- Beranda
- Cerita Pejalan Mancanegara
Around Asia in 205 Days (Countries: CN, KR, HK, MO, VN, KH, LA, TH, MM)
...
TS
fredhwq
Around Asia in 205 Days (Countries: CN, KR, HK, MO, VN, KH, LA, TH, MM)
Halo gan,
Ane mau cerita pengalaman ane solo untuk pertama kalinya travel keliling Asia Timur sama Asia Tenggara selama ampir 7 bulan. Tadinya mau sampe ke India jg, cuma apa daya waktu tidak mencukupi. Cerita akan dibagi berdasarkan hari per hari dan formatnya bakal seperti storytelling dimana ane menceritakan kembali kejadian yg ane alamin. Karena ini bakal memakan waktu yang lama (gara2 travel time yg lama jg) cerita dari awal sampe finish jadi thread ini mungkin bakal menghabiskan waktu paling sedikit setengah taun dan rencananya kalo tidak ada masalah, ane akan update terus sampe beres. Ane emank pengen bikin semacem diary jg tentang cerita perjalanan ane dan ane pikir di kaskus ide yg bagus.
Kalo agan2 berkenan, mohon feedback, comment, saran, ato interaksinya gan biar ane lebih semangat. heheh... Absen doank juga bole.
Thanks gan..
Saya uda baca aturan, sepertinya tidak ada pelanggaran. Satu thread untuk satu trip, dimana ini saya lakukan dalam satu trip sekaligus.
So pertama-tama, ini peta perjalanan saya:

Places:
Xiamen - Hangzhou - Huangshan City = Huangshan - Hongcun - Lanxi = Zhuge Bagua Village - Shanghai - Suzhou = Tongli - Qingdao- Seoul - Songnisan - Daejeon - Jeonju - Gwangju - Yeosu - Busan - Sokcho - Seoul - Beijing - Datong- Hohhot - Pingyao - Luoyang - Xinxiang = Guoliang Village - Huashan - Xi'an - Chengdu = Emei - Songpan = Nami Village - Jiuzhaigou - Roe'ergai = Tangke - Huahu - Langmusi = Zhaganna - Hezuo -Xiahe - Lanzhou - Dunhuang - Zhangye - Lanzou - Shenzhen - Hongkong = Macau - Hanoi - Halong Bay - Cat Ba Island - Hanoi = Sapa - Hue = Phong Nha - Hoi An - Ho Chi Minh - Vinh Long - Chau Doc - Phnom Penh - Siem Reap - Kratie - Koh Phdao - Koh Khnhaer - Stung Treng - Don Det - Vientiane - Luang Prabang - Nong Khiauw - Odomxay - Huay Xay - Chiang Mai - Sukhothai - Bangkok - Yangoon - Inle Lake - Mandalay - Pyn oo Lyn - Hsipaw - Yangoon - Bangkok Koh Tao
Red - China
Yellow - South Korea
Green - Vietnam
Orange - Cambodia
Blue - Laos
Black - Thailand
Purple - Myanmar
Ane ada lebih dari 10ribu pics total gan... Ini ane kasi liat beberapa dolo:

Muken Bamboo Forest, China

Angkor Thom, Cambodia

Hongkong

Cave in Phong Nha National Park, Vietnam

Guoliangcun, China

Great Wall

Qingdao, China

Huangshan, China

ChaoDoc, Vietnam

Seoraksan, South Korea
Travel highlight berdasarkan urutan waktu:
Video perjalanan saya bisa diliat disini:
http://www.kaskus.co.id/show_post/54...b456e/21/video
Cerita ane sudah ane pindah ke blog ane di:
https://205days.wordpress.com
Untuk selanjutnya ane akan lanjut di blog dan di forum, tetapi untuk gambar akan dipajang di blog ane doank. Di blog ane juga, ane berencana untuk share tentang hal-hal lain sebagai selingan seperti tips dan trik, cerita travel ane ke tempat laen yang enggak masuk di seri 205 days. Kalo di forum ini hanya fokus di 205 days doank.
For prologue and video, you can also visit:
https://205days.wordpress.com/2015/0...-asia-english/
Oke, ane start:
Untuk pertama kalinya saya melihat Daratan China dari jendela pesawat ketika pesawat sedang bersiap untuk mendarat di Xiamen International Airport. Pertama kali travelling sendiri ke luar negeri saya agak gugup juga. Setelah pesawat mendarat di Xiamen jam 11:10, Saya keluar dari pesawat dan berjalan menuju ke tempat immigrasi dengan perasaan gembira. Akhirnya saya di China!!! The start of my journey!
Setelah keluar dari bandara, saya menemukan tempat membeli SIM Card. Saya pikir karena saya akan berada di China sekitar 3 bulan, mungin ada baiknya jika saya membeli SIM card. Dengan sedikit kesulitan dalam bahasa, akhirnya saya bisa beli juga. Di China, SIM Card biasanya hanya untuk daerah propinsi saja. Jika kita pergi ke provinsi lain akan dikenakan biaya roaming dan sebagainya. Karena saya akan keliling2 China, jadi lebih baik saya beli yang dapat digunakan seluruh China meskipun emang lebih mahal. Harga SIM Cardnya sekitar 130 yuan (Rp. 260,000) termasuk 60 MB Internet dan 120 menit telepon.
Saya tanya penjual SIM card kalau dia tahu dimana saya bisa naek bus nomer 86 untuk menuju ke Baijiacun hostel, dimana saya akan tinggal. Tapi dia hanya menyarankan saya untuk menggunakan taksi. Awalnya saya tidak mau, tetapi akhirnya menurut juga. Karena saya masi pertama kali travelling dan masi polos, jadi saya pikir sudahlah gunakan taksi saja daripada repot ato nyasar ntar. Harga taksi dari bandara ke tengah kota menghabiskan sekitar 30 yuan (Rp. 60,000).
Setengah jam kemudian sampelah saya di Baijiacun Hostel. Checked in 8 bed mixed dorm, 50 yuan (Rp. 100,000). Saya taro tas saya dan duduk sejenak diatas ranjang memikirkan rencana selanjutnya. Saya tipe orang yang suka travel tanpa rencana, jadi saya masih bingung rencana selanjutnya.
Akhirnya saya memutuskan untuk mencari makan siang dolo. Biarlah rencana selanjutnya nanti dipikirkan lagi. Pada saat itu, tiba-tiba datanglah seorang turis china yang baru check in juga.
“Hi, where are you from?” saya membuka percakapan.
“Huh?” dia mengernyitkan dahi mendengar saya.
“Ni cong na li lai de? (Kamu asal mana?)” saya menggunakan bahasa mandarin.
“Oh, Heilong Jiang” jawabnya.
Begitulah percakapan bermula. Kita pun memperkenalkan diri masing-masing. Dia adalah Jin Peng berasal dari provinsi Heilongjiang di Chna. Pada saat ini dia sedang jalan-jalan keliling beberapa daerah di China.
“Hari ini ada rencana apa?” saya bertanya.
“Saya mau pergi ke Gulangyu” jawabnya
"Oh, kebetulan saya juga memang mau kesana. Tapi saya mau mencari makan dulu. Mau pergi bareng?" padahal sebenernya saya tidak ada rencana kemana-mana. Hanya saja mungkin ide bagus setidaknya jalan bersama dengan orang lain apalagi saya masih baru.
Dia pun setuju dan kita cari makan bareng-bareng. Kita pergi menuju semacam pasar makanan dan mencari makan disana. Ternyata dia orangnya ramah dan asik juga. Bahkan tiba2 saja dia mentraktir saya makan siang walaupun saya sempat meolak sebelumnya.
Dalam bus perjalan menuju pasar, kita bertemu satu traveller lagi yang berasal dari provinsi Guilin di China. Dia memperkenalkan diri dengan nama ingris Michelle. Walopun setiap saya panggil Michele die terkadang tidak menghiraukan karena memang dia tidak familiar dengan nama ingrisnya sendiri.
Setelah menaiki kapal feri, tibalah kita di pulau Gulangyu. Gulangyu adalah salah satu main attraction di Xiamen. Sebuah pulau kecil yang berdekatan dengan Xiamen. Pulau ini cukup unik, dimana mobil dilarang beroperasi diseluruh pulau menjadikan pulau ini tempat yang cukup nyaman untuk berjalan-jalan santai.
Dahulu kala, pulau ini merupakan tempat tinggal orang barat dijaman kolonial dan penjajahan. Karena kekalahan China di Perang Candu pertama, China terpaksa memberi ijin kepada Negara asing untuk membuat perumahan-perumahan dan tempat tinggal untuk orang-orang asing di Gulangyu. Jadi bangunan di pulau sini akan terlihat seperti bangunan bertema barat pada jaman penjajahan.
Pulau ini terkenal oleh pantainya dan juga beberapa tempat menarik lainnya seperti patung pahlawan antional Zhenchenggong, taman Suzhuang, Sunlight Rock, museum piano, dan sebagainya. Kalopun anda seperti saya, tidak rela membayar tiket untuk memasuki semua bangunan-bangunan tersebut, jalan-jalan di sekitar gulangyu pun cukup menarik. Disana banyak kafe-kafe, tempat makan dan resto-resto dimana kita bisa bersantai sambil menikmati suasana pantai dan lingkungan yang tenang. Kita bertiga pun menghabiskan kebanyakan waktu kita berjalan-jalan santai di pantai, taman dan duduk-duduk di sekitar cafe dan menikmati suasana santai.
Kita disana sampai malam. Setelah malam, kita pun kembali ke pulai utama di Xiamen dan menghabiskan sisa waktu kita berjalan-jalan disekitar Zhongshan street. Jalanan yang sangat ramai dimana banyak berbagai macam penjual dari makanan hingga souvenir. Dari sana kita berpisah dengan Michelle. Saya dan Jin Peng kembali ke tempat hostel. Disana kita bermain beberapa ronde billiard sebelum akhirnya tidur.

Sebuah bar/cafe di Gulangyu

Penjual bermacam-macam snack

Patung pahlawan national jama dinasti Ming, Zhengchenggong.

Pemandangan XIamen malam hari dari Gulangyu

Jalan2 bersama Jin Peng (menggendong tas) dan Michelle (cewe berbaju putih) di Gulangyu

Pantai Gulangyu

Jalan-jalan di Gulangyu
Sekitar jam 11 pagi, Jin Peng dan saya akhirnya check out bersama-sama. Darisana kita menuju ke pasar tradisional dimana kita melakukan maraton makan snack. Saya ngerti sekarang kenapa badannya Jin Peng cukup bongsor. Dari satu tempat makan kita pergi ke tempat makan lainnya dimana dia sering menyarankan makanan-makanan yang cukup unik di China.
Setelah puas dan kenyang, saya berkata padanya bahwa saya harud pergi dan bertemu orang laen siang ini. Orang yang bakal saya temuin adalah orang yang mengontak saya dari Couchsurfing yang menawarkan saya untuk tinggal dirumahnya selama saya berada di Xiamen. Ini adalah pertama kalinya saya menjadi tamu dan couchsurf di rumah orang. Sebelumnya saya hanya pernah menjadi host atau tuan rumah.
Bagi yang belum tahu tentang Couchsurfing, Couchsurfing adalah komuntias dimana para membernya saling menawarkan member lain yang berkunjung ke kotanya untuk tinggal di tempatnya dan berlaku juga sebaliknya dimana ketika mereka datang ke tempat kita, giliran kita yang jadi tuan rumah.
Jin Peng membantu saya mencari jalan dan menemani saya sampai bus stop dimana saya akan naik bus untuk menuju Hong Wen station, tempat dimana saya akan bertemu dengan host saya. Setelah itu saya memeluknya sebagai tanda persahabatan dan menucapkan selamat tinggal lalu naik ke dalam bus.
Setibanya di Hong Wen station, saya langsung mencari McDonald dimana kita sudah berjanji untuk bertemu disana. Setelah menunggu di depan McDonald selama beberapa menit, seseorang berparas latino, tinggi kurus dan berambut agak panjang bergelombang menghampiri saya dan memperkenalkan dirinya sebagai Luis. Dia pun mengajak saya untuk makan siang bersama, sayangnya saya sudah kenyang sekali gara-gara snack marathon sebeulmnya dengan Jin Peng. Saya hanya menemani Luis membeli makan siangnya.
Dia adalah orang yang cukup baik dan santai. Setibanya di apartmentnya, kita berbincang untuk beberapa saat. Dia bercerita tentang bagaimana dia bisa tinggal di China sekarang. Dia lahir di Meksiko, dan besar di USA sebelum memutuskan untuk meninggalkan segalanya dan pindah ke China dengan alasan "mengejar cinta" agar dapat berasama dengan pasangannya yang Chinese dimana awalnya mereka ketemu hanya lewat online. So sweet of him! Sekarang dia tinggal bersama pasangannya yang telah menjadi istrinya di Xiamen dan dia kerja menjadi guru bahasa ingris di China.
Jujur, saya dolo sempet kurang suka dangan fenoma bule dapet cewek asia. Ngeliat di Indo ada yang sama bule, di China juga banyak, di Thailand, South Korea juga. Dimana-mana kok rasannya banyak banget cowok bule sama cewe asia, sedangkan cewe bule sama cowo asia jarang banget. Saya sendiri prefer cewek asia. Ngapain seh bule-bule ngambilin cewe asia. Gak serasi banget keliatannya. Well, itu pandangan saya dolo. Maklum, saya masi jones (jomblo ngenes) yang mungkin jeles. hahaha.... Sekarang seh, setelah diliat-liat dan kenal sama mereka berdua, sebenernya mereka cocok banget.
Jadi kepikiran juga dolo pengalaman saya kenalan cewek lewat online. Dolo saya kenal sama cewe Thailand lewat online juga dan saya sempet memang pengen ketemu berkunjung ke Thailand. Kita sempet deket banget, tapi akhirnya tidak berjalan dengan baik. Pada saat awal-awal travelling ini juga saya lagi deket sama satu cewe Korea cakep booo... Doi sebenernya roommate temen saya yang dikenalin sama temen saya sendiri yang waktu itu belajar di China. Dan pada saat itu juga memang saya ada rencana ke Korea ketemu sama doi. Mendengar pengalaman Luis, saya pun sempet-sempet menghayal juga. Gimana kalo saya nanti pindah ke South Korea dan... Ah sudahlah, tidak perlu diceritakan lagi. Beberapa minggu setelahnya saya memang ke Korea dan bertemu doi. Tapi ujung-ujungnya memang tidak berjalan baik juga.
Balik ke cerita tadi, setelah kita berbincang-bincang sesaat, Luis berkata bahwa dia harus pergi ke sekolah tempatnya berkerja. Kita pun keluar bersama-sama dan dia pergi ke tempat kerjanya. Sedangkan saya, mulai bingung deh entah mau pergi kemana. Berasa aneh juga awal-awal sendirian di lingkungan yang gak familiar sama sekali. Awalnya saya jalan-jalan tanpa arah sambil cari-cari tempat menarik untuk dikunjungi lewat aplikasi tripadvisor di hp. Akhirnya saya memutuskan untuk pergi ke Nanputuo temple.
Nanputuo temple bagus juga. Templenya berada dibawah kaki bukit dan terdapat sebuah kolam yang besar di depannya. Dari temple tersebut, kita bisa hiking menaiki bukit yang berada di belakangnya sekitar 1 jam lebih.
Pertama saya jalan-jalan sekitar temple. Setelah puas, saya pun mulai menaiki bukit dan tiba di puncak sekitar 1 jam kemudian. Dari atas bukit kita bisa melihat pemandangan kota Xiamen. Setelah bersantai sejenak dan mengambil foto, saya turun bukit. Hari sudah menjelang sore ketika saya tiba kembali di temple.
Keluar dari temple, saya kembali berjalan-jalan santai tanpa arah menikmati pemandangan dan kehidupan kota Xiamen sambil mengamati orang-orang yang berlalu lalang.
Tibalah saya di sebuah jalan dimana terdapat beberapa resaurant berjejer di sisi jalan. Saya berhenti di depan sebuah restoran Korea dan memutuskan untuk mecobanya karena melihat ahjumma (auntie) yang dengan semangatnya didepan restaurant berusaha untuk mencari pelanggan. Saya duduk di meja yang berada diluar restaurant, memesan makanan sambil menikmati suasana sore yang menjelang malam. Enak juga bisa santai duduk-duduk menghabiskan waktu disaat orang-orang laen dengan sibuknya melakukan aktifitas keseharian mereka.
Setelah habis makan, langit sudah agak gelap. Saya pun kembali berjalan-jalan menikmati suasana kota malam hari. Akhirnya saya berhenti di sebuah bus stop yang bertuliskan "Train Station". Saya memang agak tersesat juga entah bagaimana caranya untuk pulang. Tapi setelah melihat "train station" saya lalu naik bus tersebut dan pergi menuju train station, karena dari train station saya baru tahu bagaimana pulang ke apartment Luis.
Akhirnya, saya pun tiba di Hong Wen station. Saya mengeirim pesan singkat ke Luis untuk mengecek apakah dia sudah pulang atau belom sebab saya tidak memiliki kunci untuk pulang. Karena dia masih sibuk, saya pun berjalan-jalan santai disekitar sambil menunggu Luis. Sampai pada akhirnya saya merasa terlalu capek setelah seharian berjalan dan hanya duduk di tempat duduk pemberhentian bus.
Akhirnya Luis tiba bersama pasangannya dan kita pun kembali ke apartment bersama-sama. Kita berbincang-bincang untuk sementara dimana Luis sempet memperlihatkan koleksi foto-foto yang dia miliki dari hobi photographynya. Setelah itu, saya pun masuk ke kamar saya dan tidur.

Pemandangan Xiamen dari atas bukit

Foto kuil Nanputuo dari depan

Kuil Nanputuo di dalem

Tempat tinggal biksu

Banyak pengunjung yang lemparin koin ke sini. Wishing well maybe?
Ane mau cerita pengalaman ane solo untuk pertama kalinya travel keliling Asia Timur sama Asia Tenggara selama ampir 7 bulan. Tadinya mau sampe ke India jg, cuma apa daya waktu tidak mencukupi. Cerita akan dibagi berdasarkan hari per hari dan formatnya bakal seperti storytelling dimana ane menceritakan kembali kejadian yg ane alamin. Karena ini bakal memakan waktu yang lama (gara2 travel time yg lama jg) cerita dari awal sampe finish jadi thread ini mungkin bakal menghabiskan waktu paling sedikit setengah taun dan rencananya kalo tidak ada masalah, ane akan update terus sampe beres. Ane emank pengen bikin semacem diary jg tentang cerita perjalanan ane dan ane pikir di kaskus ide yg bagus.
Kalo agan2 berkenan, mohon feedback, comment, saran, ato interaksinya gan biar ane lebih semangat. heheh... Absen doank juga bole.
Thanks gan..
Saya uda baca aturan, sepertinya tidak ada pelanggaran. Satu thread untuk satu trip, dimana ini saya lakukan dalam satu trip sekaligus.
So pertama-tama, ini peta perjalanan saya:

Places:
Xiamen - Hangzhou - Huangshan City = Huangshan - Hongcun - Lanxi = Zhuge Bagua Village - Shanghai - Suzhou = Tongli - Qingdao- Seoul - Songnisan - Daejeon - Jeonju - Gwangju - Yeosu - Busan - Sokcho - Seoul - Beijing - Datong- Hohhot - Pingyao - Luoyang - Xinxiang = Guoliang Village - Huashan - Xi'an - Chengdu = Emei - Songpan = Nami Village - Jiuzhaigou - Roe'ergai = Tangke - Huahu - Langmusi = Zhaganna - Hezuo -Xiahe - Lanzhou - Dunhuang - Zhangye - Lanzou - Shenzhen - Hongkong = Macau - Hanoi - Halong Bay - Cat Ba Island - Hanoi = Sapa - Hue = Phong Nha - Hoi An - Ho Chi Minh - Vinh Long - Chau Doc - Phnom Penh - Siem Reap - Kratie - Koh Phdao - Koh Khnhaer - Stung Treng - Don Det - Vientiane - Luang Prabang - Nong Khiauw - Odomxay - Huay Xay - Chiang Mai - Sukhothai - Bangkok - Yangoon - Inle Lake - Mandalay - Pyn oo Lyn - Hsipaw - Yangoon - Bangkok Koh Tao
Red - China
Yellow - South Korea
Green - Vietnam
Orange - Cambodia
Blue - Laos
Black - Thailand
Purple - Myanmar
Spoiler for Teaser Pics:
Ane ada lebih dari 10ribu pics total gan... Ini ane kasi liat beberapa dolo:

Muken Bamboo Forest, China

Angkor Thom, Cambodia

Hongkong

Cave in Phong Nha National Park, Vietnam

Guoliangcun, China

Great Wall

Qingdao, China

Huangshan, China

ChaoDoc, Vietnam

Seoraksan, South Korea
Spoiler for Travel Highlight:
Travel highlight berdasarkan urutan waktu:
- 3 hari temple stay di Songnisam National Park, South Korea
- Sokcho dan Seoraksan National Park, South Korea - Kota kecil favorit saya di Timur Laut South Korea.
- (Road less traveled)Hiking the greatwall from Jinkou to Mutianyu - Tempat dimana great wall gak ada turis laennya, hanya saya dan bbrp teman berjalan menyusuri great wall. Dibandingkan daerah Badaling yang sumpek sama turis dan penjual souvenir, this is way more amazing!
- (Road less traveled)Guoliangcun & Wanxianshan National Park, China - Desa kecil diatas gunung yang terkenal dengan terowongannya yang dibuat hand-made dengan mengikis pinggiran tebing gunung batu. Plus pemandangan sekeling alamnya yang mengagumkan.
- Berjalan di tepi tebing terjal di Huashan mountain, China.
- (Road less traveled)3 hari horsetrek dari Songpan menuju desa tibet terpencil Namicun di atas dataran tinggi ABA, China. Pemandangan sekeliling desa yang masih asri dan original tanpa turis-turis lainnya.
- (Road less traveled)Ruo'ergai dan padang rumput sekitarnya. - Kota kecil terisolasi di dataran tinggi di utara Provinsi Sichuan yang dikelilingi padang rumput sejauh mata memandang, dan langit yang sangat biru.
- Camping beratapkan langit berbintang dan melihat sun rise di tengah-tengah gurun pasir yang sangat luas.
- Loncat dari one of the highest Bungy Jump in the world setinggi 230 meter di Macau.
- (Road less traveled)3 hari camping dan caving di Phong Nha Ke Bang National park, Vietnam.
- (Road less traveled)ChaoDoc, Vietnam.
- (Road less traveled)3 hari bersepeda menyusuri sungi Mekong dari Stung Treng ke Kratie melewati hutan dan desa2 kecil sekitar.
- Gibbon Experience di HuayXay, Laos. Zip-line diatas hutan belantara laos dan tinggal di atas rumah pohon di tengah-tengah hutan belantara. Epic!!
- (Road less traveled)Train trip dari Mandalay menuju Hsipaw, Myanmar.
- Diving in Koh Tao, Thailand.
Video perjalanan saya bisa diliat disini:
http://www.kaskus.co.id/show_post/54...b456e/21/video
Cerita ane sudah ane pindah ke blog ane di:
https://205days.wordpress.com
Untuk selanjutnya ane akan lanjut di blog dan di forum, tetapi untuk gambar akan dipajang di blog ane doank. Di blog ane juga, ane berencana untuk share tentang hal-hal lain sebagai selingan seperti tips dan trik, cerita travel ane ke tempat laen yang enggak masuk di seri 205 days. Kalo di forum ini hanya fokus di 205 days doank.
For prologue and video, you can also visit:
https://205days.wordpress.com/2015/0...-asia-english/
Oke, ane start:
Spoiler for Day 1 - Gulangyu, Xiamen:
Untuk pertama kalinya saya melihat Daratan China dari jendela pesawat ketika pesawat sedang bersiap untuk mendarat di Xiamen International Airport. Pertama kali travelling sendiri ke luar negeri saya agak gugup juga. Setelah pesawat mendarat di Xiamen jam 11:10, Saya keluar dari pesawat dan berjalan menuju ke tempat immigrasi dengan perasaan gembira. Akhirnya saya di China!!! The start of my journey!
Setelah keluar dari bandara, saya menemukan tempat membeli SIM Card. Saya pikir karena saya akan berada di China sekitar 3 bulan, mungin ada baiknya jika saya membeli SIM card. Dengan sedikit kesulitan dalam bahasa, akhirnya saya bisa beli juga. Di China, SIM Card biasanya hanya untuk daerah propinsi saja. Jika kita pergi ke provinsi lain akan dikenakan biaya roaming dan sebagainya. Karena saya akan keliling2 China, jadi lebih baik saya beli yang dapat digunakan seluruh China meskipun emang lebih mahal. Harga SIM Cardnya sekitar 130 yuan (Rp. 260,000) termasuk 60 MB Internet dan 120 menit telepon.
Saya tanya penjual SIM card kalau dia tahu dimana saya bisa naek bus nomer 86 untuk menuju ke Baijiacun hostel, dimana saya akan tinggal. Tapi dia hanya menyarankan saya untuk menggunakan taksi. Awalnya saya tidak mau, tetapi akhirnya menurut juga. Karena saya masi pertama kali travelling dan masi polos, jadi saya pikir sudahlah gunakan taksi saja daripada repot ato nyasar ntar. Harga taksi dari bandara ke tengah kota menghabiskan sekitar 30 yuan (Rp. 60,000).
Setengah jam kemudian sampelah saya di Baijiacun Hostel. Checked in 8 bed mixed dorm, 50 yuan (Rp. 100,000). Saya taro tas saya dan duduk sejenak diatas ranjang memikirkan rencana selanjutnya. Saya tipe orang yang suka travel tanpa rencana, jadi saya masih bingung rencana selanjutnya.
Akhirnya saya memutuskan untuk mencari makan siang dolo. Biarlah rencana selanjutnya nanti dipikirkan lagi. Pada saat itu, tiba-tiba datanglah seorang turis china yang baru check in juga.
“Hi, where are you from?” saya membuka percakapan.
“Huh?” dia mengernyitkan dahi mendengar saya.
“Ni cong na li lai de? (Kamu asal mana?)” saya menggunakan bahasa mandarin.
“Oh, Heilong Jiang” jawabnya.
Begitulah percakapan bermula. Kita pun memperkenalkan diri masing-masing. Dia adalah Jin Peng berasal dari provinsi Heilongjiang di Chna. Pada saat ini dia sedang jalan-jalan keliling beberapa daerah di China.
“Hari ini ada rencana apa?” saya bertanya.
“Saya mau pergi ke Gulangyu” jawabnya
"Oh, kebetulan saya juga memang mau kesana. Tapi saya mau mencari makan dulu. Mau pergi bareng?" padahal sebenernya saya tidak ada rencana kemana-mana. Hanya saja mungkin ide bagus setidaknya jalan bersama dengan orang lain apalagi saya masih baru.
Dia pun setuju dan kita cari makan bareng-bareng. Kita pergi menuju semacam pasar makanan dan mencari makan disana. Ternyata dia orangnya ramah dan asik juga. Bahkan tiba2 saja dia mentraktir saya makan siang walaupun saya sempat meolak sebelumnya.
Dalam bus perjalan menuju pasar, kita bertemu satu traveller lagi yang berasal dari provinsi Guilin di China. Dia memperkenalkan diri dengan nama ingris Michelle. Walopun setiap saya panggil Michele die terkadang tidak menghiraukan karena memang dia tidak familiar dengan nama ingrisnya sendiri.
Setelah menaiki kapal feri, tibalah kita di pulau Gulangyu. Gulangyu adalah salah satu main attraction di Xiamen. Sebuah pulau kecil yang berdekatan dengan Xiamen. Pulau ini cukup unik, dimana mobil dilarang beroperasi diseluruh pulau menjadikan pulau ini tempat yang cukup nyaman untuk berjalan-jalan santai.
Dahulu kala, pulau ini merupakan tempat tinggal orang barat dijaman kolonial dan penjajahan. Karena kekalahan China di Perang Candu pertama, China terpaksa memberi ijin kepada Negara asing untuk membuat perumahan-perumahan dan tempat tinggal untuk orang-orang asing di Gulangyu. Jadi bangunan di pulau sini akan terlihat seperti bangunan bertema barat pada jaman penjajahan.
Pulau ini terkenal oleh pantainya dan juga beberapa tempat menarik lainnya seperti patung pahlawan antional Zhenchenggong, taman Suzhuang, Sunlight Rock, museum piano, dan sebagainya. Kalopun anda seperti saya, tidak rela membayar tiket untuk memasuki semua bangunan-bangunan tersebut, jalan-jalan di sekitar gulangyu pun cukup menarik. Disana banyak kafe-kafe, tempat makan dan resto-resto dimana kita bisa bersantai sambil menikmati suasana pantai dan lingkungan yang tenang. Kita bertiga pun menghabiskan kebanyakan waktu kita berjalan-jalan santai di pantai, taman dan duduk-duduk di sekitar cafe dan menikmati suasana santai.
Kita disana sampai malam. Setelah malam, kita pun kembali ke pulai utama di Xiamen dan menghabiskan sisa waktu kita berjalan-jalan disekitar Zhongshan street. Jalanan yang sangat ramai dimana banyak berbagai macam penjual dari makanan hingga souvenir. Dari sana kita berpisah dengan Michelle. Saya dan Jin Peng kembali ke tempat hostel. Disana kita bermain beberapa ronde billiard sebelum akhirnya tidur.

Sebuah bar/cafe di Gulangyu

Penjual bermacam-macam snack

Patung pahlawan national jama dinasti Ming, Zhengchenggong.

Pemandangan XIamen malam hari dari Gulangyu

Jalan2 bersama Jin Peng (menggendong tas) dan Michelle (cewe berbaju putih) di Gulangyu

Pantai Gulangyu

Jalan-jalan di Gulangyu
Spoiler for Day2 - Nanputuo Temple, Xiamen:
Sekitar jam 11 pagi, Jin Peng dan saya akhirnya check out bersama-sama. Darisana kita menuju ke pasar tradisional dimana kita melakukan maraton makan snack. Saya ngerti sekarang kenapa badannya Jin Peng cukup bongsor. Dari satu tempat makan kita pergi ke tempat makan lainnya dimana dia sering menyarankan makanan-makanan yang cukup unik di China.
Setelah puas dan kenyang, saya berkata padanya bahwa saya harud pergi dan bertemu orang laen siang ini. Orang yang bakal saya temuin adalah orang yang mengontak saya dari Couchsurfing yang menawarkan saya untuk tinggal dirumahnya selama saya berada di Xiamen. Ini adalah pertama kalinya saya menjadi tamu dan couchsurf di rumah orang. Sebelumnya saya hanya pernah menjadi host atau tuan rumah.
Bagi yang belum tahu tentang Couchsurfing, Couchsurfing adalah komuntias dimana para membernya saling menawarkan member lain yang berkunjung ke kotanya untuk tinggal di tempatnya dan berlaku juga sebaliknya dimana ketika mereka datang ke tempat kita, giliran kita yang jadi tuan rumah.
Jin Peng membantu saya mencari jalan dan menemani saya sampai bus stop dimana saya akan naik bus untuk menuju Hong Wen station, tempat dimana saya akan bertemu dengan host saya. Setelah itu saya memeluknya sebagai tanda persahabatan dan menucapkan selamat tinggal lalu naik ke dalam bus.
Setibanya di Hong Wen station, saya langsung mencari McDonald dimana kita sudah berjanji untuk bertemu disana. Setelah menunggu di depan McDonald selama beberapa menit, seseorang berparas latino, tinggi kurus dan berambut agak panjang bergelombang menghampiri saya dan memperkenalkan dirinya sebagai Luis. Dia pun mengajak saya untuk makan siang bersama, sayangnya saya sudah kenyang sekali gara-gara snack marathon sebeulmnya dengan Jin Peng. Saya hanya menemani Luis membeli makan siangnya.
Dia adalah orang yang cukup baik dan santai. Setibanya di apartmentnya, kita berbincang untuk beberapa saat. Dia bercerita tentang bagaimana dia bisa tinggal di China sekarang. Dia lahir di Meksiko, dan besar di USA sebelum memutuskan untuk meninggalkan segalanya dan pindah ke China dengan alasan "mengejar cinta" agar dapat berasama dengan pasangannya yang Chinese dimana awalnya mereka ketemu hanya lewat online. So sweet of him! Sekarang dia tinggal bersama pasangannya yang telah menjadi istrinya di Xiamen dan dia kerja menjadi guru bahasa ingris di China.
Jujur, saya dolo sempet kurang suka dangan fenoma bule dapet cewek asia. Ngeliat di Indo ada yang sama bule, di China juga banyak, di Thailand, South Korea juga. Dimana-mana kok rasannya banyak banget cowok bule sama cewe asia, sedangkan cewe bule sama cowo asia jarang banget. Saya sendiri prefer cewek asia. Ngapain seh bule-bule ngambilin cewe asia. Gak serasi banget keliatannya. Well, itu pandangan saya dolo. Maklum, saya masi jones (jomblo ngenes) yang mungkin jeles. hahaha.... Sekarang seh, setelah diliat-liat dan kenal sama mereka berdua, sebenernya mereka cocok banget.
Jadi kepikiran juga dolo pengalaman saya kenalan cewek lewat online. Dolo saya kenal sama cewe Thailand lewat online juga dan saya sempet memang pengen ketemu berkunjung ke Thailand. Kita sempet deket banget, tapi akhirnya tidak berjalan dengan baik. Pada saat awal-awal travelling ini juga saya lagi deket sama satu cewe Korea cakep booo... Doi sebenernya roommate temen saya yang dikenalin sama temen saya sendiri yang waktu itu belajar di China. Dan pada saat itu juga memang saya ada rencana ke Korea ketemu sama doi. Mendengar pengalaman Luis, saya pun sempet-sempet menghayal juga. Gimana kalo saya nanti pindah ke South Korea dan... Ah sudahlah, tidak perlu diceritakan lagi. Beberapa minggu setelahnya saya memang ke Korea dan bertemu doi. Tapi ujung-ujungnya memang tidak berjalan baik juga.
Balik ke cerita tadi, setelah kita berbincang-bincang sesaat, Luis berkata bahwa dia harus pergi ke sekolah tempatnya berkerja. Kita pun keluar bersama-sama dan dia pergi ke tempat kerjanya. Sedangkan saya, mulai bingung deh entah mau pergi kemana. Berasa aneh juga awal-awal sendirian di lingkungan yang gak familiar sama sekali. Awalnya saya jalan-jalan tanpa arah sambil cari-cari tempat menarik untuk dikunjungi lewat aplikasi tripadvisor di hp. Akhirnya saya memutuskan untuk pergi ke Nanputuo temple.
Nanputuo temple bagus juga. Templenya berada dibawah kaki bukit dan terdapat sebuah kolam yang besar di depannya. Dari temple tersebut, kita bisa hiking menaiki bukit yang berada di belakangnya sekitar 1 jam lebih.
Pertama saya jalan-jalan sekitar temple. Setelah puas, saya pun mulai menaiki bukit dan tiba di puncak sekitar 1 jam kemudian. Dari atas bukit kita bisa melihat pemandangan kota Xiamen. Setelah bersantai sejenak dan mengambil foto, saya turun bukit. Hari sudah menjelang sore ketika saya tiba kembali di temple.
Keluar dari temple, saya kembali berjalan-jalan santai tanpa arah menikmati pemandangan dan kehidupan kota Xiamen sambil mengamati orang-orang yang berlalu lalang.
Tibalah saya di sebuah jalan dimana terdapat beberapa resaurant berjejer di sisi jalan. Saya berhenti di depan sebuah restoran Korea dan memutuskan untuk mecobanya karena melihat ahjumma (auntie) yang dengan semangatnya didepan restaurant berusaha untuk mencari pelanggan. Saya duduk di meja yang berada diluar restaurant, memesan makanan sambil menikmati suasana sore yang menjelang malam. Enak juga bisa santai duduk-duduk menghabiskan waktu disaat orang-orang laen dengan sibuknya melakukan aktifitas keseharian mereka.
Setelah habis makan, langit sudah agak gelap. Saya pun kembali berjalan-jalan menikmati suasana kota malam hari. Akhirnya saya berhenti di sebuah bus stop yang bertuliskan "Train Station". Saya memang agak tersesat juga entah bagaimana caranya untuk pulang. Tapi setelah melihat "train station" saya lalu naik bus tersebut dan pergi menuju train station, karena dari train station saya baru tahu bagaimana pulang ke apartment Luis.
Akhirnya, saya pun tiba di Hong Wen station. Saya mengeirim pesan singkat ke Luis untuk mengecek apakah dia sudah pulang atau belom sebab saya tidak memiliki kunci untuk pulang. Karena dia masih sibuk, saya pun berjalan-jalan santai disekitar sambil menunggu Luis. Sampai pada akhirnya saya merasa terlalu capek setelah seharian berjalan dan hanya duduk di tempat duduk pemberhentian bus.
Akhirnya Luis tiba bersama pasangannya dan kita pun kembali ke apartment bersama-sama. Kita berbincang-bincang untuk sementara dimana Luis sempet memperlihatkan koleksi foto-foto yang dia miliki dari hobi photographynya. Setelah itu, saya pun masuk ke kamar saya dan tidur.

Pemandangan Xiamen dari atas bukit

Foto kuil Nanputuo dari depan

Kuil Nanputuo di dalem

Tempat tinggal biksu

Banyak pengunjung yang lemparin koin ke sini. Wishing well maybe?
Quote:
Kunjungi Blog ane di
https://205days.wordpress.com/
https://205days.wordpress.com/
Diubah oleh fredhwq 13-06-2015 15:13
tata604 memberi reputasi
1
58.5K
Kutip
480
Balasan
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Cerita Pejalan Mancanegara
862Thread•2.6KAnggota
Tampilkan semua post
TS
fredhwq
#8
Oke dilanjut
Akhirnya Luis memberi saya kunci apartmentnya pagi ini ketika dia akan pergi bekerja. Sekarang saya bisa keluar masuk apartmennya sesuka saya tanpa perlu menunggu dia pulang. Tidak ada yang spesial pagi ini, setelah sarapan muesli yang saya bawa, saya masuk kembali ke sleeping bag saya dan tidur lagi.
Setelah agak siang, saya baru keluar untuk mencari makan siang. Saya makan siang disekitar Hong Wen station sambil merencanakan tempat yang akan saya kunjungi hari ini. Tiba-tiba saja Internet HP saya mati ketika saya sedang browsing. Padahal baru juga beli SIM Card, masak seh udah habis lagi kuotanya?
Karena internet gak jalan, terpaksa setelah makan saya balik ke appartment dolo untuk mengecek bagaimana saya bisa membeli tiket kereta ke Hangzhou untuk besok. Di China, kita bisa membeli tiket di tempat penjualan tiket yang biasanya tersebar di beberapa tempat.
Setelah menemukan tempat untuk membeli tiket, saya pun pergi menuju tempat tersebut dan mengantri untuk membeli tiket.
Tibalah giliran saya, saya pun berkata terhadap penjual tiket dalam bahasa Mandarin "Saya mau beli tiket ke Hangzhou buat besok."
"Jam berapa?"
"Kalau bisa pagi hari" saya menyahut.
"!@#$%^& Hangzhou !@#$%^ jam 9 pagi?" Saya gak ngerti apakah listening saya yang masih kurang atau dia yang ngomong gak jelas karena saya hanya bisa mendengar kata 'Hangzhou' dan 'jam 9'.
Karena merasa cukup yakin saya tau maksudnya, saya pun mengangguk.
"Hangzhou jam 9 pagi besok #$^%&*()%&^&. Ok?" dia berbicara seperti kumur-kumur lagi.
"Iya. Benar" saya menjawab lalu membayar tiket tersebut seharga 357 yuan.
Saya agak kaget kenapa tiketnya mahal. Ketika saya cek tiketnya, semuanya memang benar. Tujuan Hangzhou, besok jam 9 pagi. Tapi ternyata dia menjual tiket VIP ke saya. Pantas saja mahal. Ini adalah tiket termahal kedua yang pernah saya beli selama perjalanan saya di China. Yah, setidaknya setelah melihat tiket saya mempelajari bahwa "yi deng zuo" artinya tiket kelas satu (VIP). Lain kali ketika saya beli tiket lagi, saya harus bilang "er deng zuo" (tiket kelas dua ato regular).
Setelah membeli tiket, saya mengecek HP saya. Baru inget HP saya sudah tidak ada internet. Bingung deh saya mau kemana neh. Gara-gara saya belom planning juga mau kemana. Akhirnya saya memutuskan untuk pergi ke Xiamen University. Luis sempet memberi tahu saya kalo Xiamen University cukup menarik untuk dikunjungi.
Setibanya di Xiamen University, saya pun langsung berjalan untuk masuk. Tetapi penjaga pintu tidak mengijinkan saya masuk malah menyuruh saya untuk mengantri di antrian panjang. Dimana saya lihat itu antria sepertinya hanya untuk mahasiswa. Mungkin penjaganya pikir saya Mahasiswa sana juga.
Ya sudahlah. Saya pun mengantri. Mereka mengecek tas dan kartu ID setiap orang yang masuk.
"I don't have those kind of ID." Saya sengaja berkata dalam bahasa Ingris ketika giliran saya untuk pengecekan supaya dia tahu kalau saya tourist.
Satpam tersebut pun hanya tersenyum dan membiarkan saya masuk tanpa dicek. Masuklah saya ke area kompleks universitas. Disana saya jalan terus dan menuju ke sebuah taman yang cukup besar dengan danau. Wuih, sepi juga. Jarang-jarang saya bisa ke tempat sepi. Di China dimana-mana tempat selalu ramai sama orang-orang. Saya pun duduk-duduk dan berfoto-foto.
Setelah puas, saya lanjut jalan lagi melewati jalanan yang penuh dengan pepohonan dikedua sisinya. Berjalan lagi terus melewati terowongan dan tibalah saya di pintu belakang universitas. Setelah keluar dari universitas, saya pun tiba di pantai yang penuh oleh orang-orang. Pantai tersebut menghadap arah barat, dimana pada saat itu hari sudah sore. Matahari mulai terbenam. Saya menghabiskan sisa waktu saya berjalan-jalan di sekitar pantain lalu bersantai sejenak menikmati sunset.
Setelah matahi terbenam, saya pun berjalan-jalan disekitar kota sebelum akhirnya naik bus untuk kembali ke apartment. Setibanya di Hongwen, saya makan malam disana sebelum berjalan pulang.
Malam itu, ceweknya Luis membantu saya menelepon perusahaan operator dan menambahkan pulsa ke HP saya. Kaget juga dalam 3 hari abis 60 MB. Terlalu hambur. Laen kali harus lebih irit.
![kaskus-image]()
Makan siang
![kaskus-image]()
Di dalam komplek XIamen University
![kaskus-image]()
Di dalam komplek XIamen University
![kaskus-image]()
Pantai di Xiamen
![kaskus-image]()
Pantai XIamen
Setelah berterima kasih dan mengucapkan selamat tinggal ke Luis, saya pun pergi menuju station kereta api. Setibanya di station, saya masih agak shock sama ramainya station kereta di China. China dengan 1.3 milyar penduduknya dimana-mana sungguh padat sekali.
Setelah naik kereta, saya lalu mengabarkan Yas bahwa saya akan segera tiba di Hangzhou dalam 6 jam.
Yas adalah host saya di Hangzhou, dimana dia akan menjemput saya di station kereta api. Dia adalah mahasiswa jurusan bahasa Inggris yang bersekolah di salah satu universitas di Hangzhou. Dia member baru Couhcsurfing, jadi dia belum memiliki positive review sama sekali di profilenya. Tetapi saya seh, tidak keberatan karena dia keliatan baik baik saja. Lagipula dia juga cewek. if you know what I mean
heheh...
Awalnya dia hanya menawarkan untuk menjadi guide selama saya di Hangzhou karena dia sendiri tinggal di asrama universitas dan tidak memiliki rumah atau tempat untuk akomodasi saya. Tapi tiba-tiba saja dia menawakan saya untuk tinggal di dalam universitas. Dia menjamin bisa mencarikan saya tempat di asrama temannya untuk tidur. Awalnya saya ragu, tetapi akhirnya saya setuju. Padahal saya udah booking akomodasi di Hangzhou.
Oke, akhirnya saya pun tiba sore itu di station kereta api Hangzhou dan bertemu dengan Yas. Tapi ketika ketemu ternyata Yas tidak seramah yang saya kira. Tanpa basa basi, tanpa ba bi bu, dia langsung mengajak saya untuk mengikutinya. Ketika saya tanya, dia bilang bahwa kita akan makan malam bersama salah satu temannya. Makan dimana? Entahlah. Yas hanya menjawab nanti juga saya akan tahu. Belum ada perkenalan formal, kita langsung cabut.
Saya pernah denger tentang penipuan di China dimana cewek muda berpura-pura menjadi mahasiswa universitas yang belajar bahasa inggris dan pura-pura berkenalan dengan orang luar, membawanya ke restaurant untuk berbincang2, lalu pada akhirnya korban tersebut dipaksa untuk membayar semua biaya makan dan minum yang harganya sangat mahal. Ada pula yang korbannya yang menjadi korban pencurian organ.
Tiba-tiba terpikir hal-hal seperti itu membuat saya lebih awas.
Setelah naik subway dan mengikuti Yas, kita pun tiba di depan sebuah restaurant yang terlihat cukup mahal dan elit. Tiba-tiba saja saya berhenti teringat kembali penipuan yang pernah saya dengar. Melihat saya berenti, Yas lalu meyakinkan saya lagi untuk masuk bersama ke dalam restaurant. Dia berkata bahwa temannya (yang saya tidak tahu) sudah menunggu di dalam.
Akhirnya, saya pun masuk ke dalam bersamanya. Restauran tersebut memang restaurant mewah sepertinya. Banyak sekali orang2 di dalam yg sedang mengantri untuk mendapatkan meja karena semua meja telah penuh oleh pelanggan. Kebanyakan orang2 yang datang berpakaian rapih dan cukup formal. Tapi saya masuk hanya dengan menggunakan celana panjang dan kaos yang kucal dan muka yang mumet gara2 perjalanan jauh. Plus membawa satu tas 60L guede dan satu tas backpack yang kecil yang saya gendong depan belakang.
Jelas saja bbrp orang melihat mungkin dengan herannya ini orang dari mana kucel amat. Yah, peduli amat. Saya terus masuk dan akhirnya bertemu dengan temannya Yas dan Yas pun memperkenalkan. Nama temannya adalah Ariel, seorang mahasiswi yang berasal dari tempat kuliah yang sama.
Dari sana saya berpura-pura tidak mengerti mandarin supaya saya bisa pura-pura menguping pembicaraan mereka. Saya emank agak waspada juga takut kena tipu. Tapi setelah berbicara dengan mereka dan mendengar pembicaraan mereka, saya sadar ternyata mereka memang jujur. Yas bahkan mentraktir saya waktu itu. Saya yakin itu makanan gak murah. Restaurantnya saja ramai oleh pengunjung dan dilihat dari perangkat-perangkat dan para pelayannya yang berseragam formal, sudah pasti ini tempat makan mahal.
Saya jadi emrasa tidak enak juga sudah berprasangka buruk. Begitulah travelling, susah juga klo kadang-kadang orang baik malah bikin kita curiga, dan orang yang perlu dicurigai malah dipercaya.
Setelah makan, mereka mengajak saya jalan-jalan bersama di Jalanan tua Hangzhou, Hefang street. Daerah tersebut sangat ramai udah seperti alun-alun. Banyak penjual macam-macam dari baju, makanan, pernak-pernik, souvenir, snack, dan lain-lain. Jalanannya dipenuhi oleh bangunan-bangunan yang bertemakan China kuno yang masih menggunakan kayu sebagai bahan dasarnya. Termasuk juga toko obat kuno yang sudah bertahan sejak beratus-ratus tahun yang lalu, dimana kalau kalian pernah melihat toko obat kuno di film-film silat cina, sangat mirip sekali.
Kita juga memasuki beberapa toko souvenir dan giok. Kaget juga liatnya ada patung giok yang harganya sampe ribuan dollar. Serem banget kalo sampe kesenggol jatuh. Bisa-bisa langsung pulang kampung saya ga bisa lanjut travelling lagi gara--gara harus bayar ganti rugi.
Dari sana, karena sudah malam, kita akhirnya menuju universitas mereka dimana saya akan tinggal disana selama saya di Hangzhou. Sesampainya di Universitas mereka, kita pertama memasuki salah satu kelas yang kosong dimana saya perlu untuk berinternet. Setelah itu, mereka membawa saya ke bangunan lain yang terlihat seperti hotel. Mereka berbicara dengan reception disana lalu mengajak saya ke lantai dua. Kita pun berhenti disalah satu kamar dan yas membukanya menggunakan kunci yang di pegang.
"Here's your room. You can stay here" jelas Yas.
Saya masuk dan melihat kedalam. Waahhh... Benar-benar kamar hotel dengan dua ranjang double lengkap bersama kamar mandi, TV, meja kerja, sofa, dkk. Keren juga. Yas, lalu menjelaskan bahwa bangunan tersebut biasanya ditinggali oleh para tamu universitas yang berkunjung, termasuk orang tua siswa yang berkunjung dari luar kota. Mereka memiliki kopun tinggal gratis yang mereka gunakan untuk saya tinggal. Mereka berkata bahwa mereka akan segera lulus dan tidak akan menggunakan kupon tersebut, maka mereka menggunakannya untuk saya. Lebih baik daripada mereka buang.
Mereka pun meninggalkan saya dan saya tidur nyenyak malam itu.
Setelah menerima pesan singkat dari Yas, saya pun langsung turun ke bawah untuk bertemu dengannya. Dari sana kita berjalan-jalan sekitar kampus menuju kantin universitas. Liat-liat anak-anak kuliah jadi bikin saya pengen balik lagi ke kehidupan kampus neh.
Akhirnya kita pun tiba di kantin. Saya sarapan bapao isi daging, telor rebus, dan susukedelai disana. Entah kenapa, sekarang2 saya jadi suka minum susu kedelai sejak saat itu. Setiap minum jadi inget lagi pejalanan saya di Hangzhou.
Btw, sedikit sejarah tentang Hangzhou, Hangzhou adalah salah satu dari "seven ancient capital of China" dan sudah ada lebih dari 5000 tahun yang lalu bahkan sebelum dinasty pertama China, Dinasti Qin, berdiri. Karena umurnya yang sangat tua itulah di Hangzhou banyak ditemukan benda-benda purba dan relic-relic bersejarah dari yang beumur ribuan tahun sampai ratusan tahun. Ini sebenernya salah satu kota favorit saya di China. Selain kota kuno bersejarah yang modern (Kotanya udah modern banget sekarang dipadu dengan bangunan dan gaya arsitektur China kuno dan bangunan bersejarah yang berserakan di sekitar kota), kota ini juga salah satu kota paling hijau (banyak taman, pepohonan, dan rerumputan) dari kota-kota lainnya China yang pernah saya kunjungi.
Ada sebuah pepatah yang sudah berusia ribuan tahun dalam bahasa mandarin 上游天堂下有苏航 yang artinya "Seperti adanya taman firdaus di atas langit, adapun Suzhou dan Hangzhou di bumi". Hangzhou, bersama dengan Suzhou, adalah dua kota yang sangat terkenal pada masa ancient China, bukan hanya karena pemandangannya yang indah, tetapi juga karena orang-orangnya yang berpendidikan dan berbudaya tinggi. Saya juga sempet mendengar dahulu kota ini terkenal dengan kecantikan wanita-wanitanya. Tapi sepertinya, sekarang untuk wanita cantik pamornya sudah kalah sama kota Chengdu dan Chongqing. Chengdu dan Chonqing saat ini sangat terkenal oleh kecantikan wanitanya. Saya sudah ke Chengdu, dan kalo dilihat-lihat emang ada benernya juga. Saya menemukan lebih banyak wanita menarik per kapita dibandingkan di Hangzhou. Ato mungkin ketika di Chengdu saya tinggal di komples universitas yang mayoritas wanita jadi lebih sering ketemu cewek cantik. Bisa jadi.
Oke, setelah makan akhirnya Ariel pun ikut join. Dari sana kita langsung menuju tempat favourit yang paling terkenal di Hangzhou yaitu Danau XiHu atau West Lake. Danau yang sudah berumur ribuan tahun lamanya, saking terkenalnya, sudah sering dijadikan tempat unutk main film di serial TV, salah satunya yang kalian pasti tahu Legenda Siluman Ular Putih. Orang-orang terpelajar jaman dahulu seperti pelukis, penulis puisi dan seniman-seniman dalam membuat karyanya sering terinspirasi oleh Danau West Lake ini. Pada tahun 2011 danau ini masuk dalam UNESCO World Heritage.
Damau ini sangat-sangat besar dan dikelilingi oleh macam-macam dari Chinese style garden, jalan setapak, pepohonan, semak-semak, rawa-rawa, taman-taman kota, museum, kuil-kuil, bangunan-bangunan kuno, cafe, restoran, lapangan alun-alun, sampai toko-toko. Kita bener-bener ngabisin seharian jalan-jalan disekitaran West Lake. Itupun dibantu sama naik sepedea yang kita sewa dan masih gak semua tempat terkunjungi. Sambil berjalan-jalan, Ariel kadang2 bercerita tentang sejarah dan informasi tentang West lake.
Siangnya kita mengunjungi kuil Yue Fei. Salah satu Jendral perang yang terkenal pada masa Dinasti Song Sealatan yang berperang melawan Dinasti Jin.
Menurut sejarah, Yue Fei adalah jendral perang yang hebat dan sangat loyal. Saking terkenal akan kesetiaannya, dia memiliki tatto di punggungnya yang bertuliskan 尽忠报国 artinya "Melayani bangsa dan negara dengan kesetiaan yang sepenuh hati". Karena persaingan politik, Kanselir Qin Hui, menjalankan rencana busuk dan berhasil mengeksekusi mati Yue Fei dengan bukti kriminal dan alasan palsu. Setelah lebih dari beberapa dekade, kejadian yang sebenarnya akhirnya diketahui oleh sang kaisar yang pada akhirnya mencabut status kriminal Yue Fei dan menjadikannya pahlawan. Lalu sang kaisar membangun kuil di Hangzhou untuk memperingati dan menghormati kesetiaan Jendral tersebut. Karena sudah beberapa dekade dan Qun Hui pun sudah meninggal kala itu, maka sang kaisar mencabut status Qin Hui lalu membuat patung Qin Hui beserta istrinya dan kedua bawahannya yang ikut terlibat dengan posisi yang berlutut menunduk menghadap kuil Yue Fei.
Jadi ketika kita berada di dalem kuil Yue Fei, saya melihat ke empat patung orang tersebut sedang berlutut. Dahulu kala, orang-orang sering meludahi, memutilasi, mengutuk dan mengencingi patung tersebut sebagai bentuk "protes" dan kebencian terhadap perilaku jahat Qin Hui. Lama-kelamaan, perilaku ini menjadi tradisi hingga sekitar awal abad 20 patung tersebut rusak dan diganti baru dan sekarang dianggap sebagai benda bersejarah yang harus dilindungi. Tradisi tersebut pun dilarang. Padahal kalau masih diijinkan saya pengen banget ikut-ikutan memutilasi tuh patung
Sorenya kita juga mengunjungi LeiFeng Pagoda. Salah satu pagoda yang terkenal di Hangzhou. Pagoda yang original sudah dibangun lebih dari seribu tahun yang lalu sebelum akhirnya runtuh pada tahun 1924. Pada tahun 2002 dibangunlah pagoda yang baru yang lebih modern lengkap dengan lift di dalam. Jadi bagi yang capek naek tangga, dolo gak bisa pake life, sekarang bisa naek lift deh. Tapi karena tiket yang cukup mahal karena saya travel on budget. Kita tidak naek ke atas Pagoda.
Malamnya kita melihat dancing fountain performance di West Lake. Keren juga seh shownya, cuma saking banyaknya orang menghalangi susah mo liatnya. Setelah liah show, kita pun makan malam area sekitar sebelum akhirnya pulang ke kampus.
![kaskus-image]()
Kantin Universitas
![kaskus-image]()
Makam Yue Fei di dalem kuil
![kaskus-image]()
Jalanannya ijo penuh dengan pepohonan.
![kaskus-image]()
Pemandangan Danau
![kaskus-image]()
Taman sekitar danau
![kaskus-image]()
Taman sekitar danau
![kaskus-image]()
Bersepeda di pinggiran danau.
![kaskus-image]()
Jalan-jalan di pinggiran danau bareng Yas (baju biru) sama Ariel (Baju putih)
![kaskus-image]()
Pink roses
![kaskus-image]()
Sunset!
![kaskus-image]()
Salah satu jalan di Hangzhou
Spoiler for Day 3 - Xiamen:
Akhirnya Luis memberi saya kunci apartmentnya pagi ini ketika dia akan pergi bekerja. Sekarang saya bisa keluar masuk apartmennya sesuka saya tanpa perlu menunggu dia pulang. Tidak ada yang spesial pagi ini, setelah sarapan muesli yang saya bawa, saya masuk kembali ke sleeping bag saya dan tidur lagi.
Setelah agak siang, saya baru keluar untuk mencari makan siang. Saya makan siang disekitar Hong Wen station sambil merencanakan tempat yang akan saya kunjungi hari ini. Tiba-tiba saja Internet HP saya mati ketika saya sedang browsing. Padahal baru juga beli SIM Card, masak seh udah habis lagi kuotanya?
Karena internet gak jalan, terpaksa setelah makan saya balik ke appartment dolo untuk mengecek bagaimana saya bisa membeli tiket kereta ke Hangzhou untuk besok. Di China, kita bisa membeli tiket di tempat penjualan tiket yang biasanya tersebar di beberapa tempat.
Setelah menemukan tempat untuk membeli tiket, saya pun pergi menuju tempat tersebut dan mengantri untuk membeli tiket.
Tibalah giliran saya, saya pun berkata terhadap penjual tiket dalam bahasa Mandarin "Saya mau beli tiket ke Hangzhou buat besok."
"Jam berapa?"
"Kalau bisa pagi hari" saya menyahut.
"!@#$%^& Hangzhou !@#$%^ jam 9 pagi?" Saya gak ngerti apakah listening saya yang masih kurang atau dia yang ngomong gak jelas karena saya hanya bisa mendengar kata 'Hangzhou' dan 'jam 9'.
Karena merasa cukup yakin saya tau maksudnya, saya pun mengangguk.
"Hangzhou jam 9 pagi besok #$^%&*()%&^&. Ok?" dia berbicara seperti kumur-kumur lagi.
"Iya. Benar" saya menjawab lalu membayar tiket tersebut seharga 357 yuan.
Saya agak kaget kenapa tiketnya mahal. Ketika saya cek tiketnya, semuanya memang benar. Tujuan Hangzhou, besok jam 9 pagi. Tapi ternyata dia menjual tiket VIP ke saya. Pantas saja mahal. Ini adalah tiket termahal kedua yang pernah saya beli selama perjalanan saya di China. Yah, setidaknya setelah melihat tiket saya mempelajari bahwa "yi deng zuo" artinya tiket kelas satu (VIP). Lain kali ketika saya beli tiket lagi, saya harus bilang "er deng zuo" (tiket kelas dua ato regular).
Setelah membeli tiket, saya mengecek HP saya. Baru inget HP saya sudah tidak ada internet. Bingung deh saya mau kemana neh. Gara-gara saya belom planning juga mau kemana. Akhirnya saya memutuskan untuk pergi ke Xiamen University. Luis sempet memberi tahu saya kalo Xiamen University cukup menarik untuk dikunjungi.
Setibanya di Xiamen University, saya pun langsung berjalan untuk masuk. Tetapi penjaga pintu tidak mengijinkan saya masuk malah menyuruh saya untuk mengantri di antrian panjang. Dimana saya lihat itu antria sepertinya hanya untuk mahasiswa. Mungkin penjaganya pikir saya Mahasiswa sana juga.
Ya sudahlah. Saya pun mengantri. Mereka mengecek tas dan kartu ID setiap orang yang masuk.
"I don't have those kind of ID." Saya sengaja berkata dalam bahasa Ingris ketika giliran saya untuk pengecekan supaya dia tahu kalau saya tourist.
Satpam tersebut pun hanya tersenyum dan membiarkan saya masuk tanpa dicek. Masuklah saya ke area kompleks universitas. Disana saya jalan terus dan menuju ke sebuah taman yang cukup besar dengan danau. Wuih, sepi juga. Jarang-jarang saya bisa ke tempat sepi. Di China dimana-mana tempat selalu ramai sama orang-orang. Saya pun duduk-duduk dan berfoto-foto.
Setelah puas, saya lanjut jalan lagi melewati jalanan yang penuh dengan pepohonan dikedua sisinya. Berjalan lagi terus melewati terowongan dan tibalah saya di pintu belakang universitas. Setelah keluar dari universitas, saya pun tiba di pantai yang penuh oleh orang-orang. Pantai tersebut menghadap arah barat, dimana pada saat itu hari sudah sore. Matahari mulai terbenam. Saya menghabiskan sisa waktu saya berjalan-jalan di sekitar pantain lalu bersantai sejenak menikmati sunset.
Setelah matahi terbenam, saya pun berjalan-jalan disekitar kota sebelum akhirnya naik bus untuk kembali ke apartment. Setibanya di Hongwen, saya makan malam disana sebelum berjalan pulang.
Malam itu, ceweknya Luis membantu saya menelepon perusahaan operator dan menambahkan pulsa ke HP saya. Kaget juga dalam 3 hari abis 60 MB. Terlalu hambur. Laen kali harus lebih irit.

Makan siang

Di dalam komplek XIamen University

Di dalam komplek XIamen University

Pantai di Xiamen

Pantai XIamen
Spoiler for Day 4 - Perjalanan Menuju Hangzhou:
Setelah berterima kasih dan mengucapkan selamat tinggal ke Luis, saya pun pergi menuju station kereta api. Setibanya di station, saya masih agak shock sama ramainya station kereta di China. China dengan 1.3 milyar penduduknya dimana-mana sungguh padat sekali.
Setelah naik kereta, saya lalu mengabarkan Yas bahwa saya akan segera tiba di Hangzhou dalam 6 jam.
Yas adalah host saya di Hangzhou, dimana dia akan menjemput saya di station kereta api. Dia adalah mahasiswa jurusan bahasa Inggris yang bersekolah di salah satu universitas di Hangzhou. Dia member baru Couhcsurfing, jadi dia belum memiliki positive review sama sekali di profilenya. Tetapi saya seh, tidak keberatan karena dia keliatan baik baik saja. Lagipula dia juga cewek. if you know what I mean
heheh...Awalnya dia hanya menawarkan untuk menjadi guide selama saya di Hangzhou karena dia sendiri tinggal di asrama universitas dan tidak memiliki rumah atau tempat untuk akomodasi saya. Tapi tiba-tiba saja dia menawakan saya untuk tinggal di dalam universitas. Dia menjamin bisa mencarikan saya tempat di asrama temannya untuk tidur. Awalnya saya ragu, tetapi akhirnya saya setuju. Padahal saya udah booking akomodasi di Hangzhou.
Oke, akhirnya saya pun tiba sore itu di station kereta api Hangzhou dan bertemu dengan Yas. Tapi ketika ketemu ternyata Yas tidak seramah yang saya kira. Tanpa basa basi, tanpa ba bi bu, dia langsung mengajak saya untuk mengikutinya. Ketika saya tanya, dia bilang bahwa kita akan makan malam bersama salah satu temannya. Makan dimana? Entahlah. Yas hanya menjawab nanti juga saya akan tahu. Belum ada perkenalan formal, kita langsung cabut.
Saya pernah denger tentang penipuan di China dimana cewek muda berpura-pura menjadi mahasiswa universitas yang belajar bahasa inggris dan pura-pura berkenalan dengan orang luar, membawanya ke restaurant untuk berbincang2, lalu pada akhirnya korban tersebut dipaksa untuk membayar semua biaya makan dan minum yang harganya sangat mahal. Ada pula yang korbannya yang menjadi korban pencurian organ.
Tiba-tiba terpikir hal-hal seperti itu membuat saya lebih awas.
Setelah naik subway dan mengikuti Yas, kita pun tiba di depan sebuah restaurant yang terlihat cukup mahal dan elit. Tiba-tiba saja saya berhenti teringat kembali penipuan yang pernah saya dengar. Melihat saya berenti, Yas lalu meyakinkan saya lagi untuk masuk bersama ke dalam restaurant. Dia berkata bahwa temannya (yang saya tidak tahu) sudah menunggu di dalam.
Akhirnya, saya pun masuk ke dalam bersamanya. Restauran tersebut memang restaurant mewah sepertinya. Banyak sekali orang2 di dalam yg sedang mengantri untuk mendapatkan meja karena semua meja telah penuh oleh pelanggan. Kebanyakan orang2 yang datang berpakaian rapih dan cukup formal. Tapi saya masuk hanya dengan menggunakan celana panjang dan kaos yang kucal dan muka yang mumet gara2 perjalanan jauh. Plus membawa satu tas 60L guede dan satu tas backpack yang kecil yang saya gendong depan belakang.
Jelas saja bbrp orang melihat mungkin dengan herannya ini orang dari mana kucel amat. Yah, peduli amat. Saya terus masuk dan akhirnya bertemu dengan temannya Yas dan Yas pun memperkenalkan. Nama temannya adalah Ariel, seorang mahasiswi yang berasal dari tempat kuliah yang sama.
Dari sana saya berpura-pura tidak mengerti mandarin supaya saya bisa pura-pura menguping pembicaraan mereka. Saya emank agak waspada juga takut kena tipu. Tapi setelah berbicara dengan mereka dan mendengar pembicaraan mereka, saya sadar ternyata mereka memang jujur. Yas bahkan mentraktir saya waktu itu. Saya yakin itu makanan gak murah. Restaurantnya saja ramai oleh pengunjung dan dilihat dari perangkat-perangkat dan para pelayannya yang berseragam formal, sudah pasti ini tempat makan mahal.
Saya jadi emrasa tidak enak juga sudah berprasangka buruk. Begitulah travelling, susah juga klo kadang-kadang orang baik malah bikin kita curiga, dan orang yang perlu dicurigai malah dipercaya.
Setelah makan, mereka mengajak saya jalan-jalan bersama di Jalanan tua Hangzhou, Hefang street. Daerah tersebut sangat ramai udah seperti alun-alun. Banyak penjual macam-macam dari baju, makanan, pernak-pernik, souvenir, snack, dan lain-lain. Jalanannya dipenuhi oleh bangunan-bangunan yang bertemakan China kuno yang masih menggunakan kayu sebagai bahan dasarnya. Termasuk juga toko obat kuno yang sudah bertahan sejak beratus-ratus tahun yang lalu, dimana kalau kalian pernah melihat toko obat kuno di film-film silat cina, sangat mirip sekali.
Kita juga memasuki beberapa toko souvenir dan giok. Kaget juga liatnya ada patung giok yang harganya sampe ribuan dollar. Serem banget kalo sampe kesenggol jatuh. Bisa-bisa langsung pulang kampung saya ga bisa lanjut travelling lagi gara--gara harus bayar ganti rugi.
Dari sana, karena sudah malam, kita akhirnya menuju universitas mereka dimana saya akan tinggal disana selama saya di Hangzhou. Sesampainya di Universitas mereka, kita pertama memasuki salah satu kelas yang kosong dimana saya perlu untuk berinternet. Setelah itu, mereka membawa saya ke bangunan lain yang terlihat seperti hotel. Mereka berbicara dengan reception disana lalu mengajak saya ke lantai dua. Kita pun berhenti disalah satu kamar dan yas membukanya menggunakan kunci yang di pegang.
"Here's your room. You can stay here" jelas Yas.
Saya masuk dan melihat kedalam. Waahhh... Benar-benar kamar hotel dengan dua ranjang double lengkap bersama kamar mandi, TV, meja kerja, sofa, dkk. Keren juga. Yas, lalu menjelaskan bahwa bangunan tersebut biasanya ditinggali oleh para tamu universitas yang berkunjung, termasuk orang tua siswa yang berkunjung dari luar kota. Mereka memiliki kopun tinggal gratis yang mereka gunakan untuk saya tinggal. Mereka berkata bahwa mereka akan segera lulus dan tidak akan menggunakan kupon tersebut, maka mereka menggunakannya untuk saya. Lebih baik daripada mereka buang.
Mereka pun meninggalkan saya dan saya tidur nyenyak malam itu.
Spoiler for Day 5 - West Lake of Hangzhou:
Setelah menerima pesan singkat dari Yas, saya pun langsung turun ke bawah untuk bertemu dengannya. Dari sana kita berjalan-jalan sekitar kampus menuju kantin universitas. Liat-liat anak-anak kuliah jadi bikin saya pengen balik lagi ke kehidupan kampus neh.
Akhirnya kita pun tiba di kantin. Saya sarapan bapao isi daging, telor rebus, dan susukedelai disana. Entah kenapa, sekarang2 saya jadi suka minum susu kedelai sejak saat itu. Setiap minum jadi inget lagi pejalanan saya di Hangzhou.
Btw, sedikit sejarah tentang Hangzhou, Hangzhou adalah salah satu dari "seven ancient capital of China" dan sudah ada lebih dari 5000 tahun yang lalu bahkan sebelum dinasty pertama China, Dinasti Qin, berdiri. Karena umurnya yang sangat tua itulah di Hangzhou banyak ditemukan benda-benda purba dan relic-relic bersejarah dari yang beumur ribuan tahun sampai ratusan tahun. Ini sebenernya salah satu kota favorit saya di China. Selain kota kuno bersejarah yang modern (Kotanya udah modern banget sekarang dipadu dengan bangunan dan gaya arsitektur China kuno dan bangunan bersejarah yang berserakan di sekitar kota), kota ini juga salah satu kota paling hijau (banyak taman, pepohonan, dan rerumputan) dari kota-kota lainnya China yang pernah saya kunjungi.
Ada sebuah pepatah yang sudah berusia ribuan tahun dalam bahasa mandarin 上游天堂下有苏航 yang artinya "Seperti adanya taman firdaus di atas langit, adapun Suzhou dan Hangzhou di bumi". Hangzhou, bersama dengan Suzhou, adalah dua kota yang sangat terkenal pada masa ancient China, bukan hanya karena pemandangannya yang indah, tetapi juga karena orang-orangnya yang berpendidikan dan berbudaya tinggi. Saya juga sempet mendengar dahulu kota ini terkenal dengan kecantikan wanita-wanitanya. Tapi sepertinya, sekarang untuk wanita cantik pamornya sudah kalah sama kota Chengdu dan Chongqing. Chengdu dan Chonqing saat ini sangat terkenal oleh kecantikan wanitanya. Saya sudah ke Chengdu, dan kalo dilihat-lihat emang ada benernya juga. Saya menemukan lebih banyak wanita menarik per kapita dibandingkan di Hangzhou. Ato mungkin ketika di Chengdu saya tinggal di komples universitas yang mayoritas wanita jadi lebih sering ketemu cewek cantik. Bisa jadi.
Oke, setelah makan akhirnya Ariel pun ikut join. Dari sana kita langsung menuju tempat favourit yang paling terkenal di Hangzhou yaitu Danau XiHu atau West Lake. Danau yang sudah berumur ribuan tahun lamanya, saking terkenalnya, sudah sering dijadikan tempat unutk main film di serial TV, salah satunya yang kalian pasti tahu Legenda Siluman Ular Putih. Orang-orang terpelajar jaman dahulu seperti pelukis, penulis puisi dan seniman-seniman dalam membuat karyanya sering terinspirasi oleh Danau West Lake ini. Pada tahun 2011 danau ini masuk dalam UNESCO World Heritage.
Damau ini sangat-sangat besar dan dikelilingi oleh macam-macam dari Chinese style garden, jalan setapak, pepohonan, semak-semak, rawa-rawa, taman-taman kota, museum, kuil-kuil, bangunan-bangunan kuno, cafe, restoran, lapangan alun-alun, sampai toko-toko. Kita bener-bener ngabisin seharian jalan-jalan disekitaran West Lake. Itupun dibantu sama naik sepedea yang kita sewa dan masih gak semua tempat terkunjungi. Sambil berjalan-jalan, Ariel kadang2 bercerita tentang sejarah dan informasi tentang West lake.
Siangnya kita mengunjungi kuil Yue Fei. Salah satu Jendral perang yang terkenal pada masa Dinasti Song Sealatan yang berperang melawan Dinasti Jin.
Menurut sejarah, Yue Fei adalah jendral perang yang hebat dan sangat loyal. Saking terkenal akan kesetiaannya, dia memiliki tatto di punggungnya yang bertuliskan 尽忠报国 artinya "Melayani bangsa dan negara dengan kesetiaan yang sepenuh hati". Karena persaingan politik, Kanselir Qin Hui, menjalankan rencana busuk dan berhasil mengeksekusi mati Yue Fei dengan bukti kriminal dan alasan palsu. Setelah lebih dari beberapa dekade, kejadian yang sebenarnya akhirnya diketahui oleh sang kaisar yang pada akhirnya mencabut status kriminal Yue Fei dan menjadikannya pahlawan. Lalu sang kaisar membangun kuil di Hangzhou untuk memperingati dan menghormati kesetiaan Jendral tersebut. Karena sudah beberapa dekade dan Qun Hui pun sudah meninggal kala itu, maka sang kaisar mencabut status Qin Hui lalu membuat patung Qin Hui beserta istrinya dan kedua bawahannya yang ikut terlibat dengan posisi yang berlutut menunduk menghadap kuil Yue Fei.
Jadi ketika kita berada di dalem kuil Yue Fei, saya melihat ke empat patung orang tersebut sedang berlutut. Dahulu kala, orang-orang sering meludahi, memutilasi, mengutuk dan mengencingi patung tersebut sebagai bentuk "protes" dan kebencian terhadap perilaku jahat Qin Hui. Lama-kelamaan, perilaku ini menjadi tradisi hingga sekitar awal abad 20 patung tersebut rusak dan diganti baru dan sekarang dianggap sebagai benda bersejarah yang harus dilindungi. Tradisi tersebut pun dilarang. Padahal kalau masih diijinkan saya pengen banget ikut-ikutan memutilasi tuh patung

Sorenya kita juga mengunjungi LeiFeng Pagoda. Salah satu pagoda yang terkenal di Hangzhou. Pagoda yang original sudah dibangun lebih dari seribu tahun yang lalu sebelum akhirnya runtuh pada tahun 1924. Pada tahun 2002 dibangunlah pagoda yang baru yang lebih modern lengkap dengan lift di dalam. Jadi bagi yang capek naek tangga, dolo gak bisa pake life, sekarang bisa naek lift deh. Tapi karena tiket yang cukup mahal karena saya travel on budget. Kita tidak naek ke atas Pagoda.
Malamnya kita melihat dancing fountain performance di West Lake. Keren juga seh shownya, cuma saking banyaknya orang menghalangi susah mo liatnya. Setelah liah show, kita pun makan malam area sekitar sebelum akhirnya pulang ke kampus.

Kantin Universitas

Makam Yue Fei di dalem kuil

Jalanannya ijo penuh dengan pepohonan.

Pemandangan Danau

Taman sekitar danau

Taman sekitar danau

Bersepeda di pinggiran danau.

Jalan-jalan di pinggiran danau bareng Yas (baju biru) sama Ariel (Baju putih)

Pink roses

Sunset!

Salah satu jalan di Hangzhou
Diubah oleh fredhwq 05-03-2015 11:10
0
Kutip
Balas