Kaskus

Story

javieeAvatar border
TS
javiee
BUNGA "PERTAMA" DAN "TERAKHIR"
BUNGA "PERTAMA" DAN "TERAKHIR"


Spoiler for RULES:


BUNGA "PERTAMA" DAN "TERAKHIR"


INTRO

Perkenalkan, nama gw Raden Fajar Putro Mangkudiningrat Laksana...Bohong deng, kepanjangan...sebut aja gw Fajar. Tinggi 175 cm berat 58kg. bisa disebut kurus karena tinggi dan berat badan gw ga proposional. emoticon-Frown. Gw ROCKER...!! Pastinya Rocker Kelaparan.
Gw terlahir dari keluarga biasa saja yang serba "Cukup". dalam arti "cukup" buat beli rumah gedongan, "cukup" buat beli mobil Mewah sekelas Mercy. (ini jelas jelas bohong). yang pasti gw bersyukur dilahirkan dari keluarga ini.

Gw Anak pertama dari 3 bersaudara. Adik adik gw semuanya perempuan. Gw keturunan Janda alias Jawa Sunda. Bokap asli dari Jepara bumi Kartini. Tempatnya para pengrajin kayu yang terkenal di Nusantara bahkan diakui oleh Dunia. Tapi bokap gw bukan pengusaha mebel seperti kebanyakan orang Jepara. Nyokap gw asli Sumedang Kota yang terkenal dengan TAHU nya. Tapi wajahnya sama sekali nggak mirip tahu ya. Sunda tulen nan cantik jelita. Beliau bidadari gw nomer "1" di dunia ini.

Spoiler for INDEKS:


Spoiler for INDEKSII:
Diubah oleh javiee 06-04-2015 23:49
anasabilaAvatar border
nona212Avatar border
manusia.baperanAvatar border
manusia.baperan dan 4 lainnya memberi reputasi
3
728.7K
2.9K
Thread Digembok
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the Heart
KASKUS Official
32.7KThread52KAnggota
Tampilkan semua post
javieeAvatar border
TS
javiee
#2126
PART 99
"Assalamualaikum...." Gw mengucap salam.

"Loh tumben masih siang udah pulang Kak?" Sapa Bidadari No.1

"Iya Ma"

"Gimana? Udah diurus registrasinya?" Tanya beliau.

Seketika bibir gw kaku tak mampu mengucap sepatah katapun. Gw bingung harus jawab apa. Antara jujur yang menyakitkan dan berujung kekecewaan, atau berbohong tapi semuanya akan terlihat baik baik saja.

"U...u...udah" Dan akhirnya gw berbohong.

"Yaudah. Kuliah yang bener ya. Mama sama bapak udah belain kamu supaya bisa lanjut kuliah. Jangan kaya kemaren lagi." Ucap beliau.

Sumpah perasaan gw bener bener hancur setelah mendengar ucapan beliau. Ingin rasanya gw sujud di kaki beliau lalu berteriak minta maaf lantaran uang buat kuliah yang jumlahnya berjuta juta itu hilang.

"Iya Ma. Aku masuk dulu ya. Capek"

"......" Beliau hanya tersenyum.

Sampai di kamar gw langsung melempar tas ke kolong meja lalu gw benamkan kepala di bantal. Marah, kesal, rasa tidak percaya perlahan mengacak acak suasana hati dan fikiran gw. Uang itu, uang hasil jerih payah orang tua gw. Jerih payah Bapak gw yang bekerja menempuh jarak Bogor-Jakarta untuk mengurus tokonya disana. Bahkan bidadari No.1 gw sampai menjual beberapa perhiasan emasnya demi membiayai kuliah gw. Sedangkan penghasilan dari warung hanya cukup untuk makan sehari hari saja.

Gw merasa tuhan nggak adil. Kenapa orang seperti gw yang sangat terbatas dalam hal keuangan justru diberi musibah seperti ini. Apa salah gw? Apa salah keluarga gw? Gw pun tak punya nyali untuk berkata yang sejujurnya pada orang tua gw kalau uang itu hilang. Gw nggak bisa ngebayangin raut wajah mereka apabila mengetahui musibah ini. Gw takut menyakiti perasaan mereka. Dan yang pasti mereka akan sangat kecewa terhadap gw.

Kemudian gw tatap langit langit kamar sembari memikirkan cara agar gw bisa mendapatkan uang berjuta juta dalam waktu dua hari. Ya dua hari! Karena memang batas terakhir registrasi ulang mahasiswa hanya sampai besok lusa. Apabila gw tidak melakukan registrasi sampai tempo waktu yang ditentukan, maka status gw dianggap mengundurkan diri dari kampus. Sempat terlintas di fikiran gw, apa gw harus pinjam uang ke Bank Keliling? Namun jaminan gw apa? Gw nggak punya apa apa. Harta gw satu satunya cuma gitar patah ini doang. Lagipula harganya nggak seberapa.

Gw kembali berfikir, apa gw ngasih jaminan motor gw? Namun gw teringat kalau BPKB motor juga lagi 'disekolahin' demi menambah modal buka warung tahun lalu. Sampai detik ini angsurannya belum lunas alias masih ada tunggakan. Seketika kepala gw kembali pusing memikirkan jalan buntu yang gw tidak tahu harus kemana dan bagaimana. Otak gw merasa tak mampu berfikir lagi untuk memecahkan masalah ini.

"Aaarghh!!!" Teriak gw.

Bidadari No.1 yang mendengar teriakan gw itu lantas langsung menghampiri gw di kamar.

"Kamu kenapa Kak? Teriak teriak?" Tanya beliau.

"Nggak apa apa kok Ma. Ini...emmm...tangan aku kejepit kasur. Iya, kejepit."

"Oh kirain ada apaan. Kamu udah makan belum? Mama masak sayur asem tuh" Ucap beliau ramah.

"Iya nanti aku makan."

Setelah beliau berlalu dari kamar, gw keluarkan HP dari saku lalu membuka kontak. "Klik" jari jempol gw perlahan menekan tombol bawah hingga akhirnya berhenti di sebuah nama, ya Dedi. Tanpa banyak mikir lagi gw langsung tekan tombol hijau dan sambungan telefon pun terhubung. Mudah mudahan dia bisa bantu gw.

"Halo Ded....dimana?"

"Halo...oi Jar gw masih gawe nih"

"Lu balik jam berapa?" Tanya gw.

"Biasa lah ntar jam 5-an. Emang kenapa?"

"Gw ada perlu sama lu. Penting.."

"Yaudah ntar sore aja ke rumah gw."

"Ok...."

"Klik." Telfon terputus.

Tak terasa waktu sore pun tiba. Pukul 5 gw sudah berangkat menuju rumahnya Dedi menggunakan jupi sebagai alat transportasi gw. 15 menit kemudian gw tiba di depan rumahnya dan kebetulan Dedi juga baru sampai di rumah. Gw dipersilahkan duduk di sebuah kursi kayu depan rumahnya sementara Dedi masuk ke dalam untuk membuatkan minuman. Tak lama kemudian dia keluar rumah sambil membawa 2 gelas kopi panas.

"Tumben lu. ada perlu apaan Jar?" Tanya dia.

"Gini Ded, lu pegang uang ga?"

"Uang? Buat apaan? Lu mau minjem duit?"

"....." Gw ngangguk.

"Berapa?"

"Sekian juta!" Jawab gw

"Buseehh banyak amat!! Gw nggak punya uang sebanyak itu Jar. Duit segitu buat apaan?"

"Gw abis kena musibah Ded. Uang kuliah gw ilang...."

"Hah? Ilang? Buset dah Jar.....kok bisa?"

"Gw kecopetan. Dan kayanya itu copet udah ngincer gw. Dia tau kalo gw bawa uang banyak..."

"Kapan ilangnya?"

"Tadi pagi. Waktu gw mau ke kampus...."

Dedi menggembungkan pipinya sementara dahinya mengernyit. Kemudian dia mengeluarkan sebungkus rokok lalu membakarnya. Ngeliat dia ngerokok gw jadi pengen, lantas gw pinta rokoknya dia.

"Orang tua lu tau?"

"....." Gw menggeleng.

"Yah ilah Jar...nasib lu gini amat si?"

"Entahlah...."

"Yaudah gini aja deh...." Ucapnya.

Dedi merogoh saku celana bagian belakang mengambil dompetnya. Lalu di mengeluarkan selembar kartu ATM yang terselip di sela sela dompet.

"Nih lu pake aja semua yang ada disini..."

"......" Gw bengong.

"Gw nggak tau disitu ada uang berapa. Yang jelas sisa gaji gw masih ada disitu semua."

"Lu seriuss Ded?"

"Ya gw serius. Seenggaknya bisa buat nambahin bayar kuliah lu walaupun uang disitu nggak banyak."

"Ded gw nggak tau nih harus bilang apa ke elu..."

"Elu mesti bilang terima kasih Jar sama keringet gw. Hahaha"

"Okeh. Makasih ya daki!!"

"Wanjeer ngapa jadi daki?" Tanya dia.

"Ya kan keringet lu udah kering terus jadi daki!"

"Hahahahahaha" Kita berdua tertawa bersama.

Adzan Maghrib telah berkumandang. Gw menyempatkan diri untuk numpang solat di rumahnya si Dedi. Setelah solat gw berdoa, gw meminta pada Yang Maha Kuasa agar gw diberi kemudahan untuk mencari sisa uang kuliah gw. Agar gw diberi jalan keluar dari masalah ini bagaimanapun caranya. Hati gw merasa sedikit tenang setelah menunaikan solat. Fikiran gw jadi terbuka kembali, dan otak gw rasanya normal lagi.

Tak lama kemudian HP gw berdering, ada sebuah sms dari Bunga yang menanyakan keberadaan gw sekarang. Gw langsung membalasnya memberi tahu dia kalau gw sedang berada di rumah Dedi. Hingga waktu menunjukkan pukul 7 malam dan gw pun segera pamit pada Dedi untuk pulang.

"Ded makasih banget ya...Gw malah jadi nggak enak sama lu."

"Kalo nggak enak yaudah sini balikin ATM gw!"

"Kampret lu! Nggak bisa diajak basa basi dikit ngapa!"

"Hahha. Jar...Jar!! Lu temen gw Jar, malahan lu udah gw anggep sodara gw sendiri. Gw kenal sama lu bukan baru kemaren sore. Gw kenal lu udah 6 taun. Jadi ngapain lu pake basa basi segala? Nggak guna!"

"Aah terserah lu dah. Yang pasti gw terimakasih banget sama lu. Nanti kalo gw ada rejeki, pasti gw ganti."

"Urusan itu mah nyantai aja...Yang penting kuliah lu bisa selamet."

"Oke lah Ded. Gw balik ya..."

"Ya Jar ati ati!"

Gw tak langsung pulang malam itu melainkan pergi mencari mesin ATM. Kini tibalah gw di sebuah ATM center daerah kedunghalang Kota Bogor. Setelah mengantri sebentar, tibalqh giliran gw. Kemudian gw masukkan kartu, tak lama kemudian di layar tertulis "Masukkan PIN". Yah ilah gw lupa nanya PINnya lagi. Lantas gw langsung menelfon Dedi untuk menanyakan PIN.

"Halo ngapa lagi Jar?" Ucapnya dari seberang sana.

"PIN ATM elu woi!"

"Ah iya gw lupa. Nih, 010190"

"Okeeh"

Gw cek saldonya, ada Rp. 2.270.000,-. Gw tidak mengambil semuanya. Hanya mengambil dua juta saja. Sisanya biarlah itu buat makan dia selama sebulan. Setelah semuanya selesai, gw langsung keluar sembari mengucap syukur Alhamdulillah lalu pulang.

Apa gw jahat? Ya, pertanyaan itu sempat terlintas di fikiran gw. Ketika gw senang, bahagia, aman damai sejahtera, gw lupa akan sobat gw yang satu ini. Gw jarang buat menghubungi dia bahkan hampir tidak pernah. Tapi ketika gw sedang ditimpa musibah, gw dateng ke dia, gw minta sama dia, gw mengemis bantuan dia. Sedangkan dia tak pernah enggan untuk membantu gw. Dia selalu memberi jalan untuk setiap masalah masalah gw tanpa pernah sekalipun dia bilang 'sori nggak bisa', 'sori gw nggak ada'.

"Udah ada dua juta.....Tinggal 'sekian' juta lagi...." Ucap gw dalam hati.




"Yaelah Ded, seandainya manusia di bumi ini seperti elu semua...."
Diubah oleh javiee 21-02-2015 15:19
0
Ikuti KASKUS di
© 2025 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.