Kaskus

Story

PolyamorousAvatar border
TS
Polyamorous
When Music Unites Us
When Music Unites Us


Sinopsis:
Dalam lintas waktu yang terus berjalan, perlahan aku terus menyadari bahwa sebuah nada yang telah tergores tak bisa hilang. Bermula dari sebuah sebuah nada progresif yang mengalun, nada-nada ini bercerita mengenai bagaimana musik mempengaruhi kehidupan seorang remaja biasa bernama Iman yang menjalani masa mudanya sebagai pecinta musik, juga sebagai pemain musik.

Musik sebagai bahasa universal menyatukan hati para individu penyuka nada serupa, hingga akhirnya mereka saling terkoneksi karena adanya musik.

Satu dua patah kata awal untuk mengantarkanmu ke duniaku; Satu dua nada untuk membawa jiwamu menembus dimensi lain!

Teruntuk:
Tahun-tahun paling menyenangkan di masa remaja;
Teman-teman dan sahabat-sahabatku;
Penulis-penulis favoritku dan penulis yang membantu memperbaiki tulisanku;
Juga dosen bahasa Inggris-ku dan komunikasi massa yang selalu memberikan semangat;
Hingga untuk kamu yang membuat cerita ini ada.
Kalian adalah referensi musik terbaik dalam hidupku.



P.S : Part-part awal sedang masa konstruksi lagi, gue tulis ulang. Mohon maaf jika jadi agak belang gitu bacanya emoticon-Malu (S)

Quote:


Quote:


Quote:
Diubah oleh Polyamorous 10-09-2017 20:23
anasabilaAvatar border
anasabila memberi reputasi
1
47K
445
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the Heart
KASKUS Official
32.7KThread52.1KAnggota
Tampilkan semua post
PolyamorousAvatar border
TS
Polyamorous
#167
Partitur no. 39 : The Other Side


Terkadang gw berpikir untuk menceritakan sisi lain dari cerita ini, walau tidak banyak. Sisi lain itu adalah teman-teman. Teman-teman gw banyak terlibat dalam keseharian gw pada waktu itu, terlibat dalam suatu hari dimana gw ada bersama Tasya.

Pasca keluarnya Afi dari band, gw belum pernah latihan lagi, seperti patah semangat untuk memulai lagi, seperti susah untuk nemu yang pas lagi. Jika Afi katanya sudah punya band dari tongkrongan nya yang bernama Avenue, gw juga mempunyai sebuah kegiatan untuk menyibukan diri dalam hari-hari gw. Selain setiap hari Sabtu ada meeting, pada weekdays gw mempunyai sebuah kesibukan yang cukup jarang peminatnya di Indonesia.

Berawal dari inisiatif temen gw yang bernama Rafky. Jika temen-temen gw, bahkan hampir seluruh orang di Indonesia menyukai olahraga futsal, Rafky memiliki ide yang cukup beda. Walaupun gw cukup menyukai futsal, tapi ada olahraga yang gw suka banget dari dulu.
Dulu waktu gw SD, sebelum pernah terpikir untuk membuat sebuah band, gw, Afi, Harrys, Alvin, dll yang kebetulan menyukai olahraga itu, membuat sebuah tim amatir dalam bidang olahraga ini. Namun, karena kurangnya dukungan lapangan, bahkan orang tua, dan faktor waktu itu sedang mau Ujian Nasional, tim ini bubar.

Betapa gw tertariknya ketika Rafky, Seorang Beatlemaniayang berambut seperti Beatles era 60an, mengajak gw membuat tim ini. Ia tau gw menyukai olahraga ini karena dia pernah melihat alat-alat dari olahraga ini.

Gw pribadi mengetahui olahraga ini ketika gw membaca sebuah komik yang nggak sengaja gw beli yang ternyata sangat seru, bahkan gw koleksi setiap jilid tersebut rilis. Komik tersebut adalah Dorabase yang merupakan masih satu produksi dengan komik legend Doraemon, dan komik Cross Game yang gw tahu ketika gw membeli salah satu majalah komik favorit gw.

Kedua komik ini membuat gw tergugah untuk memainkan olahraga ini. Selain ceritanya yang seru, bagian olahraganya sangat banyak diekspos sampai gw sudah tahu cara-caranya tanpa les. Ya, olahraga tersebut adalah baseball. Cukup jarang yang main bukan? Walaupun di Kaskus ada komunitasnya. Dan Komunitas terbesar ada di Senayan. Gw membayangkan hidup di Jepang dimana masa SMA penuh dengan Baseball dan Baseball.

“Lo seriusan mau bikin, Ky? Latihan dimana?” tanya gw dengan semangat.

“Gw sih nemunya di Kuningan, Man, lapangan kosong gitu, bagus lho” Jawabnya dengan santai.

“Siapa aja yang mau ikut? Nggak berdua doang, Kan?” kata gw penasaran, namun tetap tak sabar.

“Dandi mau tuh, dia tertarik juga sama Baseball. Bahkan, dia duluan yang ngajakin gw, dan dia bilang suruh ajakin yang suka baseball juga” jelas Rafky ke gw.

“Harus sembilan orang ya.. Gw bantu kumpulin deh.. Gw sih pengen ngajak Soleh, Qays sama Hamim, mereka pasti mau..” ujar gw.

“Boleh tuh, Man, ajakin aja” kata Rafky.

“Kapan kita latihannya? Gw bawa alatnya gimana nih?” tanya gw lagi.

“Jum’at besok aja, gimana? Kapan aja bisa sih, tergantung yang lain.. Alat lo umpetin aja, jangan ketauan.” Jawab Rafky. Akhirnya kita semua sepakat hari Jum’at. Baru terkumpul sekitar enam orang untuk melakukan kegiatan itu, masih kurang tiga orang.

Pada hari yang sudah ditentukan, kita berenam mengikuti instruksi Dandi untuk ke RS tempat Ibunya bekerja, gw sendiri bingung untuk apa. Sampai disana, kita menunggu sekitar setengah jam untuk Ibunya muncul, selama itu pula, kita ditraktir disana. Alasan utama kita diajak ke tempat Ibunya bekerja adalah agar dianterin ke venue tempat kita latihan.

“Ini kita belum ada pelatihnya?” tanya gw.

“Kali ini belum, Man. Mungkin minggu depan..” jawab Dandi.

“Lo udah nemu?” ujar gw penasaran.

“Udah, temennya nyokap dulu. Dia pelatih baseball SEA Games itu.” Kata Dandi dengan mantap. Setengah jam kemudian, kita sudah sampai di lapangan yang besar, cukup untuk bermain baseball, berlokasi di Kuningan, sekitaran Ambassador.

Mulai dari jam setengah tiga ketika kita sampai di lokasi, dan selesai pada jam setengah enam. Sebuah permainan dengan kekurangan orang yang seru. Masing-masing dari Kami melakukan pemanasan, lari keliling lapangan, bertukar-tukar posisi sebagai pelempar atau penangkap bola. Karena belum mendapat pelatihan dan hanya bermodalkan semangat, latihan kali ini terbilang seru sekalian acak kadul. Banyak yang alatnya belum lengkap, sampai keseleo karena menangkap bola baseball dengan tangan kosong.

Dengan dekilnya gw mencoba mengambil bola penuh lumpur, dan melemparkannya, seolah gw adalah seorang pitcher yang handal. Dengan terpukul secara pelan namun jauh, membuat gw dan yang lain harus berlari dari ujung ke ujung, belum kalo bolanya samar-samar dengan rumput.

“Sayang, aku baru pulang, nih. Kamu udah pulang” itulah message mengabari yang gw kirim ke Tasya melalui BBM. Tasya udah tau tentang kegiatan gw ini, dan dia sangat mendukung gw.

“Minggu depan kita pindah latihannya, di Velodrome, karena pelatihnya biasa ngelatih disitu” ujar Dandi tiba-tiba ke gw dan yang lain.

“Boleh tuh.. Terus ngomong-ngomong, sekarang kita kemana?” tanya gw sambil membereskan semua yang gw bawa dengan dekilnya. Setelah selesai, kita semua ngikutin Dandi jalan. “Eh, kita mau kemana, sih?”

“Ke apartemen sewaan gw, Man” ujar Dandi.

“Gaya juga si Dandi nyewa apartemen” ujar gw dalem hati. Tak lama, kita pun hadir di depan kamar apartemennya sampai ketika Dandi menghentikan langkahnya.

“Kenapa, Dan?” tanya gw dan temen-temen gw.

“Kunci gw.. Kayaknya kunci gw ketinggalan di Nyokap gw tadi..” ujar Dandi panik sambil ngubek-ngubek tasnya dan mengeluarkan semua isinya. “Nah loh bener kan.. Gimana nih...” katanya kehilangan akal. Gw dan temen-temen gw sama seperti Dandi, kehilangan akal dan memutuskan untuk ke kamar mandi di tempat parkir. Disitu, ntah gimana caranya, kami terpencar. Yang lainnya gw tanyain tapi belum bales, sementara gw dan Soleh tersesat di kamar mandi di basement.

Gw masuk ke dalam toilet untuk membersihkan lumpur di kaki gw dengan semprotan dan mengganti pakaian gw yang super kotor. Sementara Soleh tetap di wastafel depan sambil ngaca. Ternyata ketika gw keluar, Soleh sedang mengangkat kakinya ke wastafel.

“Ngapain lo, Leh?” tanya gw keheranan.

“Cuci kaki, Man.” Jawabnya santai. “Eh, btw, ntar gw nginep di rumah lo ya, Man” ujarnya.

Gw dan Soleh mengobrol cukup lama sampai tiba-tiba seorang security keluar dari dalam kamar mandi dan berteriak “Woy, lo berdua ngapain!”
Diubah oleh Polyamorous 21-09-2015 21:48
0
Ikuti KASKUS di
© 2025 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.