Kaskus

Story

pujangga1000Avatar border
TS
pujangga1000
Kelakuan Anak Kuliah
Kelakuan Anak Kuliah

Takut mati? Jangan hidup ~
Takut hidup? Mati saja... - Anak kostan

Quote:

Quote:

Buat ngobrol santai
(click!)Kamar 3A

Quote:


emoticon-rainbow----------------------------------------------------------------------------------emoticon-rainbow

emoticon-rainbow========================================emoticon-rainbow


pujangga1000
Diubah oleh pujangga1000 19-09-2016 03:37
faeyzarbnAvatar border
hllowrld23Avatar border
yusrillllllAvatar border
yusrillllll dan 23 lainnya memberi reputasi
22
3.9M
7.4K
Thread Digembok
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the Heart
KASKUS Official
32.7KThread51.9KAnggota
Tampilkan semua post
pujangga1000Avatar border
TS
pujangga1000
#2330
Pekerjaan baru 2
Spoiler for :


"Aku gak pernah punya pengalaman jadi waiter bang" Kata gue sedikit terkejut
"Gak susah lah, lu tinggal catet pesanan, terus antar" Jawab Bang Din
"Tapi..."

Gue belum pernah sama sekali menjalankan pekerjaan semacam ini. Gue bukan tipe orang yang ramah, bukan tipe yang pintar bicara, raut wajah gue juga tidak terlihat ramah. Gue ragu kalau gue bisa menjadi pelayan yang baik.

"Itu uda pasti bang? Aku emang uda diterima gitu?" Tanya gue ragu
"Halah, daripada lu ngajar, gajinya gak seberapa" Kata bang Din

Dalam bayangan gue, memang benar yang dikatakan bang Din. Harga makanan dan minuman di club malam itu lumayan. Air mineral aja dijual sampai berkali-kali lipat harga aslinya. Tentunya keuntungan juga banyak. Jadi masuk akal kalau gaji pegawai juga gede. Tapi tetap saja, gue merasa gue gak bakal bisa.

Gue terus berdebat dengan bang Din,

"Udalah, orangnya juga bentar lagi datang. Lu tunggu disini aja Jek" Katanya
"Siapa bang?"
"GM nya, kawan lama gua, nanti ngobrol sama orangnya aja" Jawab bang Din
" emoticon-Roll Eyes (Sarcastic)"

GM? General Manager? Pangkat paling tinggi donk? Sejenak gue jadi penasaran dengan bang Din. Kenapa teman kostan gue ini bisa punya kenalan orang dengan pangkat tinggi? Lalu kalau temannya saja sudah mapan begitu, kenapa bang Din masih tinggal di kost-kostan mahasiswa seperti ini?

Lalu gue teringat. Selama ini, kalau Bang Din yang buka suara mau minum-minum, semua tagihan dia yang bayar. Pokoknya kalau ajakan datang dari dia, minimal tempatnya di club, bukan anggur merah yang biasa dijual kios-kios. Kita-kita yang ikut cuman cukup bawa badan. Darimana datangnya uang bang Din? Sebelumnya gue gak pernah curiga, bahkan cenderung gak mau tau. Buat gue, tiap orang punya kehidupan pribadinya dan gue diluar lingkup kehidupan pribadi tersebut. Tapi kali ini gue penasaran.

***
Sekitar 30 menit gue nunggu dikamar bang Din. Akhirnya sebuah mobil sedan terparkir digerbang kost gue. Seorang pria keluar dari dalamnya. Perawakannya sangar. Dari wajahnya, keliatan berumur sekitar 30an. Dia datang dengan kaos singlet yang terlihat timpang dengan mobil yang dikendarainya. Tapi gue yakin, kaos ini dia pakai untuk memperlihatkan kulitnya yang penuh dengan ukiran-ukiran tattoo.

"Apa kabar lu?" Sapa bang Din
"Baik bang, abang sendiri?" Jawab orang itu
" emoticon-Shutup "

Bahkan seorang GM bisa memanggil teman kost gue dengan sebutan "Bang". Berarti umurnya masih dibawah bang Din. Kalaupun dugaan mengenai umurnya salah, tapi dia pasti menghormati bang Din hingga memanggilnya seperti itu. Yang jadi pertanyaan adalah dia sudah punya pangkat dan uang. Kok bisa respek ke bang Din?

"Jek, ini yang gua bilang tadi" Kata bang Din
"Halo bang" sapa gue sopan
" (mengajukan tangan) "

"Eno"
" (nama panjang gue) "
emoticon-shakehand

Genggaman tangannya keras. Badannya tidak terlihat atletis, malah dia sudah punya perut buncit. Tapi dari caranya menjabat tangan dan suaranya, gue dapat merasakan kalau dia punya wibawa.

"Ini anak yang gua ceritain ditelpon tadi..."
"Tolong dibantu dia kerja, orang tuanya lagi kena masalah. Jadi dia butuh uang untuk kuliah" Kata bang Din.

Tiba-tiba gue melihat sosok lain yang selama ini belum pernah gue lihat dari bang Din. Teman kost gue satu ini cenderung gokil untuk kesehariannya. Dimata gue, dia seseorang yang sudah berumur kepala tiga, tapi masih mencoba untuk bersikap layaknya anak muda. Tingkah kocaknya tiba-tiba lenyap menguap didepan orang yang katanya GM salah satu club malam.

"Siap bang" Kata Eno
" emoticon-Roll Eyes (Sarcastic) "

Gue menangkap kesan bahwa bang Din seperti memberi perintah ke anak buahnya.
Ini aneh buat gue

Akhirnya kami ngobrol bertiga dikamar bang Din. Dari korek yang dikeluarkan Eno dari kantong celananya, gue bisa menebak kalau dia memang punya uang.

"Lu tenang aja, ni anak jago minum, jago berantem pula haha" Kata bang Din merujuk gue
" (alis Eno sedikit terangkat) "

"Bang Din bisa aja hehe" Kata gue sedikit mencairkan suasana
" (Eno tersenyum sedikit) "
"Tapi aku gak pernah punya pengalaman kerja sebagai pelayan bang" Kata gue
"Tidak masalah, nanti kamu ditraining dulu" Kata Eno tegas

"Berapa gaji pegawai sekarang?" Tanya bang Din
"Standar bang, sekarang 1.5 juta sebulan" Jawab Eno singkat
" emoticon-Kagets "

Wow! Untuk ukuran masa gue, uang segitu uda bisa hidup sebulan di Jogja.

"Tapi itu masih diluar tip Jek" Kata bang Din
"Iya tip itu bersih untuk pegawai" Tambah Eno
"Tip itu berkali lipat dari gaji" Kata bang Din
" emoticon-Kagets "

Apa begitu besarkah uang bisa didapat? Pegawai rendahan saja bisa menghasilkan uang sebanyak itu. Bagaimana dengan yang sudah punya pangkat seperti Eno?

***
Tiba-tiba gue merasa yakin kalau gue harus kerja dengan Eno. Gue sudah tergiur dengan jumlah uang yang bisa gue dapat. Gue sudah tidak memikirkan hal lainnya lagi.

Bang Din dan Eno ngobrol cukup lama. Gue kurang mengerti apa yang mereka bicarakan. Gue hanya ikut tertawa kalau mereka tertawa, lalu hanya mangut-mangut kalau mereka bercerita hal lain.

Tidak terasa, satu jam sudah terlewati. Eno terlihat membereskan kotak rokok dan koreknya, pertanda dia sudah mau pulang.

"Kalau gitu aku cabut dulu, bang" Kata Eno
"Oh, yaudah kalau gitu" Jawab bang Din

Gue teringat satu hal.

"Oh iya bang, aku bisa mulai kapan?" Tanya gue
"Nanti sehabis lebaran" Jawabnya singkat
"Loh ? emoticon-EEK! " gue terkejut

Tiba-tiba kepala gue digeplak oleh bang Din

" emoticon-Kagets "
"Mana ada diskotik buka pas puasa hahaha" Canda bang Din
"Oh iya hehe" Gue bersikap bodoh

Eno ternyata masih berdiri didepan pintu dan memperhatikan tingkah laku gue dengan bang Din.
Tiba-tiba

"Oh iya, bentar.." Kata bang Din

Dia lalu membuka lemarinya. Gue gak melihat apa yang dilakukan bang Din. Dia memberikan sebuah bungkusan koran kepada Eno. Saat Eno menerima bungkusan tersebut,

"Puasa... haha" Nada suara bang Din seperti bercanda
" (Eno senyum sedikit) "

Bungkusan koran? Nada suara bang Din? Tiba-tiba gue berpikir tentang suatu hal.
Tapi tidak mungkin...
Diubah oleh pujangga1000 20-03-2015 05:37
khodzimzz
itkgid
jenggalasunyi
jenggalasunyi dan 4 lainnya memberi reputasi
5
Ikuti KASKUS di
© 2025 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.