- Beranda
- Stories from the Heart
when its too late to regret
...
TS
mikhaellafezy
when its too late to regret

Quote:
Quote:
Quote:
Quote:


Quote:
Quote:
Quote:
Diubah oleh mikhaellafezy 15-04-2015 16:38
anasabila memberi reputasi
1
35.7K
327
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•52KAnggota
Tampilkan semua post
TS
mikhaellafezy
#61
istimewa
Malam minggu itu hujan sangat deras padahal aku sudah bersiap untuk beranjak dari rumah. Malam itu aku berencana memberikan kejutan pada Yudha dengan menonton dia perform di café. Rencananya aku akan kesana dengan faris, yah adikku itu walaupun masih kelas 3 smp tapi tingginya sudah cukup sepadan untuk menemani kakaknya keluar di malam minggu. Jam hampir menunjukkan jam setengah 8 tapi hujan belum reda juga. Yudha memberikan pesan kalau dia sudah mulai perform jam 7 tadi, tapi kenyataannya aku belum beranjak sama sekali dari rumah.
“mba mika, jadi ndak ?” tanya faris yang juga sudah lengkap dengan dandanannya yang lumayan oke untuk anak seumuran dia. Dia benar benar kelihatan seperti anak 17 tahun.
“ini ujan belum reda ris, gimana dong ?” kataku sambil cemberut
“dah jam segini, buru malem mbak, uda yuk pake jas ujan, uda siap siap gini juga” kata faris seraya menarikku keluar.
Akhirnya ku kenakan jas hujan, padahal malam ini aku memakai dress ketat, jadi terpaksa aku tidak memakai celana jas hujan, hanya kupinjam jas hujan besar untuk menutupi kakiku. Tak lupa kubawa chesscake yang tadi sore sudah kusiapkan untuk Yudha, setelah pamit dengan ayah dan ibu, kami berdua keluar dengan faris memegang kemudi.
Hujan sangat deras sampai jas hujan yang menutupi kakiku pun tidak mampu menahan air hujan secara maksimal. Sampai di café tempat Yudha perform, dress bagian bawahku basah, untungnya warnanya hitam dan suasana di café tidak terang benderang, jadi tidak terlalu kelihatan basahnya. Aku duduk di kursi yang posisinya agak di belakang, sementara Yudha masih asik memetik gitarnya ketika aku masuk. Setelah memesan beberapa makanan, Yudha baru menyadari keberadaanku ketika lagu berhenti, dia tersenyum dan melembaikan tangan ke arahku. Beberapa saat kemudian, teman teman Yudha Turun dari panggung menyisakan yudha sendirian disana.
“this is for You my Rainbow.” Katanya dari atas panggung lalu mulai memetik gitarnya . .
Dan dia memetik gitar kesayangannya itu dengan sempurna, baru kali ini aku mendengarkannya bernyanyi, ternyata dia memiliki suara yang lumayan bagus juga. Hatiku benar benar tersanjung dengan nyanyiannya tadi, aku Cuma bisa tersenyum tersipu saat mendengarkan Yudha bernyanyi, malam itu dia benar benar membuatku merasa istimewa. Setelah memaikan 3 lagu kembali bersama bandnya, Yudha turun untuk menemuiku, sementara sang vokalis dan keyboardist sedang perform.
“kok ga bilang mau kesini sih? Tau gitu kan bareng tadi Cha,” kata Yudha dengan penuh senyum padaku dan Faris, dia terlihat sangat bahagia, begitupun aku.
“kalo bilang ga kejutan dong mas, ini nih mbak mika yang ngedrel, padahal ujan deres lho mas, tu bajunya basah”kata faris, sementara aku Cuma senyum senyum karena masih terpengaruh lagu tadi.
“ya ampun, kalo sakit nanti gimana Cha,” lalu Yudha memegang rok bagian bawahku, “eh, iya lho basah banget”
“gapapa kok Yud, Cuma yang bawah ini, ga kerasa juga.” Jawabku
“makasih uda dateng kesini Cha, tapi kalo kayak gini dipaksain kan malah nanti kamu sakit,” aku menunduk mendengar perkataan Yudha,”kan masih ada besok Cha,” katanyasambil mengusap kepalaku.
“kan ini special Yud,” aku lalu mengeluarkan cheesecake yang tadi kubuat,”met 7 bulanan Yudhaku”
Yudha terlihat kaget sementara faris hanya tersenyum senyum melihat kami, Yudha lalu menerima Cheesecakenya, “maaf ya Cha, aku lupa kalo ini 7 bulannya kita,”
“gapapa Yud, aku tau kamu sibuk” jawabku sambil tersenyum, dan kemudian dia juga tersenyum manis sekali.
“makasi yah rainbowku”
Waktu sudah menunjukkan pukul 9 kurang 15 saat Faris mengajakku pulang, dan kemudian kami pulang sementara Yudha masih harus menyelesaikan pekerjaannya hingga jam 10 nanti. Kemudian Yudha mengantarku keluar, dilura masih hujan sangat deras.
“Cha masih deres lho, tungguin aja ya, nanti biar aku yang bilang ke ayah ibu” kata Yudha menahanku dan faris
“gapapa kok Yud, tadi berangkat juga gini,” kataku
“iya mas, aku gapapa kok, tadi pas berangkat juga gini, kalo pulang malem ntar malah ndak enak sama ayah,” tambah faris.
Walaupun Yudha terus terusan menahan kami, akhirnya kami tetap pulang, karena tadi aku sudah janji sama ayah kalau tidak akan pulang malam. Dan sampai rumah pun kembali berbasah ria, bahkan lebih parah dari pas berangkat tadi, tapi syukurlah keinginanku sudah terpenuhi, melihat Yudha perform.
=========================================================
“mbak, kok badannya panas, dah ga usah sekolah ya,” kata ibu saat membangunkanku. Pagi itu sudah hampir jam 6 tapi aku belum keluar kamar sehingga ibu memutuskan untuk membangunkanku. Senin pagi itu badanku sangat panas, mungkin karena efek hujan hujannan malam minggu kemarin dan minggunya aku terlalu asik di depan komputer sampai lupa makan, dan baru jam 9 malam aku mandi sore.
“gapapa buk, aku mau berangkat aja” kataku sambil berusaha bangun, tapi badanku terlalu lemas, sehingga aku tak sanggup untuk bangun. Badanku menggigil dan punggungku terasa sangat sakit, jadilah hari itu aku tidak berangkat sekolah.
Ternyata aku terkena flu tulang, disertai badanku yang demam tinggi, saking sakitnya kurasakan punggungku, aku tak sempat mengabari Yudha, bahkan HPku belum sempat kunyalakan pagi itu. Saking demamnnya aku pagi itu, sampai sampai aku mimisan, karena sebenarnya aku sangat takut dengan darah, aku langsung pingsan melihat darah yang banyak itu, akhirnya dilarikanlah aku ke rumah sakit.
Aku tersadar ketika ayah menurunkanku dari mobil dan memindahkanku di palbed rumah sakit, hanya saja pagi itu aku sangat lemas, jadi aku tak mampu banyak bergerak dan berbicara. Sampai di ruang perawatan, aku hanya tidr dari pagi sampai siang, mungkin karena pengaruh obat yang diberikan, bahkan aku juga tidak sadar kapan tanganku di infuse, tau tau sudah ada selang infuse di tanganku.
Hari itu ayah mengambil cuti, ibu juga menemaniku di rumah sakit, sampai saat siang Yudha datang bersama faris, yang kebetulan tadi masih dirumah. Aku masih tidur, ketika bangun, sudah ada faris dan Yudha disana, ayah ibu mungkin sudah pulang. Melihatku bangun, Yudha segera menghampiriku.
“kok ngga bilang kalo sakit Cha, aku sms juga hp ngga aktif, ya Ampun, aku bingung kalo ga ada kabar gini.” Kata Yudha sambil memegang tanganku.
“aku gapapa kok Yud, maaf tadi lemes banget” jawabku lemas,
“aku tadi kerumah, kata faris kamu dirawat, jadi ya sekalian aku ajak dia kesini” kata Yudha lagi.
Dan dia menemaniku sampai malam, di rumah sakit, sebelum dia pualng karena besok harus sekolah. Besoknya aku minta pulang karena merasa sudah cukup baikan, dan lebih nyaman jika aku istirahat dirumah. Saat aku sakit, tiap pulang sekolah Yudha selalu kerumah, selalu menemaniku sampai sore, makan bersama dan menunjukkan perhatiannya yang lebih. Dia memang pandai membuatku merasa special, bahkan ibunya menitipkan cake coklat khusus buatku, senang sekali.
3 hari aku libur sekolah, sampai hari kamis aku kembali masuk sekolah, hari itu ayah mengantarku ke sekolah. Sampai di sekolah aku baru teringat dengan proses seleksi beasiswaku yang ke jepang, kemarin senin adalah pengumuman seleksi akademik dan seleksi awalnya, karena sakit aku jadi lupa semuanya.
Saat ku buka emailku, ada email dari penyelenggara beasiswa itu menerangkan bahwa aku lolos dan bisa mengikuti seleksi berikutnya. Namun saat aku menuju situs utama untuk melanjutkan proses seleksi ternyata daftar ulang telah ditutup kemarin rabu, aku berusaha menghubungi penyelenggara untuk menerangkan kondisiku kemarin, tapi ternyata aku tidak bisa melanjutkan seleksiku lagi, menyesal sih, tapi ya mau bagaimana lagi, ku iikhlaskan saja beasiswa ke jepang melayang begitu saja. Tak apa lah, aku masih punya satu kesempatan lagi untuk sekolah di Australia, pikirku, untuk yang satu ini akan ku kejar lebih keras lagi.
“mba mika, jadi ndak ?” tanya faris yang juga sudah lengkap dengan dandanannya yang lumayan oke untuk anak seumuran dia. Dia benar benar kelihatan seperti anak 17 tahun.
“ini ujan belum reda ris, gimana dong ?” kataku sambil cemberut
“dah jam segini, buru malem mbak, uda yuk pake jas ujan, uda siap siap gini juga” kata faris seraya menarikku keluar.
Akhirnya ku kenakan jas hujan, padahal malam ini aku memakai dress ketat, jadi terpaksa aku tidak memakai celana jas hujan, hanya kupinjam jas hujan besar untuk menutupi kakiku. Tak lupa kubawa chesscake yang tadi sore sudah kusiapkan untuk Yudha, setelah pamit dengan ayah dan ibu, kami berdua keluar dengan faris memegang kemudi.
Hujan sangat deras sampai jas hujan yang menutupi kakiku pun tidak mampu menahan air hujan secara maksimal. Sampai di café tempat Yudha perform, dress bagian bawahku basah, untungnya warnanya hitam dan suasana di café tidak terang benderang, jadi tidak terlalu kelihatan basahnya. Aku duduk di kursi yang posisinya agak di belakang, sementara Yudha masih asik memetik gitarnya ketika aku masuk. Setelah memesan beberapa makanan, Yudha baru menyadari keberadaanku ketika lagu berhenti, dia tersenyum dan melembaikan tangan ke arahku. Beberapa saat kemudian, teman teman Yudha Turun dari panggung menyisakan yudha sendirian disana.
“this is for You my Rainbow.” Katanya dari atas panggung lalu mulai memetik gitarnya . .
Quote:
Dan dia memetik gitar kesayangannya itu dengan sempurna, baru kali ini aku mendengarkannya bernyanyi, ternyata dia memiliki suara yang lumayan bagus juga. Hatiku benar benar tersanjung dengan nyanyiannya tadi, aku Cuma bisa tersenyum tersipu saat mendengarkan Yudha bernyanyi, malam itu dia benar benar membuatku merasa istimewa. Setelah memaikan 3 lagu kembali bersama bandnya, Yudha turun untuk menemuiku, sementara sang vokalis dan keyboardist sedang perform.
“kok ga bilang mau kesini sih? Tau gitu kan bareng tadi Cha,” kata Yudha dengan penuh senyum padaku dan Faris, dia terlihat sangat bahagia, begitupun aku.
“kalo bilang ga kejutan dong mas, ini nih mbak mika yang ngedrel, padahal ujan deres lho mas, tu bajunya basah”kata faris, sementara aku Cuma senyum senyum karena masih terpengaruh lagu tadi.
“ya ampun, kalo sakit nanti gimana Cha,” lalu Yudha memegang rok bagian bawahku, “eh, iya lho basah banget”
“gapapa kok Yud, Cuma yang bawah ini, ga kerasa juga.” Jawabku
“makasih uda dateng kesini Cha, tapi kalo kayak gini dipaksain kan malah nanti kamu sakit,” aku menunduk mendengar perkataan Yudha,”kan masih ada besok Cha,” katanyasambil mengusap kepalaku.
“kan ini special Yud,” aku lalu mengeluarkan cheesecake yang tadi kubuat,”met 7 bulanan Yudhaku”
Yudha terlihat kaget sementara faris hanya tersenyum senyum melihat kami, Yudha lalu menerima Cheesecakenya, “maaf ya Cha, aku lupa kalo ini 7 bulannya kita,”
“gapapa Yud, aku tau kamu sibuk” jawabku sambil tersenyum, dan kemudian dia juga tersenyum manis sekali.
“makasi yah rainbowku”
Waktu sudah menunjukkan pukul 9 kurang 15 saat Faris mengajakku pulang, dan kemudian kami pulang sementara Yudha masih harus menyelesaikan pekerjaannya hingga jam 10 nanti. Kemudian Yudha mengantarku keluar, dilura masih hujan sangat deras.
“Cha masih deres lho, tungguin aja ya, nanti biar aku yang bilang ke ayah ibu” kata Yudha menahanku dan faris
“gapapa kok Yud, tadi berangkat juga gini,” kataku
“iya mas, aku gapapa kok, tadi pas berangkat juga gini, kalo pulang malem ntar malah ndak enak sama ayah,” tambah faris.
Walaupun Yudha terus terusan menahan kami, akhirnya kami tetap pulang, karena tadi aku sudah janji sama ayah kalau tidak akan pulang malam. Dan sampai rumah pun kembali berbasah ria, bahkan lebih parah dari pas berangkat tadi, tapi syukurlah keinginanku sudah terpenuhi, melihat Yudha perform.
=========================================================
“mbak, kok badannya panas, dah ga usah sekolah ya,” kata ibu saat membangunkanku. Pagi itu sudah hampir jam 6 tapi aku belum keluar kamar sehingga ibu memutuskan untuk membangunkanku. Senin pagi itu badanku sangat panas, mungkin karena efek hujan hujannan malam minggu kemarin dan minggunya aku terlalu asik di depan komputer sampai lupa makan, dan baru jam 9 malam aku mandi sore.
“gapapa buk, aku mau berangkat aja” kataku sambil berusaha bangun, tapi badanku terlalu lemas, sehingga aku tak sanggup untuk bangun. Badanku menggigil dan punggungku terasa sangat sakit, jadilah hari itu aku tidak berangkat sekolah.
Ternyata aku terkena flu tulang, disertai badanku yang demam tinggi, saking sakitnya kurasakan punggungku, aku tak sempat mengabari Yudha, bahkan HPku belum sempat kunyalakan pagi itu. Saking demamnnya aku pagi itu, sampai sampai aku mimisan, karena sebenarnya aku sangat takut dengan darah, aku langsung pingsan melihat darah yang banyak itu, akhirnya dilarikanlah aku ke rumah sakit.
Aku tersadar ketika ayah menurunkanku dari mobil dan memindahkanku di palbed rumah sakit, hanya saja pagi itu aku sangat lemas, jadi aku tak mampu banyak bergerak dan berbicara. Sampai di ruang perawatan, aku hanya tidr dari pagi sampai siang, mungkin karena pengaruh obat yang diberikan, bahkan aku juga tidak sadar kapan tanganku di infuse, tau tau sudah ada selang infuse di tanganku.
Hari itu ayah mengambil cuti, ibu juga menemaniku di rumah sakit, sampai saat siang Yudha datang bersama faris, yang kebetulan tadi masih dirumah. Aku masih tidur, ketika bangun, sudah ada faris dan Yudha disana, ayah ibu mungkin sudah pulang. Melihatku bangun, Yudha segera menghampiriku.
“kok ngga bilang kalo sakit Cha, aku sms juga hp ngga aktif, ya Ampun, aku bingung kalo ga ada kabar gini.” Kata Yudha sambil memegang tanganku.
“aku gapapa kok Yud, maaf tadi lemes banget” jawabku lemas,
“aku tadi kerumah, kata faris kamu dirawat, jadi ya sekalian aku ajak dia kesini” kata Yudha lagi.
Dan dia menemaniku sampai malam, di rumah sakit, sebelum dia pualng karena besok harus sekolah. Besoknya aku minta pulang karena merasa sudah cukup baikan, dan lebih nyaman jika aku istirahat dirumah. Saat aku sakit, tiap pulang sekolah Yudha selalu kerumah, selalu menemaniku sampai sore, makan bersama dan menunjukkan perhatiannya yang lebih. Dia memang pandai membuatku merasa special, bahkan ibunya menitipkan cake coklat khusus buatku, senang sekali.
3 hari aku libur sekolah, sampai hari kamis aku kembali masuk sekolah, hari itu ayah mengantarku ke sekolah. Sampai di sekolah aku baru teringat dengan proses seleksi beasiswaku yang ke jepang, kemarin senin adalah pengumuman seleksi akademik dan seleksi awalnya, karena sakit aku jadi lupa semuanya.
Saat ku buka emailku, ada email dari penyelenggara beasiswa itu menerangkan bahwa aku lolos dan bisa mengikuti seleksi berikutnya. Namun saat aku menuju situs utama untuk melanjutkan proses seleksi ternyata daftar ulang telah ditutup kemarin rabu, aku berusaha menghubungi penyelenggara untuk menerangkan kondisiku kemarin, tapi ternyata aku tidak bisa melanjutkan seleksiku lagi, menyesal sih, tapi ya mau bagaimana lagi, ku iikhlaskan saja beasiswa ke jepang melayang begitu saja. Tak apa lah, aku masih punya satu kesempatan lagi untuk sekolah di Australia, pikirku, untuk yang satu ini akan ku kejar lebih keras lagi.
0
, cz gw tau ada salah satu tokoh di cerita ini yang punya id kaskus yang lumayan aktif.






, abu2 dan ratenya, jd semakin smangat, makasih bnyk yaa, always stay tune cz akan ada update tiap hari
, tapi mohon maap yaah, karena belakangan kerjaan lagi padet, mungkin update sedikit lambat, dan hari minggu ga ada updatean, tapi tetep stay tune loh ya guyss, , , thanks for reading