- Beranda
- Stories from the Heart
Kelakuan Anak Kuliah
...
TS
pujangga1000
Kelakuan Anak Kuliah
Quote:
Quote:
Quote:
----------------------------------------------------------------------------------
========================================
pujangga1000
Diubah oleh pujangga1000 19-09-2016 03:37
yusrillllll dan 23 lainnya memberi reputasi
22
3.9M
7.4K
Thread Digembok
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•51.8KAnggota
Tampilkan semua post
TS
pujangga1000
#2465
Perkenalan
Semuanya jadi jelas buat gue tentang bang Dino. Walaupun gue tidak mendengar langsung dari mulutnya, tapi gue yakin dengan asumsi gue. Tidak logis saja jika ada seseorang yang bisa menjalani hidup, tanpa terlihat punya pekerjaan. Bang Din selalu di kostan, tapi dia punya uang untuk makan. Ya, dia seorang bandar narkobah. 
Lalu gue harus bagaimana? Bertingkah sok heroik, mengatakan kepadanya untuk tobat? Gue bukan tipe orang seperti itu. Gue belum pernah punya pengalaman sebelumnya tentang hal ini. Gue cuman tau narkobah itu dilarang oleh negara dan sanksinya cukup berat untuk para pemakai, apalagi untuk pengedar. Gue harus lapor polisi? Gue gak tega. Bang Din begitu baik kepada gue. Hampir sebulan gue mengantungkan hidup kepadanya. Begini caranya gue membalas kebaikannya? Dengan melaporkannya?
Gue penasaran, apa anak-anak kostan tau hal ini. Bisa jadi mereka tau, bisa juga mereka tidak tahu. Gue emang gak pernah nanya soal kehidupan anak-anak kostan, termasuk bang Din. Informasi yang gue dapat juga datang dari mereka tanpa gue tanya. Tapi memang gue gak pernah tau tentang kehidupan pribadi bang Din. Mungkin anak-anak kostan yang lain sudah tau hal ini, tapi mereka memilih diam. Mungkin mereka juga pemakai, atau mungkin mereka tidak mau ikut campur terlalu banyak tentang kehidupan orang lain. Akhirnya gue memilih untuk diam, pura-pura tidak tahu, dan tetap menjadi orang yang tidak mau tahu. Setidaknya, gue tidak pernah menyentuh narkobah. I hope...
***
Perkuliahan belum dimulai, masih dalam masa liburan. Gue terbangun siang ini karena telepon dari nyokap gue.
"Halo"
ke nyokap
"Halo, mama uda transfer uang, maaf telat bulan ini"
dari nyokap
"
"
Bulan ini memang sudah jalan hampir seminggu, biasanya nyokap transfer duit bulanan itu seminggu sebelum akhir bulan.
"Loh? Tidak usah, aku masih pegang uang ma"
ke nyokap
"Yasudah ditabung"
dari nyokap
"Ini aku transfer balik ya ma, mama kan lagi perlu uang"
ke nyokap
"Ngomong apa kamu?!"
dari nyokap
Sial, gue lupa kalo om gue pernah berpesan untuk pura-pura tidak tau soal kejadian yang menimpa nyokap. Akhirnya gue dicerca seribu pertanyaan dari nyokap dan gue akui bahwa gue sudah mendengar dari om gue. Gue pun tetap memaksa untuk mengirim balik uang yang ditransfer nyokap dan berdalih kalau gue sudah kerja disini.
"Kamu kerja apa?"
dari nyokap
"Errrr.. Ngajar.."
ke nyokap
"Gak usah, mama masih punya uang, kamu kuliah saja yang benar"
dari nyokap
"Tapi..."
ke nyokap
Gue dibentak nyokap
. Kata beliau itu tanggung jawab orang tua dan gue gak perlu sok-sokan kerja, cukup kuliah saja. Gak usah nambah masalah. Dari situ gue mulai sedikit emosi. Hei! Gue tau masalah yang menimpa beliau. Gue sudah mulai berpikir kalau gue harus cari uang, untuk setidaknya membantu meringankan beban. Tapi gue malah dibentak dan dituduh nambah masalah dia. Gue salah dimana?
Setelah telepon diakhiri, gue buru-buru cabut ke atm, lalu mentransfer balik uang yang dikirim nyokap. Gue juga mentransfer uang hasil jual laptop kemarin. Gue sisain beberapa buat pegangan gue satu bulan ini. Gue kirim sms ke nyokap,
"Ma, uang bulanan aku transfer balik, aku tambahin juga uang dari gaji ngajar. Aku gak salah, jadi TOLONG jangan marah-marah"
Kata "tolong" sengaja gue capslock. Setelah memastikan sms tersebut delivered, gue matikan hp untuk menghindari pertengkaran yang tidak perlu.
***
Malamnya gue bisa dateng sedikit lebih telat, karena gue bakal ditempatin di lounge. Bang Dino tetap memaksa untuk nganterin dan nungguin gue, karena dia masih penasaran dengan sosok wanita kupu-kupu.
Gue diajarin oleh bartender di bar. Gue dikasih tau letak gelas, seasoning (lemon, mint, dll), soda, bir, sama liquor. Urusan meracik cocktail, gue gak diajarin. Lagipula gue cuman bakal bantu sehari, karena cuman ada satu bartender yang standby malam itu. Gue juga diajarin gimana serving minuman ke gelas. Ternyata tiap gelas fungsinya beda-beda, tergantung minuman yang disajikan. Pokoknya tugas gue malam ini cuman ngambil makanan dari dapur terus ngasih ke waiter lain, ngambil botol dan gelas buat pesanan tamu, sambil ngelapin gelas bersih dan sesekali serving.
Bang Din cuman cengar-cengir ngeliat gue hati-hati banget. Katanya gue kayak rabot, gak luwes. Ya gue cuman bisa elus-elus dada karena gue baru belajar. Nah ngomong-ngomong soal wanita kupu-kupu, gue dan bang Din uda nyari orangnya diruang aquarium, tapi tetep aja gak keliatan batang hidungnya.
Ketika malam sudah lewat dan hampir subuh, kira-kira hampir jam 3. Suasananya makin liar. Tamu uda banyak banget yang mabuk dan tidak terkontrol. Suara musik EDM nya juga uda mulai gak jelas. Yang penting ngebeat dan volumenya juga sedikit lebih kencang. Pasti gak pernah ada yang nyadar soal ini
Gue ingat kemarin-kemarin kalo jam segini, tamu dari ruang karoke udah keluar dari bilik dan nongkrong di lounge. Ternyata disitu gue ngeliat sosok yang gue cari selama dua hari ini. Mata gue menangkap wanita itu! Gue yakin banget kalau itu adalah dia. Wajahnya gak mungkin gue lupain! Never!
Gue panggil bang Din,
"Bang, itu ceweknya" Kata gue sambil menunjuk
"Yang mana
" Tanya bang Din
"Itu yang cewek pake baju kemben warna kuning, nah sebelahnya kan ada cewek pake baju biru, nah itu orangnya bang" Jelas gue
"Bentar, gue samperin orangnya" Kata bang Din
"
"
Terlihat dia mendekati cewek yang gue sebutkan ciri-cirinya tadi. Setelah gue mengacungkan jempol untuk memberi tanda benar terhadap cewek yang gue maksud. Eh si cewek malah ditepok pundaknya sama bang Din.
Anehnya mereka malah cipika cipiki (cium pipi kanan, cium pipi kiri)
Bang Din berkenalan dengan cewe yang disebelah wanita kupu-kupu ini (yang pakai kemben kuning). Lalu bang Din ngobrol bentar sama si wanita kupu-kupu sambil sesekali menunjuk ke arah gue. Kenalan bang Din kah?
Mereka bertiga berjalan ke arah gue,
"Jek, yang ini kan orangnya?" Kata bang Din menunjuk wanita disebelahnya
" (gue mengangguk) "
" (wanita ini memperhatikan gue) "
" (gue memiringkan kepala) "
Gue mengajukan tangan untuk mengajaknya bersalaman,
"Jeki"
"Rara"
Gue juga bersalaman dengan wanita disebelahnya.
Ohh, ternyata namanya Rara
. Tapi anehnya,
"Sori, kita pernah ketemu sebelumnya? Kok wajah lo gak asing buat gue" Kata Rara
"Pernah
" jawab gue keki
"Dimana
" dia malah bingung
"
"
Gue gak tau harus menjawab apa. Apa gue harus jawab, "Toilet?" atau bagaimana?
Tapi kok bisa-bisanya dia lupa dengan gue???!
"Abang ngapain disini?" Tanya Rara tiba-tiba ke bang Din
"
"
Lah, kenapa doi manggil "abang" juga ke bang Din???
"Ini nungguin adek gue kerja" Kata bang Din sambil nunjuk gue
"Ohhh" Kata Rara sambil melihat gue
"Mirip gak? Adek kandung gue ini hahaha" Kata bang Din
"Beda.. Banget.." Katanya sambil menggelengkan kepala
Bang Din cuman bisa tertawa terbahak-bahak, sedangkan gue cuman bisa memperhatikan Rara daritadi. Gue gak habis pikir, kok bisa dia melupakan gue. Apa dia cuman pura-pura supaya tidak malu? Sepertinya sih begitu. Dan lagi, kenapa bang Din bisa kenal orangnya. Bisa-bisa gue masih dikecengin sama dia. Shit
"Bang, aku cabut dulu ya, masih ada tamu" Kata Rara
"Oke sip, oh iya, nama lu siapa disini*? Besok gua mau booking elu karoke" Kata bang Din
"Gak bisa bang, gue full book satu minggu ini kayaknya, ada tamu gila" kata Rara
"Oalah, okelah kalo gitu" Kata bang Din
*Para LC biasanya gak pake nama asli mereka, rata-rata mereka punya nama samaran atau nama panggung gitu kalo ditempat kerja
Rara dan temannya berjalan menjauh. Gue masih memandangi Rara dari belakang.
Masih gak habis pikir dengan semua kebetulan ini.
Gue yang masih melamun, tiba-tiba
"Jek! Uda gak usah diliatin gitu
" Kata bang Din sambil nyengir
"
"
"Kenceng kok bodinya
" Kata bang Din mengedipkan mata
"
"
Gue kembali memperhatikan Rara dikerumanan. Dia sudah bergabung di meja salah seorang tamu.
Hadeh, kok rasanya gue gak suka dia deket-deket cowok lain ya...
"Hoi!" Bang Din mengejutkan gue
"Apa sih bang" Kata gue kaget
"Suka lu sama Rara? Hahahahaha" tuduh bang Din
"Cakep ya bang orangnya" Jawab gue polos
"Adek gua uda gede sekarang, uda pinter liat cewek haha" Kata bang Din
"Abang kenal?" Tanya gue
"Kenal, tapi kalo lu suka, hati-hati sama abangnya" Kata bang Din serius
"Kenapa?" gue penasaran
Gue cuman mendapat jawaban, "Hati-hati" atas pertanyaan gue.
Tapi gue gak peduli,
karena saat ini,
gue sudah tau namanya...
Walaupun gue dilupakan

Lalu gue harus bagaimana? Bertingkah sok heroik, mengatakan kepadanya untuk tobat? Gue bukan tipe orang seperti itu. Gue belum pernah punya pengalaman sebelumnya tentang hal ini. Gue cuman tau narkobah itu dilarang oleh negara dan sanksinya cukup berat untuk para pemakai, apalagi untuk pengedar. Gue harus lapor polisi? Gue gak tega. Bang Din begitu baik kepada gue. Hampir sebulan gue mengantungkan hidup kepadanya. Begini caranya gue membalas kebaikannya? Dengan melaporkannya?
Gue penasaran, apa anak-anak kostan tau hal ini. Bisa jadi mereka tau, bisa juga mereka tidak tahu. Gue emang gak pernah nanya soal kehidupan anak-anak kostan, termasuk bang Din. Informasi yang gue dapat juga datang dari mereka tanpa gue tanya. Tapi memang gue gak pernah tau tentang kehidupan pribadi bang Din. Mungkin anak-anak kostan yang lain sudah tau hal ini, tapi mereka memilih diam. Mungkin mereka juga pemakai, atau mungkin mereka tidak mau ikut campur terlalu banyak tentang kehidupan orang lain. Akhirnya gue memilih untuk diam, pura-pura tidak tahu, dan tetap menjadi orang yang tidak mau tahu. Setidaknya, gue tidak pernah menyentuh narkobah. I hope...
***
Perkuliahan belum dimulai, masih dalam masa liburan. Gue terbangun siang ini karena telepon dari nyokap gue.
"Halo"
ke nyokap"Halo, mama uda transfer uang, maaf telat bulan ini"
dari nyokap"
"Bulan ini memang sudah jalan hampir seminggu, biasanya nyokap transfer duit bulanan itu seminggu sebelum akhir bulan.
"Loh? Tidak usah, aku masih pegang uang ma"
ke nyokap"Yasudah ditabung"
dari nyokap"Ini aku transfer balik ya ma, mama kan lagi perlu uang"
ke nyokap"Ngomong apa kamu?!"
dari nyokapSial, gue lupa kalo om gue pernah berpesan untuk pura-pura tidak tau soal kejadian yang menimpa nyokap. Akhirnya gue dicerca seribu pertanyaan dari nyokap dan gue akui bahwa gue sudah mendengar dari om gue. Gue pun tetap memaksa untuk mengirim balik uang yang ditransfer nyokap dan berdalih kalau gue sudah kerja disini.
"Kamu kerja apa?"
dari nyokap"Errrr.. Ngajar.."
ke nyokap"Gak usah, mama masih punya uang, kamu kuliah saja yang benar"
dari nyokap"Tapi..."
ke nyokapGue dibentak nyokap
. Kata beliau itu tanggung jawab orang tua dan gue gak perlu sok-sokan kerja, cukup kuliah saja. Gak usah nambah masalah. Dari situ gue mulai sedikit emosi. Hei! Gue tau masalah yang menimpa beliau. Gue sudah mulai berpikir kalau gue harus cari uang, untuk setidaknya membantu meringankan beban. Tapi gue malah dibentak dan dituduh nambah masalah dia. Gue salah dimana?Setelah telepon diakhiri, gue buru-buru cabut ke atm, lalu mentransfer balik uang yang dikirim nyokap. Gue juga mentransfer uang hasil jual laptop kemarin. Gue sisain beberapa buat pegangan gue satu bulan ini. Gue kirim sms ke nyokap,
"Ma, uang bulanan aku transfer balik, aku tambahin juga uang dari gaji ngajar. Aku gak salah, jadi TOLONG jangan marah-marah"
Kata "tolong" sengaja gue capslock. Setelah memastikan sms tersebut delivered, gue matikan hp untuk menghindari pertengkaran yang tidak perlu.
Spoiler for :
***
Malamnya gue bisa dateng sedikit lebih telat, karena gue bakal ditempatin di lounge. Bang Dino tetap memaksa untuk nganterin dan nungguin gue, karena dia masih penasaran dengan sosok wanita kupu-kupu.
Gue diajarin oleh bartender di bar. Gue dikasih tau letak gelas, seasoning (lemon, mint, dll), soda, bir, sama liquor. Urusan meracik cocktail, gue gak diajarin. Lagipula gue cuman bakal bantu sehari, karena cuman ada satu bartender yang standby malam itu. Gue juga diajarin gimana serving minuman ke gelas. Ternyata tiap gelas fungsinya beda-beda, tergantung minuman yang disajikan. Pokoknya tugas gue malam ini cuman ngambil makanan dari dapur terus ngasih ke waiter lain, ngambil botol dan gelas buat pesanan tamu, sambil ngelapin gelas bersih dan sesekali serving.
Bang Din cuman cengar-cengir ngeliat gue hati-hati banget. Katanya gue kayak rabot, gak luwes. Ya gue cuman bisa elus-elus dada karena gue baru belajar. Nah ngomong-ngomong soal wanita kupu-kupu, gue dan bang Din uda nyari orangnya diruang aquarium, tapi tetep aja gak keliatan batang hidungnya.
Ketika malam sudah lewat dan hampir subuh, kira-kira hampir jam 3. Suasananya makin liar. Tamu uda banyak banget yang mabuk dan tidak terkontrol. Suara musik EDM nya juga uda mulai gak jelas. Yang penting ngebeat dan volumenya juga sedikit lebih kencang. Pasti gak pernah ada yang nyadar soal ini

Gue ingat kemarin-kemarin kalo jam segini, tamu dari ruang karoke udah keluar dari bilik dan nongkrong di lounge. Ternyata disitu gue ngeliat sosok yang gue cari selama dua hari ini. Mata gue menangkap wanita itu! Gue yakin banget kalau itu adalah dia. Wajahnya gak mungkin gue lupain! Never!
Gue panggil bang Din,
"Bang, itu ceweknya" Kata gue sambil menunjuk
"Yang mana
" Tanya bang Din"Itu yang cewek pake baju kemben warna kuning, nah sebelahnya kan ada cewek pake baju biru, nah itu orangnya bang" Jelas gue
"Bentar, gue samperin orangnya" Kata bang Din
"
"Terlihat dia mendekati cewek yang gue sebutkan ciri-cirinya tadi. Setelah gue mengacungkan jempol untuk memberi tanda benar terhadap cewek yang gue maksud. Eh si cewek malah ditepok pundaknya sama bang Din.
Anehnya mereka malah cipika cipiki (cium pipi kanan, cium pipi kiri)

Bang Din berkenalan dengan cewe yang disebelah wanita kupu-kupu ini (yang pakai kemben kuning). Lalu bang Din ngobrol bentar sama si wanita kupu-kupu sambil sesekali menunjuk ke arah gue. Kenalan bang Din kah?
Mereka bertiga berjalan ke arah gue,
"Jek, yang ini kan orangnya?" Kata bang Din menunjuk wanita disebelahnya
" (gue mengangguk) "
" (wanita ini memperhatikan gue) "
" (gue memiringkan kepala) "
Gue mengajukan tangan untuk mengajaknya bersalaman,
"Jeki"
"Rara"
Gue juga bersalaman dengan wanita disebelahnya.
Ohh, ternyata namanya Rara
. Tapi anehnya,"Sori, kita pernah ketemu sebelumnya? Kok wajah lo gak asing buat gue" Kata Rara
"Pernah
" jawab gue keki"Dimana
" dia malah bingung"
"Gue gak tau harus menjawab apa. Apa gue harus jawab, "Toilet?" atau bagaimana?
Tapi kok bisa-bisanya dia lupa dengan gue???!

"Abang ngapain disini?" Tanya Rara tiba-tiba ke bang Din
"
"Lah, kenapa doi manggil "abang" juga ke bang Din???
"Ini nungguin adek gue kerja" Kata bang Din sambil nunjuk gue
"Ohhh" Kata Rara sambil melihat gue
"Mirip gak? Adek kandung gue ini hahaha" Kata bang Din
"Beda.. Banget.." Katanya sambil menggelengkan kepala
Bang Din cuman bisa tertawa terbahak-bahak, sedangkan gue cuman bisa memperhatikan Rara daritadi. Gue gak habis pikir, kok bisa dia melupakan gue. Apa dia cuman pura-pura supaya tidak malu? Sepertinya sih begitu. Dan lagi, kenapa bang Din bisa kenal orangnya. Bisa-bisa gue masih dikecengin sama dia. Shit

"Bang, aku cabut dulu ya, masih ada tamu" Kata Rara
"Oke sip, oh iya, nama lu siapa disini*? Besok gua mau booking elu karoke" Kata bang Din
"Gak bisa bang, gue full book satu minggu ini kayaknya, ada tamu gila" kata Rara
"Oalah, okelah kalo gitu" Kata bang Din
*Para LC biasanya gak pake nama asli mereka, rata-rata mereka punya nama samaran atau nama panggung gitu kalo ditempat kerja
Rara dan temannya berjalan menjauh. Gue masih memandangi Rara dari belakang.
Masih gak habis pikir dengan semua kebetulan ini.
Gue yang masih melamun, tiba-tiba
"Jek! Uda gak usah diliatin gitu
" Kata bang Din sambil nyengir"
""Kenceng kok bodinya
" Kata bang Din mengedipkan mata"
"Gue kembali memperhatikan Rara dikerumanan. Dia sudah bergabung di meja salah seorang tamu.
Hadeh, kok rasanya gue gak suka dia deket-deket cowok lain ya...

"Hoi!" Bang Din mengejutkan gue
"Apa sih bang" Kata gue kaget
"Suka lu sama Rara? Hahahahaha" tuduh bang Din
"Cakep ya bang orangnya" Jawab gue polos
"Adek gua uda gede sekarang, uda pinter liat cewek haha" Kata bang Din
"Abang kenal?" Tanya gue
"Kenal, tapi kalo lu suka, hati-hati sama abangnya" Kata bang Din serius
"Kenapa?" gue penasaran
Gue cuman mendapat jawaban, "Hati-hati" atas pertanyaan gue.
Tapi gue gak peduli,
karena saat ini,
gue sudah tau namanya...
Walaupun gue dilupakan

Mbak Rara,
apa kabar???

apa kabar???

Diubah oleh pujangga1000 25-03-2015 08:16
jenggalasunyi dan 5 lainnya memberi reputasi
6
