- Beranda
- The Lounge
Tersesat di Utopikus
...
TS
forfatter
Tersesat di Utopikus
Ane hanya berniat untuk berbagi, jika tidak percaya tidak masalah 
Nama ane Bob Tyson. Ayah ane berasal dari Inggris sedangkan Ibu berasal dari Indonesia, tepatnya DKI Jakarta. Kehidupan ane sering dicampakkan oleh teman-teman. Hal ini membuat ane merasa jengkel. Suasana di luar terpaksa membuat ane terkurung di dalam. Ane selalu bermain di dalam rumah. Orang tua sesekali menyuruh ane bermain ke luar. Tapi bermain untuk siapa? Tidak ada yang ingin bermain dengan ane. Hal ini lama-lama membuat ane merasa jengkel untuk sekolah di sini.
Akhirnya ane mencoba mengambil beasiswa ke Australia. Dengan bermodal otak dan mental yang kuat, ane berhasil mendapatkan beasiswa tersebut.
=====================================================================================================
Prologue
Hari pertama di Universitas, ane seperti orang yang tersesat di sana. Sama sekali tidak ada orang yang ane kenal. Memang banyak orang Indonesia di sana tapi karena sudah terbiasa sendiri, ane belum mau bergaul dengan mereka. Ane berkeliling mencoba mencari objek yang tidak membosankan. Dari arah barat terdengar seseorang yang sepertinya memanggil ane dengan nada lembut.
"Hai nama lu siapa?"
"Nama gw Bob Tyson, kalau lu"
"Nama gw Jessica Novita, panggil aja Jessica. Ngomong-ngomong lu anak Science and Technology ya?"
"Iya, gw anak Science and Technology. Ngomong-ngomong ada apa ya?" ane penasaran
"Nggak kenapa-kenapa, cuman pengen kenalan aja. Lagipula ini hari pertama gw belajar di sini dan gw juga satu jurusan dengan lu. Jadi biar makin akrab aja "
"Owh gitu" ane agak malas
"Oh iya, ntar lanjut lagi ngomongnya di kelas" katanya perlahan-lahan meninggalkan ane
Ane kurang mengerti apa maksud sebenarnya dia tiba-tiba mengajak ane berbicara. Setelah berbicara dengannya, ane kembali mengelilingi lingkungan Universitas. Sama sekali membosankan, nggak ada objek yang benar-benar membuat ane terkesan.
Dari arah jauh, terdengar suara pengumuman di speaker. Ane pikir pengumuman apa, nyatanya itu hanya pengumuman masuk ke kelas. Ane masuk ke dalam kelas dengan tergesa-gesa.
Sesampai di kelas, ane kembali bertemu dengan Jessica.
"Eh lu, sini duduk di belakang" katanya sambil menunjuk ke arah belakang
"Oh iya, makasih"
Mr. Marley langsung memperkenalkan diri. Dengan pakaian berwarna biru dan dasi berwarna kuning, dia menyuruh kami untuk saling berkenalan satu sama lain. Banyak mahasiswa di sana yang memberikan senyuman ke arah ane. Ane membalasnya dengan senyuman palsu. Tampaknya Jessica sangat terhibur dengan senyuman ane.
20 menit berlalu, tampaknya ane mulai cocok dengan salah satu mahasiswa di sana. Namanya Carrick. Dari gaya bicaranya, dia tampaknya orang yang pemberani.
"Lu asli orang mana?" katanya penasaran
"Gw orang Indonesia tapi ada keturunan Inggris, kalau lu sendiri?"
"Gw asli orang Australia"
"Sejarah Universitas ini apa?" ane mencoba membuat topik
"Setau gw, Universitas ini sangat dikagumi oleh banyak orang. Yah bisa dibilang ini adalah Universitas paling favorit di Australia, beberapa kali mendapat penghargaan dari pemerintah"
"Besok kerumah gw mau ga?" Jessica memotong pembicaraan
"Mau ngapain?" tanya Carrick
"Yah, kita kan baru kenalan. Sekalian santai-santai aja biar makin deket"
Karena rasa nggak enak, ane dan Carrick akhirnya bersedia untuk pergi ke rumahnya. Pasti besok bakalan jadi hari membosankan bagi ane.
Jadi gini, ane diberi penginapan gratis tepatnya asrama oleh pihak Universitas. Selain itu ane juga diberi uang jajan selama satu tahun. Asrama tempat ane menginap lumayan besar. Bertingkat lima dan mempunyai halaman yang cukup luas. Sistem yang diterapkan pihak asrama pun cukup ketat. Jadi, di sana ada seorang wanita. Wanita tersebut selalu ditugaskan oleh pihak universitas untuk mengecek rapot para mahasiswanya. Jika rapotnya bagus atau memenuhi standard, mahasiswa tersebut diperbolehkan menempati kamar dengan fasilitas bagus. Sedangkan mahasiswa yang mendapat rapot dibawah standard. Terpaksa harus dipindah ke kamar yang tidak jelek, namun kualitasnya dibawah kamar dengan fasilitas bagus. Hal ini membuat ane terpaksa menempati kamar yang mempunyai kualitas standard, mengingat saingan di sana yang cukup banyak.
"Kalimat yang berbahasa Inggris sudah ane translate ke bahasa Indonesia, agar nyaman dalam membaca
Bevezetés
Utopikus (1)
Utopikus (2)
Túlél
Farkas
Gyökér
Törpe (1)

Nama ane Bob Tyson. Ayah ane berasal dari Inggris sedangkan Ibu berasal dari Indonesia, tepatnya DKI Jakarta. Kehidupan ane sering dicampakkan oleh teman-teman. Hal ini membuat ane merasa jengkel. Suasana di luar terpaksa membuat ane terkurung di dalam. Ane selalu bermain di dalam rumah. Orang tua sesekali menyuruh ane bermain ke luar. Tapi bermain untuk siapa? Tidak ada yang ingin bermain dengan ane. Hal ini lama-lama membuat ane merasa jengkel untuk sekolah di sini.
Akhirnya ane mencoba mengambil beasiswa ke Australia. Dengan bermodal otak dan mental yang kuat, ane berhasil mendapatkan beasiswa tersebut.
=====================================================================================================
Quote:
Prologue
Hari pertama di Universitas, ane seperti orang yang tersesat di sana. Sama sekali tidak ada orang yang ane kenal. Memang banyak orang Indonesia di sana tapi karena sudah terbiasa sendiri, ane belum mau bergaul dengan mereka. Ane berkeliling mencoba mencari objek yang tidak membosankan. Dari arah barat terdengar seseorang yang sepertinya memanggil ane dengan nada lembut.
"Hai nama lu siapa?"
"Nama gw Bob Tyson, kalau lu"
"Nama gw Jessica Novita, panggil aja Jessica. Ngomong-ngomong lu anak Science and Technology ya?"
"Iya, gw anak Science and Technology. Ngomong-ngomong ada apa ya?" ane penasaran
"Nggak kenapa-kenapa, cuman pengen kenalan aja. Lagipula ini hari pertama gw belajar di sini dan gw juga satu jurusan dengan lu. Jadi biar makin akrab aja "
"Owh gitu" ane agak malas
"Oh iya, ntar lanjut lagi ngomongnya di kelas" katanya perlahan-lahan meninggalkan ane
Ane kurang mengerti apa maksud sebenarnya dia tiba-tiba mengajak ane berbicara. Setelah berbicara dengannya, ane kembali mengelilingi lingkungan Universitas. Sama sekali membosankan, nggak ada objek yang benar-benar membuat ane terkesan.
Dari arah jauh, terdengar suara pengumuman di speaker. Ane pikir pengumuman apa, nyatanya itu hanya pengumuman masuk ke kelas. Ane masuk ke dalam kelas dengan tergesa-gesa.
Sesampai di kelas, ane kembali bertemu dengan Jessica.
"Eh lu, sini duduk di belakang" katanya sambil menunjuk ke arah belakang
"Oh iya, makasih"
Mr. Marley langsung memperkenalkan diri. Dengan pakaian berwarna biru dan dasi berwarna kuning, dia menyuruh kami untuk saling berkenalan satu sama lain. Banyak mahasiswa di sana yang memberikan senyuman ke arah ane. Ane membalasnya dengan senyuman palsu. Tampaknya Jessica sangat terhibur dengan senyuman ane.
20 menit berlalu, tampaknya ane mulai cocok dengan salah satu mahasiswa di sana. Namanya Carrick. Dari gaya bicaranya, dia tampaknya orang yang pemberani.
"Lu asli orang mana?" katanya penasaran
"Gw orang Indonesia tapi ada keturunan Inggris, kalau lu sendiri?"
"Gw asli orang Australia"
"Sejarah Universitas ini apa?" ane mencoba membuat topik
"Setau gw, Universitas ini sangat dikagumi oleh banyak orang. Yah bisa dibilang ini adalah Universitas paling favorit di Australia, beberapa kali mendapat penghargaan dari pemerintah"
"Besok kerumah gw mau ga?" Jessica memotong pembicaraan
"Mau ngapain?" tanya Carrick
"Yah, kita kan baru kenalan. Sekalian santai-santai aja biar makin deket"
Karena rasa nggak enak, ane dan Carrick akhirnya bersedia untuk pergi ke rumahnya. Pasti besok bakalan jadi hari membosankan bagi ane.
Jadi gini, ane diberi penginapan gratis tepatnya asrama oleh pihak Universitas. Selain itu ane juga diberi uang jajan selama satu tahun. Asrama tempat ane menginap lumayan besar. Bertingkat lima dan mempunyai halaman yang cukup luas. Sistem yang diterapkan pihak asrama pun cukup ketat. Jadi, di sana ada seorang wanita. Wanita tersebut selalu ditugaskan oleh pihak universitas untuk mengecek rapot para mahasiswanya. Jika rapotnya bagus atau memenuhi standard, mahasiswa tersebut diperbolehkan menempati kamar dengan fasilitas bagus. Sedangkan mahasiswa yang mendapat rapot dibawah standard. Terpaksa harus dipindah ke kamar yang tidak jelek, namun kualitasnya dibawah kamar dengan fasilitas bagus. Hal ini membuat ane terpaksa menempati kamar yang mempunyai kualitas standard, mengingat saingan di sana yang cukup banyak.
"Kalimat yang berbahasa Inggris sudah ane translate ke bahasa Indonesia, agar nyaman dalam membaca

Bevezetés
Utopikus (1)
Utopikus (2)
Túlél
Farkas
Gyökér
Törpe (1)
Diubah oleh forfatter 20-02-2015 15:05
0
1.6K
Kutip
19
Balasan
Thread Digembok
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
1.3MThread•103.8KAnggota
Tampilkan semua post
TS
forfatter
#14
Farkas
Quote:
"Bob, bangun.. cepetan" Rendy mendorong bahu ane
"Hoamm.. iya bentar"
Betapa terkejutnya ane. Melihat Carrick yang sedang memainkan senjata buatannya. Lalu ane juga liat api unggun yang ternyata di buat oleh Rendy.
"Lu kenapa nggak ngajak gw?"
"Lu kayaknya kecapean deh"
"Iya tadi gw udah coba bangunin tapi nggak kebangun-bangun" tambah Carrick
Iya bener juga, ane kemarin malam tidurnya agak larut karena kebanyakan pikiran dan berniat untuk menjaga mereka bertiga. Udara siang dan malam ternyata nggak jauh beda. Sama-sama dingin. Sepertinya suhu di lingkungan ini nggak stabil.
"Lu gimana buat api unggun?" ane sambil menunjuk ke arah api unggun
"Pake batu krikil yang di samping pohon" Rendy menunjuk ke batu krikil
"Emang bisa? Setau gw nggak bisa deh" ane semakin bingung
"Jangan pernah ngeremehin anak sains"
"Hahahaha bener tuh" Carrick tertawa
Tingkah-tingkah mereka membuat suasana hati ane cair. Tapi ane tetap aja khawatir. Sebenarnya kita di sini bukan liburan. Kita seperti orang tersesat dan nggak tau arah jalan pulang. Ane juga takut nyawa kita menjadi taruhan di sini.
"Bob, hey!" Jessica berjalan ke arah ane
"Aah, eh iya kenapa?"
"Lu kenapa akhir-akhir ini jadi suka melamun?"
"Nggak papa, lagi cape aja"
"Oh iya, nih pedang bambunya" Carrick memotong pembicaraan sambil menyerahkan salah satu senjata dari tangannya ke ane
"Buat gw? agak berat juga"
"Iya hati-hati, jangan asal gerak. Ntar ketusuk sendiri" Carrick memperagakan cara memegang pedang
Ane tampaknya sekarang beruntung tersesat dengan orang-orang yang jenius. Carrick ahli dalam bela diri serta pembuatan senjata. Sedangkan Rendy ahli dalam sains. Tapi lama kelamaan ane merasa perut ini sangat lapar. Sudah seharian kemarin ane nggak makan. Terakhir kali hanya minum lemon tea.
"Eh, gimana nih gw lapar" ane memegang perut
"Bener juga, dari tadi gw cari hewan yang hidup tapi nggak kelihatan juga" Rendy menyetujui
"Yaudah kita tunggu aja sampai ada makhluk lain nongol" kata Carrick sambil memainkan pisaunya
"Tapi jangan asal bunuh, kita belum tau situasi di sini" Jessica berusaha mengingatkan
Ane yang sudah di beri senjata mencoba untuk berlatih dan beradaptasi dengan pedang baru ini. Lumayan berat bagi ane, tapi sepertinya lama-kelamaan ane mulai terbiasa. Ane mulai menganyun-ngayunkan pedang tersebut seolah-olah sedang bertarung dengan musuh. Ane menimpuk batang pohon sampai tenaga ane abis.
Tlek! Bunyi air terjatuh.
"Eh air apaan tuh?" Jessica penasaran
"Hah? Air" ane semakin bingung
"Eh iya, tuh kayaknya getah pohon deh" Rendy meraba-raba batang pohon tersebut
"Hati-hati jangan asal dekat" Carrick sempat menahan tangan Rendy
"Bentar gw cek" Rendy tetap pada pendirian
Rendy dengan pisau bambunya merobek-robek batang pohon tersebut. Makin lama getah dari pohon tersebut keluar dengan cepat. Sesuai dengan warna pohonnya. Getah yang dihasilkan pun juga berwarna ungu. Cairannya agak kental seperti susu manis dan lengket di tangan. Tanpa di perintah tiba-tiba Rendy meminum cairan tersebut.
"Rasanya manis juga ya" Rendy menyicipi getah tersebut
"Manis??!!" tanya ane
"Nih cobain"
Setelah melihat reaksi Rendy meminum getah tersebut. Sepertinya memang getah tersebut aman-aman saja. Ane mengambil piring bambu yang sebelumnya sudah dibuat Carrick. Dan menaruh dibawah tetesan getah tersebut. Lalu meminumnya. Memang benar-benar manis. Getah tersebut cukup untuk membuat perut ini merasa kenyang. Tapi tetap aja, ane tidak mau meminum terlalu banyak.
"Sekarang kita mau kemana?" Carrick merasa jengkel
"Kita lurus aja, ikutin insting aja" balas ane
"Apa boleh buat, kita sama sekali nggak tau daerah-daerah di sini" lanjut Jessica
"Eh liat-liat, KUPU-KUPU!" teriak ane sambil menunjuk ke arah hewan tersebut
Seketika kami terkejut dengan kehadiran kupu-kupu tersebut. Bentuknya tidak jauh berbeda dengan kupu-kupu di bumi. Sama. Namun warna dari sayapnya agak terang dan berkilau. Hal ini memperkuat opini ane bahwa ada makhluk lain selain kita yang berada di sini. Jika memang ada, pasti bentuknya lebih aneh dari pohon ini.
"Awas!!" Rendy berusaha melindungi Carrick
"Gila, itu makhluk apaan? Serigala?" Carrick semakin bingung
Kawanan serigala muncul dari arah barat. Tidak hanya satu tapi tiga. Jessica yang keliatan udah panik langsung berlari memeluk badan ane dari belakang. Ane hanya bisa menganyun-nganyunkan pedang untuk menakut-nakuti srigala tersebut. Tapi sepertinya srigala ini berbeda dengan srigala di bumi. Bulu srigala tersebut persis seperti srigala hutan tapi srigala tersebut agak meraung dan bertaring panjang.
"Gimana nih? " Rendy kehabisan akal
"Udah lawan aja" Carrick semakin emosi
"Jangan gegabah, kalau kita yang kalah gimana!" himbau ane
"Kabur aja kita" usul Rendy
"Jangan! kita nggak tahu ada makhluk apa lagi selain srigala. Kalau kita kabur mungkin kita bisa nemuin makhluk yang lebih kuat dari srigala ini" lanjut ane
Perlahan-lahan srigala tersebut mendekati ane. Sepertinya srigala tersebut merasa terancam karena tingkah ane yang memainkan pedang tersebut. Serigala tersebut tiba-tiba berlari dan menerkam Rendy. Carrick pun langsung melempar pisau tersebut ke arah srigala . PLAK! pisau tersebut mengenai ekornya. Srigala meraung kesakitan. Rendy berlari ke arah api unggun. Sekarang giliran ane dan Carrick yang diincar dua serigala berikutnya.
"Awas!" teriak Carrick sambil mendorong badan ane ke arah samping. Carrick yang mempunyai pertahanan diri bagus langsung menendang kepala salah satu srigala. Srigala terlempar 5 meter dari arah kami. Ane dengan sigap bangun dan bergerak maju untuk menusuk salah satu srigala yang ekornya terjepit oleh pisau Carrick. PLAK! Ane berhasil menusuk bagian badan dari srigala tersebut. Tampaknya hal tersebut membuat dua srigala lain semakin marah.
Suasana semakin mencekam. Carrick sepertinya sudah memberi kode bahwa sudah tidak kuat lagi. Ane melihat ke arah sekeliling untuk mencari senjata lain. Tapi ada satu hal yang ane bingung. Mengapa serigala-serigala tersebut tidak menyerang Rendy dan Jessica yang sedang berlindung di belakang api unggun.
"Carrick! Gw tau, mereka takut sama api!" teriak ane sambil berlari ke arah api unggun
Carrick langsung berlari dan melompat juga ke arah samping api unggun. Sepertinya dugaan ane tepat. Srigala-srigala sama sekali tidak mengikuti kita berdua. Mereka hanya diam dan tampaknya berpikir dua kali untuk memakan kami. Mereka akhirnya meraung sepertinya memberi kode kepada kawanan lain dalam jumlah banyak.
Srigala yang mati di makan begitu saja oleh dua temannya. Ane melemparkan pisau yang sudah ane beri api ke arah serigala tersebut. Akhirnya serigala tersebut lari ke arah timur. Ane bergegas melihat mayat dari salah satu srigala. Ane sempat terkejut melihat bagian organnya. Ada bagian-bagian yang sama sekali ane belum pernah lihat. Salah satu bagian organ yang lain juga ternyata belum mati. Organ-organ tersebut bukannya mengendur, malah semakin keras kerjanya.
"Kayaknya kita harus cepet-cepet pergi dari sini deh" Carrick berjalan tanpa arah
"Iya, gw juga udah mulai takut" Rendy mengikuti Carrick
Kami akhirnya pergi dan membawa perlengkapan senjata serta getah-getah pohon tersebut dengan kain baju yang sudah ane robek sendiri. Tidak membutuhkan waktu lama, ane bisa menyimpulkan bahwa makhluk tersebut mencium bau getah yang kami minum. Kupu-kupu tersebut sepertinya juga menyukai bau getah tersebut.
"Hoamm.. iya bentar"
Betapa terkejutnya ane. Melihat Carrick yang sedang memainkan senjata buatannya. Lalu ane juga liat api unggun yang ternyata di buat oleh Rendy.
"Lu kenapa nggak ngajak gw?"
"Lu kayaknya kecapean deh"
"Iya tadi gw udah coba bangunin tapi nggak kebangun-bangun" tambah Carrick
Iya bener juga, ane kemarin malam tidurnya agak larut karena kebanyakan pikiran dan berniat untuk menjaga mereka bertiga. Udara siang dan malam ternyata nggak jauh beda. Sama-sama dingin. Sepertinya suhu di lingkungan ini nggak stabil.
"Lu gimana buat api unggun?" ane sambil menunjuk ke arah api unggun
"Pake batu krikil yang di samping pohon" Rendy menunjuk ke batu krikil
"Emang bisa? Setau gw nggak bisa deh" ane semakin bingung
"Jangan pernah ngeremehin anak sains"
"Hahahaha bener tuh" Carrick tertawa
Tingkah-tingkah mereka membuat suasana hati ane cair. Tapi ane tetap aja khawatir. Sebenarnya kita di sini bukan liburan. Kita seperti orang tersesat dan nggak tau arah jalan pulang. Ane juga takut nyawa kita menjadi taruhan di sini.
"Bob, hey!" Jessica berjalan ke arah ane
"Aah, eh iya kenapa?"
"Lu kenapa akhir-akhir ini jadi suka melamun?"
"Nggak papa, lagi cape aja"
"Oh iya, nih pedang bambunya" Carrick memotong pembicaraan sambil menyerahkan salah satu senjata dari tangannya ke ane
"Buat gw? agak berat juga"
"Iya hati-hati, jangan asal gerak. Ntar ketusuk sendiri" Carrick memperagakan cara memegang pedang
Ane tampaknya sekarang beruntung tersesat dengan orang-orang yang jenius. Carrick ahli dalam bela diri serta pembuatan senjata. Sedangkan Rendy ahli dalam sains. Tapi lama kelamaan ane merasa perut ini sangat lapar. Sudah seharian kemarin ane nggak makan. Terakhir kali hanya minum lemon tea.
"Eh, gimana nih gw lapar" ane memegang perut
"Bener juga, dari tadi gw cari hewan yang hidup tapi nggak kelihatan juga" Rendy menyetujui
"Yaudah kita tunggu aja sampai ada makhluk lain nongol" kata Carrick sambil memainkan pisaunya
"Tapi jangan asal bunuh, kita belum tau situasi di sini" Jessica berusaha mengingatkan
Ane yang sudah di beri senjata mencoba untuk berlatih dan beradaptasi dengan pedang baru ini. Lumayan berat bagi ane, tapi sepertinya lama-kelamaan ane mulai terbiasa. Ane mulai menganyun-ngayunkan pedang tersebut seolah-olah sedang bertarung dengan musuh. Ane menimpuk batang pohon sampai tenaga ane abis.
Tlek! Bunyi air terjatuh.
"Eh air apaan tuh?" Jessica penasaran
"Hah? Air" ane semakin bingung
"Eh iya, tuh kayaknya getah pohon deh" Rendy meraba-raba batang pohon tersebut
"Hati-hati jangan asal dekat" Carrick sempat menahan tangan Rendy
"Bentar gw cek" Rendy tetap pada pendirian
Rendy dengan pisau bambunya merobek-robek batang pohon tersebut. Makin lama getah dari pohon tersebut keluar dengan cepat. Sesuai dengan warna pohonnya. Getah yang dihasilkan pun juga berwarna ungu. Cairannya agak kental seperti susu manis dan lengket di tangan. Tanpa di perintah tiba-tiba Rendy meminum cairan tersebut.
"Rasanya manis juga ya" Rendy menyicipi getah tersebut
"Manis??!!" tanya ane
"Nih cobain"
Setelah melihat reaksi Rendy meminum getah tersebut. Sepertinya memang getah tersebut aman-aman saja. Ane mengambil piring bambu yang sebelumnya sudah dibuat Carrick. Dan menaruh dibawah tetesan getah tersebut. Lalu meminumnya. Memang benar-benar manis. Getah tersebut cukup untuk membuat perut ini merasa kenyang. Tapi tetap aja, ane tidak mau meminum terlalu banyak.
"Sekarang kita mau kemana?" Carrick merasa jengkel
"Kita lurus aja, ikutin insting aja" balas ane
"Apa boleh buat, kita sama sekali nggak tau daerah-daerah di sini" lanjut Jessica
"Eh liat-liat, KUPU-KUPU!" teriak ane sambil menunjuk ke arah hewan tersebut
Seketika kami terkejut dengan kehadiran kupu-kupu tersebut. Bentuknya tidak jauh berbeda dengan kupu-kupu di bumi. Sama. Namun warna dari sayapnya agak terang dan berkilau. Hal ini memperkuat opini ane bahwa ada makhluk lain selain kita yang berada di sini. Jika memang ada, pasti bentuknya lebih aneh dari pohon ini.
"Awas!!" Rendy berusaha melindungi Carrick
"Gila, itu makhluk apaan? Serigala?" Carrick semakin bingung
Kawanan serigala muncul dari arah barat. Tidak hanya satu tapi tiga. Jessica yang keliatan udah panik langsung berlari memeluk badan ane dari belakang. Ane hanya bisa menganyun-nganyunkan pedang untuk menakut-nakuti srigala tersebut. Tapi sepertinya srigala ini berbeda dengan srigala di bumi. Bulu srigala tersebut persis seperti srigala hutan tapi srigala tersebut agak meraung dan bertaring panjang.
"Gimana nih? " Rendy kehabisan akal
"Udah lawan aja" Carrick semakin emosi
"Jangan gegabah, kalau kita yang kalah gimana!" himbau ane
"Kabur aja kita" usul Rendy
"Jangan! kita nggak tahu ada makhluk apa lagi selain srigala. Kalau kita kabur mungkin kita bisa nemuin makhluk yang lebih kuat dari srigala ini" lanjut ane
Perlahan-lahan srigala tersebut mendekati ane. Sepertinya srigala tersebut merasa terancam karena tingkah ane yang memainkan pedang tersebut. Serigala tersebut tiba-tiba berlari dan menerkam Rendy. Carrick pun langsung melempar pisau tersebut ke arah srigala . PLAK! pisau tersebut mengenai ekornya. Srigala meraung kesakitan. Rendy berlari ke arah api unggun. Sekarang giliran ane dan Carrick yang diincar dua serigala berikutnya.
"Awas!" teriak Carrick sambil mendorong badan ane ke arah samping. Carrick yang mempunyai pertahanan diri bagus langsung menendang kepala salah satu srigala. Srigala terlempar 5 meter dari arah kami. Ane dengan sigap bangun dan bergerak maju untuk menusuk salah satu srigala yang ekornya terjepit oleh pisau Carrick. PLAK! Ane berhasil menusuk bagian badan dari srigala tersebut. Tampaknya hal tersebut membuat dua srigala lain semakin marah.
Suasana semakin mencekam. Carrick sepertinya sudah memberi kode bahwa sudah tidak kuat lagi. Ane melihat ke arah sekeliling untuk mencari senjata lain. Tapi ada satu hal yang ane bingung. Mengapa serigala-serigala tersebut tidak menyerang Rendy dan Jessica yang sedang berlindung di belakang api unggun.
"Carrick! Gw tau, mereka takut sama api!" teriak ane sambil berlari ke arah api unggun
Carrick langsung berlari dan melompat juga ke arah samping api unggun. Sepertinya dugaan ane tepat. Srigala-srigala sama sekali tidak mengikuti kita berdua. Mereka hanya diam dan tampaknya berpikir dua kali untuk memakan kami. Mereka akhirnya meraung sepertinya memberi kode kepada kawanan lain dalam jumlah banyak.
Srigala yang mati di makan begitu saja oleh dua temannya. Ane melemparkan pisau yang sudah ane beri api ke arah serigala tersebut. Akhirnya serigala tersebut lari ke arah timur. Ane bergegas melihat mayat dari salah satu srigala. Ane sempat terkejut melihat bagian organnya. Ada bagian-bagian yang sama sekali ane belum pernah lihat. Salah satu bagian organ yang lain juga ternyata belum mati. Organ-organ tersebut bukannya mengendur, malah semakin keras kerjanya.
"Kayaknya kita harus cepet-cepet pergi dari sini deh" Carrick berjalan tanpa arah
"Iya, gw juga udah mulai takut" Rendy mengikuti Carrick
Kami akhirnya pergi dan membawa perlengkapan senjata serta getah-getah pohon tersebut dengan kain baju yang sudah ane robek sendiri. Tidak membutuhkan waktu lama, ane bisa menyimpulkan bahwa makhluk tersebut mencium bau getah yang kami minum. Kupu-kupu tersebut sepertinya juga menyukai bau getah tersebut.
Diubah oleh forfatter 20-02-2015 14:54
0
Kutip
Balas