- Beranda
- Stories from the Heart
ILLUSI
...
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•51.8KAnggota
Tampilkan semua post
TS
open.minded
#1329
The Debt Has Been Paid (Gurun)
“Dii ayo ke UKS cepetan, mulut lo berdarah parah itu” teriak Disti
“Udah udah, gw bisa sendiri, lo balik aja, nanti Gurun nungguin” ucap Gw
Disti pun menatap gw tanpa berkedip, sampai gw meninggalkan dia menuju ke UKS. Ya. Gurun lagi. Waktu pertama kali gw nurutin Timur untuk ga berbuat apa apa saat gw diginiin gw setuju dan gw rasa cara itu ampuh. Tapi semakin kesini Gurun malah semakin menjadi, dan gw, maksud gw, illusi gw sudah sudah ramai menunggu untuk menghabisi gurun, dan di titik seperti ini gw tau, kalau gw melepaskan badan gw ke pengaruh illusi gw, Gurun bakal bener bener mati. Gw pun teringat bahwa tingal satu minggu lagi sebelum UN dan minggu depan sudah libur untuk belajar, mungkin tidak ada salahnya gw memberikan salam terakhir gw ke Gurun sebelum gw pergi
“kamu berantem sama Gurun lagi?” tanya bu Nia penjaga UKS
“Gak. Saya nabrak tiang gawang tadi” bohong gw
“hahh apa katamu lah. Tinggal lapor aja kok susah”
“pfft bu. Kepsek mana berani lawan ortu Gurun”
Gw pun duduk di atas kasur untuk orang sakit ini, membiarkan bu Nia membereskan luka gw yang mengeluarkan darah ini. Gw merogoh saku celana gw dan mengeluarkan HP gw. Gw mengutak atik kontak Gw untuk mencari nama Timur. Ah! Dapat juga namanya. Gw memijat tombol send massage untuk mengirim pesan singkat ke Timur.
Gak sampe satu menit HP gw pun bergetar lagi karena menerima SMS balasan
Gw pun tersenyum dan menulis pesan singkat
Hp gw pun bergetar lagi
Jujur. Gw agak takut juga ngirim pesan kayak gituan ke Timur. Entah kejutan macam apa yang bakal dia sajikan kali ini, yang pasti, Gurun hari ini akan mendapatkan trauma yang gak bakal dia lupain seumur hidupnya. Diluar itu, Gw juga bingung sama Disti, gw tau mereka berdua pacaran, tapi gw lebih sering liat mereka bertengkar dan diem dieman ketimbang bergandengan tangan layaknya orang pacaran, tapi apa peduli gw, terakhir kali gw peduli sama dia, hidung gw bercucuran darah karena dilempari buku sama dia.
Bel pulang pun berbunyi. Untungnya minggu ini pendalaman materi sudah tidak diadakan lagi supaya siswa bisa lebih dapat banyak istirahat, kenapa gak dari dulu aja. Gw mengikuti instruksi Timur berdiri didepan gerbang sekolah tepat menghadap ke arah warung tempat geng Gurun ngumpul. Hari ini tidak seperti biasanya, mereka seperti banyak sekali, gw pun berinisiatif menghitung jumlah mereka. . . . . 37 orang! Fuck! Gw gak bakal nyangka bakal ada sebanyak ini. Well, mungkin gw bakal turunt angan kalau Timur kelabakan menghadapi mereka. Gw pun terus menunggu kedatangan Timur.
20 menit
30 menit
40 menit
1 jam
2 jam
Timur tidak kunjung datang membuat gw curiga kalau gw di kerjain sebagai balasan waktu Timur Gw kerjain sama Lena dulu. Gw pun hanya bisa menghembuskan nafas, penuh kekecewaan dan bersiap siap pulang. Itu. Sampai gw menyadari ada yang aneh dengan lingkungan ini. sepertinya ada yang berubah sejak 2 jam yang lalu. Ya. tidak ada Mobil atau pun angkot yang melewati jalan satu arah ini. ada yang gak beres.
Murid murid yang menunggu angkot pun akhirnya memilih menyebrang untuk mencari angkot yang tidak kunjung lewat ini. penasaran. Gw pun berjalan ketengah jalan yang kosong ini untuk melihat ujung jalan tempat masuk jalan satu arah ini. terlihat sebuah pagar berwarna hitam putih yang biasa di gunakan polisi untuk menutup jalan menutupi jalan masuk jalan satu arah yang melewati sekolah gw ini.
Tidak hanya itu. sekarang mulai terlihat orang orang memakai almamater berwarna hitam dan juga kemeja berwarna hitam memasuki jalanan yang entah kenapa tertutup ini. bukan satu atau dua saja, tapi banyak! Bukan dari arah masuk saja namun dari arah keluar jalan juga mulai bermunculan orang orang berbaju hitam itu. mereka berdatangan seperti layaknya seorang tentara mereka mengerumuni Gurun dan teman temannya yang kaget dan ingin kabur itu, tapi sayang orang orang berbaju hitam itu sudah mengerumuni mereka menutup semua akses keluar. Dari arah kiri, terlihat 5 buah mobil beriringan melawan arah jalan yang sepi ini dan berhenti tepat ditengah jalan tepat di depan warung tempat geng Gurun nongkrong.
Sejenak gw diam. lalu gw sadar kalau ini nyata. Gw langsung menepok jidat gw dan menutup mata gw ini. berharap gw tidak mendengar..
“HAHAHAHAHAHAHA” tawa Timur keluar dari Mobil paling depan diikuti dengan beberapa orang yang asing di telinga gw
“Apa apaan nih gw kira apaan, ternyata Bangsad Bangsad masih SMA” ucap orang yang gak gw kenal itu
“sssh sssh diem ah, mana Adi? Ah itu dia, oy bro, sini sini” ucap Timur malu maluin
Gw pun dengan malunya menghampiri Timur didepan Gurun dan Teman temannya yang speechless itu.
“wah ini Adi? Gw Indra, pasti lo udah lupa sama gw ya ahaha” ucap orang itu memperkenalkan dirinya
“Adi. Salam kenal. Mur. Lo bilang pesta kan? Bukan invasi?!” protes Gw
“loh?! Ini pesta bro, iya gak, bangsad?” tanya Timur ke Gurun dan teman temannya
“..........” diem mereka
“Gw bilang ke lo semua bangsad bangsad, lo seneng ga sama pesta yang gw bawa?” ucap Timur dengan nada serius
“i.. iya kita seneng” ucap mereka gagap
“sip, hmm lo pasti yang namanya Gurun ya, dan lo hmmm, lo gak make seragam, anak mana lo?!” tanya Timur ke seseorang yang gw yakin dia adalah alumni
“anak U* bang” jawab dia bercucuran keringat
“U*?! Bukannya itu Univ yang di pertuhankan disini bro?” tanya Timur ke Gw
“iye” jawab Gw
“hmm.. oh! lo! gw yakin lo calon koruptor! Hahaha” ucap Timur ke alumni itu
“bicara tentang koruptor, gw punya cerita bagus buat bangsad yang namanya Gurun” lanjut Timur mendekati Gurun
“.....” diam Gurun
“gw yakin lo merasa berkuasa setiap lo menghajar adik gw hm? orang yang hampir ngebuat lo ketemu izrail?!” ucap Timur
“gw yakin lo kesel ngeliat bokap lo ciut, dan malah marahin lo disaat lo yakin lo lolos dari hukuman sekolah hm?” lanjut Timur
“dan kalau tidak salah bokap lo itu adalah polisi hm? tapi liat motor lo, wuaaah Ninja Mennn” ejek Timur
“.....” diam Gurun
“ups, kayak nya gw malah masuk ke urusan privat lo ya hahaha? Oke sorry sorry, lo, lo dan lo ngumpul disini, mabok disini, berpikir lo punya kekuatan, lo punya kekuasa? Lo hebat?” tanya Timur ke semua nya
“......” mereka terdiam
Timur berdiri dihadapan 37 orang yang beku dihadapannya, dia diam sambil melihat nanar ke 37 orang itu, gw sadar kalau gw salah minta tolong sama dia kali ini, gw pikir dia sekarang hanya bercanda, tapi gw salah, gw lupa, dia juga sama sama gilanya sama gw. Darah yahudinya sekarang sedang terbakar, gw bisa melihat dari tatapannya yang menatap rendah Gurun dan teman temannya, seperti dia melihat sekumpulan kotoran.
“lo semua liat Gw” ucap Timur tegas
“......”
“lo inget muka Gw baik baik semur hidup lo, inget ketika lo mulai merasa diatas angin, ketika lo merasa kuat, ketika lo merasa berkuasa. Inget muka gw”
“......”
“sekarang gw kasih lo sesuatu yang sangat berharga, sesuatu yang jarang orang dapatkan. Sebuah rasa takut”
“.....”
“dan lo Gurun, sekitar 5 menit lagi HP lo akan berbunyi. Itu bokap lo. angkat HP lo dan nyalain loudspeakernya” ucap Timur
1 menit
2 menit
3 menit
4 menit
5 menit
6 menit
HP Gurun pun berbunyi, terlihat dari mukanya dia sangat kaget sekali, tidak percaya bahwa apa yang dikatakan Timur itu benar. Dia pun mengambil HP dari meja itu dan menekan tombol jawab dan loud speaker, terdengar suar bokapnya yang berkata ‘halo’ mencari Gurun. Mungkin inilah momen yang tidak akan dilupakan Gurun seumur hidupnya, kenapa? bagaimana rasanya kalau teman teman lo mendengar bokap lo memarahi lo, memaki maki elo, sambil menangis nangis?
“pfft hahaha lo denger ga Di? Ndra? Itu jendral polisi loh bwahahahaha” ucap Timur ke Gw dan Indra
“hahahaha” indra tertawa mengikuti Timur diikuti dengan kekehan anak buahnya
“Jadi apa pelajaran lo hari ini GurGur?” tanya Timur ke Gurun
“ja.. jangan macam macam sama A.. Adii...” ucap gurun terbata bata berlinangan air mata
“bukan. Itu baru pelajaran buat tindakan lo yang merasa kuat dan berkuasa” ucap Timur dingin
“......” diam Gurun
“lo ngebonyokin Adi setiap hari lo kira lo kuat? Lo salah. Gw yang nyuruh Adi untuk diam. kenapa? BUAT NGELINDUNGIN LO!! kalau lo ngelawan adi langsung, lo udah mati” teriak Timur menarik kerah Gurun
“am.. ampu.. bang” tangis Gurun
“dan gw berpikir, mungkin memang kematian adalah solusi terbaik buat lo” lanjut Timur melepaskan Tarikannya
“....”
“Ndra, Beceng keluarin” pinta Timur ke Indra
“lo yakin Tim?” tanya Indra
Dan gw hanya berdiri bersandar di mobil yang dibawa indra ini menikmati ‘pesta’ yang disajikan Timur, sampai Timur meminta Indra untuk mengeluarkan Beceng. Beceng? Ngapain Timur malah minta Beceng? Laper apa dia? apa Timur mau nraktir Gurun makan Beceng? Dan pemikiran gw pun lenyap ketika yang dimaksud dengan beceng adalah sebuah revolver berwarna Hitam yang sudah Timur arahkan ke kepala Gurun , Gw pun reflek ingin menghentikan Timur sampai tiba tiba Timur mengangkat tangan kirinya menandakan gw gak usah khawatir.
“Bang.. ampun Bang.. masa sampai begini bang? Nanti polisi tau loh bang” Pinta Gurun merengek
“dengan begini lo tau, kalau gw, itu ada diatas polisi, hidup lo memang singkat, mungkin ini buat kebaikan kita bersama”
“ampun bang” rengek Gurun
Ctak
Suara platuk terdengar membuat teman teman gurun serentak menutup mata, termasuk juga Gurun yang sudah tertunduk dengan tangisannya yang tidak tertahankan. Tidak ada suara tembakan, darah, ataupun badan yang tidak bernyawa, fuuh, gw rasa ini udah direncanain Timur.
“What the fuck Man, ini beceng pelor nya ga ada” teriak Timur ke Indra
“hah? Lo serius? Gw kira becanda? Nih kalo lo serius mah” jawab Indra
“udah gausah gak mood gw, dan lo! lo selamat sekarang” ucap Timur jengkel ke Gurun
“dan asal lo tau aja, mungkin lo berpikir kenapa bokap lo ciut sama seorang dokter yang mewakili adi saat lo dihukum dulu. Dokter itu bermaksud mengantarkan kabar ke bokap lo, bahwa bokap lo tidak akan bekerja di kepolisian lagi”
“.......” diam Gurun terbelalak
“bokap lo akan diberhentikan, yang berarti lo dan keluarga lo akan turun kasta, kasta dimana gw dan Adi udah rasain dari kecil, kemiskinan, dan saat itu, lo mungkin akan memohon ke gw untuk mengakhiri hidup lo yang menyedihkan ini”
Pesta pun selesai pasukan nya si Indra pun sudah dibubarkan oleh Indra, menyisakan gw, Indra, dan Timur saja didepan sekolah dengan mobil Indra yang mungkin menjadi tumpangan pulang. Kejadian ini mungkin ahnya disaksikan oleh warga sekitar dan satpam sekolah saja, karena guru dan siswa sudah pulang terlebih dahulu. Gurun dan teman temany pun sudah ngacir entah kemana.
“gilak lo gak nyangka lo berani narik pelatuk nya, untung pelornya udah gw keluarin dulu” kata Indra
“kebawa suasana, ndra, sorry sorry” jawab Timur
“Mur gw udah bilang jangan bakar darah lo sembarangan tanpa izin gw, itu perjanjian kita kan?” ucap Gw
“iye iye”
“Udah udah, gw bisa sendiri, lo balik aja, nanti Gurun nungguin” ucap Gw
Disti pun menatap gw tanpa berkedip, sampai gw meninggalkan dia menuju ke UKS. Ya. Gurun lagi. Waktu pertama kali gw nurutin Timur untuk ga berbuat apa apa saat gw diginiin gw setuju dan gw rasa cara itu ampuh. Tapi semakin kesini Gurun malah semakin menjadi, dan gw, maksud gw, illusi gw sudah sudah ramai menunggu untuk menghabisi gurun, dan di titik seperti ini gw tau, kalau gw melepaskan badan gw ke pengaruh illusi gw, Gurun bakal bener bener mati. Gw pun teringat bahwa tingal satu minggu lagi sebelum UN dan minggu depan sudah libur untuk belajar, mungkin tidak ada salahnya gw memberikan salam terakhir gw ke Gurun sebelum gw pergi
“kamu berantem sama Gurun lagi?” tanya bu Nia penjaga UKS
“Gak. Saya nabrak tiang gawang tadi” bohong gw
“hahh apa katamu lah. Tinggal lapor aja kok susah”
“pfft bu. Kepsek mana berani lawan ortu Gurun”
Gw pun duduk di atas kasur untuk orang sakit ini, membiarkan bu Nia membereskan luka gw yang mengeluarkan darah ini. Gw merogoh saku celana gw dan mengeluarkan HP gw. Gw mengutak atik kontak Gw untuk mencari nama Timur. Ah! Dapat juga namanya. Gw memijat tombol send massage untuk mengirim pesan singkat ke Timur.
Quote:
Gak sampe satu menit HP gw pun bergetar lagi karena menerima SMS balasan
Quote:
Gw pun tersenyum dan menulis pesan singkat
Quote:
Hp gw pun bergetar lagi
Quote:
Jujur. Gw agak takut juga ngirim pesan kayak gituan ke Timur. Entah kejutan macam apa yang bakal dia sajikan kali ini, yang pasti, Gurun hari ini akan mendapatkan trauma yang gak bakal dia lupain seumur hidupnya. Diluar itu, Gw juga bingung sama Disti, gw tau mereka berdua pacaran, tapi gw lebih sering liat mereka bertengkar dan diem dieman ketimbang bergandengan tangan layaknya orang pacaran, tapi apa peduli gw, terakhir kali gw peduli sama dia, hidung gw bercucuran darah karena dilempari buku sama dia.
Bel pulang pun berbunyi. Untungnya minggu ini pendalaman materi sudah tidak diadakan lagi supaya siswa bisa lebih dapat banyak istirahat, kenapa gak dari dulu aja. Gw mengikuti instruksi Timur berdiri didepan gerbang sekolah tepat menghadap ke arah warung tempat geng Gurun ngumpul. Hari ini tidak seperti biasanya, mereka seperti banyak sekali, gw pun berinisiatif menghitung jumlah mereka. . . . . 37 orang! Fuck! Gw gak bakal nyangka bakal ada sebanyak ini. Well, mungkin gw bakal turunt angan kalau Timur kelabakan menghadapi mereka. Gw pun terus menunggu kedatangan Timur.
20 menit
30 menit
40 menit
1 jam
2 jam
Timur tidak kunjung datang membuat gw curiga kalau gw di kerjain sebagai balasan waktu Timur Gw kerjain sama Lena dulu. Gw pun hanya bisa menghembuskan nafas, penuh kekecewaan dan bersiap siap pulang. Itu. Sampai gw menyadari ada yang aneh dengan lingkungan ini. sepertinya ada yang berubah sejak 2 jam yang lalu. Ya. tidak ada Mobil atau pun angkot yang melewati jalan satu arah ini. ada yang gak beres.
Murid murid yang menunggu angkot pun akhirnya memilih menyebrang untuk mencari angkot yang tidak kunjung lewat ini. penasaran. Gw pun berjalan ketengah jalan yang kosong ini untuk melihat ujung jalan tempat masuk jalan satu arah ini. terlihat sebuah pagar berwarna hitam putih yang biasa di gunakan polisi untuk menutup jalan menutupi jalan masuk jalan satu arah yang melewati sekolah gw ini.
Tidak hanya itu. sekarang mulai terlihat orang orang memakai almamater berwarna hitam dan juga kemeja berwarna hitam memasuki jalanan yang entah kenapa tertutup ini. bukan satu atau dua saja, tapi banyak! Bukan dari arah masuk saja namun dari arah keluar jalan juga mulai bermunculan orang orang berbaju hitam itu. mereka berdatangan seperti layaknya seorang tentara mereka mengerumuni Gurun dan teman temannya yang kaget dan ingin kabur itu, tapi sayang orang orang berbaju hitam itu sudah mengerumuni mereka menutup semua akses keluar. Dari arah kiri, terlihat 5 buah mobil beriringan melawan arah jalan yang sepi ini dan berhenti tepat ditengah jalan tepat di depan warung tempat geng Gurun nongkrong.
Sejenak gw diam. lalu gw sadar kalau ini nyata. Gw langsung menepok jidat gw dan menutup mata gw ini. berharap gw tidak mendengar..
“HAHAHAHAHAHAHA” tawa Timur keluar dari Mobil paling depan diikuti dengan beberapa orang yang asing di telinga gw
“Apa apaan nih gw kira apaan, ternyata Bangsad Bangsad masih SMA” ucap orang yang gak gw kenal itu
“sssh sssh diem ah, mana Adi? Ah itu dia, oy bro, sini sini” ucap Timur malu maluin
Gw pun dengan malunya menghampiri Timur didepan Gurun dan Teman temannya yang speechless itu.
“wah ini Adi? Gw Indra, pasti lo udah lupa sama gw ya ahaha” ucap orang itu memperkenalkan dirinya
“Adi. Salam kenal. Mur. Lo bilang pesta kan? Bukan invasi?!” protes Gw
“loh?! Ini pesta bro, iya gak, bangsad?” tanya Timur ke Gurun dan teman temannya
“..........” diem mereka
“Gw bilang ke lo semua bangsad bangsad, lo seneng ga sama pesta yang gw bawa?” ucap Timur dengan nada serius
“i.. iya kita seneng” ucap mereka gagap
“sip, hmm lo pasti yang namanya Gurun ya, dan lo hmmm, lo gak make seragam, anak mana lo?!” tanya Timur ke seseorang yang gw yakin dia adalah alumni
“anak U* bang” jawab dia bercucuran keringat
“U*?! Bukannya itu Univ yang di pertuhankan disini bro?” tanya Timur ke Gw
“iye” jawab Gw
“hmm.. oh! lo! gw yakin lo calon koruptor! Hahaha” ucap Timur ke alumni itu
“bicara tentang koruptor, gw punya cerita bagus buat bangsad yang namanya Gurun” lanjut Timur mendekati Gurun
“.....” diam Gurun
“gw yakin lo merasa berkuasa setiap lo menghajar adik gw hm? orang yang hampir ngebuat lo ketemu izrail?!” ucap Timur
“gw yakin lo kesel ngeliat bokap lo ciut, dan malah marahin lo disaat lo yakin lo lolos dari hukuman sekolah hm?” lanjut Timur
“dan kalau tidak salah bokap lo itu adalah polisi hm? tapi liat motor lo, wuaaah Ninja Mennn” ejek Timur
“.....” diam Gurun
“ups, kayak nya gw malah masuk ke urusan privat lo ya hahaha? Oke sorry sorry, lo, lo dan lo ngumpul disini, mabok disini, berpikir lo punya kekuatan, lo punya kekuasa? Lo hebat?” tanya Timur ke semua nya
“......” mereka terdiam
Timur berdiri dihadapan 37 orang yang beku dihadapannya, dia diam sambil melihat nanar ke 37 orang itu, gw sadar kalau gw salah minta tolong sama dia kali ini, gw pikir dia sekarang hanya bercanda, tapi gw salah, gw lupa, dia juga sama sama gilanya sama gw. Darah yahudinya sekarang sedang terbakar, gw bisa melihat dari tatapannya yang menatap rendah Gurun dan teman temannya, seperti dia melihat sekumpulan kotoran.
“lo semua liat Gw” ucap Timur tegas
“......”
“lo inget muka Gw baik baik semur hidup lo, inget ketika lo mulai merasa diatas angin, ketika lo merasa kuat, ketika lo merasa berkuasa. Inget muka gw”
“......”
“sekarang gw kasih lo sesuatu yang sangat berharga, sesuatu yang jarang orang dapatkan. Sebuah rasa takut”
“.....”
“dan lo Gurun, sekitar 5 menit lagi HP lo akan berbunyi. Itu bokap lo. angkat HP lo dan nyalain loudspeakernya” ucap Timur
1 menit
2 menit
3 menit
4 menit
5 menit
6 menit
HP Gurun pun berbunyi, terlihat dari mukanya dia sangat kaget sekali, tidak percaya bahwa apa yang dikatakan Timur itu benar. Dia pun mengambil HP dari meja itu dan menekan tombol jawab dan loud speaker, terdengar suar bokapnya yang berkata ‘halo’ mencari Gurun. Mungkin inilah momen yang tidak akan dilupakan Gurun seumur hidupnya, kenapa? bagaimana rasanya kalau teman teman lo mendengar bokap lo memarahi lo, memaki maki elo, sambil menangis nangis?
“pfft hahaha lo denger ga Di? Ndra? Itu jendral polisi loh bwahahahaha” ucap Timur ke Gw dan Indra
“hahahaha” indra tertawa mengikuti Timur diikuti dengan kekehan anak buahnya
“Jadi apa pelajaran lo hari ini GurGur?” tanya Timur ke Gurun
“ja.. jangan macam macam sama A.. Adii...” ucap gurun terbata bata berlinangan air mata
“bukan. Itu baru pelajaran buat tindakan lo yang merasa kuat dan berkuasa” ucap Timur dingin
“......” diam Gurun
“lo ngebonyokin Adi setiap hari lo kira lo kuat? Lo salah. Gw yang nyuruh Adi untuk diam. kenapa? BUAT NGELINDUNGIN LO!! kalau lo ngelawan adi langsung, lo udah mati” teriak Timur menarik kerah Gurun
“am.. ampu.. bang” tangis Gurun
“dan gw berpikir, mungkin memang kematian adalah solusi terbaik buat lo” lanjut Timur melepaskan Tarikannya
“....”
“Ndra, Beceng keluarin” pinta Timur ke Indra
“lo yakin Tim?” tanya Indra
Dan gw hanya berdiri bersandar di mobil yang dibawa indra ini menikmati ‘pesta’ yang disajikan Timur, sampai Timur meminta Indra untuk mengeluarkan Beceng. Beceng? Ngapain Timur malah minta Beceng? Laper apa dia? apa Timur mau nraktir Gurun makan Beceng? Dan pemikiran gw pun lenyap ketika yang dimaksud dengan beceng adalah sebuah revolver berwarna Hitam yang sudah Timur arahkan ke kepala Gurun , Gw pun reflek ingin menghentikan Timur sampai tiba tiba Timur mengangkat tangan kirinya menandakan gw gak usah khawatir.
“Bang.. ampun Bang.. masa sampai begini bang? Nanti polisi tau loh bang” Pinta Gurun merengek
“dengan begini lo tau, kalau gw, itu ada diatas polisi, hidup lo memang singkat, mungkin ini buat kebaikan kita bersama”
“ampun bang” rengek Gurun
Ctak
Suara platuk terdengar membuat teman teman gurun serentak menutup mata, termasuk juga Gurun yang sudah tertunduk dengan tangisannya yang tidak tertahankan. Tidak ada suara tembakan, darah, ataupun badan yang tidak bernyawa, fuuh, gw rasa ini udah direncanain Timur.
“What the fuck Man, ini beceng pelor nya ga ada” teriak Timur ke Indra
“hah? Lo serius? Gw kira becanda? Nih kalo lo serius mah” jawab Indra
“udah gausah gak mood gw, dan lo! lo selamat sekarang” ucap Timur jengkel ke Gurun
“dan asal lo tau aja, mungkin lo berpikir kenapa bokap lo ciut sama seorang dokter yang mewakili adi saat lo dihukum dulu. Dokter itu bermaksud mengantarkan kabar ke bokap lo, bahwa bokap lo tidak akan bekerja di kepolisian lagi”
“.......” diam Gurun terbelalak
“bokap lo akan diberhentikan, yang berarti lo dan keluarga lo akan turun kasta, kasta dimana gw dan Adi udah rasain dari kecil, kemiskinan, dan saat itu, lo mungkin akan memohon ke gw untuk mengakhiri hidup lo yang menyedihkan ini”
Pesta pun selesai pasukan nya si Indra pun sudah dibubarkan oleh Indra, menyisakan gw, Indra, dan Timur saja didepan sekolah dengan mobil Indra yang mungkin menjadi tumpangan pulang. Kejadian ini mungkin ahnya disaksikan oleh warga sekitar dan satpam sekolah saja, karena guru dan siswa sudah pulang terlebih dahulu. Gurun dan teman temany pun sudah ngacir entah kemana.
“gilak lo gak nyangka lo berani narik pelatuk nya, untung pelornya udah gw keluarin dulu” kata Indra
“kebawa suasana, ndra, sorry sorry” jawab Timur
“Mur gw udah bilang jangan bakar darah lo sembarangan tanpa izin gw, itu perjanjian kita kan?” ucap Gw
“iye iye”
Diubah oleh open.minded 19-03-2015 20:37
itkgid dan 19 lainnya memberi reputasi
20
Tutup
