- Beranda
- Stories from the Heart
Claudya.
...
TS
kevinadr04
Claudya.
haloo.. kali ini ane mau nulis cerita baru, dan dengan gaya tulisan yang baru
setelah sebelumnya dengan cerita DIALOGUE (DIA, LO, GUE) yang nggak kelar, karena ada sesuatu, bukan bermasalah sama tokohnya tapi karena ane udah agak lupa cerita dan kisahnya, makanya nggak ane terusin
insyaAllah, kali ane tulis sampe kelar sambil ngisi liburan kuliah dan belajar nulis. Hehe
PROLOG:
INDEX
setelah sebelumnya dengan cerita DIALOGUE (DIA, LO, GUE) yang nggak kelar, karena ada sesuatu, bukan bermasalah sama tokohnya tapi karena ane udah agak lupa cerita dan kisahnya, makanya nggak ane terusin
insyaAllah, kali ane tulis sampe kelar sambil ngisi liburan kuliah dan belajar nulis. Hehe
PROLOG:
Spoiler for :
INDEX
Spoiler for :
Diubah oleh kevinadr04 01-10-2015 04:14
anasabila memberi reputasi
1
9.5K
61
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•52KAnggota
Tampilkan semua post
TS
kevinadr04
#29
Dilema
Setelah sebelumnya aku di maki-maki oleh claudya dan ditinggal pergi begitu saja. Kini aku harus bertemu dengan seseorang yang dari dulu sampai sekarang membuatku tidak bisa tenang ketika di dekatnya. Ya. Dia adalah Ananda. Aku hanya berani menjadi Secret Admirernya saja, mencoba menutupi perasaanku terhadapnya.
Aku menghampiri anak-anak, claudya sedang duduk melihat anak-anak yang lain. Awalnya dia tidak sadar ketika aku datang, saat aku membalikkan badan, baru ia menyadari.
“ehh..vin!” sapanya tersenyum ke arahku.
“haii..ananda.” sapaku melambaikan tangan ke arahnya.
Aku menghampiri claudya yang dari pertama aku datang sedang duduk sendiri hanya melihat anak-anak yang lain.
“gimana kabar lo nda?” tanyaku duduk disebelahnya mencoba bersikap setenang mungkin.
“baik, kamu sendiri apa kabar vin?” claudya berbalik bertanya dengan ucapan “kamu” dan bagiku terdengar sangat aneh.
“baik kok. Hehe” jawabku singkat.
“udah daritadi disini?” sambungku.
“hmm..lumayan.”
“hoo..tadi kesini sama siapa?”
“dijemput kak dimas, dia tadi bilang katanya kamu nanti kesini juga.”
“oh. gimana sama cowok kamu?” secara tidak sadar aku mengucapkan panggilan “kamu” juga.
“hmm..aku udah nggak sama dia lagi vin.” jawabnya datar sambil tersenyum.
“lohh, kenapa?” tanyaku heran.
“gapapa, aku cuma nggak suka sama sikap dia aja.” Jelasnya.
“ohh..iya, aku ngerti.” Aku sengaja tidak menanyakan lebih detail ke Ananda.
“oiya, kata kak dimas, kamu udah punya pacar vin. Mana pacar kamu?” tanyanya dengan senyum palsu di bibirnya.
Aku sedikit kaget mendengar pertanyaan ananda, dan aku sedikit dibingung menjawabnya.
“hmm..ada dirumah nda.” Jawabku berbohong, padahal aku tidak tahu ia sedang ada dimana.
“masa malem mingguan pacarnya dirumah, cowoknya disini. Haha” Sindirnya.
“haha. Gapapa kok, nda.”
“haha. Dasarr. kamu sombong banget vin, udah nggak pernah hubungin aku lagi.”
“hehe. bukan gitu ananda, kemarin kan kamu punya cowok. Aku cuma nggak mau ganggu hubungan kalian berdua.” Ucapku sambil tersenyum.
“hmm..iya, aku paham kok vin. Aku juga jadi nggak enak sama kamu, gara-gara mantan aku. Kamu jadi udah nggak pernah hubungin aku lagi.” Tiba-tiba ananda merasa tidak enak hati denganku.
“ehh..ehh..bukan gitu. Aku cuma gamau jadi penganggu hubungan kamu doang kok, bukan yang lain.” Aku sedikit panik melihat ananda menjadi tidak enak hati terhadapku.
“iya vin, ngerti kok. Makasih yaa.” Ananda tersenyum.
“iya nda, maaf sebelumnya.”
“enggak, harusnya aku yang minta maaf sama kamu vin.”
“udahh, nggak usah dibahas lagi nda.” Aku menenangkannya, memegang tangannya secara tidak sadar.
“iya vinn, makasih yaa atas pengertiannya.” tiba-tiba ananda bersandar dipundakku.
“iya ndaa.” Ucapku pasrah dengan kepala ananda yang bersandar dipundakku.
Ya tuhann.. cobaan apalagi yang yang kau berikan malam ini, dua wanita dengan dua sisi berbeda. Aku tidak tahu harus berbuat apa, aku sedikit masih menyimpan rasa dengan ananda, dan di satu sisi aku memiliki claudya yang kini jadi kekasihku.
“ehemm..” tiba-tiba dimas duduk disebelahku.
Sontak, aku dan ananda yang daritadi sedang menikmati keheningan kita berdua langsung reflex saat dimas duduk disebelahku. Ananda yang tadinya sedang bersandar di pundakku langsung duduk seperti semula, aku juga membenarkan posisi dudukku seperti semula, sedikit berjarak dengan ananda.
“kenapa vin? Kok duduknya langsung agak berjarak gitu. Hehe” tanya dimas dengan tatapan meledek.
“enggak, gapapa. ehh.. apaansi luh, ngeliatin gue gitu banget.” Aku mengenyitkan dahi.
“enggak, gapapa.” Ucap dimas dengan nada meledek.
“kak, pulang yuk. Gue udah di sms mama gue nih.” Ananda melihat handphonenya.
“vinn….” Dimas tersenyum ke arahku, menatapku dengan tatapan “anterin sana vin”.
“hmm..” aku hanya melirik kearah dimas.
“yuk, gue anterin nda.” Aku menawarkan diri kepada ananda.
“emangnya gapapa?” tanya dia heran.
“udah, gapapa. Sebelum pikiran gue berubah nih.” Aku meledek.
“yaudah deh, yuk.” Ananda mengiyakan ajakanku.
Ananda pamit dengan anak-anak yang lain untuk pulang, aku juga ikut pamit dengan anak-anak untuk mengantarkan ananda pulang sebentar. Diperjalanan, ananda memelukku dengan pelukan penuh kelembutan. Sepanjang jalan mengantarnya pulang, aku dengannya tidak mengobrol sama sekali. sepertinya ananda begitu menikmati kehangatan antara aku dan dia malam ini, sementara aku, diselimuti dilema yang cukup besar di dalam hatiku.
Selesai mengantarkan ananda, aku kembali ketempat anak-anak berkumpul, aku memang sudah berjanji pada anak-anak bahwa aku akan kembali lagi. Sesampainya aku di tempat berkumpul, aku mendapati handphoneku terus berbunyi ada bbm masuk.
BBM:
Putri : “PING!!”
Putri :“PING!!”
Putri : “vinn.. lo dimana?”
Kevin : “lagi dibelakang, baru banget sampe. kenapa put?”
Putri : “yaudah, gue ke belakang nih.”
Putri menghampiriku sedikit tergesa-tergesa seperti orang kebakaran jenggot.
“vinn..” ucap putri sesampainya di hadapanku mengatur nafas.
“iya, kenapa kakak putri?” tanyaku sambil menenangkannya.
“tadi pas gue mau kesini, gue papasan ketemu sama claudya pergi sama cowok, di boncengin.”
“hmm..lu nggak salah liat kan kak?” tanyaku penasaran.
“enggak. Orang tadi gue liat depan mata gue sendiri, pas ngeliat gue dia langsung buang muka gitu.” Ucapnya memberitahuku.
“coba lo bbm dia deh, tanya lagi dimana.” Sambungnya.
“hmm..nggak usah, biarin aja.” Jawabku santai.
“kok biarin?” tanya putri.
“lagi males gue sama dia.” Ucapku singkat.
Aku sengaja tidak bbm claudya, mengingat aku masih kesal dengan perlakuan claudya terhadapku tadi, di GOR Bulungan. Dimana aku habis dimaki-maki dipinggir jalan dan aku dibuat malu olehnya karena aku harus mengejar-ngejar dia. Aku juga tidak mau saat suasana hati sedang panas menghubunginya, bisa-bisa malah menimbulkan masalah baru. Memang claudya juga suasana hatinya saat itu sedang panas juga, lebih baik aku meredamkan egoku sampai suasana hati sama-sama tenang, baru aku tanyakan kepada claudya.
Akhirnya aku memutuskan untuk pulang kerumah, kulihat anak-anak juga sudah ada beberapa yang berpamitan. sesampainya dirumah, aku (masih) tidak menghubungi claudya, aku masih kesal dengannya. Mungkin besok pagi aku baru akan menghubunginya dan menanyakan dengan siapa ia semalam dan pergi kemana. Saat aku sedang asik melamun menatap langit kamar, handphoneku berbunyi.
Klungg..
New BBM :
Ananda : “kevinnn!! makasih yaa, tadi udah nganterin pulang. Untungnya tadi sampe rumah nggak diomelin. Haha”
Sial! lagi-lagi kenapa saat aku sedang kacau seperti ini ananda selalu hadir untuk membuat hatiku tenang dan membuatku tersenyum kembali. Tadi saat aku dari GOR Bulungan dan dipermalukan Claudya, dan sekarang saat aku diberitahu bahwa Claudya tadi jalan dengan cowok lain. langsung aku membalas bbm dari ananda.
Kevin : “iya sama-sama nda. Hehe wahh.. bagus dong? Hihi”
Ananda : “iya, untung banget. Mamah kan gitu, nggak boleh banget pulang telat dikit. Sekali pulang telat dikit langsung diomel-omelin. Huh.”
Kevin : “huss..nggak boleh gitu, biar gitu-gitu juga mamah lu tuh. Haha”
Ananda : “yaa abis, mentang-mentang gue anak terakhir, selalu diomel-omelin.”
Kevin : “yaa itu tandanya masih sayang. Daripada lu nggak diomelin? Lu mau kemana pun dan pulang jam berapapun didiemin aja tanpa ada yang ngelarang, lebih bête lagi.”
Ananda : “hmm..iya juga sih, tapi yaa tetep aja kesel.”
Kevin : “udahh.. jangan kesel gitu.”
Ananda : "masih disitu lo?"
Kevin : "enggak, udah pulang kok. belum lama sampe."
Malam itu pun aku akhiri dengan bbman bersama ananda, sementara claudya? bahkan sampai tengah malam ini pun dia tidak menghubungiku sama sekali. Aku juga tidak begitu memperdulikannya, karena aku masih sangat kesal dan malam ini pun ada seseorang yang bisa membuatku tersenyum dan menenangkanku. Ya, dia adalah, Ananda. Seseorang yang selama ini menjadi Secret Admirerku.
Aku menghampiri anak-anak, claudya sedang duduk melihat anak-anak yang lain. Awalnya dia tidak sadar ketika aku datang, saat aku membalikkan badan, baru ia menyadari.
“ehh..vin!” sapanya tersenyum ke arahku.
“haii..ananda.” sapaku melambaikan tangan ke arahnya.
Aku menghampiri claudya yang dari pertama aku datang sedang duduk sendiri hanya melihat anak-anak yang lain.
“gimana kabar lo nda?” tanyaku duduk disebelahnya mencoba bersikap setenang mungkin.
“baik, kamu sendiri apa kabar vin?” claudya berbalik bertanya dengan ucapan “kamu” dan bagiku terdengar sangat aneh.
“baik kok. Hehe” jawabku singkat.
“udah daritadi disini?” sambungku.
“hmm..lumayan.”
“hoo..tadi kesini sama siapa?”
“dijemput kak dimas, dia tadi bilang katanya kamu nanti kesini juga.”
“oh. gimana sama cowok kamu?” secara tidak sadar aku mengucapkan panggilan “kamu” juga.
“hmm..aku udah nggak sama dia lagi vin.” jawabnya datar sambil tersenyum.
“lohh, kenapa?” tanyaku heran.
“gapapa, aku cuma nggak suka sama sikap dia aja.” Jelasnya.
“ohh..iya, aku ngerti.” Aku sengaja tidak menanyakan lebih detail ke Ananda.
“oiya, kata kak dimas, kamu udah punya pacar vin. Mana pacar kamu?” tanyanya dengan senyum palsu di bibirnya.
Aku sedikit kaget mendengar pertanyaan ananda, dan aku sedikit dibingung menjawabnya.
“hmm..ada dirumah nda.” Jawabku berbohong, padahal aku tidak tahu ia sedang ada dimana.
“masa malem mingguan pacarnya dirumah, cowoknya disini. Haha” Sindirnya.
“haha. Gapapa kok, nda.”
“haha. Dasarr. kamu sombong banget vin, udah nggak pernah hubungin aku lagi.”
“hehe. bukan gitu ananda, kemarin kan kamu punya cowok. Aku cuma nggak mau ganggu hubungan kalian berdua.” Ucapku sambil tersenyum.
“hmm..iya, aku paham kok vin. Aku juga jadi nggak enak sama kamu, gara-gara mantan aku. Kamu jadi udah nggak pernah hubungin aku lagi.” Tiba-tiba ananda merasa tidak enak hati denganku.
“ehh..ehh..bukan gitu. Aku cuma gamau jadi penganggu hubungan kamu doang kok, bukan yang lain.” Aku sedikit panik melihat ananda menjadi tidak enak hati terhadapku.
“iya vin, ngerti kok. Makasih yaa.” Ananda tersenyum.
“iya nda, maaf sebelumnya.”
“enggak, harusnya aku yang minta maaf sama kamu vin.”
“udahh, nggak usah dibahas lagi nda.” Aku menenangkannya, memegang tangannya secara tidak sadar.
“iya vinn, makasih yaa atas pengertiannya.” tiba-tiba ananda bersandar dipundakku.
“iya ndaa.” Ucapku pasrah dengan kepala ananda yang bersandar dipundakku.
Ya tuhann.. cobaan apalagi yang yang kau berikan malam ini, dua wanita dengan dua sisi berbeda. Aku tidak tahu harus berbuat apa, aku sedikit masih menyimpan rasa dengan ananda, dan di satu sisi aku memiliki claudya yang kini jadi kekasihku.
“ehemm..” tiba-tiba dimas duduk disebelahku.
Sontak, aku dan ananda yang daritadi sedang menikmati keheningan kita berdua langsung reflex saat dimas duduk disebelahku. Ananda yang tadinya sedang bersandar di pundakku langsung duduk seperti semula, aku juga membenarkan posisi dudukku seperti semula, sedikit berjarak dengan ananda.
“kenapa vin? Kok duduknya langsung agak berjarak gitu. Hehe” tanya dimas dengan tatapan meledek.
“enggak, gapapa. ehh.. apaansi luh, ngeliatin gue gitu banget.” Aku mengenyitkan dahi.
“enggak, gapapa.” Ucap dimas dengan nada meledek.
“kak, pulang yuk. Gue udah di sms mama gue nih.” Ananda melihat handphonenya.
“vinn….” Dimas tersenyum ke arahku, menatapku dengan tatapan “anterin sana vin”.
“hmm..” aku hanya melirik kearah dimas.
“yuk, gue anterin nda.” Aku menawarkan diri kepada ananda.
“emangnya gapapa?” tanya dia heran.
“udah, gapapa. Sebelum pikiran gue berubah nih.” Aku meledek.
“yaudah deh, yuk.” Ananda mengiyakan ajakanku.
Ananda pamit dengan anak-anak yang lain untuk pulang, aku juga ikut pamit dengan anak-anak untuk mengantarkan ananda pulang sebentar. Diperjalanan, ananda memelukku dengan pelukan penuh kelembutan. Sepanjang jalan mengantarnya pulang, aku dengannya tidak mengobrol sama sekali. sepertinya ananda begitu menikmati kehangatan antara aku dan dia malam ini, sementara aku, diselimuti dilema yang cukup besar di dalam hatiku.
Selesai mengantarkan ananda, aku kembali ketempat anak-anak berkumpul, aku memang sudah berjanji pada anak-anak bahwa aku akan kembali lagi. Sesampainya aku di tempat berkumpul, aku mendapati handphoneku terus berbunyi ada bbm masuk.
BBM:
Putri : “PING!!”
Putri :“PING!!”
Putri : “vinn.. lo dimana?”
Kevin : “lagi dibelakang, baru banget sampe. kenapa put?”
Putri : “yaudah, gue ke belakang nih.”
Putri menghampiriku sedikit tergesa-tergesa seperti orang kebakaran jenggot.
“vinn..” ucap putri sesampainya di hadapanku mengatur nafas.
“iya, kenapa kakak putri?” tanyaku sambil menenangkannya.
“tadi pas gue mau kesini, gue papasan ketemu sama claudya pergi sama cowok, di boncengin.”
“hmm..lu nggak salah liat kan kak?” tanyaku penasaran.
“enggak. Orang tadi gue liat depan mata gue sendiri, pas ngeliat gue dia langsung buang muka gitu.” Ucapnya memberitahuku.
“coba lo bbm dia deh, tanya lagi dimana.” Sambungnya.
“hmm..nggak usah, biarin aja.” Jawabku santai.
“kok biarin?” tanya putri.
“lagi males gue sama dia.” Ucapku singkat.
Aku sengaja tidak bbm claudya, mengingat aku masih kesal dengan perlakuan claudya terhadapku tadi, di GOR Bulungan. Dimana aku habis dimaki-maki dipinggir jalan dan aku dibuat malu olehnya karena aku harus mengejar-ngejar dia. Aku juga tidak mau saat suasana hati sedang panas menghubunginya, bisa-bisa malah menimbulkan masalah baru. Memang claudya juga suasana hatinya saat itu sedang panas juga, lebih baik aku meredamkan egoku sampai suasana hati sama-sama tenang, baru aku tanyakan kepada claudya.
Akhirnya aku memutuskan untuk pulang kerumah, kulihat anak-anak juga sudah ada beberapa yang berpamitan. sesampainya dirumah, aku (masih) tidak menghubungi claudya, aku masih kesal dengannya. Mungkin besok pagi aku baru akan menghubunginya dan menanyakan dengan siapa ia semalam dan pergi kemana. Saat aku sedang asik melamun menatap langit kamar, handphoneku berbunyi.
Klungg..
New BBM :
Ananda : “kevinnn!! makasih yaa, tadi udah nganterin pulang. Untungnya tadi sampe rumah nggak diomelin. Haha”
Sial! lagi-lagi kenapa saat aku sedang kacau seperti ini ananda selalu hadir untuk membuat hatiku tenang dan membuatku tersenyum kembali. Tadi saat aku dari GOR Bulungan dan dipermalukan Claudya, dan sekarang saat aku diberitahu bahwa Claudya tadi jalan dengan cowok lain. langsung aku membalas bbm dari ananda.
Kevin : “iya sama-sama nda. Hehe wahh.. bagus dong? Hihi”
Ananda : “iya, untung banget. Mamah kan gitu, nggak boleh banget pulang telat dikit. Sekali pulang telat dikit langsung diomel-omelin. Huh.”
Kevin : “huss..nggak boleh gitu, biar gitu-gitu juga mamah lu tuh. Haha”
Ananda : “yaa abis, mentang-mentang gue anak terakhir, selalu diomel-omelin.”
Kevin : “yaa itu tandanya masih sayang. Daripada lu nggak diomelin? Lu mau kemana pun dan pulang jam berapapun didiemin aja tanpa ada yang ngelarang, lebih bête lagi.”
Ananda : “hmm..iya juga sih, tapi yaa tetep aja kesel.”
Kevin : “udahh.. jangan kesel gitu.”
Ananda : "masih disitu lo?"
Kevin : "enggak, udah pulang kok. belum lama sampe."
Malam itu pun aku akhiri dengan bbman bersama ananda, sementara claudya? bahkan sampai tengah malam ini pun dia tidak menghubungiku sama sekali. Aku juga tidak begitu memperdulikannya, karena aku masih sangat kesal dan malam ini pun ada seseorang yang bisa membuatku tersenyum dan menenangkanku. Ya, dia adalah, Ananda. Seseorang yang selama ini menjadi Secret Admirerku.
0