- Beranda
- Stories from the Heart
BUNGA "PERTAMA" DAN "TERAKHIR"
...
TS
javiee
BUNGA "PERTAMA" DAN "TERAKHIR"

Spoiler for RULES:
INTRO
Perkenalkan, nama gw Raden Fajar Putro Mangkudiningrat Laksana...Bohong deng, kepanjangan...sebut aja gw Fajar. Tinggi 175 cm berat 58kg. bisa disebut kurus karena tinggi dan berat badan gw ga proposional.
. Gw ROCKER...!! Pastinya Rocker Kelaparan.Gw terlahir dari keluarga biasa saja yang serba "Cukup". dalam arti "cukup" buat beli rumah gedongan, "cukup" buat beli mobil Mewah sekelas Mercy. (ini jelas jelas bohong). yang pasti gw bersyukur dilahirkan dari keluarga ini.
Gw Anak pertama dari 3 bersaudara. Adik adik gw semuanya perempuan. Gw keturunan Janda alias Jawa Sunda. Bokap asli dari Jepara bumi Kartini. Tempatnya para pengrajin kayu yang terkenal di Nusantara bahkan diakui oleh Dunia. Tapi bokap gw bukan pengusaha mebel seperti kebanyakan orang Jepara. Nyokap gw asli Sumedang Kota yang terkenal dengan TAHU nya. Tapi wajahnya sama sekali nggak mirip tahu ya. Sunda tulen nan cantik jelita. Beliau bidadari gw nomer "1" di dunia ini.
Spoiler for INDEKS:
Spoiler for INDEKSII:
Diubah oleh javiee 06-04-2015 23:49
manusia.baperan dan 4 lainnya memberi reputasi
3
728.7K
2.9K
Thread Digembok
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•52KAnggota
Tampilkan semua post
TS
javiee
#2018
PART 93
Tanpa jimbot, hari hari gw terasa sepi. Tak ada ucapan selamat pagi yang biasa gw dengar dari Bunga. Sapaan yang sebenarnya sangat gw harapkan demi membakar semangat gw untuk bekerja sebagai 'sales' minyak goreng. Tak ada juga perhatian kecil darinya yang selalu dia berikan kepada gw sekedar mengingatkan gw makan atau solat. Lalu bagaimana tentang kerjaan sampingan gw? Alhamdulillah kerjaan gw lancar. Hampir setiap hari gw berangkat ke pasar membawa 10-20 karton minyak goreng. Keuntungannya pun lumayan buat nambahin uang saku gw, tapi untuk beli HP baru belum cukup. Niatnya mah gw pengen nabung sekalian buat beli Blackbery. Haha
Komunikasi gw dengan Bunga hampir terputus akibat kesibukan gw, ditambah gw ga punya HP. Gw sibuk nyales, sedangkan Bunga tentu saja sibuk mengurus kuliahnya. Porsi bertemu pun sangat jarang, paling banter hanya pada saat weekend saja. Sudah lebih dari dua minggu ini gw berkomunikasi dengannya hanya lewat media sosial macam pesbuk. Dan sekarang, di malam ini gw sudah berada di sebuah warnet tak jauh dari rumah.
Bunga : "Asiik kamu udah OL...
"
Gw : "Hehe iya. Aku lagi di warnet nih."
Bunga : "Kangen kamu...."
Gw : "Sama. Aku juga....gimana kuliah kamu tadi?"
Bunga : "Huuhuu
aku lagi sebel tadi tuh dosennya bla bla bla...."
Gw : "Haha sabar..."
Bunga : "Udah gitu pas pulang di kereta, aku digodain sama abang abang tukang buah..."
Gw : "Masa sih?"
Bunga : "Terus abang abang tukang kanebo ikutan godain aku."
Gw : "Waduh..."
Bunga : "Malahan tukang ngamen juga ikut godain...Dia tuh nyanyi di depan aku pake gitar kecil, emm...namanya apa sih?"
Gw : "Ukulele..."
Bunga : "Nah iya itu. Mana suaranya pales banget kayak kamu!!"
Gw : "Lah ngapa jadi aku??"
Bunga : "Padahal udah aku kasih uang seribu, tapi terus aja nyanyi. Nggak berenti berenti..."
Gw : "Hahaha"
Bunga : "Pokonya hari ini tuh nyebelin..."
Gw : "Lagian siapa suruh naek Ranco bukannya naek ekonomi AC aja...(Dulu namanya eko AC sebelum commuter)"
Bunga : "
"
Cukup banyak keluh kesah yang dia sampaikan kepada gw. Lantas gw pun hanya membalas chat dia dengan kata, "Hemm", "Oh", "Masa sih", "Sabar yaaa". Bunga memang begitu, sifat cerewetnya bukan hanya keluar dari mulut, tapi juga keluar lewat jari jemarinya. Ngetik panjang lebar padahal topik pembicaraan hanya perihal masalah kecil saja.
Bunga : "Yank, skype aktifin dong....Kangen sama muka oon kamu. hehe
"
Gw : "Ogah...."
Bunga : "ih kamu mah..."
Gw : "Abisnya aku dibilang oon...Males ah."
Bunga : "Iya iya...GANTENG, AKTIFIN SKYPENYA DONG..."
Gw : "Nahh gitu kan lebih enak. IYA CANTIIK..."
Bunga : "GANTENG = GANGGUAN TELINGA. CATET!!"
Gw : (Kampret!)
Gw log in skype, memakai headset, membetulkan posisi webcam, kemudian memulai video call dengan Bunga. Sekarang yang nampak di monitor gw adalah sesosok gadis cantik yang tengah sibuk merapihkan poninya. Nampak sebuah senyuman khasnya terpampang jelas di monitor. Ah wajah itu, senyum itu, gw sangat merindukannya.
"Hehe...aku keliatan nggak?" Tanya dia.
"Iya keliatan kok. Nih aku lagi liatin kamu." Jawab gw.
"Aku juga ngeliat kamu hehe. Perasaan kamu jadi makin dekil sih yank?" Tanya dia.
"Hah? dekil gimana?"
"Iya tuh wajah kamu kusem begitu..." Ujarnya.
"Maklum lah. Namanya juga kerja di jalanan, panas panasan, keringetan."
"Hemmm kaciaan banget ciih pangeran aku..." Ucapnya sambil pasang muka so imut.
"Paan siih...Lebay." Gerutu gw.
Cukup lama kami ngobrol di skype membicarakan banyak hal yang menjadi topik hangat waktu itu. Berhubung mulut gw asem, gw pun mengeluarkan sebatang rokok dari saku celana, lalu membakarnya. "Ffuuuh". Namun tiba tiba layar monitor gw menjadi hitam dan sosok Bunga yang sedari tadi terpampang disini pun hilang. Tak lama kemudian muncul notif, sebuah chat dari Bunga yang berbunyi.
"Malesin banget sih!! Lagi ngobrol sama aku malah ngerokok. Dah ah aku mau tidur...!!"
Skypenya dia langsung off. Gw lihat ke pesbuk pun sama, off juga. Sudah tak aneh lagi kalo dia tiba tiba ngambek begini. Mungkin karena dia capek, ditambah ngeliat gw ngerokok. Makin hancur lah moodnya. Besok juga udah bae lagi, fikir gw.
Esok harinya seperti biasa, pukul 8 pagi gw sudah berada di rumahnya bang Suryo. Gw pun bersiap siap dengan menaikkan 10 dus minyak ke atas motor. Tujuan gw hari itu sama seperti hari hari sebelumnya yakni Pasar Anyar. Setelah menempuh hampir setengah jam perjalanan gw pun sampai di sebuah toko. Gw sempatkan diri mengobrol dengan pemilik toko tentang barang yang gw bawa.
"Bawa berapa dus?" Tanya si Engkoh (Bukan engkoh tukang pulsa)
"Sepuluh Koh." Jawab gw.
"Yaudah turunin barangnya taro disana." Ucap si engkoh sembari menunjuk pojokan toko.
"Mau nambah lagi nggak koh?" Tanya gw.
"Nggak deh sepuluh aja dulu. Besok sepuluh lagi."
"Oke lah."
Barang sudah gw turunkan, pembayaran juga sudah beres, gw pun kembali ke rumah bang Suryo untuk mengangkut 10 dus berikutnya lalu gw masukan ke toko yang lain. Walaupun belum ada sebulan dagang, gw sudah punya pelanggan 3 toko. Pelanggan bertambah, pendapatan pun bertambah. Termasuk capenya juga bertambah. Tentu saja karena gw harus bolak balik rumah bang Suryo - Pasar sebanyak 3x.
Setelah semuanya beres, tiga toko sudah gw sambangi, gw memutuskan untuk beristirahat di sebuah Masjid. Sekalian solat Ashar. Selesai solat, gw ngaso sebentar di halaman masjid sembari menghitung uang hasil jualan. Gw bersyukur pendapatan gw bertambah, semoga rezeki hari ini berkah dan bermanfaat untuk gw. Gw pun pulang kerumah sore itu dengan senyum lebar menghiasi bibir gw.
"Assalamualaikum..." Gw mengucap salam ketika sampai di selasar warung rumah gw.
"Walaikumsalam...Sore banget Kak pulangnya?" Tanya Bidadari No.1
"Iya maa soalnya tadi aku masukin barang ke 3 toko." Jawab gw
"Ooh, sukur deh. Oya tu ada mba Bunga di dalem." Ucap beliau.
"Hah? Bunga?"
"Iya dari jam 3 dia disini."
Gw melepas helm yang masih menempel di kepala lalu masuk ke dalam rumah melalui pintu akses dari warung. Di ruang tengah, gw mendapati Bunga sedang mengajari adik gw yang paling kecil menulis. Oya adik gw saat itu sudah berusia 5 tahun. Sudah sekolah TK, Nol besar.
"Dee liat tuh kaka udah pulang. Salim dulu gih ke Kaka.." Ucap Bunga kepada adik gw ketika melihat gw datang.
Adik gw berdiri menghampiri gw lalu salim cium tangan gw. Tumben tumbenan biasanya nggak pernah begini si bungsu. Mungkin karena disuruh Bunga dia nurut. Lagipula ini bagus, Bunga bisa ngajarin hal yang baik untuk adik gw. Kemudian gw duduk disamping Bunga bersandar pada tembok. Sementara adik gw lanjut menulis, entah iti nulis apa. Karakter fontnya bisa dibilang ceker ayam.
"Pulang kuliah langsung kesini?" Tanya gw.
"Iyaa abisnya kangen sama Yasyfi." Jawabnya.
"Loh nggak kangen sama aku?"
"Nggak tuh...."
"(Bunga Jahaat...Hiks!)"
"Kamu cuci muka dulu gih...Biar segeran dikit. Lecek banget tuh muka kamu." Ujarnya.
"Iyaa..."
Gw bergegas ke kamar mandi untuk cuci muka. Lalu kembali lagi duduk bersama Bunga dan adik gw.
"Capek?" Tanya dia sambil mengusap pelan kepala gw.
"....." Gw menggeleng.
"Haus?"
"Nggak kok."
"Terus?"
"Ada kamu, capeknya tiba tiba ilang gitu aja..."
"Eee dasar! Gembel!" Gerutunya.
"Hush Gombal kalii..!" Balas gw.
"Hehe maap salah." Ujarnya.
"Kamu ngapain aja disini?" Tanya gw
"Maen aja sma Yasyfi sekalian ngajarin nulis. Ade kamu udah pinter nih. Baru 5 tahun udah bisa nulis. Terus bisa gambar juga..." Ucapnya.
"Masih pinteran aku lah. Aku baru 3 tahun udah bisa bikin kapal kapalan." Ucap gw ga mau kalah.
"Hemmm? Masa?"
"Iya lah. Ga percaya tanya aja Mama..."
"Iyaa deh percaya!!" Ucapnya terpaksa.
Gw bangkit dari duduk menuju dapur untuk minum segelas air putih. Kemudian gw diam berdiri mematung sambil terus menatap Bunga dan adik gw. Gw beruntung punya Bunga. Bukan hanya gw yang dia sayang, tapi keluarga gw pun dia sayangi juga. Kalau seumpama gw disuruh milih antara emas 100 kg dan Bunga, gw pasti memilih Bunga. Karena bagi gw, Bunga jauh lebih berharga daripada 100kg emas. Bahkan tak ternilai harganya.
"Yaank sini deh..." Panggil Bunga.
"Kenapa?"
"Sini...."
Gw berjalan, menghampiri mereka.
"Nih liat hasil karya adik kamu!" Ujarnya antusias.
"Emm apaan si?"
Sejenak gw pandangi gambar itu. Gw masih belum yakin ini kerjaannya Bunga apa kerjaannya Yasyfi. Lalu gw mengambil sepucuk kertas itu, memeriksanya secara teliti. Dan gw langsung nyengir setelah melihat tulisan disertai gambar hasil karya adik gw. Kemudian gw dan Bunga saling pandang, lalu mencubit pipi adik gw, gemas!
Komunikasi gw dengan Bunga hampir terputus akibat kesibukan gw, ditambah gw ga punya HP. Gw sibuk nyales, sedangkan Bunga tentu saja sibuk mengurus kuliahnya. Porsi bertemu pun sangat jarang, paling banter hanya pada saat weekend saja. Sudah lebih dari dua minggu ini gw berkomunikasi dengannya hanya lewat media sosial macam pesbuk. Dan sekarang, di malam ini gw sudah berada di sebuah warnet tak jauh dari rumah.
Bunga : "Asiik kamu udah OL...
"Gw : "Hehe iya. Aku lagi di warnet nih."
Bunga : "Kangen kamu...."
Gw : "Sama. Aku juga....gimana kuliah kamu tadi?"
Bunga : "Huuhuu
aku lagi sebel tadi tuh dosennya bla bla bla...."Gw : "Haha sabar..."
Bunga : "Udah gitu pas pulang di kereta, aku digodain sama abang abang tukang buah..."
Gw : "Masa sih?"
Bunga : "Terus abang abang tukang kanebo ikutan godain aku."
Gw : "Waduh..."
Bunga : "Malahan tukang ngamen juga ikut godain...Dia tuh nyanyi di depan aku pake gitar kecil, emm...namanya apa sih?"
Gw : "Ukulele..."
Bunga : "Nah iya itu. Mana suaranya pales banget kayak kamu!!"
Gw : "Lah ngapa jadi aku??"
Bunga : "Padahal udah aku kasih uang seribu, tapi terus aja nyanyi. Nggak berenti berenti..."
Gw : "Hahaha"
Bunga : "Pokonya hari ini tuh nyebelin..."
Gw : "Lagian siapa suruh naek Ranco bukannya naek ekonomi AC aja...(Dulu namanya eko AC sebelum commuter)"
Bunga : "
"Cukup banyak keluh kesah yang dia sampaikan kepada gw. Lantas gw pun hanya membalas chat dia dengan kata, "Hemm", "Oh", "Masa sih", "Sabar yaaa". Bunga memang begitu, sifat cerewetnya bukan hanya keluar dari mulut, tapi juga keluar lewat jari jemarinya. Ngetik panjang lebar padahal topik pembicaraan hanya perihal masalah kecil saja.
Bunga : "Yank, skype aktifin dong....Kangen sama muka oon kamu. hehe
"Gw : "Ogah...."
Bunga : "ih kamu mah..."
Gw : "Abisnya aku dibilang oon...Males ah."
Bunga : "Iya iya...GANTENG, AKTIFIN SKYPENYA DONG..."
Gw : "Nahh gitu kan lebih enak. IYA CANTIIK..."
Bunga : "GANTENG = GANGGUAN TELINGA. CATET!!"
Gw : (Kampret!)
Gw log in skype, memakai headset, membetulkan posisi webcam, kemudian memulai video call dengan Bunga. Sekarang yang nampak di monitor gw adalah sesosok gadis cantik yang tengah sibuk merapihkan poninya. Nampak sebuah senyuman khasnya terpampang jelas di monitor. Ah wajah itu, senyum itu, gw sangat merindukannya.
"Hehe...aku keliatan nggak?" Tanya dia.
"Iya keliatan kok. Nih aku lagi liatin kamu." Jawab gw.
"Aku juga ngeliat kamu hehe. Perasaan kamu jadi makin dekil sih yank?" Tanya dia.
"Hah? dekil gimana?"
"Iya tuh wajah kamu kusem begitu..." Ujarnya.
"Maklum lah. Namanya juga kerja di jalanan, panas panasan, keringetan."
"Hemmm kaciaan banget ciih pangeran aku..." Ucapnya sambil pasang muka so imut.
"Paan siih...Lebay." Gerutu gw.
Cukup lama kami ngobrol di skype membicarakan banyak hal yang menjadi topik hangat waktu itu. Berhubung mulut gw asem, gw pun mengeluarkan sebatang rokok dari saku celana, lalu membakarnya. "Ffuuuh". Namun tiba tiba layar monitor gw menjadi hitam dan sosok Bunga yang sedari tadi terpampang disini pun hilang. Tak lama kemudian muncul notif, sebuah chat dari Bunga yang berbunyi.
"Malesin banget sih!! Lagi ngobrol sama aku malah ngerokok. Dah ah aku mau tidur...!!"
Skypenya dia langsung off. Gw lihat ke pesbuk pun sama, off juga. Sudah tak aneh lagi kalo dia tiba tiba ngambek begini. Mungkin karena dia capek, ditambah ngeliat gw ngerokok. Makin hancur lah moodnya. Besok juga udah bae lagi, fikir gw.
Esok harinya seperti biasa, pukul 8 pagi gw sudah berada di rumahnya bang Suryo. Gw pun bersiap siap dengan menaikkan 10 dus minyak ke atas motor. Tujuan gw hari itu sama seperti hari hari sebelumnya yakni Pasar Anyar. Setelah menempuh hampir setengah jam perjalanan gw pun sampai di sebuah toko. Gw sempatkan diri mengobrol dengan pemilik toko tentang barang yang gw bawa.
"Bawa berapa dus?" Tanya si Engkoh (Bukan engkoh tukang pulsa)
"Sepuluh Koh." Jawab gw.
"Yaudah turunin barangnya taro disana." Ucap si engkoh sembari menunjuk pojokan toko.
"Mau nambah lagi nggak koh?" Tanya gw.
"Nggak deh sepuluh aja dulu. Besok sepuluh lagi."
"Oke lah."
Barang sudah gw turunkan, pembayaran juga sudah beres, gw pun kembali ke rumah bang Suryo untuk mengangkut 10 dus berikutnya lalu gw masukan ke toko yang lain. Walaupun belum ada sebulan dagang, gw sudah punya pelanggan 3 toko. Pelanggan bertambah, pendapatan pun bertambah. Termasuk capenya juga bertambah. Tentu saja karena gw harus bolak balik rumah bang Suryo - Pasar sebanyak 3x.
Setelah semuanya beres, tiga toko sudah gw sambangi, gw memutuskan untuk beristirahat di sebuah Masjid. Sekalian solat Ashar. Selesai solat, gw ngaso sebentar di halaman masjid sembari menghitung uang hasil jualan. Gw bersyukur pendapatan gw bertambah, semoga rezeki hari ini berkah dan bermanfaat untuk gw. Gw pun pulang kerumah sore itu dengan senyum lebar menghiasi bibir gw.
"Assalamualaikum..." Gw mengucap salam ketika sampai di selasar warung rumah gw.
"Walaikumsalam...Sore banget Kak pulangnya?" Tanya Bidadari No.1
"Iya maa soalnya tadi aku masukin barang ke 3 toko." Jawab gw
"Ooh, sukur deh. Oya tu ada mba Bunga di dalem." Ucap beliau.
"Hah? Bunga?"
"Iya dari jam 3 dia disini."
Gw melepas helm yang masih menempel di kepala lalu masuk ke dalam rumah melalui pintu akses dari warung. Di ruang tengah, gw mendapati Bunga sedang mengajari adik gw yang paling kecil menulis. Oya adik gw saat itu sudah berusia 5 tahun. Sudah sekolah TK, Nol besar.
"Dee liat tuh kaka udah pulang. Salim dulu gih ke Kaka.." Ucap Bunga kepada adik gw ketika melihat gw datang.
Adik gw berdiri menghampiri gw lalu salim cium tangan gw. Tumben tumbenan biasanya nggak pernah begini si bungsu. Mungkin karena disuruh Bunga dia nurut. Lagipula ini bagus, Bunga bisa ngajarin hal yang baik untuk adik gw. Kemudian gw duduk disamping Bunga bersandar pada tembok. Sementara adik gw lanjut menulis, entah iti nulis apa. Karakter fontnya bisa dibilang ceker ayam.
"Pulang kuliah langsung kesini?" Tanya gw.
"Iyaa abisnya kangen sama Yasyfi." Jawabnya.
"Loh nggak kangen sama aku?"
"Nggak tuh...."
"(Bunga Jahaat...Hiks!)"
"Kamu cuci muka dulu gih...Biar segeran dikit. Lecek banget tuh muka kamu." Ujarnya.
"Iyaa..."
Gw bergegas ke kamar mandi untuk cuci muka. Lalu kembali lagi duduk bersama Bunga dan adik gw.
"Capek?" Tanya dia sambil mengusap pelan kepala gw.
"....." Gw menggeleng.
"Haus?"
"Nggak kok."
"Terus?"
"Ada kamu, capeknya tiba tiba ilang gitu aja..."
"Eee dasar! Gembel!" Gerutunya.
"Hush Gombal kalii..!" Balas gw.
"Hehe maap salah." Ujarnya.
"Kamu ngapain aja disini?" Tanya gw
"Maen aja sma Yasyfi sekalian ngajarin nulis. Ade kamu udah pinter nih. Baru 5 tahun udah bisa nulis. Terus bisa gambar juga..." Ucapnya.
"Masih pinteran aku lah. Aku baru 3 tahun udah bisa bikin kapal kapalan." Ucap gw ga mau kalah.
"Hemmm? Masa?"
"Iya lah. Ga percaya tanya aja Mama..."
"Iyaa deh percaya!!" Ucapnya terpaksa.
Gw bangkit dari duduk menuju dapur untuk minum segelas air putih. Kemudian gw diam berdiri mematung sambil terus menatap Bunga dan adik gw. Gw beruntung punya Bunga. Bukan hanya gw yang dia sayang, tapi keluarga gw pun dia sayangi juga. Kalau seumpama gw disuruh milih antara emas 100 kg dan Bunga, gw pasti memilih Bunga. Karena bagi gw, Bunga jauh lebih berharga daripada 100kg emas. Bahkan tak ternilai harganya.
"Yaank sini deh..." Panggil Bunga.
"Kenapa?"
"Sini...."
Gw berjalan, menghampiri mereka.
"Nih liat hasil karya adik kamu!" Ujarnya antusias.
"Emm apaan si?"
Sejenak gw pandangi gambar itu. Gw masih belum yakin ini kerjaannya Bunga apa kerjaannya Yasyfi. Lalu gw mengambil sepucuk kertas itu, memeriksanya secara teliti. Dan gw langsung nyengir setelah melihat tulisan disertai gambar hasil karya adik gw. Kemudian gw dan Bunga saling pandang, lalu mencubit pipi adik gw, gemas!
Spoiler for Gambar:
Darpox memberi reputasi
1
