- Beranda
- Stories from the Heart
Kelakuan Anak Kuliah
...
TS
pujangga1000
Kelakuan Anak Kuliah
Quote:
Quote:
Quote:
----------------------------------------------------------------------------------
========================================
pujangga1000
Diubah oleh pujangga1000 19-09-2016 03:37
yusrillllll dan 23 lainnya memberi reputasi
22
3.9M
7.4K
Thread Digembok
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•51.8KAnggota
Tampilkan semua post
TS
pujangga1000
#2441
Untrusted Evidence
Wanita itu membenarkan letak pakaiannya, dress dengan rok ketat diatas lutut. Dia menatap cermin, membenarkan rambutnya yang kusut serta mengecek apakah riasannya masih bagus atau tidak. Gue tertegun diam, masih mencerna apa yang barusan terjadi. Tapi gue tidak bisa menjelaskan apa-apa. Rasa-rasanya badan gue bergerak sendiri. Gue putuskan membenarkan pakaian dan celana gue. Sejenak gue perhatikan punggungnya, ada tattoo kupu-kupu dibawah bahu kirinya. Ahh si wanita kupu-kupu ini, ingin gue menyapanya, tapi lidah gue kelu. Mungkin gue malu, karena ini pertama kalinya buat gue.
Dia bergerak ke daun pintu, memalingkan wajahnya ke arah gue, memperhatikan wajah bego gue. Sebentar! Dia mabuk! Dia berusaha memutar gagang pintunya berkali-kali tapi pintunya tidak terbuka. Gue yakin dia mabuk karena pintu itu terkunci. Harusnya dia membuka kunci terlebih dahulu baru membuka pintu. Gue putar kunci pintu, terbukalah pintu buatnya. Dia berjalan keluar, gue masih menahan pintu agar tidak tertutup.
Benar ternyata dia telah mabuk, jalannya saja sempoyongan. Memang tidak parah, tapi dengan sepatu hak tinggi itu, terlihat jelas bahwa dia tidak bisa jalan lurus. Gue coba untuk memapahnya. Baru saja gue ingin mengalungkan salah satu lengannya dibahu gue,
"Gue bisa sendiri" Katanya
"
"
Gue memaksa sebelah lengannya untuk bersandar di gue. Perkiraan gue, dia bakal jatuh ditanjakan anak tangga didepan (letak toilet sedikit agak kebawah, disitu ada anak tangga untuk turun ke toilet). Teman-teman waiter yang lain memperhatikan gue memapah seorang wanita. Gue memberi isyarat bahwa dia sudah mabuk. Setelahnya wanita ini ditangani oleh waiter lain yang sudah senior, jadi dia tau harus dibawa kemana si wanita kupu-kupu ini.
***
Akhirnya selesai juga. Daritadi gue masih mencoba memikirkan kejadian tadi. Gue senyum-senyum sendiri, karena menurut gue ini konyol. Ada wanita mabuk yang berebut toilet dengan gue. Gilanya, gue malah "dipake". Malu dan lucu bercampur jadi satu. Hahahaha
Gue beranjak ke lounge, mencari bang Din. Abang gue satu ini ternyata sudah minum botol Martell kedua. Entah dia habiskan sendiri atau gimana, yang jelas dia masih sadar. Salut.
"Gimana malam pertama?" Katanya menaikkan alis
"
"
Kok bang Din tau? Jangan-jangan ini ulah bang Din. Gue mulai curiga
Jangan-jangan minuman ini tidak diminumnya sendiri.
"Kok tau? Kerjaan abang ya!" Gue menuduh bang Din
"Maksudnya jek?
" bang Din malah balik bertanya
"Ayok, aku ceritain di motor aja bang" Ajak gue
Bang Din masih penasaran dengan apa yang ingin gue sampaikan. Dari perjalanan sampai ke parkiran motor, dia terus bertanya. Ketika kita sudah dijalan
"Aku tadi dipake bang, kerjaan abang kan itu!"
"Pasti itu cewek, abang cekokin minum terus sampe mabok"
"Terus abang suru kerjain aku di toilet karoke"
"Iya kan bang?!"
Cerocos gue karena sudah tidak sabar dengan pengakuan bang Din. Maksud gue ya jangan gitu-gitu amat donk. Ceweknya cakep, gue suka. Tapi ya ini pertama kali buat gue, masa harus begini sih? Kenapa gak diajak pulang ke kostan aja
.
"Dipake apa Jek? Gua gak ngerti" bang Din kebingungan
"Ahh, abang pura-pura!
" gue memukul punggungnya
"Ceritain entar, kita ke burjo dulu, serius gua gak ngerjain lu" Kata bang Din
"
"
Gak mungkin kalo bukan bang Din. Dia palingan pura-pura bego doank. Nunggu sampe gue ceritain detailnya gimana, terus dia bakal ngetawain gue sepuasnya. Gue kenal lahir batin sifat abang gue satu ini. Usilnya tingkat setan.
Saat di burjo, gue mulai bertanya ke bang Din, tapi lagi-lagi dia menyangkalnya. Akhirnya gue nyerah dan gue ceritain semua tentang cewek LC (karena selain LC, waiter, dan tamu, tidak ada yang boleh masuk ke area karoke) tadi. Sialnya ternyata ini bukan ulah Bang Din. Dia malah tertawa terpingkal-pingkal mendengar pengakuan gue. Kampret...
"Jadi di toilet Jek? hahahaha" Tawanya
"
"
"Gak lepas baju, gak polos donk? huakakakaka" Ledeknya lagi
"
"
"Pake gaya apa? huahahahahahaha"
"
"
"Pertama kali ya? Kasian... hahahahaha"
"
"
Tengsin gue digituin bang Din, tau gitu gue gak usah cerita apa-apa tadi.
Biar gue simpan sendiri aja..
"Besok tunjukin yang mana ceweknya, besok gua nongkrong lagi disana" Kata bang Din
"Iya-iya bang" jawab gue nyerah
"Uda jadi laki sekarang adek gua hahahaha" ledekan penutupnya
"
"
Tuh kan! Sebel gue...
***
Besoknya, lagi-lagi gue kerja dianterin bang Din. Kali ini dia lebih gila. Jadi dia mau mesen ruang karoke dan LC yang nemenin dia itu adalah cewek yang kemarin. Tapi anehnya, setelah gue liat-liat di kaca aquarium (istilah buat ruang LC berkumpul sebelum dipilih tamu buat nemenin karoke ke room/bilik), si cewek itu gak ada. Lalu gue pun bertanya ke mami (sebutan buat koordinator LC nya, orang yang biasa promosiin LC ke tamu), perihal cewek yang tingginya seberapa, terus punya tattoo kupu-kupu dipunggung. Eh gue malah dijawab kalo rata-rata semua punya tattoo, dan dia gak tau bentukan tattoonya seperti apa. Akhirnya bang Din cuman nungguin gue di lounge, dan gue siap-siap diarea karoke.
Gue sedang duduk termenung. Tadi gue bolak balik terus dari lantai dua ke ruang aquarium cuman untuk nyari cewek kemarin. Tapi apa daya, batang hidungnya gak keliatan. Sepertinya sih dia gak masuk hari ini. Lalu gue berpikir apakah harus nanya ke teman-teman waiter gue, siapa tau mereka kenal. Tapi alasannya apa? Gak mungkin kan gue bilang kalo ada kejadian di toilet dengan cewek itu, terus gue penasaran dengan orangnya. Bisa-bisa gue diejek mentah-mentah lagi.
Tiba-tiba gue dipanggil Pak Eno,
"Jek, besok lu di lounge, disitu kurang orang" kata beliau
"Siap Pak"
"Nanti di bar, bantu-bantu disana" Katanya lagi
"Oke!" Kata gue mengiyakan
Seketika wajah pak Eno berubah,
"Lu sama bang Dino benar saudara kandung?" Tanya beliau
"Oh ngak Pak, kita satu kostan, cuman akrab saja" Jawab gue
" (menganggukkan kepala) "
"Kenapa Pak?" Tanya gue penasaran
"Lu ngobat juga gak?" Tanya pak Eno
"
"
Ngobat? Gue ngerti maksudnya, pasti narkobah.
Gue menggeleng kepala gue dengan cepat.
Pak Eno senyum sejenak.
"Yaudah kalau gak mau ngaku"
"Gak mungkin kenal bang Din kalo gak make"
"Cuman disini, dilarang"
"Kalau lu ketahuan dan ditangkap polisi"
"Kita gak tanggung akibatnya"
Gue mengangguk cepat. Pak Eno berlalu pergi dari gue.
Apa gue gak salah dengar barusan?
Bang Din???

Dia bergerak ke daun pintu, memalingkan wajahnya ke arah gue, memperhatikan wajah bego gue. Sebentar! Dia mabuk! Dia berusaha memutar gagang pintunya berkali-kali tapi pintunya tidak terbuka. Gue yakin dia mabuk karena pintu itu terkunci. Harusnya dia membuka kunci terlebih dahulu baru membuka pintu. Gue putar kunci pintu, terbukalah pintu buatnya. Dia berjalan keluar, gue masih menahan pintu agar tidak tertutup.
Benar ternyata dia telah mabuk, jalannya saja sempoyongan. Memang tidak parah, tapi dengan sepatu hak tinggi itu, terlihat jelas bahwa dia tidak bisa jalan lurus. Gue coba untuk memapahnya. Baru saja gue ingin mengalungkan salah satu lengannya dibahu gue,
"Gue bisa sendiri" Katanya
"
"Gue memaksa sebelah lengannya untuk bersandar di gue. Perkiraan gue, dia bakal jatuh ditanjakan anak tangga didepan (letak toilet sedikit agak kebawah, disitu ada anak tangga untuk turun ke toilet). Teman-teman waiter yang lain memperhatikan gue memapah seorang wanita. Gue memberi isyarat bahwa dia sudah mabuk. Setelahnya wanita ini ditangani oleh waiter lain yang sudah senior, jadi dia tau harus dibawa kemana si wanita kupu-kupu ini.
***
Akhirnya selesai juga. Daritadi gue masih mencoba memikirkan kejadian tadi. Gue senyum-senyum sendiri, karena menurut gue ini konyol. Ada wanita mabuk yang berebut toilet dengan gue. Gilanya, gue malah "dipake". Malu dan lucu bercampur jadi satu. Hahahaha
Gue beranjak ke lounge, mencari bang Din. Abang gue satu ini ternyata sudah minum botol Martell kedua. Entah dia habiskan sendiri atau gimana, yang jelas dia masih sadar. Salut.
"Gimana malam pertama?" Katanya menaikkan alis
"
"Kok bang Din tau? Jangan-jangan ini ulah bang Din. Gue mulai curiga
Jangan-jangan minuman ini tidak diminumnya sendiri.
"Kok tau? Kerjaan abang ya!" Gue menuduh bang Din
"Maksudnya jek?
" bang Din malah balik bertanya"Ayok, aku ceritain di motor aja bang" Ajak gue
Bang Din masih penasaran dengan apa yang ingin gue sampaikan. Dari perjalanan sampai ke parkiran motor, dia terus bertanya. Ketika kita sudah dijalan
"Aku tadi dipake bang, kerjaan abang kan itu!"
"Pasti itu cewek, abang cekokin minum terus sampe mabok"
"Terus abang suru kerjain aku di toilet karoke"
"Iya kan bang?!"
Cerocos gue karena sudah tidak sabar dengan pengakuan bang Din. Maksud gue ya jangan gitu-gitu amat donk. Ceweknya cakep, gue suka. Tapi ya ini pertama kali buat gue, masa harus begini sih? Kenapa gak diajak pulang ke kostan aja
."Dipake apa Jek? Gua gak ngerti" bang Din kebingungan
"Ahh, abang pura-pura!
" gue memukul punggungnya"Ceritain entar, kita ke burjo dulu, serius gua gak ngerjain lu" Kata bang Din
"
"Gak mungkin kalo bukan bang Din. Dia palingan pura-pura bego doank. Nunggu sampe gue ceritain detailnya gimana, terus dia bakal ngetawain gue sepuasnya. Gue kenal lahir batin sifat abang gue satu ini. Usilnya tingkat setan.
Saat di burjo, gue mulai bertanya ke bang Din, tapi lagi-lagi dia menyangkalnya. Akhirnya gue nyerah dan gue ceritain semua tentang cewek LC (karena selain LC, waiter, dan tamu, tidak ada yang boleh masuk ke area karoke) tadi. Sialnya ternyata ini bukan ulah Bang Din. Dia malah tertawa terpingkal-pingkal mendengar pengakuan gue. Kampret...
"Jadi di toilet Jek? hahahaha" Tawanya
"
""Gak lepas baju, gak polos donk? huakakakaka" Ledeknya lagi
"
""Pake gaya apa? huahahahahahaha"
"
""Pertama kali ya? Kasian... hahahahaha"
"
"Tengsin gue digituin bang Din, tau gitu gue gak usah cerita apa-apa tadi.
Biar gue simpan sendiri aja..
"Besok tunjukin yang mana ceweknya, besok gua nongkrong lagi disana" Kata bang Din
"Iya-iya bang" jawab gue nyerah
"Uda jadi laki sekarang adek gua hahahaha" ledekan penutupnya
"
"Tuh kan! Sebel gue...
***
Besoknya, lagi-lagi gue kerja dianterin bang Din. Kali ini dia lebih gila. Jadi dia mau mesen ruang karoke dan LC yang nemenin dia itu adalah cewek yang kemarin. Tapi anehnya, setelah gue liat-liat di kaca aquarium (istilah buat ruang LC berkumpul sebelum dipilih tamu buat nemenin karoke ke room/bilik), si cewek itu gak ada. Lalu gue pun bertanya ke mami (sebutan buat koordinator LC nya, orang yang biasa promosiin LC ke tamu), perihal cewek yang tingginya seberapa, terus punya tattoo kupu-kupu dipunggung. Eh gue malah dijawab kalo rata-rata semua punya tattoo, dan dia gak tau bentukan tattoonya seperti apa. Akhirnya bang Din cuman nungguin gue di lounge, dan gue siap-siap diarea karoke.
Gue sedang duduk termenung. Tadi gue bolak balik terus dari lantai dua ke ruang aquarium cuman untuk nyari cewek kemarin. Tapi apa daya, batang hidungnya gak keliatan. Sepertinya sih dia gak masuk hari ini. Lalu gue berpikir apakah harus nanya ke teman-teman waiter gue, siapa tau mereka kenal. Tapi alasannya apa? Gak mungkin kan gue bilang kalo ada kejadian di toilet dengan cewek itu, terus gue penasaran dengan orangnya. Bisa-bisa gue diejek mentah-mentah lagi.
Tiba-tiba gue dipanggil Pak Eno,
"Jek, besok lu di lounge, disitu kurang orang" kata beliau
"Siap Pak"
"Nanti di bar, bantu-bantu disana" Katanya lagi
"Oke!" Kata gue mengiyakan
Seketika wajah pak Eno berubah,
"Lu sama bang Dino benar saudara kandung?" Tanya beliau
"Oh ngak Pak, kita satu kostan, cuman akrab saja" Jawab gue
" (menganggukkan kepala) "
"Kenapa Pak?" Tanya gue penasaran
"Lu ngobat juga gak?" Tanya pak Eno
"
"Ngobat? Gue ngerti maksudnya, pasti narkobah.
Gue menggeleng kepala gue dengan cepat.
Pak Eno senyum sejenak.
"Yaudah kalau gak mau ngaku"
"Gak mungkin kenal bang Din kalo gak make"
"Cuman disini, dilarang"
"Kalau lu ketahuan dan ditangkap polisi"
"Kita gak tanggung akibatnya"
Gue mengangguk cepat. Pak Eno berlalu pergi dari gue.
Apa gue gak salah dengar barusan?
Bang Din???

Diubah oleh pujangga1000 24-03-2015 06:59
jenggalasunyi dan 6 lainnya memberi reputasi
7
