Kaskus

Story

javieeAvatar border
TS
javiee
BUNGA "PERTAMA" DAN "TERAKHIR"
BUNGA "PERTAMA" DAN "TERAKHIR"


Spoiler for RULES:


BUNGA "PERTAMA" DAN "TERAKHIR"


INTRO

Perkenalkan, nama gw Raden Fajar Putro Mangkudiningrat Laksana...Bohong deng, kepanjangan...sebut aja gw Fajar. Tinggi 175 cm berat 58kg. bisa disebut kurus karena tinggi dan berat badan gw ga proposional. emoticon-Frown. Gw ROCKER...!! Pastinya Rocker Kelaparan.
Gw terlahir dari keluarga biasa saja yang serba "Cukup". dalam arti "cukup" buat beli rumah gedongan, "cukup" buat beli mobil Mewah sekelas Mercy. (ini jelas jelas bohong). yang pasti gw bersyukur dilahirkan dari keluarga ini.

Gw Anak pertama dari 3 bersaudara. Adik adik gw semuanya perempuan. Gw keturunan Janda alias Jawa Sunda. Bokap asli dari Jepara bumi Kartini. Tempatnya para pengrajin kayu yang terkenal di Nusantara bahkan diakui oleh Dunia. Tapi bokap gw bukan pengusaha mebel seperti kebanyakan orang Jepara. Nyokap gw asli Sumedang Kota yang terkenal dengan TAHU nya. Tapi wajahnya sama sekali nggak mirip tahu ya. Sunda tulen nan cantik jelita. Beliau bidadari gw nomer "1" di dunia ini.

Spoiler for INDEKS:


Spoiler for INDEKSII:
Diubah oleh javiee 06-04-2015 23:49
anasabilaAvatar border
nona212Avatar border
manusia.baperanAvatar border
manusia.baperan dan 4 lainnya memberi reputasi
3
728.7K
2.9K
Thread Digembok
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the Heart
KASKUS Official
32.7KThread52KAnggota
Tampilkan semua post
javieeAvatar border
TS
javiee
#1999
PART 92
Siang itu, sekitar pertengahan Agustus 2010 gw sedang di atas motor dalam perjalanan menuju Plaza J. Di belakang gw tentu saja ada Bunga. Entah mengapa bidadari gw yang satu ini maunya selalu ngikut kemanapun gw pergi. Padahal cuaca siang ini cukup panas. Matahari terasa terik sekali tanpa tertutup awan sedikitpun. Tapi hal itu sama sekali tak meruntuhkan tekadnya untuk menemani gw. Walaupun gw sudah berkali kali bilang kalau dia tidak usah ikut lantaran cuaca panas.

Kita pun sampai, kemudian Bunga mengajak gw ke salah satu restoran donat terkenal di Indonesia. Tujuannya kesini bukan untuk beli donat, lantas dia memesan satu buah Ice Chocolate kesukaannya dia.

"Konter temenmu ada di mana yank?" Tanya dia sambil menikmati Es coklat yang dia pesan.

"Ada di lantai dasar." Jawab gw.

"Ooh..."

"Buruan abisin esnya! kita kesana!" Ujar gw.

"Sabar napa...Minum es itu harus dinikmatin." Ucapnya sembari menyedot es coklat.

"Yaudah kamu tunggu sini aja yaa. Aku ke lantai dasar dulu mau cari temen aku. Nanti kalo kamu udah selesai, sms aja!"

"......"

Gw langsung pergi meninggalkan Bunga yang masih asik nyedot es coklat. Sesampainya di lantai dasar gw mulai celingak celinguk mencari konter teman gw diantara puluhan konter yang berjejer disini. Gw pun menemuinya ketika melihat sosok dia tengah melayani pembeli.

"Woii Zaa...!!" Panggil gw.

Temen gw itu tak langsung menyahut sapaan gw lantas diam sambil terus memperhatikan gw. Mungkin dia agak pangling sama gw sebab kami sudah lama tak bertemu. Terakhir gw ketemu dia sewaktu pengumuman kelulusan STM 2 tahun lalu. Selama ini pun kami hanya berinteraksi lewat Pesbuk saja. Dia adalah Reza, temen satu kelas gw di STM.

"Eh sii Pajar....Suganteh saha!! (Kirain siapa)" Ujarnya.

"Haha. gimana kabar lu, sehat?" Tanya gw.

"Alhamdulillah....Sumpah gw pangling banget ngeliat lu. Itu rambut kenapa bisa gitu? Jabrik kayak kambing?" Cela si Reza sambil nyengir.

"Si keheed!! Iseng aja gw pengen manjangin rambut." Balas gw.

"Hahaha. Tumben tumbenan lu kesini ada perlu apaan?" Tanya Reza.

"Begini...Gw mau jual HP."

"Hp Naon lur?"

"Nih. Kalo HP kaya gini kira kira berapa?" Tanya gw sambil mengeluarkan Jimbot alias N-Gage Classic.

"Hemmm....." Dia nampak berfikir sejenak ketika melihat Jimbot usang ini.
"Dua ratusan...." Ujarnya mantap.

"Waanjiir....dua ratus? Gw belinya 1.8 kenapa cuma dua ratus?" Tanya gw sedikit keras.

"Emang pasarannya segitu. Oya, taun berapa lu beli?"

"2005..."

"Lur, sekarang mah udah ga jaman HP beginian. Sekarang tuh jamannya Blackbery!" Ujarnya.

"Blackbery?" Tanya gw.

"Iya...HP kaya lu gini mah udah ga jaman lagi. Udah jatoh harganya. Mana coba gw liat dulu HP lu."

"Nih..." Gw memberikan jimbot.

Terlihat si Reza mengutak atik jimbot gw untuk mengetahui keadaan jimbot. Tak jarang juga dia membolak balikan kesingnya mengecek apakah ada baret, lecet dan sebagainya. Kemudian jimbot gw yang lagi dicek itu tiba tiba berdering pertanda ada telefon masuk.

"Nih Jar ada telefon dari...My Jembung. Siapa tuh? Haha..." Ujarnya.

"Ahh elu..."

Gw mengambil jimbot dari genggamannya, lalu mengangkat telefon dari Bunga.

"Halo...."

"Kamu disebelah mananya?" Tanya dia.

"Di pojokan deket toko aksesoris." Jawab gw.

"Oh yaudah. Aku kesitu."

Selang beberapa menit kemudian Bunga sudah berada duduk disamping gw dengan masih menggenggam segelas es coklat. Setelah gw tanya, nggak taunya dia nambah satu gelas lagi. Dia pun ngabisin dua gelas es coklat sendirian. Mungkin perutnya perut karet jadi bisa melar. Atau dia punya kantung air seperti onta yang bisa menampung beberapa liter air. Entahlah.

"Za, tambain lagi lah. Jangan dua ratus pisan. Ama temen gitu lu..." Ujar gw.

"Yaudah gw tambahin goceng dah...itung itung buat lu beli bensin.." Ujarnya sambil nyengir.

"Hempp. Mending berantem lu sama gw..." Gerutu gw.

"Haha. Terus lu maunya berapa? Yaudah deh 250 gw angkut."

Gw menggigit bibir bawah lalu menengok ke arah Bunga sembari memberi isyarat dengan mengangkat alis gw. Lantas Bunga pun mengangguk pertanda setuju. Dia emang selalu gitu, "Iya-Iya aja".

"Yauda lah...."

Dan sekarang gw kembali berada di atas motor menuju pulang. Masih sama seperti tadi, ada Bunga di belakang gw. Tapi ada yang berbeda dari dia. Bunga nangis kejer lantaran Jimbot gw jual yang menyebabkan komunikasi kita ke depannya akan menemui kesulitan. Jelas karena gw udah nggak megang HP.

"Nanti aku ngehubungin kamu gimana? Kalo aku kangen kamu gimana? kalo aku pengen banyak curhat ke kamu gimana?"

Itu dan itu saja pertanyaan yang dia tujukan pada gw, tak ada lagi yang lain. Cuma diam dan diam yang bisa gw lakukan. Gw nggak berani ngejawab pertanyaan dia apalagi membantah argumen dia. Yang ada ntar nangisnya malah makin kejer. Pada akhirnya gw pun memberanikan diri membuka suara,

"Yaa, nanti kalo udah punya uang, aku kan bisa beli HP lagi."

Lagipula gw menjual HP bukan tanpa sebab, daripada gw bengong di rumah menghabiskan masa cuti kuliah, lebih baik gw jualan kecil kecilan. Siapa tau dengan berjualan bisa menambah pundi pundi pendapatan gw tanpa meminta pada orang tua gw. Cukuplah orang tua gw kecewa sama gw, dan gw nggak mau mereka mengeluarkan uang lagi untuk menambah kekecewaannya terhadap gw.

Sebenarnya perasaan gw sangat berat untuk melepas HP itu, HP yang biasa gw sebut jimbot. Awal kata jimbot itu sendiri berasal dari Niar ketika dulu pertama kalinya dia memegang HP gw. Cukup banyak kenangan yang gw lewati bersama jimbot itu, terutama Tetris. Game legendaris yang sudah ada semenjak bapak gw masih jadi tukang barang bekas di Pasar Senen, hingga sekarang bapak gw menjadi wirausahawan yang terbilang cukup sukses.

....................
....................

"Rencananya uang ini mau kamu pake buat apa sayang?" Tanya Bunga.

"Ya buat modal aku lah. Aku kan mau jualan." Jawab gw.

"Emang kamu mau jualan apa?" Tanya dia lagi.

"Minyak goreng Bibir Monyong...hehe" Jawab gw.

"Minyak goreng Bibir Monyong?"

"Iya. Jadi gini, aku punya kenalan orang dalem di perusahaan minyak goreng Bibir Monyong. Orang itu di bagian distributornya. Nah, aku mau bantuin dia ngejualin." Gw menjelaskan.

"Ooh, kamu jadi distributor juga gitu? Yang masukin barang ke agen agen?" Tanya dia lagi.

"Yap bisa dibilang begitu. Tapi agak beda lah sama distributor. Kalo distributor kan resmi, terus dia masukin barang dalam skala besar dan jumlahnya banyak. Kalo aku paling jualin barang cuma beberapa dus doang. Sesuai modal yang aku punya. Tapi aku dapet 'harga' langsung dari pabrik, sama kaya distributor. Jadi untungnya lumayan..."

"Ooh...."

"Ngerti?" Tanya gw.

"Nggak. Hehehe..."

"(Gubrag!!)"

Esoknya pagi pagi tepat pukul 7, gw sudah berada di rumahnya Bang Suryo A.K.A distributor PT. Bibir Monyong. Keberadaan gw disini tentu saja untuk mengambil beberapa dus minyak goreng. Lalu gw jual lagi ke salah satu agen. Tujuan gw waktu itu adalah agen langganan gw tempat belanja perlengkapan warung. Pemilik agen itu sudah kenal betul dengan gw, jadi gw berniat menawarkan dagangan gw ke dia. Ya, prinsip bisnis memang begitu. Selalu dimulai dengan orang yang kita kenal (Mengutip perkataan Bapak gw).

Kemudian kardus berisi minyak goreng itu segera gw naikkan ke atas motor menggunakan saddle bag. Apa itu saddle bag? Sebuah kantong/tas besar yang dipasang pada sisi kanan dan kiri motor. Alat ini suka dipakai oleh sales sales motoris yang berkeliaran di jalan. Pasti kalian pernah liat dong? Setelah semuanya sudah tertata rapi, gw pun siap berangkat ke sebuah agen yang terletak di Pasar Anyar Kota Bogor. Sejenak gw pandangi jupi, motor kesayangan gw. Gw sedikit kasihan terhadapnya karena dia akan membawa beban yang cukup berat. Ditambah jarak dari rumah Bang Suryo ke pasar itu lumayan jauh yang menambah beban si jupi.

Dengan semangat gw pun berangkat di pagi yang cerah itu, menembus padatnya jalanan Kota Bogor menuju pasar. Gw agak sedikit kerepotan mengendarai motor karena beban yang gw bawa terlampau berat. Apalagi jatah duduk gw di jok sangat minim, sehingga bokong gw terasa sakit duduk di ujung jok motor.






"Gw merasa, roda mulai bergerak....
Ke bawah..."
0
Ikuti KASKUS di
© 2025 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.