Kaskus

Story

pujangga1000Avatar border
TS
pujangga1000
Kelakuan Anak Kuliah
Kelakuan Anak Kuliah

Takut mati? Jangan hidup ~
Takut hidup? Mati saja... - Anak kostan

Quote:

Quote:

Buat ngobrol santai
(click!)Kamar 3A

Quote:


emoticon-rainbow----------------------------------------------------------------------------------emoticon-rainbow

emoticon-rainbow========================================emoticon-rainbow


pujangga1000
Diubah oleh pujangga1000 19-09-2016 03:37
faeyzarbnAvatar border
hllowrld23Avatar border
yusrillllllAvatar border
yusrillllll dan 23 lainnya memberi reputasi
22
3.9M
7.4K
Thread Digembok
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the Heart
KASKUS Official
32.7KThread51.8KAnggota
Tampilkan semua post
pujangga1000Avatar border
TS
pujangga1000
#1841
Conclusion 2
Lambat laun, gue makin dekat dengan Mia. Doi orangnya cantik kok, tapi Mia kalah total dari Una. Una is perfect, but Mia is almost perfect. Rambut mereka sama-sama panjang. Wajahnya juga ayu. Tingginya kalah dikit dari Una. Cuman gue memakai kacamata Una ketika melihatnya. Gue sering merasa kecewa, kenapa Mia bukan Una. Gue buta karena kenangan masa lalu gue.

Semua yang gue lakukan dulu bersama Una, gue lakukan juga bersama Mia. Makan siang bareng, dinner bareng, jalan bareng, everthing. Mungkin gue sudah terobsesi dengan Una. Bahkan gue sering meminta dia mengganti sedikit cara dia sms maupun berbicara menjadi seperti Una. Memintanya berpakaian layaknya Una. The fact is Mia sedikit lebih girly daripada Una, tapi gue menyarankan doi untuk memakai hoodie, jeans, dan sneakers. Gue bilang lebih bagus seperti itu. Mia tidak pernah curiga maupun protes, dia melakukannya seperti yang gue minta.

emoticon-medicineemoticon-breakheart

***
Suatu hari ketika gue sedang jalan dengan Mia di Mall. Selama ini, gue gak berani gandeng tangan doi ataupun bersentuhan secara fisik. Tapi hari ini, dia terlihat seperti Una dimata gue. Kebiasaan Una mengikat tinggi ekor kuda rambutnya, dan Mia melakukannya seperti itu.

"Mi, aku boleh gandeng tangan kamu?" Bisik gue ke Mia
" emoticon-EEK! " doi terkejut
" (gue menunggu jawabannya) "
" emoticon-Embarrassment "

Wajahnya blushing sambil mengangguk.
Gue menganggap itu tanda setuju darinya.
Gue sentuh kulit telapak tangannya,
menyusup diantara jemari-jemarinya.

Gue puas. Dalam hati gue merasa menang, karena Mia telah menjadi Una pada akhirnya.

"Rambut kamu bagus" Bisik gue lagi
" emoticon-Malu "

Mia lagi-lagi blushing karena pujian gue..

emoticon-medicineemoticon-breakheart

***

Disettingan waktu yang lain. Ketika gue dan Mia sedang jalan berdua disebuah Mall baru yang super mahal di Jogja. Gue gak punya firasat apa-apa sebelumnya, tapi tiba-tiba gue merasa wanita disebelah gue ini, bukanlah wanita yang gue harapkan.

Karena didepan pandangan mata gue, terpampang sosok wanita yang sebenarnya gue harapkan. Disitu ada Una. Dia berpakaian selayaknya wanita. Kontras dengan caranya berpakaian seperti saat dulu bersama gue. Rambut panjangnya dibiarkan terurai. Gue sakit.

Ada sosok lain disebelahnya. Mas Anton. Walaupun mereka tidak bergandengan tangan, tapi mereka jalan bersebelahan. Disekitar memang ada beberapa orang yang sering gue liat dikampus, mungkin kakak angkatan? Gue gak peduli, karena pusat perhatian gue cuman Una dan Mas Anton disebelahnya. Gue melihat dengan mata kepala gue sendiri dan gue percaya dengan apa yang gue lihat. Sialnya, gue sakit hati karenanya.

Una juga ternyata melihat gue. Dia tersenyum ke arah gue. Begitu juga dengan mas Anton. Tapi gue gak membalas senyum mereka. Apa perlu gue balas? Rasanya ngak. Gue gak punya kewajiban untuk melakukan. Akhirnya kita berpapasan karena masing-masing dari arah yang berlawanan. Gue sama sekali tidak memalingkan wajah ketika kita bertemu. Gue marah dan gue gak sanggup untuk melakukannya.

Wanita yang ada disebelah gue, dia mengeratkan pegangan tangannya ke gue. Entah apa maksudnya, mungkin dia mengerti kalo gue sedang sakit hati dan dia berusaha untuk memenangkan diri gue. Sayangnya, dia gagal. Gue kalut dengan perasaan gue sendiri.

***
Kita sedang dinner setelah kejadian itu. Gue lebih banyak diam. Mia mungkin capek karena gue cuekin, akhirnya doi bertanya ke gue.

"Mantan kamu, uda jadian lagi ya?" Katanya pelan.
" emoticon-Mad " Gue melihat dia tajam
"Maaf, aku gak maksud"
Terlihat raut kekecewaan diwajahnya.

"Gpp kok, dia bukan mantan aku"
Kata gue datar, karena gue sudah terlalu kecewa dan marah ke Una.

" emoticon-Confused "

"Tadi itu, Una kan?" Tanya dia tidak percaya dengan kalimat gue barusan
"Iya, dia bukan mantan aku" Jawab gue
"Kamu marah karena dia uda jadian?"
"Ngak, aku memang gak pernah punya perasaan sama dia"

" emoticon-Confused "

"Maksud kamu?" Mia bertanya lagi

Akhirnya gue ceritain semua ke Mia, kalo dulu gue sama Una cuman pura-pura jadian karena Una gak suka dideketin sama kakak kelas. Gue sengaja memberi penekanan kalo dia yang meminta gue, bukan gue yang meminta kepada dirinya. Tapi sekarang lihat apa yang terjadi, dia menjilat ludahnya sendiri.

Gue mengatakan ini karena tidak terima dengan sikap Una ke gue. Gue benar-benar gak terima! Setelah yang gue lakuin ke dia, apa yang gue dapat? Gue bahkan gak dapat apa-apa, sedikit penjelasan dari dia pun tidak. Tiba-tiba dia sudah jalan dengan orang lain. Dari caranya berpakaian dan caranya berbicara dengan lawan bicaranya, gue mendapat jawaban yang gue harapkan secara tersirat dengan cara yang kejam.

"Ahhh, tau gitu kita kenalan dari dulu ya Jek" Kata Mia
" emoticon-Kagets " Gue terkejut dan melihat Mia
" emoticon-Shutup "
Mia tidak sadar dengan apa yang barusan dia katakan, tapi gue mendengarnya jelas sekali.

"Hehehe, aku boleh jujur gak?" Kata Mia
"Silahkan"
Jawab gue karena penasaran dengan kalimat dia barusan

"Aku udah suka kamu sejak ospek dulu.." Kata Mia terbata-bata

"Tapi aku gak berani ngajak kenalan, kan aku cewek. Ehh ternyata kamu jadian sama Una" Lanjutnya lagi

Gue terkejut dengan pengakuan Mia barusan. Gue diem cukup lama. Terjawab sudah kenapa dia berani mengucapkan selamat ulang tahun ke gue kemarin-kemarin. Karena dia juga bisa melihat dengan matanya sendiri kalo gue dan Una sudah menjauh. Itu artinya kita sudah "putus" dan kesempatan buat dia akhirnya datang juga.

Gue diam cukup lama, dan nampaknya Mia menunggu respon dari gue.
Karena gue gak peka, Mia akhirnya mengatakan,

"Lalu Jek? Kalo... hm..."

Mia tidak menyelesaikan kata-katanya, karena dia sepertinya malu untuk mengatakannya.
Gue pernah dikondisi seperti dirinya, gue tau gue harus ngapain.

"Aku juga rasanya suka sama kamu" Kata gue tegas
" emoticon-Smilie " Mia tersenyum

"Tapi.." Gue memberi penekanan
" emoticon-Roll Eyes (Sarcastic) "

"Tapi rasanya terlalu cepat kalau kita jadian sekarang. Mungkin kita butuh pendekatan lagi" Kata gue mengakhiri

"Iya aku ngerti kok, makasih ya Jek" balas Mia

Gue memberi sebuah senyum kepadanya.

Mi, rasanya waktu selalu salah buat kita berdua ya?
Maaf
emoticon-flower
JabLai cOY
itkgid
jenggalasunyi
jenggalasunyi dan 5 lainnya memberi reputasi
6
Ikuti KASKUS di
© 2025 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.