Bicara tentang Mew, sebenernya nggak akan pernah cukup dengan membicarakan satu lagu. Setiap rilisan mereka ciptakan untuk dinikmati secara keseluruhan. Jonas, Bo, Johan dan Silas betul-betul menguasai seni meramu komposisi yang menimbulkan fluktuasi emosi.

Contoh paling mewakili adalah album konsep mereka yang bertajuk 'And the Glass Handed Kites', di mana mereka dengan jeniusnya menjahit seluruh lagu menjadi satu kesatuan yang berkesinambungan. Frenger mana pun pasti tahu bahwa men-shuffle album ini adalah haram hukumnya.


Namun, jika memang harus menentukan salah satu lagu yang paling berkesan, maka saya akan dengan tanpa ragu menjawab 'Behind The Drapes'. Kenapa? Well, penjelasannya bisa panjang sekali, tapi kira-kira begini: Bagi saya, sebuah lagu itu layak menempati posisi istimewa di hati saat saya sudah mengasosiasikannya dengan aroma tanah pasca guyuran hujan. Dan lagu ini adalah salah satunya. Menyimak lagu ini sambil memejamkan mata bisa membawa saya ke bagian-bagian terbaik dari memori yang tersimpan di kepala. Saya punya playlist bertajuk 'Post-Rain Songs' yang didedikasikan untuk memulai mimpi tanpa perlu tertidur. Coba tebak lagu apa yang selalu berada di daftar teratas.

Setiap detil kecil dari lagu ini adalah mahakarya tersendiri: Intro-nya, ketukan drum-nya, hingga layer demi layer instrumen dan melodi yang menghantui, tak pernah gagal membawa saya terbang melalui imajinasi. Dan saya bahkan belum menyinggung suara malaikat Jonas di sini. Lalu liriknya. Tak pernah rasa kesepian dan kesendirian terungkapkan seindah ini.

Dalam curhatannya di lagu ini, Jonas mengajak kita berempati pada ketidakberdayaan ngengat di masa kini yang kian disesatkan oleh cahaya-cahaya artifisial buatan manusia. Mereka yang alaminya bermigrasi dengan mengandalkan cahaya bulan, kini tak jarang harus tertipu oleh lampu jalanan dan berujung pada kematian.


Kepasrahan yang mengiris hati, dan sedikit banyak pernah kita alami.

Suatu ketika, saya menjumpai ngengat-ngengat yang sedang mengitari lampu tanpa henti, dan yang pertama terlintas di kepala adalah lagu ini, maka terciptalah video berikut (terinspirasi dari video "resmi" dari lagu ini yang tak kalah surreal-nya):



Lagu ini memang begitu melekat di hati, hingga tak jarang momen-momen indah maupun melankolis yang saya jumpai terasosiasikan secara otomatis dengannya. Di antara momen-momen dunia nyata yang bersinggungan dengan lagu ini, yang terbaik sejauh ini adalah ketika saya berkesempatan untuk membawakan cover version-nya secara live bersama belasanteman-teman lainnya di atas panggung dalam helatan MEWphoria besutan teman-teman Indonesian Frengers yang luar biasa. Kala itu, saya menyanyikannya—tentu saja—dengan sepenuh jiwa.

Salah satu momen paling bahagia dalam hidup saya,
bersama Hey!Down di MEWphoria.

Di penghujung bulan ini, saya ingin kembali merasakan momen tak terlupakan dalam hidup saya dengan cara (God hear my prayer) menangis bahagia bersama Frengers lainnya saat lagu ini dibawakan. :')

Can I get an amen?