- Beranda
- Stories from the Heart
ILLUSI
...
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•51.9KAnggota
Tampilkan semua post
TS
open.minded
#1463
New Recruit
Hari itu gw bangun pagi seperti biasa, gw rebus sebuah indomie di kompor gas kecil di apartment gw ini untuk makan pagi gw. Gw melihat ke seluruh penjuru apartment gw ini, jauh dari kata mewah, jauh dari kata luas, tapi selama itu ada dapur, meja makan, dan tempat tidur yang layak, bagi gw ini adalah kamar yang sempurna untuk ditinggalkan. Gw taruh piring yang gw pakai di tempat cucian dengan niat akan gw cuci nanti, setelah gw pulang, kalau inget.
Berbeda dengan hari hari yang lain, yang baisanya gw hanya memakai sebuah kaos, berlapiskan hoodie, dan sebuah celana kargo khas tukang konstruksi, hari ini gw memakai kemeja berwarna biru, dengan celana bahan, persis seperti orang kantoran, hal yang sama hanyalah gw tetap memakai hoodie berwarna hitam itu untuk melindungi badan gw dari cuaca yang mulai terasa dingin ini. Hari ini berbeda, karena hari ini adalah hari pertama gw masuk kerja setelah dua bulan disuruh untuk beradaptasi dengan lingkungan sekitar. Gw pun segera berjalan meninggalkan kamar untuk menuju halte bus terdekat.
“Hehehehehey, kamu lagi kamu lagi” ucap pak tua supir bus itu
“hey pak tua, apakah kali ini saya harus membayar anda atau tidak? Haha” tanya gw ke dia
“oh kalau pagi ini, tolong bayar, saya tidak mau orang lain protes karena kamu gak bayar hahaha”
“okay, ambil ini, simpan kembaliannya”
Gw keluarkan uang berjumlah 30 rubel dan memberikannya ke dia, pak tua itu pun menerima dengan sebuah senyuman lalu mempersilahkan gw duduk. Seperti biasa, entah kenapa setiap pagi gw selalu menaiki bus yang disupiri pak tua ini, mungkin sudah jadwal dia untuk selalu lewat daerah sini pagi pagi gini, karena sering bertemu seperti ini, gw dan pak tua itu sudah seperti seorang teman, akrab sekali. Turun dari bus, gw langsung memasuki stasium metro untuk menaiki kereta api menuju lingkar dalam kota moscow, tempat gedung yang gw tuju berada, dan juga tempat diamana glamor kota mowscow terlihat.
Gw berhenti di ketay-gorod line dan pindah kereta api yang menuju jalur yang gw tuju, tidak lama gw menunggu gw memasuki kereta api yang lain yang akan melewati tverskaya. 10 menit berlalu kereta sampai di tempat yang gw tuju, gw pun turun dan berjalan mencari tangga keluar untuk ke permukaan. Tampak pemandangan gedung gedung tinggi berdiri tegak didepan gw, tidak heran, karena gw sekarang ada di pusat kota moscow, tempat dimana kantor kantor besar berada, gw lanjutkan langkah gw menuju alamat yang sudah gw ingat dari kamar tadi.
“Ah! Bro! Akhirnya datang juga lo!” Terlihat Timur mendekati gw setelah gw memasuki gedung ini
“sup?! Ngapain lo disini? Gw kira gw bakal ketemu lo di atas nanti”
“bentar bentar gw kasih tau lo dulu, gw takut lo nanti nanya yang aneh aneh”
“ngasih tau apa?”
“kerjaan lo disini agak ‘beda’ dari yang lo lakuin di indo”
“hah? Beda apanya?”
“lo gak bakal turun langsung kelapangan seperti dulu, lo bakal kerja disini untuk menyelesaikan projek”
“hah, maksud lo gw bakal stuck di belakang meja seperti orang orang kantoran?”
“gak, kalau lo aktif dan nurut, iya, kalau lo pasif, dan membangkang”
“haaah, oukaay”
“denger, ini bakal jadi pengalaman baru buat lo”
“yayaya”
“lagian disini banyak cewenya, oh ya! jangan lupa cari pacar!”
“yaya, trus lo kerja dimana Tim?”
“oh gw? Gw chemical engineer, tempat gw pasti mengawasi langsung di lapangan sana, hahaha”
“Tai”
“hahaha”
Timur tertawa puas membuat gw iri, gw iri karena dia mendapat kerja langsung ke lapangan, bertemu dengan mesin langsung, sedangkan gw, sepertinya gw akan terkurung di belakang meja, menatap komputer, main pinball, membosankan. Tiba tiba ada seorang laki laki mendekati kami, dia terlihat tinggi, lebih tinggi dari gw, tapi lebih pendek dari Timur, rambutnya coklat sama seperti Timur, dia mendekati kami dan tersenyum.
“Hay Tim! Ini adikmu?”
“yep, tolong temani dia ke atas sana, dia kan masuk kedalam tim mu juga”
“Okay okay”
“oh ya, kenalin dulu Di! ini Recht, teman gw, dan juga teman lo nantinya” ucap Timur
“halo. Nama saya Adi!” ucap Gw
“Saya Recht! Ayo kita langsung ke atas, takut telat nanti, okay Tim, gw bawa adik lo” ucap Dia
Timur hanya mengacungkan jempolnya, lalu pergi meninggalkan gedung ini. Gw pun mengikuti Recht mencari lift untuk dinaiki. Lantai 46, menyala setelah ditekan olehnya, lift yang kosong ini pun lalu terasa terangkat dan berjalan menaiki gedung ini.
“kamu tau, jarang sekali anak semuda kamu diterima masuk disini” ucap Dia memecah keheningan
“Ya semua orang sering bilang begitu”
“sama seperti Timur waktu pertama kali diterima disini”
“hm?”
“betapa terkejutnya orang seruangan melihat betapa mudanya dia, 3 tahun yang lalu”
“haha” gw tertawa mengingat gw lah yang nyuruh dia pergi dari Indo 3 tahun yang lalu
“dan saya juga kaget betap lancarnya bahasa russia mu”
“oh Pak Recht, saya dibesarkan dengan 3 bahasa, russia salah satunya”
“oh tolong, jangan panggil saya ‘pak’ saya masih muda hahaha”
*TING*
Kami sampai dilantai 46, gw mengikuti Recht keluar dari lift ini, dia berjalan keluar dari lorong yang dipenuhi oleh pintu lift ini, memasuki sebuah ruangan yang dipenuhi oleh jendela kaca, terlihat disana banyak orang yang berkutat dengan monitornya dan ada juga yang sedan menjelaskan sesuatu di sebuah papan tulis putih. Tiba tiba Recht berenti disebuah pintu berwarna biru, di tengah tengah pintu itu ada sebuah stiker putih bertuliskan ‘Ruang Diskusi’.
*TOK TOK TOK* Recht mengetuk
“masuk” suara seorang Wanita terdengar dari dalam
*KlIK* suara pintu berbunyi
“Hey! Aku membawakan kamu tenaga baru untuk tim kita!” ucap Rect dengan semangat
Gw pun mengikuti Recht yang memasuki ruang diskusi itu, terlihat seorang Wanita sedang duduk di ujung meja berbentuk Oval besar di ruangan ini, Rambut pirang tergerai, kulit putih, bibir warna merah, mata berwarna biru layaknya stereotype orang bule, hmmm, 8.2 lah nilainya, Eh?! Fuck! Lama lama gw jadi kaya Timur suka memberi penampilan orang dengan angka, dia mengalihkan pandangan dari monitor laptopnya ke arah kami, dia pun bersandar lalu menatap kami.
“Anak semuda itu?” tanya nya ke Recht
“yep”
“di Tim kita?” tanyanya lagi
“yeepppp”
“oh tuhan, apa yang dipikirkan bos menerima anak amatir seperti ini”
“hey! Bos tau apa yang mereka terima, kau juga termasuk sangat muda, untuk memimpin sebuah projek”
“hahhh, siapa nama dia?”
“kenapa kau tidak tanyakan sendiri ke orangnya?”
Dia pun melotot ke arah Recht lalu memindahkan tatapannya itu ke gw. Hahh, baru aja gw masuk sudah dinilai amatir, eh, mungkin juga gw amatir, karena ini lingkungan kerja baru buat gw, namun ingatan gw saat melihat bagaimana cara Ayah gw dalam menangani sebuah project gw rasa cukup untuk menjadi bekal gw disini. Dia pun beranjak dari tempat duduknya lalu menghampiri gw.
“Yvette” ucap Dia sambil menjulurkan tangannya
“Adi”
Dia pun balik kembali ke tempat duduknya, dia pun melirik gw untuk terakhir kalinya lalu mengalihkan pandangannya ke laptopnya lagi. Recht pun menarik gw untuk keluar ruangan ini. Dia lalu berjalan menyusuri ruangan besar ini, dan berhenti di sebuah pintu yang kali ini berwarna merah. Sama seperti pintu sebelumnya, disana ada stiker berwarna putih dengan tulisan hitam yang bertuliskan “Rech” dan “Adi” tepat di abwah nama dia.
“nah, Adi, ini ruangan mu, seperti yang kamu lihat kamu seruangan denganku”
“okay, ruangan yang bagus”
“dan juga sebaiknya kamu ingat pesan Timur untuk menurut disini”
“ya saya ingat, tenang saja”
“saya kasih ke kamu, di tim kita leader nya adalah Yvette”
“dan dia paling tidak suka diremehkan, atau disepelakan oleh laki laki”
“terutama dengan anak baru”
*GLUP* gw menelan ludah
Berbeda dengan hari hari yang lain, yang baisanya gw hanya memakai sebuah kaos, berlapiskan hoodie, dan sebuah celana kargo khas tukang konstruksi, hari ini gw memakai kemeja berwarna biru, dengan celana bahan, persis seperti orang kantoran, hal yang sama hanyalah gw tetap memakai hoodie berwarna hitam itu untuk melindungi badan gw dari cuaca yang mulai terasa dingin ini. Hari ini berbeda, karena hari ini adalah hari pertama gw masuk kerja setelah dua bulan disuruh untuk beradaptasi dengan lingkungan sekitar. Gw pun segera berjalan meninggalkan kamar untuk menuju halte bus terdekat.
“Hehehehehey, kamu lagi kamu lagi” ucap pak tua supir bus itu
“hey pak tua, apakah kali ini saya harus membayar anda atau tidak? Haha” tanya gw ke dia
“oh kalau pagi ini, tolong bayar, saya tidak mau orang lain protes karena kamu gak bayar hahaha”
“okay, ambil ini, simpan kembaliannya”
Gw keluarkan uang berjumlah 30 rubel dan memberikannya ke dia, pak tua itu pun menerima dengan sebuah senyuman lalu mempersilahkan gw duduk. Seperti biasa, entah kenapa setiap pagi gw selalu menaiki bus yang disupiri pak tua ini, mungkin sudah jadwal dia untuk selalu lewat daerah sini pagi pagi gini, karena sering bertemu seperti ini, gw dan pak tua itu sudah seperti seorang teman, akrab sekali. Turun dari bus, gw langsung memasuki stasium metro untuk menaiki kereta api menuju lingkar dalam kota moscow, tempat gedung yang gw tuju berada, dan juga tempat diamana glamor kota mowscow terlihat.
Gw berhenti di ketay-gorod line dan pindah kereta api yang menuju jalur yang gw tuju, tidak lama gw menunggu gw memasuki kereta api yang lain yang akan melewati tverskaya. 10 menit berlalu kereta sampai di tempat yang gw tuju, gw pun turun dan berjalan mencari tangga keluar untuk ke permukaan. Tampak pemandangan gedung gedung tinggi berdiri tegak didepan gw, tidak heran, karena gw sekarang ada di pusat kota moscow, tempat dimana kantor kantor besar berada, gw lanjutkan langkah gw menuju alamat yang sudah gw ingat dari kamar tadi.
“Ah! Bro! Akhirnya datang juga lo!” Terlihat Timur mendekati gw setelah gw memasuki gedung ini
“sup?! Ngapain lo disini? Gw kira gw bakal ketemu lo di atas nanti”
“bentar bentar gw kasih tau lo dulu, gw takut lo nanti nanya yang aneh aneh”
“ngasih tau apa?”
“kerjaan lo disini agak ‘beda’ dari yang lo lakuin di indo”
“hah? Beda apanya?”
“lo gak bakal turun langsung kelapangan seperti dulu, lo bakal kerja disini untuk menyelesaikan projek”
“hah, maksud lo gw bakal stuck di belakang meja seperti orang orang kantoran?”
“gak, kalau lo aktif dan nurut, iya, kalau lo pasif, dan membangkang”
“haaah, oukaay”
“denger, ini bakal jadi pengalaman baru buat lo”
“yayaya”
“lagian disini banyak cewenya, oh ya! jangan lupa cari pacar!”
“yaya, trus lo kerja dimana Tim?”
“oh gw? Gw chemical engineer, tempat gw pasti mengawasi langsung di lapangan sana, hahaha”
“Tai”
“hahaha”
Timur tertawa puas membuat gw iri, gw iri karena dia mendapat kerja langsung ke lapangan, bertemu dengan mesin langsung, sedangkan gw, sepertinya gw akan terkurung di belakang meja, menatap komputer, main pinball, membosankan. Tiba tiba ada seorang laki laki mendekati kami, dia terlihat tinggi, lebih tinggi dari gw, tapi lebih pendek dari Timur, rambutnya coklat sama seperti Timur, dia mendekati kami dan tersenyum.
“Hay Tim! Ini adikmu?”
“yep, tolong temani dia ke atas sana, dia kan masuk kedalam tim mu juga”
“Okay okay”
“oh ya, kenalin dulu Di! ini Recht, teman gw, dan juga teman lo nantinya” ucap Timur
“halo. Nama saya Adi!” ucap Gw
“Saya Recht! Ayo kita langsung ke atas, takut telat nanti, okay Tim, gw bawa adik lo” ucap Dia
Timur hanya mengacungkan jempolnya, lalu pergi meninggalkan gedung ini. Gw pun mengikuti Recht mencari lift untuk dinaiki. Lantai 46, menyala setelah ditekan olehnya, lift yang kosong ini pun lalu terasa terangkat dan berjalan menaiki gedung ini.
“kamu tau, jarang sekali anak semuda kamu diterima masuk disini” ucap Dia memecah keheningan
“Ya semua orang sering bilang begitu”
“sama seperti Timur waktu pertama kali diterima disini”
“hm?”
“betapa terkejutnya orang seruangan melihat betapa mudanya dia, 3 tahun yang lalu”
“haha” gw tertawa mengingat gw lah yang nyuruh dia pergi dari Indo 3 tahun yang lalu
“dan saya juga kaget betap lancarnya bahasa russia mu”
“oh Pak Recht, saya dibesarkan dengan 3 bahasa, russia salah satunya”
“oh tolong, jangan panggil saya ‘pak’ saya masih muda hahaha”
*TING*
Kami sampai dilantai 46, gw mengikuti Recht keluar dari lift ini, dia berjalan keluar dari lorong yang dipenuhi oleh pintu lift ini, memasuki sebuah ruangan yang dipenuhi oleh jendela kaca, terlihat disana banyak orang yang berkutat dengan monitornya dan ada juga yang sedan menjelaskan sesuatu di sebuah papan tulis putih. Tiba tiba Recht berenti disebuah pintu berwarna biru, di tengah tengah pintu itu ada sebuah stiker putih bertuliskan ‘Ruang Diskusi’.
*TOK TOK TOK* Recht mengetuk
“masuk” suara seorang Wanita terdengar dari dalam
*KlIK* suara pintu berbunyi
“Hey! Aku membawakan kamu tenaga baru untuk tim kita!” ucap Rect dengan semangat
Gw pun mengikuti Recht yang memasuki ruang diskusi itu, terlihat seorang Wanita sedang duduk di ujung meja berbentuk Oval besar di ruangan ini, Rambut pirang tergerai, kulit putih, bibir warna merah, mata berwarna biru layaknya stereotype orang bule, hmmm, 8.2 lah nilainya, Eh?! Fuck! Lama lama gw jadi kaya Timur suka memberi penampilan orang dengan angka, dia mengalihkan pandangan dari monitor laptopnya ke arah kami, dia pun bersandar lalu menatap kami.
“Anak semuda itu?” tanya nya ke Recht
“yep”
“di Tim kita?” tanyanya lagi
“yeepppp”
“oh tuhan, apa yang dipikirkan bos menerima anak amatir seperti ini”
“hey! Bos tau apa yang mereka terima, kau juga termasuk sangat muda, untuk memimpin sebuah projek”
“hahhh, siapa nama dia?”
“kenapa kau tidak tanyakan sendiri ke orangnya?”
Dia pun melotot ke arah Recht lalu memindahkan tatapannya itu ke gw. Hahh, baru aja gw masuk sudah dinilai amatir, eh, mungkin juga gw amatir, karena ini lingkungan kerja baru buat gw, namun ingatan gw saat melihat bagaimana cara Ayah gw dalam menangani sebuah project gw rasa cukup untuk menjadi bekal gw disini. Dia pun beranjak dari tempat duduknya lalu menghampiri gw.
“Yvette” ucap Dia sambil menjulurkan tangannya
“Adi”
Dia pun balik kembali ke tempat duduknya, dia pun melirik gw untuk terakhir kalinya lalu mengalihkan pandangannya ke laptopnya lagi. Recht pun menarik gw untuk keluar ruangan ini. Dia lalu berjalan menyusuri ruangan besar ini, dan berhenti di sebuah pintu yang kali ini berwarna merah. Sama seperti pintu sebelumnya, disana ada stiker berwarna putih dengan tulisan hitam yang bertuliskan “Rech” dan “Adi” tepat di abwah nama dia.
“nah, Adi, ini ruangan mu, seperti yang kamu lihat kamu seruangan denganku”
“okay, ruangan yang bagus”
“dan juga sebaiknya kamu ingat pesan Timur untuk menurut disini”
“ya saya ingat, tenang saja”
“saya kasih ke kamu, di tim kita leader nya adalah Yvette”
“dan dia paling tidak suka diremehkan, atau disepelakan oleh laki laki”
“terutama dengan anak baru”
*GLUP* gw menelan ludah
junti27 dan 16 lainnya memberi reputasi
17
