Lanjut bang Din
"Kau aja uda ngeri, abangnya berarti lebih ngeri lagi?" Kata gue mengingat peristiwa Icung
"Kan mafia kita dulu, makanya ngeri hahaha" Kata bang Din penuh arti
" emoticon-Belo " Gue tertegun dengan mulut menganga

Tapi malam ini, gue mendapat sebuah jawaban. Rara adalah orang yang berkesan dalam hidup gue, tapi sebaliknya, gue bagaikan debu kenangan yang tertiup angin buat Rara *sok puitis*. Mungkin dia sudah pernah melakukannya dengan banyak orang, hingga gue gak dianggap sama sekali. Atau mungkin dia mabuk, sehingga tidak mengingat apapun. Ahh sudahlah, gue juga cuman suka ngeliat Rara. Dia cantik buat gue. Tapi ya gitu deh...

***
Besoknya gue ditelpon sama om gue perihal sikap gue ke nyokap kemarin. Om gue memberi pengertian ke nyokap kalau gue bisa cari duit sendiri untuk masa sekarang ketika lagi sulit. Lalu gue juga diingatkan olehnya untuk konsentrasi saja ke kuliah saat keuangan sudah stabil entar. Gue yang respek dengan paman gue akhirnya mengiyakan usulnya. Bahkan beliau memberi gue petuah, walaupun entar gue gak lulus tepat waktu, itupun karena gue kerja dan ada masalah keluarga. Bukan karena gue main-main. Jadi gue bisa bangga dan tidak perlu minder. Noted pakcik!

Lagipula gue pikir, gila saja kalo gue tetap kerja di tempat hiburan malam. Gimana kuliah gue? Tiga hari pulang subuh aja, badan gue rasanya rontok. Apalagi entar ketika perkuliahan sudah mulai? Rata-rata kelas gue masuk pagi. Bisa hancur lebur kuliah gue. Disisi lain, gue juga belum mendapatkan tip yang disebut bang Eno maupun bang Din, yang jumlahnya berkali-kali lipat dari gaji. Mungkin gue masih pakai pakaian training, bukan seragam karyawan disana.

Malamnya gue balik kerja lagi seperti kemarin, tapi kali ini bang Din gak ikut. Katanya badannya rontok minum terus tiap hari. Bang Din aja capek, apalagi gue?! Akhirnya gue berangkat sendiri, yang sebelumnya terus-terusan dikatain soal Rara perihal insiden toilet. Tengsin gue emoticon-Nohope

***
Singkat cerita, gue uda gak di bar maupun di area karoke, gue uda turun ke lounge tapi cuman disuru nyapu-nyapu. Pokoknya ditangan gue cuman ada nampan sama sapu. Kadang gue ambil kain lap buat bersihin meja. Gue gak pernah merasa minder kerja seperti ini, bahkan ada beberapa tamu yang ngasih gue tip. Pokoknya selama gue nyapu dan bersih-bersih beberapa hari itu, gue dapat tip sekitar 200ribu. Senang banget gue waktu itu, bang Din adalah orang yang pertama gue traktir makan enak.

Ketika perkuliahan sudah dimulai. Asli! Gue ketiduran dikelas sampai ditegur oleh dosen. Sebenarnya ketika gue balik kostan itu uda lebih jam 4 subuh, trus gue mesti kuliah jam 7 pagi. Kalo gue tidur, gue bablas donk. Jadi biasanya gue main game sambil ngusir ngantuk dan nunggu waktu. Ketika main game sih gak kerasa ngantuk ya. Tapi ketika di kelas, cerita seakan berubah.

Gue pernah ketemu Una sekali ketika gue barusan keluar dari toilet untuk cuci muka (hilangin ngantuk). Muka gue yang masih banyak butir-butir air mungkin menjadi ke anehan tersendiri buat Una. Dia mandangi gue tanpa berkedip. Gue yang benci sama dia, pura-pura gak ngeliat kalo dia ada disana. Ingin rasanya gue teriak,

"Apa lo liat-liat? emoticon-Mad "

Sambil masang wajah asem ke arahnya. Tapi gue urungkan karena gue butuh doping kopi secepatnya. Pernah juga walaupun gue uda doping kopi, tapi gue tetep aja ngantuk sampe gue ketiduran dikandang, melewati kuliah di kelas. Dan karena Imus uda jarang nongkrong di kandang, gak ada orang yang bangunin gue. Walaupun ke kampus, tapi gue bolos kelas. Yang ada dalam otak gue saat itu adalah kata-kata dari om gue. Saat ini gue lagi diterpa masalah, jadi gue harus tabah.

Selama itu juga, saat gue bertatapan dengan Rara, kita cuman saling melempar senyum tanpa ada obrolan berarti.

***
Nah tiba juga akhirnya gue dipanggil Bang Eno untuk dikasih seragam karena gue uda melewati masa training. Saat itu, gue malah disuru gunting rambut karena rambut gue kepanjangan. Karena gue butuh pekerjaan ini, maka gue perbaiki model rambut gue yang sudah bertahan dari zaman Majapahit emoticon-frog. Baru kali ini gue potong pendek. Waktu itu belum ngetrend model klimis kayak sekarang. Dulu sih model segitiga kayak David Beckham uda paling ngetop lah emoticon-thumbsup.

Suatu ketika, pas gue baru mau balik karena uda pulang, gue ketemu Rara.
Dan tumben waktu itu dia nyapa gue duluan.

"Jek!" Sapa Rara
" emoticon-EEK! "
"Gak bareng bang Din?" Tanya Rara
"Ngak" Jawab gue sambil menggeleng

"Sendiri donk?" Tanya Rara lagi
"Huum" gumam gue karena uda capek
"Anterin balik ya, oke?" Rayu doi
"Tapi gue motoran loh" Kata gue

"Gpp hihi" Rara cengir
"Yauda ayuk" Kata gue

Ketika gue memasukkan kunci untuk menghidupi motor dan memakai helm, gue melihat ke Rara

"Tapi gue gak punya helm" Kata gue
"Gpp kok" Jawab doi

Gue pun naik ke motor, menghidupkannya, dan menunggu Rara naik,
Tapi dia masih memperhatikan gue yang lagi memperhatikan dia.

"Hayuuuuk emoticon-Roll Eyes (Sarcastic) " Kata gue
"Dingin emoticon-Big Grin " Katanya sambil menarik jaket gue

Kebetulan waktu itu gue make jaket kulit agak tebal supaya gak masuk angin dan gue cuman bawa satu,
Sedangkan Rara pakai baju lumayan tipis dan keliatan pundak, tapi masih memakai jeans.
Karena dia wanita dan gue lelaki, terpaksa gue mengalah.
Gue berikan jaket gue kepadanya.
Gue kembali menunggu Rara duduk di jok belakang,
tapi dia masih tetap tidak bergerak..

"Hayuuuuuuk" Kata gue lagi yang sudah kesal karena lama
"Helm emoticon-Big Grin " Katanya manja dengan nada yang dibuat-buat
"Laaaah emoticon-Hammer "

Sekali lagi, karena gue lelaki dan dia wanita, gue terpaksa mengalah!
Siapa sih yang bikin peraturan ini?! emoticon-Mad

"Hayuuuuk jalan" Kata Rara sambil menaiki jok gue tanpa rasa bersalah
" emoticon-Busa "

Angin pagi yang dingin dan bikin gigi gue gemertak terpaksa gue hadang.
Kalau kata orang-orang sekarang tuh, "Pusing kepala barbie" emoticon-Hammer

"Rumah dimana Ra?" Tanya gue
"Kita makan dulu yuk" Jawab Rara
"Dimana??? emoticon-Nohope " Tanya gue
"Terserah" Jawabnya singkat

Ampun deh! Ni cewek nyusahin bener! Akhirnya gue putuskan buat makan di restoran ayam goreng 24 jam. Saat gue sedang menembus jalanan yang sepi, gue melihat beberapa taxi yang masih beroperasi walaupun sudah jam segini. Tiba-tiba gue kepikiran sesuatu, kenapa Rara tidak pulang naik taxi saja?? Kenapa mau naik motor bareng gue yang kedinginan?? Ahhh, gue tau! Dia gak punya uang! Mungkin hari ini dia gak dapat tip dari tamu. Gak mungkin karena dia mau deket-deket sama gue, pasti karena dia gak punya uang! Dan sialnya, sebentar lagi sepertinya gue harus mentraktir dia makan emoticon-Nohope

Saat itu gue merki emoticon-kucing
Diubah oleh pujangga1000 26-03-2015 06:13
JabLai cOY
itkgid
jenggalasunyi
jenggalasunyi dan 5 lainnya memberi reputasi
6
Ikuti KASKUS di
© 2025 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.