- Beranda
- The Lounge
Tersesat di Utopikus
...
TS
forfatter
Tersesat di Utopikus
Ane hanya berniat untuk berbagi, jika tidak percaya tidak masalah 
Nama ane Bob Tyson. Ayah ane berasal dari Inggris sedangkan Ibu berasal dari Indonesia, tepatnya DKI Jakarta. Kehidupan ane sering dicampakkan oleh teman-teman. Hal ini membuat ane merasa jengkel. Suasana di luar terpaksa membuat ane terkurung di dalam. Ane selalu bermain di dalam rumah. Orang tua sesekali menyuruh ane bermain ke luar. Tapi bermain untuk siapa? Tidak ada yang ingin bermain dengan ane. Hal ini lama-lama membuat ane merasa jengkel untuk sekolah di sini.
Akhirnya ane mencoba mengambil beasiswa ke Australia. Dengan bermodal otak dan mental yang kuat, ane berhasil mendapatkan beasiswa tersebut.
=====================================================================================================
Prologue
Hari pertama di Universitas, ane seperti orang yang tersesat di sana. Sama sekali tidak ada orang yang ane kenal. Memang banyak orang Indonesia di sana tapi karena sudah terbiasa sendiri, ane belum mau bergaul dengan mereka. Ane berkeliling mencoba mencari objek yang tidak membosankan. Dari arah barat terdengar seseorang yang sepertinya memanggil ane dengan nada lembut.
"Hai nama lu siapa?"
"Nama gw Bob Tyson, kalau lu"
"Nama gw Jessica Novita, panggil aja Jessica. Ngomong-ngomong lu anak Science and Technology ya?"
"Iya, gw anak Science and Technology. Ngomong-ngomong ada apa ya?" ane penasaran
"Nggak kenapa-kenapa, cuman pengen kenalan aja. Lagipula ini hari pertama gw belajar di sini dan gw juga satu jurusan dengan lu. Jadi biar makin akrab aja "
"Owh gitu" ane agak malas
"Oh iya, ntar lanjut lagi ngomongnya di kelas" katanya perlahan-lahan meninggalkan ane
Ane kurang mengerti apa maksud sebenarnya dia tiba-tiba mengajak ane berbicara. Setelah berbicara dengannya, ane kembali mengelilingi lingkungan Universitas. Sama sekali membosankan, nggak ada objek yang benar-benar membuat ane terkesan.
Dari arah jauh, terdengar suara pengumuman di speaker. Ane pikir pengumuman apa, nyatanya itu hanya pengumuman masuk ke kelas. Ane masuk ke dalam kelas dengan tergesa-gesa.
Sesampai di kelas, ane kembali bertemu dengan Jessica.
"Eh lu, sini duduk di belakang" katanya sambil menunjuk ke arah belakang
"Oh iya, makasih"
Mr. Marley langsung memperkenalkan diri. Dengan pakaian berwarna biru dan dasi berwarna kuning, dia menyuruh kami untuk saling berkenalan satu sama lain. Banyak mahasiswa di sana yang memberikan senyuman ke arah ane. Ane membalasnya dengan senyuman palsu. Tampaknya Jessica sangat terhibur dengan senyuman ane.
20 menit berlalu, tampaknya ane mulai cocok dengan salah satu mahasiswa di sana. Namanya Carrick. Dari gaya bicaranya, dia tampaknya orang yang pemberani.
"Lu asli orang mana?" katanya penasaran
"Gw orang Indonesia tapi ada keturunan Inggris, kalau lu sendiri?"
"Gw asli orang Australia"
"Sejarah Universitas ini apa?" ane mencoba membuat topik
"Setau gw, Universitas ini sangat dikagumi oleh banyak orang. Yah bisa dibilang ini adalah Universitas paling favorit di Australia, beberapa kali mendapat penghargaan dari pemerintah"
"Besok kerumah gw mau ga?" Jessica memotong pembicaraan
"Mau ngapain?" tanya Carrick
"Yah, kita kan baru kenalan. Sekalian santai-santai aja biar makin deket"
Karena rasa nggak enak, ane dan Carrick akhirnya bersedia untuk pergi ke rumahnya. Pasti besok bakalan jadi hari membosankan bagi ane.
Jadi gini, ane diberi penginapan gratis tepatnya asrama oleh pihak Universitas. Selain itu ane juga diberi uang jajan selama satu tahun. Asrama tempat ane menginap lumayan besar. Bertingkat lima dan mempunyai halaman yang cukup luas. Sistem yang diterapkan pihak asrama pun cukup ketat. Jadi, di sana ada seorang wanita. Wanita tersebut selalu ditugaskan oleh pihak universitas untuk mengecek rapot para mahasiswanya. Jika rapotnya bagus atau memenuhi standard, mahasiswa tersebut diperbolehkan menempati kamar dengan fasilitas bagus. Sedangkan mahasiswa yang mendapat rapot dibawah standard. Terpaksa harus dipindah ke kamar yang tidak jelek, namun kualitasnya dibawah kamar dengan fasilitas bagus. Hal ini membuat ane terpaksa menempati kamar yang mempunyai kualitas standard, mengingat saingan di sana yang cukup banyak.
"Kalimat yang berbahasa Inggris sudah ane translate ke bahasa Indonesia, agar nyaman dalam membaca
Bevezetés
Utopikus (1)
Utopikus (2)
Túlél
Farkas
Gyökér
Törpe (1)

Nama ane Bob Tyson. Ayah ane berasal dari Inggris sedangkan Ibu berasal dari Indonesia, tepatnya DKI Jakarta. Kehidupan ane sering dicampakkan oleh teman-teman. Hal ini membuat ane merasa jengkel. Suasana di luar terpaksa membuat ane terkurung di dalam. Ane selalu bermain di dalam rumah. Orang tua sesekali menyuruh ane bermain ke luar. Tapi bermain untuk siapa? Tidak ada yang ingin bermain dengan ane. Hal ini lama-lama membuat ane merasa jengkel untuk sekolah di sini.
Akhirnya ane mencoba mengambil beasiswa ke Australia. Dengan bermodal otak dan mental yang kuat, ane berhasil mendapatkan beasiswa tersebut.
=====================================================================================================
Quote:
Prologue
Hari pertama di Universitas, ane seperti orang yang tersesat di sana. Sama sekali tidak ada orang yang ane kenal. Memang banyak orang Indonesia di sana tapi karena sudah terbiasa sendiri, ane belum mau bergaul dengan mereka. Ane berkeliling mencoba mencari objek yang tidak membosankan. Dari arah barat terdengar seseorang yang sepertinya memanggil ane dengan nada lembut.
"Hai nama lu siapa?"
"Nama gw Bob Tyson, kalau lu"
"Nama gw Jessica Novita, panggil aja Jessica. Ngomong-ngomong lu anak Science and Technology ya?"
"Iya, gw anak Science and Technology. Ngomong-ngomong ada apa ya?" ane penasaran
"Nggak kenapa-kenapa, cuman pengen kenalan aja. Lagipula ini hari pertama gw belajar di sini dan gw juga satu jurusan dengan lu. Jadi biar makin akrab aja "
"Owh gitu" ane agak malas
"Oh iya, ntar lanjut lagi ngomongnya di kelas" katanya perlahan-lahan meninggalkan ane
Ane kurang mengerti apa maksud sebenarnya dia tiba-tiba mengajak ane berbicara. Setelah berbicara dengannya, ane kembali mengelilingi lingkungan Universitas. Sama sekali membosankan, nggak ada objek yang benar-benar membuat ane terkesan.
Dari arah jauh, terdengar suara pengumuman di speaker. Ane pikir pengumuman apa, nyatanya itu hanya pengumuman masuk ke kelas. Ane masuk ke dalam kelas dengan tergesa-gesa.
Sesampai di kelas, ane kembali bertemu dengan Jessica.
"Eh lu, sini duduk di belakang" katanya sambil menunjuk ke arah belakang
"Oh iya, makasih"
Mr. Marley langsung memperkenalkan diri. Dengan pakaian berwarna biru dan dasi berwarna kuning, dia menyuruh kami untuk saling berkenalan satu sama lain. Banyak mahasiswa di sana yang memberikan senyuman ke arah ane. Ane membalasnya dengan senyuman palsu. Tampaknya Jessica sangat terhibur dengan senyuman ane.
20 menit berlalu, tampaknya ane mulai cocok dengan salah satu mahasiswa di sana. Namanya Carrick. Dari gaya bicaranya, dia tampaknya orang yang pemberani.
"Lu asli orang mana?" katanya penasaran
"Gw orang Indonesia tapi ada keturunan Inggris, kalau lu sendiri?"
"Gw asli orang Australia"
"Sejarah Universitas ini apa?" ane mencoba membuat topik
"Setau gw, Universitas ini sangat dikagumi oleh banyak orang. Yah bisa dibilang ini adalah Universitas paling favorit di Australia, beberapa kali mendapat penghargaan dari pemerintah"
"Besok kerumah gw mau ga?" Jessica memotong pembicaraan
"Mau ngapain?" tanya Carrick
"Yah, kita kan baru kenalan. Sekalian santai-santai aja biar makin deket"
Karena rasa nggak enak, ane dan Carrick akhirnya bersedia untuk pergi ke rumahnya. Pasti besok bakalan jadi hari membosankan bagi ane.
Jadi gini, ane diberi penginapan gratis tepatnya asrama oleh pihak Universitas. Selain itu ane juga diberi uang jajan selama satu tahun. Asrama tempat ane menginap lumayan besar. Bertingkat lima dan mempunyai halaman yang cukup luas. Sistem yang diterapkan pihak asrama pun cukup ketat. Jadi, di sana ada seorang wanita. Wanita tersebut selalu ditugaskan oleh pihak universitas untuk mengecek rapot para mahasiswanya. Jika rapotnya bagus atau memenuhi standard, mahasiswa tersebut diperbolehkan menempati kamar dengan fasilitas bagus. Sedangkan mahasiswa yang mendapat rapot dibawah standard. Terpaksa harus dipindah ke kamar yang tidak jelek, namun kualitasnya dibawah kamar dengan fasilitas bagus. Hal ini membuat ane terpaksa menempati kamar yang mempunyai kualitas standard, mengingat saingan di sana yang cukup banyak.
"Kalimat yang berbahasa Inggris sudah ane translate ke bahasa Indonesia, agar nyaman dalam membaca

Bevezetés
Utopikus (1)
Utopikus (2)
Túlél
Farkas
Gyökér
Törpe (1)
Diubah oleh forfatter 20-02-2015 15:05
0
1.6K
Kutip
19
Balasan
Thread Digembok
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
1.3MThread•103.8KAnggota
Tampilkan semua post
TS
forfatter
#13
Túlél
Quote:
Ane perlahan-lahan membuka mata. Tampak suasananya begitu segar. Ane menghirup udara yang cukup segar.
"Bob... bangun.. " Jessica mendorong bahu ane
"Iya gw udah bangun nih"
"Kayaknya Carrick sama Rendy masih belum sadar nih"
"Sebenarnya sekarang kita ada dimana?"
"Saat kalian bertiga masih pingsan, gw coba mencari tanda-tanda kehidupan di sini, tapi kayaknya nggak ada sama sekali"
Sementara itu, ane mencoba membangunkan Carrick dan Rendy. Ane punya firasat buruk jika harus menunggu lama sampai mereka berdua bangun. Ane mendorong-dorong tubuh mereka berdua, tapi sepertinya masih belum ada respon. Memang benturan tersebut cukup kencang. Sementara itu, ane sama sekali tidak melihat tanda-tanda kehidupan di sana. Cukup sunyi, tapi di sekitar ane terdapat benda seperti pohon namun bentuk dan warnanya agak berbeda. Ane belum bisa memastikan benda tersebut makhluk hidup atau bukan. Tapi yang pasti ane melihat benda tersebut menghasilkan gelembung-gelembung seperti balon tiup.
"Lu liat kan Jess?"
"Iya, kayaknya gelembungnya berbahaya tuh"
"Kita belum tau bahaya kalau belum menyentuhnya"
"Lu gila apa? kita sama sekali nggak tahu apa-apa tentang tempat ini"
Ane berharap ada benda panjang seperti tongkat. Ane membalikkan badan dan melIhat ke arah sekeliling.
"Jess, coba lu bantu ambilin benda warna ungu" ane sambil menunjuk ke arah benda yang di maksud
"Oke bentar" Jessica sambil berjalan mengambil benda yang ane maksud
Jessica melemparkan benda tersebut ke ane. Dari bentuknya benda tersebut mirip ranting yang jatuh dari benda yang menghasilkan gelembung tersebut. Ane yakin ini salah satu bagian dari benda tersebut dilihat dari warnanya.
Sebuah gelembung datang ke arah ane. Ane langsung menjaga jarak dengan gelembung tersebut. Dengan hati-hati ane mendekatkan ranting ungu tersebut ke arah gelembung. TLAK!! Gelembung tersebut pecah dan berubah menjadi cairan berwarna bening seperti susu.
"Kayaknya ini nggak bahaya deh" ane meraba benda tersebut
"Jangan terlalu gegabah"
Ane menginjak-nginjak cairan tersebut, tampaknya tidak ada respon apa-apa dengan kulit ane. Tidak ada yang aneh. Cairannya pun tidak lengket, dan bahkan menyerupai air di bumi. Ane mendapat ide untuk membangunkan Carrick dan Rendy.
"Jess, kalau ada gelembung pancing aja ke arah Carrick dan Rendy" ane bersiap menembak gelembung tersebut
"Beneran nih gapapa?"
"Iya tenang aja"
Gelembung-gelembung tersebut mempunyai ciri menanggapi rangsangan dan akan mengikuti rangsangan tersebut sampai pecah sendiri. Saat Jessica memancing gelembung tersebut ke arah Carrick dan Rendy. Ane langsung melempar ranting tersebut dan memecahkan balon yang ada di sana. PLAK!!! Tetesan air tersebut jatuh di wajah Carrick dan Rendy. Seketika Carrick dan Rendy menunjukan respon. Mata mereka berdua mulai bergerak dan akhirnya terbangun.
"Ini dimana?" tanya Carrick dan Rendy
"Gw juga nggak tau, tapi yang penting kita harus cari tempat berlindung" ane melihat ke arah sekeliling
"Iya bener kata Bob" tambah Jessica
Untungnya Carrick dan Rendy mempunyai watak yang tegar dan berani. Mereka berdua nggak gampang panik.
Selain ranting ane juga melihat benda tapi menyerupai sehelai daun. Dugaan ane sepertinya ini daun pohon namun bentuknya saja yang berbeda. Ukuran daun tersebut sangat besar seperti selimut kasur. Daun tersebut juga tampaknya kokoh untuk membuat tenda mini. Ane langsung menginstruksikan yang lain untuk membuat tenda mini. Namun dalam skala kecil dan letaknya di balik pohon aneh tersebut. Ane takut ada serangan dari makhluk lain yang nggak di kenal.
Tampaknya Jessica bukan cewe sembarangan, dia mengetahui banyak teknik dalam merangkai sesuatu. Terbukti di lihat dari gerakannya yang cukup gesit dalam membuat tenda. Bahkan melebihi ane.
Dilihat dari suasana di sana. Sepertinya sudah mau malam. Ane juga nggak tau pasti berapa waktu dalam 1 hari di sana. Arloji yang ane bawa ternyata rusak karena hantaman tadi. Tapi yang ane tau jika mau malam pasti daun-daun di pohon tersebut akan menguncup ke arah bawah. Ane menyuruh yang lain untuk bergegas menyelesaikan tenda mini tersebut dan menginap di sana untuk satu malam.
"Kayaknya kita terpaksa untuk menginap di sini" ane memasang raut kesal
"Jadi gimana? Kita harus susun strategi" balas Carrick
"Strategi gimana?" tanya Rendy
"Iya, kita pasti nggak mungkin tinggal di sini dengan hanya bermodal tenda. Kita juga harus bisa balik cepat-cepat ke tempat kita berasal. Tapi yang paling penting bagaimana kita bisa beradaptasi di lingkungan seperti ini" Carrick mencoba memikirkan rencana lain
"Iya, yang kita butuhkan adalah makanan dan senjata" usul ane
"Oh iya, dulu gw pernah di ajarin cara bikin pisau dari batu" Jessica memotong
"Nah, bahan-bahannya itu kita dapat dari mana?" tanya Rendy
"Pakai ranting yang gw pake aja, itu lumayan tajam, tinggal di asah lagi aja" jelas ane
"Ide bagus, gw juga tadi liat ada kumpulan batu-batu kecil di dekat pohon tersebut" lanjut Jessica
"Lah itu baru senjata, kalau makanan?" tanya Rendy
"Kalau makanan urusan belakang aja, yang penting senjata, siapa tau ada getah pohon yang bisa di makan sama seperti di bumi." ane berusaha mengingatkan mereka
Setelah pembicaraan yang cukup panjang. Satu per satu dari kami tampaknya sudah mulai kelelahan dan tertidur. Ane dari tadi merenung bagaimana nasib keluarga ane yang kehilangan anaknya. Pasti bakal panik mencari ane serta bagaimana kelangsungan belajar ane di Australia.
"Bob... bangun.. " Jessica mendorong bahu ane
"Iya gw udah bangun nih"
"Kayaknya Carrick sama Rendy masih belum sadar nih"
"Sebenarnya sekarang kita ada dimana?"
"Saat kalian bertiga masih pingsan, gw coba mencari tanda-tanda kehidupan di sini, tapi kayaknya nggak ada sama sekali"
Sementara itu, ane mencoba membangunkan Carrick dan Rendy. Ane punya firasat buruk jika harus menunggu lama sampai mereka berdua bangun. Ane mendorong-dorong tubuh mereka berdua, tapi sepertinya masih belum ada respon. Memang benturan tersebut cukup kencang. Sementara itu, ane sama sekali tidak melihat tanda-tanda kehidupan di sana. Cukup sunyi, tapi di sekitar ane terdapat benda seperti pohon namun bentuk dan warnanya agak berbeda. Ane belum bisa memastikan benda tersebut makhluk hidup atau bukan. Tapi yang pasti ane melihat benda tersebut menghasilkan gelembung-gelembung seperti balon tiup.
"Lu liat kan Jess?"
"Iya, kayaknya gelembungnya berbahaya tuh"
"Kita belum tau bahaya kalau belum menyentuhnya"
"Lu gila apa? kita sama sekali nggak tahu apa-apa tentang tempat ini"
Ane berharap ada benda panjang seperti tongkat. Ane membalikkan badan dan melIhat ke arah sekeliling.
"Jess, coba lu bantu ambilin benda warna ungu" ane sambil menunjuk ke arah benda yang di maksud
"Oke bentar" Jessica sambil berjalan mengambil benda yang ane maksud
Jessica melemparkan benda tersebut ke ane. Dari bentuknya benda tersebut mirip ranting yang jatuh dari benda yang menghasilkan gelembung tersebut. Ane yakin ini salah satu bagian dari benda tersebut dilihat dari warnanya.
Sebuah gelembung datang ke arah ane. Ane langsung menjaga jarak dengan gelembung tersebut. Dengan hati-hati ane mendekatkan ranting ungu tersebut ke arah gelembung. TLAK!! Gelembung tersebut pecah dan berubah menjadi cairan berwarna bening seperti susu.
"Kayaknya ini nggak bahaya deh" ane meraba benda tersebut
"Jangan terlalu gegabah"
Ane menginjak-nginjak cairan tersebut, tampaknya tidak ada respon apa-apa dengan kulit ane. Tidak ada yang aneh. Cairannya pun tidak lengket, dan bahkan menyerupai air di bumi. Ane mendapat ide untuk membangunkan Carrick dan Rendy.
"Jess, kalau ada gelembung pancing aja ke arah Carrick dan Rendy" ane bersiap menembak gelembung tersebut
"Beneran nih gapapa?"
"Iya tenang aja"
Gelembung-gelembung tersebut mempunyai ciri menanggapi rangsangan dan akan mengikuti rangsangan tersebut sampai pecah sendiri. Saat Jessica memancing gelembung tersebut ke arah Carrick dan Rendy. Ane langsung melempar ranting tersebut dan memecahkan balon yang ada di sana. PLAK!!! Tetesan air tersebut jatuh di wajah Carrick dan Rendy. Seketika Carrick dan Rendy menunjukan respon. Mata mereka berdua mulai bergerak dan akhirnya terbangun.
"Ini dimana?" tanya Carrick dan Rendy
"Gw juga nggak tau, tapi yang penting kita harus cari tempat berlindung" ane melihat ke arah sekeliling
"Iya bener kata Bob" tambah Jessica
Untungnya Carrick dan Rendy mempunyai watak yang tegar dan berani. Mereka berdua nggak gampang panik.
Selain ranting ane juga melihat benda tapi menyerupai sehelai daun. Dugaan ane sepertinya ini daun pohon namun bentuknya saja yang berbeda. Ukuran daun tersebut sangat besar seperti selimut kasur. Daun tersebut juga tampaknya kokoh untuk membuat tenda mini. Ane langsung menginstruksikan yang lain untuk membuat tenda mini. Namun dalam skala kecil dan letaknya di balik pohon aneh tersebut. Ane takut ada serangan dari makhluk lain yang nggak di kenal.
Tampaknya Jessica bukan cewe sembarangan, dia mengetahui banyak teknik dalam merangkai sesuatu. Terbukti di lihat dari gerakannya yang cukup gesit dalam membuat tenda. Bahkan melebihi ane.
Dilihat dari suasana di sana. Sepertinya sudah mau malam. Ane juga nggak tau pasti berapa waktu dalam 1 hari di sana. Arloji yang ane bawa ternyata rusak karena hantaman tadi. Tapi yang ane tau jika mau malam pasti daun-daun di pohon tersebut akan menguncup ke arah bawah. Ane menyuruh yang lain untuk bergegas menyelesaikan tenda mini tersebut dan menginap di sana untuk satu malam.
"Kayaknya kita terpaksa untuk menginap di sini" ane memasang raut kesal
"Jadi gimana? Kita harus susun strategi" balas Carrick
"Strategi gimana?" tanya Rendy
"Iya, kita pasti nggak mungkin tinggal di sini dengan hanya bermodal tenda. Kita juga harus bisa balik cepat-cepat ke tempat kita berasal. Tapi yang paling penting bagaimana kita bisa beradaptasi di lingkungan seperti ini" Carrick mencoba memikirkan rencana lain
"Iya, yang kita butuhkan adalah makanan dan senjata" usul ane
"Oh iya, dulu gw pernah di ajarin cara bikin pisau dari batu" Jessica memotong
"Nah, bahan-bahannya itu kita dapat dari mana?" tanya Rendy
"Pakai ranting yang gw pake aja, itu lumayan tajam, tinggal di asah lagi aja" jelas ane
"Ide bagus, gw juga tadi liat ada kumpulan batu-batu kecil di dekat pohon tersebut" lanjut Jessica
"Lah itu baru senjata, kalau makanan?" tanya Rendy
"Kalau makanan urusan belakang aja, yang penting senjata, siapa tau ada getah pohon yang bisa di makan sama seperti di bumi." ane berusaha mengingatkan mereka
Setelah pembicaraan yang cukup panjang. Satu per satu dari kami tampaknya sudah mulai kelelahan dan tertidur. Ane dari tadi merenung bagaimana nasib keluarga ane yang kehilangan anaknya. Pasti bakal panik mencari ane serta bagaimana kelangsungan belajar ane di Australia.
Diubah oleh forfatter 20-02-2015 14:48
0
Kutip
Balas