Kaskus

Story

pujangga1000Avatar border
TS
pujangga1000
Kelakuan Anak Kuliah
Kelakuan Anak Kuliah

Takut mati? Jangan hidup ~
Takut hidup? Mati saja... - Anak kostan

Quote:

Quote:

Buat ngobrol santai
(click!)Kamar 3A

Quote:


emoticon-rainbow----------------------------------------------------------------------------------emoticon-rainbow

emoticon-rainbow========================================emoticon-rainbow


pujangga1000
Diubah oleh pujangga1000 19-09-2016 03:37
faeyzarbnAvatar border
hllowrld23Avatar border
yusrillllllAvatar border
yusrillllll dan 23 lainnya memberi reputasi
22
3.9M
7.4K
Thread Digembok
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the Heart
KASKUS Official
32.7KThread51.8KAnggota
Tampilkan semua post
pujangga1000Avatar border
TS
pujangga1000
#2372
Malam "pertama"
Karena gue baru mulai kerja bulan depan, dan hitungannya gue baru dapat gaji dua bulan lagi, otomatis gue gak akan punya uang untuk bulan kedua. Oleh karena itu gue memutuskan untuk menjual barang berharga yang punya gue. Setelah gue telisir, ternyata gue cuman punya motor dan laptop yang bisa dijual. Motor tidak mungkin gue jual, karena buku hitamnya tidak gue pegang. Jadi gue memutuskan untuk menjual laptop. Nah darisinilah awal perkenalan gue dengan kaskus. Saat itu gue sedang mengeluh kepada bang Dedy (salah satu anak kostan), karena gue uda bolak balik toko komputer, tapi harga yang ditawarkan mereka tidak masuk akal. Pada saat itu, laptop termasuk barang mewah dan harganya lumayan. Bang Dedy lah yang membantu gue bikin id kaskus dan menjual laptop kesayangan pemberian nyokap gue.

Uang yang didapat memang lumayan, tapi karena gue harus memikirkan untuk bulan depan, maka gue mulai sedikit irit dalam hal pengeluaran. Well, bukan irit sebenarnya, tapi gue irit kelewat batas. Bahkan gue cuman makan sehari sekali emoticon-Hammer. Program "diet" gue juga sebenarnya terpaksa karena lingkungan yang tidak mendukung. Selama bulan puasa, mencari warung makan murah yang buka itu sama aja seperti menunggu kepastian dari Una. Tak akan kunjung tiba emoticon-Nohope. Cuman tempat makan branded atau di mall yang buka (maksud gue seperti fast food atau restoran yang punya nama). Makanya, walaupun gue non-muslim, tapi gue sangat bersyukur ketika waktu buka puasa tiba, setidaknya gue bisa menuju ke warung padang yang harganya murah dan tentunya porsi banyak.

Nah, pada saat-saat inilah bang Din kembali membantu gue. Dia ngeliat kalo gue cuman makan pas malem tapi gue gak puasa. Beberapa kali dia mentraktir gue makan di restoran ayam goreng. Kadang seandainya gue belum pulang kuliah, dia selalu membungkus pulang dan memberikan ke gue. Lama-lama kan gue malu sama bang Din, tapi...

"Santailah Jek, kayak sama siapa aja" Kata bang Din gampang
"Tapi kan bang, aku jadi gak enak" Jawab gue malu
"Lu uda gua anggap kayak adek sendiri" Katanya
" emoticon-Belo "

"Mau gak jadi adek gua? hahaha" Katanya bercanda
"Jangan gitu lah bang..."
"Kalo lu gak ambil ini, jangan panggil gua lagi" Katanya menyodorkan bungkusan makanan
" emoticon-Frown "

Gue terharu diperlakukan seperti ini oleh bang Din. Kita boleh cuman sekedar sesama penghuni kost-kostan, tapi dia betul-betul membuka pikiran gue bahwa sesama manusia harus saling membantu. Walaupun mereka berbeda warna kulit, daerah asal, keyakinan, atau apapun itu. Tidak ada alasan untuk tidak membantu sesama. Faith in humanity restored. Makasih bang!

Teman-teman kampus gue? Semua hilang tak bersisa. Gue pulang pergi kampus serasa gak punya teman. Tidak ada yang benar-benar akrab. Gak ada ajakan apapun dari mereka, entah itu sekedar buka puasa bareng atau jalan bareng. Nihil! Cuman sekali ada sms masuk dari Widya untuk dinner hari ulang tahunnya. Tapi gue yakin doi juga pasti mengajak Una dan pacarnya. Gue malas kalo ada orang itu, makanya dengan berat hati gue tolak undangan Widya.

Ketika minggu lebaran, penghuni kostan yang tinggal cuman gue dan bang Din. Anak-anak pada balik ke kampungnya masing-masing. Gue dan bang Din hampir tiap hari jalan ke Amplaz buat cari makan siang ataupun makan malam. Dan lagi-lagi gue ditraktir emoticon-Malu. Tapi muncul kejanggalan lain dari bang Din. Selama dua lebaran di Jogja. Gue gak pernah ngeliat bang Din pulang kampung. Tahun lalu juga dia ada dikostan. Setau gue, asalnya sama dengan bang Artur, yaitu dari Makassar. Tapi gue gak pernah mendengar dia mengatakan soal keluarganya. Pernah suatu kali gue iseng-iseng nanya,

"Kau gak balik kampung bang?" tanya gue
"Gak" Jawabnya singkat
"Emang uda berapa lama gak balik Makassar, bang?"
"Uda lama" lagi-lagi dijawab singkat

"Lah keluargamu gak kangen bang?" tanya gue semakin penasaran
"Mereka uda mati" Jawabnya dingin
" emoticon-Shutup "
"Makanya lu, gua anggap sebagai adik emoticon-Big Grin " bang Din nyengir

Seandainya nih ya, cuman seandainya. Ambillah contoh gue, kalo gue ditanya soal bokap, gue selalu menjawab dengan, "Bokap uda meninggal". Gue gak pernah mengganti kata "meninggal" dengan "mati". Rasa-rasanya dimanapun di Indonesia, kata "mati" itu dipergunakan untuk hewan, bukan untuk manusia. Dan juga tidak akan terucap dengan nada dingin. Kecuali, kalau anggota keluarga yang sudah tidak ada itu, dulunya punya masalah dan menimbulkan kebencian untuk kita.

emoticon-Amazed


***
Akhirnya tiba juga waktunya gue mulai kerja. Gue dikasih tau bang Din kalau masuk hari itu dan gue harus pake kemeja putih serta celana hitam. Gue belum dikasih seragam karena gue harus ditraining dulu.

"Jek, nanti malam lu pergi bareng abang" Kata bang Din
"Aku bisa sendiri kok bang, tinggal cari bang Eno kemarin itu kan" Kata gue
"Gua mau liat lu lepas perjaka entar hahahaha"
"Apa hubungannya bang emoticon-Nohope"

"Lu uda setahun di Jogja, tapi belum pernah ada cewek masuk kamarmu" ejek bang Din
" emoticon-Hammer "
"Makanya siapa tau ada setan kesambet sama wajah kemayu mu itu" diejek bang Din lagi
" emoticon-Frown "

Gue punya feeling ini bakal terjadi emoticon-EEK!. Saat sudah di TKP, gue kembali ketemu sama bang Eno di kantornya. Awalnya bang Din ngobrol dulu sama dia, setelahnya bang Din bilang dia ada di lounge, kalau ada apa-apa, cari dia disana. Lalu gue diberi arahan oleh bang Eno.

"Jeki, kalau di kantor, panggil gua Pak, jangan bang" Kata Eno tegas
"Siap Pak"
"Lu emang dikenalkan bang Dino, tapi lu sama aja kayak pegawai lainnya" Katanya lagi
" emoticon-EEK! "

Gue diajak keliling sama Pak Eno untuk dikenalin tempat-tempatnya, seperti tempat staf, ruang meeting, kantor para petinggi, dan lain-lain. Ternyata Pak Eno ini "cuman" Captain Waiter, bukan GM seperti yang dibilang Bang Din. Captain Waiter itu ibaratnya kayak koordinator waiter gitu, jabatannya cuman lebih tinggi dari pegawai rendahan. Emang sengklek sih abang gue itu. Mungkin pengaruh umur tua bang Din makanya jadi pelupa gitu.. emoticon-Nohope

Gue ditempatin di bagian Karaoke, bukan dilounge. Karena lounge itu uda pasti rame dan gue masih baru, jadi belum tau bagaimana caranya handle tamu. Lounge itu tempat yang ada bar, dance floor, tempat live music sama DJ. Sedangkan ruang karaoke itu layaknya ruang karaoke biasa, cuman ya disini kita bisa nanyi sekaligus "ditemani" oleh LC. Gue gak tau kepanjangan LC, kayaknya sih Lady Companion. Tapi biar lebih gampang, LC ini adalah cewe-cewe yang akan memandu karaoke tamu. (Kalau sulit untuk membayangkan, PM/komen aja, entar gue kasih penjelasan)

Gue dilatih oleh seorang waiter yang uda lama disitu. Gue diajarin gimana caranya megang nampan, terus gimana ngeliat sinyal di ruang server. Jadi tamu dalam bilik karoke itu tinggal mencet bel di dalam. Nah waiter harus standby di server untuk ngeliat sinyal bel itu. Terus gue juga disuru hapal nama-nama minuman, mulai dari botol, cocktail, sampe softdrink, serta menu makanannya juga biar gampang presentasi didepan tamu.

Awal-awalnya gue harus nemenin waiter senior untuk antar pesanan ke dalam bilik. Tapi lama-lama gue dibiarkan sendiri kalau ada tamu yang mau mesan sesuatu. Ya pelan-pelan gue mulai fasih dengan kerjaan ini. Intinya cuman satu, yaitu jangan bertingkah kurang ajar didepan tamu. Kalau misalnya tamunya rese, segera panggil captain/manager. Pokoknya jangan pernah buat tamu marah deh.

***
Gue sedang duduk bengong sambil ngobrol-ngobrol dengan teman-teman waiter lainnya. Gue ditanya asalnya darimana dan kenapa jadi waiter. Kita chit-chat cukup banyak. Gue juga diceritain tentang cerita-cerita unik dari tamu yang sudah mabok, tamu yang pernah buat onar, terus juga anak-anak cewe LC yang mabok sampe tepar dilantai. Pokoknya semua hal-hal yang mengocok perut.

Tiba-tiba gue ngerasa sesak dan buru-buru ke toilet. Saat gue uda selesai dan membuka pintu toilet (toiletnya gabung cowo cewe) untuk keluar, gue ngeliat ada seorang cewek mendadak berhenti saat gue buka pintu. Dilihat dari dandanannya sih kayaknya LC. Dia juga mau ke toilet tapi gue duluan buka pintu dari dalam.

" emoticon-Belo "
" emoticon-Belo "

Kita sama-sama terkejut karena mendadak berhadap-hadapan.
Sejenak gue tertegun dengan parasnya.
Cantik.

" emoticon-Smilie "
" emoticon-Belo "

Gue senyum ke arahnya tapi dia masih tetap melihat gue.

"Sori"

Kata gue sambil berjalan ke samping untuk memberi jalan kepada si cewe.
Gue juga sambil menahan pintu agar tidak tertutup, menunggu si cewe mengambil alih pintu tersebut.

" emoticon-Belo "
" emoticon-Malu "

Dia masih melotot memperhatikan gue.
Gue jadi salting karena diperhatikan terus.

Mendadak dia membuka pintu toilet, bergegas masuk
tapi tangan gue ikut ditarik masuk
Pintu toilet dikunci olehnya..

Gue terkejut..

"Apa ini? emoticon-Kagets " kata gue

Belum sempat gue mendapat jawaban atas pertanyaan gue,
bibir gue sudah dicium olehnya...

Awalnya gue berontak,
tapi badan gue menolak bergerak seperti yang diperintahkan otak...

Gue gak bisa melawan. Bukan karena gue gak mau. Tapi gue gak bisa!
Gue gak bohong. Bukan gue gak mau, tapi badan gue bergerak diluar kehendak gue!
Dan apa yang kami lakukan, tidak pantas gue tulis disini.

Malam itu,
Di toilet,
Urat "kemaluan" gue putus
emoticon-kucing
Diubah oleh pujangga1000 21-03-2015 03:41
khodzimzz
itkgid
jenggalasunyi
jenggalasunyi dan 5 lainnya memberi reputasi
6
Ikuti KASKUS di
© 2025 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.