Kaskus

Story

open.mindedAvatar border
TS
open.minded
ILLUSI
Quote:


Quote:


Quote:
Polling
0 suara
menurut penghuni kos disini.. kalian mau kisah gw kaya gimana? (bisa milih banyak!!)
Diubah oleh open.minded 08-01-2022 18:27
andristyle20Avatar border
vargubo86498Avatar border
nuryadiariAvatar border
nuryadiari dan 210 lainnya memberi reputasi
199
2M
5.2K
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the Heart
KASKUS Official
32.7KThread51.7KAnggota
Tampilkan semua post
open.mindedAvatar border
TS
open.minded
#1311
Red Day
Hari itu tanggal merah, sekolah pun libur, haah, libur, sesuatu yang sangat gw butuhkan disaat ketatnya guru dalam menekan murid untuk lulus UN nanti. Bukan itu saja, murid juga ditekan untuk menghadapi ujian masuk bersama universitas negeri yang akan diadakan sesudah UN nanti, sekolah sangat berambisi untuk meloloskan siswa nya ke universitas ternama yang terletak tidak jauh dari sekolah gw itu. Gila. Gw manfaatkan hari itu seharian untuk bermain PS bersama Timur, setidaknya itu rencananya, sampai tiba tiba pintu gw diketuk oleh seseorang dari luar.

“tunggu” teriak Gw dengan jengkelnya. Gw udah bilang ke Vania kalau gw mau istirahat hari ini, sudah cukup kepala gw pusing ngeliat Vania berantem sama Timur tadi malam seteelah melihat luka di tubuh gw, dia tau kalau Timur menyuruh gw untuk tidak melawan tindakan yang gw terima ini. gw pun dengan malasnya bangun dari posisi duduk gw dan berjalan menghampiri pintu kamar. Terlihat sesosok perempuan yang sudah tidak asing berkunjung ke kamar ini.
“Lena?”

“hayy”

“umm hey” balas gw agak gak niat
“ada acara apa nih?” lanjut gw bertanya

“gak ada apa apa, mau ke kamu aja, bosen aku dirumah” jawab Lena sambil tersenyum lebar seperti biasa

“oh, masuk Len, ada Timur tuh, nimbrung aja”

“okey!”

Lena pun langsung berjalan sambil loncat loncat seperti anak kecil yang baru dibelikan permen oleh ibunya, menyalami Timur seperti menyalami bapaknya, dan melempar Tas nya ke kasur gw seperti, ah entahlah. Lena dan Timur pun langsung bermain multiplayer, gw memilih duduk di kasur dan mengamati mereka bermain.

Hari ini ada yang aneh. Itu yang terbersit di pikiran gw saat melihat Timur dan Lena bermain. Bukan. Bukan mereka yang aneh, tapi gw yang aneh. Entah kenapa gw merasa gelisah melihat Lena hari itu, gw bisa merasakan jantung gw berdegup kencang seperti saat gw menghadapi Timur saat sparing. Gw merasa ga nyaman dengan perasaan gw saat itu, gw putuskan untuk cabut ke bawah ke ruangan nenek gw lalu menyalakan televisi. Tetap saja, pikiran gw gak bisa terlepas dari Lena. ada apa dengan gw?

Gw buka tudung saji di meja makan nenek saat itu, terlihat ayam pop sudah berpose seksi di sebuah piring bercorak bunga itu. ahh ayam pop, jawaban untuk segala masalah. Entah berapa lama ayam pop ini menemani gw yang terlarut dalam sebuah acara televisi, dan selama itu lah pikiran gw mulai teraliihkan dari sosok Lena yang entah kenapa tiba tiba nyangkut di kepala gw. Sampai..

“OYY!!” teriak seseorang tiba tiba menyeruduk gw di sofa ini

“eh eh eh, apaan sih Len, kayak kebo aja lo main seruduk seruduk” protes Gw

“kamu lagian aku panggil ga nyaut nyaut ya aku sosor ajah hihi”

“dasar, loh?! Lo gak main lagi sama Timur?”

“Males.. kalah mulu akunya!” jawab dia sambil pura pura cemberut
“eh, Adiii, gak kasian apa sama tuh ayam?! Udah dagingnya dimakan, sekarang tulangnya di isep isep gitu, iiih” teriak Lena protes

“hmppph ahhh enak Len, lo harus coba , mau ga? Nih”

“ihh jijik ahh, shooo shooo”

“hahahaha”

Lalu kami pun terlarut dalam Diam, well, gak dalam diam juga sih, karena gw masih sibuk mengemut sisa tulang ayam pop ini. Entah apa maksud acara televisi yang gw tonton ini, gak jelas, gw pun mengambil remote dan mengganti ganti chanel tv ini, mencari acara yang seenggaknya ada jelasnya sedikit.

“Di”

“hm?”

“kamu nanti mau masuk mana PTN nya?”

“mmhh, kemana yaa, lo maunya kemana Len?” tanya gw balik

“ihh kok malah nanya balik sih?” protes Lena
“aku sih mau ke U*”

“wah, keren!, mau ngambil jurusan apa?”

“mmh gak tau Di, masih bingung”
“eh?! Kok malah kamu yang nanya?! Jawab dulu pertanyaan aku!”

“Gw mau ke Surabaya, gw denger ada univ teknik bagus disana”

“hah?! Gak ke U*, aduhh, teknik yah?!” kaget Lena langsung terbangun dari posisi santainya

“hmmm, gw denger di jogja juga bagus tekniknya, hmm”

“hmmm gimana kalau Bandung?! Teknik paling bagus kan disana Di”

“Lenaaaaaa” ucap Gw sambil menatap mata Lena yang sedari tadi entah kenapa panik sendiri
“lo gak jadiin gw sebagai acuan kuliah lo kan?”

“hah?! Eh. Enggak lah! Ge er aja kamu!”

“Bagus! Jangan coba coba lo ngorbanin masa depan lo buat alasan konyol kayak gitu”

Lena kembali bersandar di sofa ini, terlihat dia kali ini menundukan kepalanya sambil memainkan kedua jempolnya. Gw pun menyudahi kegiatan gw mengemuti tulang ayam pop ini, terasa sedih memang, tapi apa boleh buat semua rasa bumbu nya sudah habis terhisap. Tidak puas dengan satu ayam pop gw pun mengalihkan perhatian gw ke kulkas, gw buka kulkas nenek gw itu, dan gw aduk aduk isinya demi mencari sebuah makanan atau minuman segar.

“Adi. Serius. Kamu mau lanjut kemana” ucapan Lena kali itu membuat gw berhenti mengacak acak kulkas nenek. Gw terdiam sebentar, tidak sadar bahwa tangan gw di sisi kulkas itu sudah terkepal. Gw hembuskan nafas gw dan menolehkan kepala gw ke arah Lena. Dengan muka serius.

“Gw disuruh Timur pulang kampung Len. Gw dijodohin sama Ida, anak tetangga gw dipadang. Timur udah menerima mahar pernikahannya jadi gw gak bisa nolak. Terpaksa gw harus melenyapkan mimpi gw untuk kuliah dan menjalani hidup gw mengurusi kebun markisa nya Timur” ucap Gw dramatis

“ha! kamu boong, masa mahar pernikahan ditanggung pihak wanitanya? Berarti kamu yang dilamar dong!! Kalau bohong pinter dikit Di!” tawa Lena

“lo gak tau Len? Adat Padang. Cewek yang melamar Cowok” balas Gw

Mata Lena pun langsung terbelalak mendengar penjelasan gw itu. mulutnya terbuka persis seperti yang terjadi di sinetron sinetron yang disiarkan si rajawali. Mungkin di dalam hati Lena sekarang dia sedang teriak ‘APA!?!?!’. Gw pun sudah tidak tahan menahan tawa gw, tapi sebisa mungkin gw pertahankan muka serius semi menyedihkan ini. sampai. Tiba tiba Lena berdiri dan berlari menaiki tangga menuju kamar Gw.

1 menit

2 menit

3 menit

Terdengar suara gaduh langkah kaki berlari dari atas, dan suara itu ber lanjut ke arah tangga dan terlihat Lena menuruni tangga membawa tasnya dengan muka kesalnya, mukanya merah, mulutnya sudah mengerucut kedepan, menandakan dia super ngambek. Bukan Lena saja yang harus gw khawatirkan namun ada satu lagi, Timur, yang sudah menajdi sasaran gw hari ini.

“Kuampret lo!! Ida itu siapa?! Kebun markisa apa?! Mahar Apaa!! Gw gak tau apa apaaaa!!” teriak Timur dari atas

“hahahahaahahah” tawa gw tidak kuat melihat rekasi Lena dan Timur, terlihat Lena sudah cemberut di sofa sambil menyilangkan tangannya, sedangkan gw sudah terduduk di depan kulkas tidak bisa menahan tawa yang begitu hebat ini. Entah apa yang Lena lakukan ke Timur tadi, gw gak sabar untuk bertanya ke Timur nanti.

“Puas?!”

“hah?!”

“Puas gak kamu mainin aku kayak gitu?!” teriak Lena membuat gw kaget

“haha, sorry Len gw gak bisa nahan buat ngerjain lo, sorry haha”

Lena pun tiba tiba berdiri menarik tasnya dan berjalan cepat menuju pagar. Gw sejenak terdiam melihat gelagat Lena saat itu. marah? Masa sih gitu aja marah, gw sama Timur sering mengusili Lena selama dia bermain disini dan dia gak pernah bereaksi seperti ini. Gw pun langsung bergerak cepat menyusul Lena yang sudah mendekati pagar kosa itu. gw kejar dia dan gw berhasil menggapai tangan kanannya.

“Len! Tunggu lo kenapa sih tiba tiba begini?! Gw becanda sorry!” raih gw

“LEPASIN!” teriak Lena dengan suara bergelombang, dia teriak tapi tidak mengalihkan pandangannya ke arah gw. Suaranya bergelombang. Lena, nangis?! Nangis?! Gw ngebuat Lena nangis?! Gw tiba tiba terkena serangan panik .

“Len, dengerin gw dulu”

“LEPASIN!! LEPASIN!! LEPASIN!!”

*PLAK*

Sebuah tamparan mendarat di pipi kanan gw. Ya. Lena menampar gw dengan tangan kirinya. Saat itu. sesaat sebelum tangan kiri Lena mendarat di pipi kanan Gw, walaupun hanya sepersekian detik, gw melihat itu, gw melihat wajah Lena yang belum pernah gw liat selama ini, sekeliling amtanya sudah memerah, begitu juga dengan pipinya yang sekarang sudah basah oleh air matanya. Lalu genggaman gw pun lepas dan dia pergi ke mobilnya.

Saat itu gw tau gw merasa sebagai manusia yang sangat rendah, bahkan illusi gw pun tau, terlihat bayangan bayangan di depan gw berhenti dan memalingkan pandangan mereka ke arah gw.

Gw memasuki kamar gw dengan membawa bungkusan hitam yang lumayan terisi penuh. Terlihat Timur sedang membaca buku hitam bertuliskan bahasa hebrew atau yahudi. Mendengar suara pintu yang gw buka dia langsung memandang gw nanar dan memalingkan pandangannya.

“jangan ngomong ke gw” ucap Dia

Gw pun tersenyum lalu membuka bungkusan hitam yang gw bawa ini dan mengambil satu bungkusan berwarna krem yang gw yakin semua orang familiar dengan bungkusan yang gw keluarkan ini.

“lo pikir gw orang yang bisa disuap?”

Gw pun tersenyum lagi lalu mengambil satu bungkusan lagi dari kresek hitam yang gw bawa ini. ahh. harum nya membuat perut gw bergejolak seperti ombak laut memecah karang. Ya gw suguhkan 2 nasi padang ke hadapan Timur.

“ada apa brader?! Serius aja hehehe” ucap Timur cengengesan

“sorry bro yang tadi”

“oh itu. ga usah dipikirin”

“Tai”

“haha, yang ada dalam masalah itu elo! Man! Gw gak tau apa yang lo bicarain dibawah tadi, yang pasti dia serius bro”

“gw tau”

“ya lo tau pas lo neliat dia nangis kan?! Dasar bego! Udah gw bilang kan! Dia S U K A sama lo”

“lo buta atau amnesia? Gw udah kirimin buktinya kan ke lo kemarin?!”

“lo tau, anak sependiem dia, yang Cuma terbuka sama lo, bakalan susah lunaknya, mungkin dia gak bakal kesini lagi besok, besoknya lagi, dan seterusnya, lo harus minta maaf ke dia”

“gw udah minta maaf tepat di depan dia, dan sekarang pipi gw masih panas rasanya”

“bego lo! tolol banget sih! yang bener minta maafnya”

“ah gampanglah nanti, yang penting gw tau bahwa dua dari tiga orang yang lo bilang suka sama gw itu udah beres dan ga da hal yang tersisa di antara kita, tinggal satu orang lagi, yang mungkin harus gw ucapin perpisahan dengan benar”

“lo ngomong apa sih lay? Nih emut ayam pop dulu biar waras”

“gw bicara tentang Lena dan Disti, lo bilang mereka suka sama gw?! Dn sekarang terbukti mereka sudah punya pasangan masing masing dan gw gak mau ngeganggu mereka”

“terus?”

“tinggal Nina, murid gw, seenggaknya gw bisa memperbaiki hidup dia sebelum gw tinggalin, sebelum itu gw juga udah minta Dr. Leo untuk jagain dia”

“leo?! Buat apa”

“lo tau? Nina punya cita cita jadi dokter. Dokter Mur! Seenggaknya dia bisa berpegang ke cita citanya ketika dia tidak bisa berpegang ke keluarganya”

Dan entah kenapa, sejak gw melihat wajah Lena yang berlinangan air mata itu, sosok Lena yang mengganggu pikiran gw sebelumnya hilang, hilang tanpa jejak. 'entah kenapa' mungkin adalah kata kata yang salah, karena di dalam lubuk hati gw, gw tau kenapa sosok Lena menghilang dari pikiran gw hari itu.

Lena membenci gw
zmkrz
junti27
itkgid
itkgid dan 19 lainnya memberi reputasi
18
Tutup
Ikuti KASKUS di
© 2025 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.