- Beranda
- Stories from the Heart
when its too late to regret
...
TS
mikhaellafezy
when its too late to regret

Quote:
Quote:
Quote:
Quote:


Quote:
Quote:
Quote:
Diubah oleh mikhaellafezy 15-04-2015 16:38
anasabila memberi reputasi
1
35.7K
327
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•52KAnggota
Tampilkan semua post
TS
mikhaellafezy
#24
dan semua berjalan
Paginya aku berangkat sekolah dengan perasaan yang berbeda dengan biasanya, senang dan ingin segera bertemu dengan Yudha. Aku ingin tau bagaimana dia menyambutku pagi ini, apakah sama atau berbeda dari biasanya. Pagi ini aku sengaja membawa dua sandwich, karena aku tak sarapan dirumah, dan aku juga tau kalau Yudha jarang sarapan dirumah. Sandwich untuk yudha aku siapkan di wadah khusus, jadi orang orang tak perlu melihat perhatian khususku ke dia, aku masih sedikit malu, bahkan untuk cerita dengan teman sebangku ku juga aku tak ingin, sepertinya cerita ini akan jadi lebih romantis jika kita lalui berdua saja.
Sesampainya di sekolah, aku memarkirkan motor di tempat biasanya Yudha menaruh motornya, belum terlihat sih, karena memang waktu itu masih jam 6.15, masih sangat pagi, hanya ada beberapa motor di parkiran. Sengaja aku berangkat pagi untuk menaruh sandwich di laci meja Yudha. Teman sekelasku sudah ada beberapa yang datang, namun mereka memilih duduk diluar, sementara aku segera masuk, memasukkan wadah sandwich untuk Yudha disertai kertas kecil, made by rainbow,<3.
Aku segera duduk dan memakan sandwichku, aku memang tak pernah melewatkan sarapan, jadi kalau tidak sarapan dirumah, aku harus sarapan di sekolah. Sandwichku telah habis saat kelas mulai penuh, dan datanglah dia penghuni kursi depanku. Tak seperti biasanya, semakin dia dekat jantungku berdegub semakin kencang, terasa aneh dan grogi ketika dia datang, apalagi ketika mengingat apa yang dia lakukan semalam. Dari jauh ia memberikan senyum manis itu kepadaku, sambil berucap tanpa suara “morning rainbow”. Aku Cuma tersenyum mungkin sambil mukaku memerah, karena jujur waktu itu aku merasa sangat grogi.
Dia duduk dan mulai membuka tasnya untuk memasukkan buku dari tas ke laci, itu kebiasaannya, tapi belum selesai, dia melihat sandwichku, diambilnya lalu dibuka wadahnya, sketika itu dia menoleh ke arahku sambil tersenyum, aku Cuma membalasnya dengan senyuman kecil. Dia segera memakan sandwich yang aku bawakan tadi,cepat, tak sampai lima menit dan ia langsung menyampaikan terimakasihnya lewat chat, dia bilang sandwichnya enak dan kata kata lain yang membuatku sampai tertawa, hingga teman sebangku ku pun merasa heran karena sebelumnya aku tak pernah chatting sampai tertawa seperti ini, yaa waktu itu aku bahagia.
Hari hari kami lalui seperti biasa, persis seperti biasa ketika sekolah,kami tak pernah berangkat sekolah bersama, kalu pulang ya, sendiri sendiri. Saat di sekolah, waktu kebersamaan kami hanya saat pelajaran dan istirahat pertama jam 10.15, selebihnya dia punya hidup sendiri begitu juga aku, dia bersama teman temannya dan aku lebih senang sibuk dengan diriku sendiri. Lain hal nya diluar sekolah, dua hari sekali saat sore atau pulang sekolah dia mapir kerumah, sekedar main paling lama satu jam baru dia pulang, sekedar untuk berbagi cerita dan menikmati waktu yang kami lewatkan di sekolah tadi. Kami berdua pun seperti sepakat wakaupun tanpa ucapan untuk menyimpan cerita ini berdua saja, tiada seorangpun yang akan tau, karena mungkin saat itu kami berfikir, campur tangan orang lain hanya akan membuat semuanya menjadi lucu. Kami menikmati cerita ini berdua, dengan setiap senyuman berjuta makna, setiap tawa dan ceria yang tak pernah kami bagi dengan orang lain selain keluarga.Aku telah menghilangkan semua prasangkaku terhadap Yudha, aku memilih untuk menjalani semua ini dengan semua prasangka baik, dan menghilangkan pikiran pikiran buruk diantaranya.
Satu bulan hubungan kami, di suatu malam minggu, Yudha mengajakku kerumahnya, dia bilang malam ini ibunya ingin mengajakku makan malam bersama. Sebelum berangkat, ibu menyuruhku memakai salah satu dress cantik yang telah ia pilihkan, jujur saja aku tak pernah memakai dress, aku terbiasa tampil casual dengan jeans dan kaos. Ibuku meluruskan rambutku dan memberikan bando, kata ibu aku harus terlihat cantik di depan mamanya Yudha, tapi secantik apapun kata ibu, tetap saja rasa grogi lebih besar bergelayut di benakku.
Sekitar setengah tujuh Yudha datang, ayahku menyambutnya dan menyuruhnya masuk. Belum sempat dia masuk aku sudah keluar dengan gelagat kikuk karena grogi bercampur tidak biasa, Yudha tersenyum sangat manis melihatku, kemudian kami pamit dan berangkat menuju rumah Yudha. Sepanjang jalan Yudha hanya diam,akupun juga diam, aku diam sebenarnya lebih akrena grogi, bingung apa yang nanti akan aku bicarakan dengan mamanya Yudha.
Tepat di gapura komplrk rumahnya, Yudha menghentikan motornya.
“you are wonderful tonight, i see a rainbow tonight” katanya sambil tersenyum, lalu menyalakan motornya lagi dan melanjutkan perjalanan ke rumahnya.
Sesampainya di sekolah, aku memarkirkan motor di tempat biasanya Yudha menaruh motornya, belum terlihat sih, karena memang waktu itu masih jam 6.15, masih sangat pagi, hanya ada beberapa motor di parkiran. Sengaja aku berangkat pagi untuk menaruh sandwich di laci meja Yudha. Teman sekelasku sudah ada beberapa yang datang, namun mereka memilih duduk diluar, sementara aku segera masuk, memasukkan wadah sandwich untuk Yudha disertai kertas kecil, made by rainbow,<3.
Aku segera duduk dan memakan sandwichku, aku memang tak pernah melewatkan sarapan, jadi kalau tidak sarapan dirumah, aku harus sarapan di sekolah. Sandwichku telah habis saat kelas mulai penuh, dan datanglah dia penghuni kursi depanku. Tak seperti biasanya, semakin dia dekat jantungku berdegub semakin kencang, terasa aneh dan grogi ketika dia datang, apalagi ketika mengingat apa yang dia lakukan semalam. Dari jauh ia memberikan senyum manis itu kepadaku, sambil berucap tanpa suara “morning rainbow”. Aku Cuma tersenyum mungkin sambil mukaku memerah, karena jujur waktu itu aku merasa sangat grogi.
Dia duduk dan mulai membuka tasnya untuk memasukkan buku dari tas ke laci, itu kebiasaannya, tapi belum selesai, dia melihat sandwichku, diambilnya lalu dibuka wadahnya, sketika itu dia menoleh ke arahku sambil tersenyum, aku Cuma membalasnya dengan senyuman kecil. Dia segera memakan sandwich yang aku bawakan tadi,cepat, tak sampai lima menit dan ia langsung menyampaikan terimakasihnya lewat chat, dia bilang sandwichnya enak dan kata kata lain yang membuatku sampai tertawa, hingga teman sebangku ku pun merasa heran karena sebelumnya aku tak pernah chatting sampai tertawa seperti ini, yaa waktu itu aku bahagia.
Hari hari kami lalui seperti biasa, persis seperti biasa ketika sekolah,kami tak pernah berangkat sekolah bersama, kalu pulang ya, sendiri sendiri. Saat di sekolah, waktu kebersamaan kami hanya saat pelajaran dan istirahat pertama jam 10.15, selebihnya dia punya hidup sendiri begitu juga aku, dia bersama teman temannya dan aku lebih senang sibuk dengan diriku sendiri. Lain hal nya diluar sekolah, dua hari sekali saat sore atau pulang sekolah dia mapir kerumah, sekedar main paling lama satu jam baru dia pulang, sekedar untuk berbagi cerita dan menikmati waktu yang kami lewatkan di sekolah tadi. Kami berdua pun seperti sepakat wakaupun tanpa ucapan untuk menyimpan cerita ini berdua saja, tiada seorangpun yang akan tau, karena mungkin saat itu kami berfikir, campur tangan orang lain hanya akan membuat semuanya menjadi lucu. Kami menikmati cerita ini berdua, dengan setiap senyuman berjuta makna, setiap tawa dan ceria yang tak pernah kami bagi dengan orang lain selain keluarga.Aku telah menghilangkan semua prasangkaku terhadap Yudha, aku memilih untuk menjalani semua ini dengan semua prasangka baik, dan menghilangkan pikiran pikiran buruk diantaranya.
Satu bulan hubungan kami, di suatu malam minggu, Yudha mengajakku kerumahnya, dia bilang malam ini ibunya ingin mengajakku makan malam bersama. Sebelum berangkat, ibu menyuruhku memakai salah satu dress cantik yang telah ia pilihkan, jujur saja aku tak pernah memakai dress, aku terbiasa tampil casual dengan jeans dan kaos. Ibuku meluruskan rambutku dan memberikan bando, kata ibu aku harus terlihat cantik di depan mamanya Yudha, tapi secantik apapun kata ibu, tetap saja rasa grogi lebih besar bergelayut di benakku.
Sekitar setengah tujuh Yudha datang, ayahku menyambutnya dan menyuruhnya masuk. Belum sempat dia masuk aku sudah keluar dengan gelagat kikuk karena grogi bercampur tidak biasa, Yudha tersenyum sangat manis melihatku, kemudian kami pamit dan berangkat menuju rumah Yudha. Sepanjang jalan Yudha hanya diam,akupun juga diam, aku diam sebenarnya lebih akrena grogi, bingung apa yang nanti akan aku bicarakan dengan mamanya Yudha.
Tepat di gapura komplrk rumahnya, Yudha menghentikan motornya.
“you are wonderful tonight, i see a rainbow tonight” katanya sambil tersenyum, lalu menyalakan motornya lagi dan melanjutkan perjalanan ke rumahnya.
Diubah oleh mikhaellafezy 13-02-2015 17:13
0
, cz gw tau ada salah satu tokoh di cerita ini yang punya id kaskus yang lumayan aktif.






, abu2 dan ratenya, jd semakin smangat, makasih bnyk yaa, always stay tune cz akan ada update tiap hari
, tapi mohon maap yaah, karena belakangan kerjaan lagi padet, mungkin update sedikit lambat, dan hari minggu ga ada updatean, tapi tetep stay tune loh ya guyss, , , thanks for reading