Kaskus

Story

tomsangAvatar border
TS
tomsang
Taruh Aku Di Tempat Yang Istimewa Dihatimu.
Taruh Aku Di Tempat Yang Istimewa Dihatimu.

Taruh Aku Di Tempat Yang Istimewa Dihatimu.

PART 1-5
PART 6-9
PART 10
PART 11
PART 12
PART 13
PART 14
PART 15
PART 16
PART 17
PART 18
PART 19
PART 20
PART 21
PART 22
PART 23
PART 24
PART 25
PART 26
PART 27
PART 28
PART 29
PART 30

Spoiler for :
Diubah oleh tomsang 07-06-2016 21:53
anasabilaAvatar border
anasabila memberi reputasi
1
36.5K
221
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the Heart
KASKUS Official
32.7KThread52KAnggota
Tampilkan semua post
tomsangAvatar border
TS
tomsang
#173
28
(DUA PULUH DELAPAN)


Eneng: “Pah, bangun, kok papah bobo di sini.”
Gue: “ Halo sayang, papa kangen sama kamu soalnya, kan papa di luar kota lama bobo sendiri, abis itu bobo sama nyamuk di Rumah Sakit. Kamu kangen sama papah enggak?”
Eneng: “Kangen dong, nanti papah bisa anter aku ke sekolah kan?”
Gue mengangguk sambil memeluk anak gue.

Pagi itu kami bersiap siap untuk aktivitas rutin aharian, anter eneng ke sekolah, dan di lanjut ke kantor. Hari ini kantor gue bergerak ke arah timur jakrta. Ya gue ke Cikarang, ada janji sama Ina hari ini, buat orang yang belum pernah gue temui sebelumnya, bener bener gue pengen banget ketemu Ina siang ini.

Gue: “ Mah aku berangkat, langsung kantor sehabis antar eneng ke sekolah.”
Istri : “ Ya, obatnya jangan lupa di bawa ini.”

Sampai di sekolah eneng gue berpesan, kalau nanti dia akan di jemput ibu-nya. Peluk dan cium kamu nak. Seiring eneng bergerak mendekati gerbang sekolah, gue mulai memutar arah mobil gue kemabali ke jalan raya menuju Cikarang. Hari itu jalan arah tol Cikampek sangat padat sekali dengan kendaraan besar, nyaris tidak bergerak. Untungnyaa gue janjian jam 10, dan saat ini masih jam 07.30 mudah mudahan terkejar waktunya.

Cikarang finally. Sampai exit tol pun kendaraan gue ini merayap sekali kecepatannya, dan sekarang sudah jam 9 lewat jadi masih punya waktu banyak. Gue mengarahkan kendaraan gue ke kost Novi. Sesampai di sana, rumah itu sedang sangat ramai dengan anak kost beserta temannya bercanda di teras. Dan gue menanyakan keberadaan ibu Kost kepada salah satu dari mereka. Sesaat kemudian keluarlah Ibu kost, lalu mempersilahkan masuk ke dalam ruang tamu rumahnya, di karenakan teras sedang ramai. Dari situ sang Ibu kost memberitahukan Beberapa hari lalu Novi keluar dari tempat itu untuk pindah sementara ke kost temannya yang pada akhirnya gue ketahui teman yang di maksud adalah Ina.

Setelah 15 menit berbincang dengan Ibu Kost, gue pamit dan melanjutkan perjalanan menuju tempat kerja Novi untuk bertemu Ina. Tidak jauh, cuma 20 menit.

pesan lewat BBM

Gue: “Ina, gue udah di spa ya. Gue parkir di depan aja, bisa ke sini? Mobil Avanza Hitam.”
Ina: ”Oke Njas, sebentar ya.”
lima menit kemudian Ina datang dan masuk ke dalam mobil. Sambil dia membenarkan posisi duduknya.

Ina: ”Bisa kita muter muter jalan sebentar?”
Gue: “Oke.”

Dua menit di dalam mobil Ina tidak mengeluarkan kata sedikitpun, tangan dan pandangannya hanya ke handphone-nya saja.

Ina: ”Oke, berhenti di depan situ ya, pinggir kali.”
Gue: “Disini?”
Ina: ”Iya di sini aja. Gue ga bisa lama ya Njas. Lu tahu kan kerjaan gue.
Gue: “ Iya Na, enggak apa apa.”
Sesaat Ina memasukan tangannya kedalam tas-nya.

Ina: “Ini barang yang seharusnya di kasih sama Novi ke elu tapi karena elu terlalu lama ngilangnya, jadi dia titipin di gue. Sebelumnya, gue mau kasih lihat sesuatu dulu sebelum elu nanya-nanya kemana Novi sekarang.”
Ina memberikan handphonenya ke gue. Dan disitu gue lihat foto Novi.

Ina: “Itu Video, di play aja. gue yang rekam itu atas permintaan Novi.”
Gue: “Oke.”
Dan gue mulai mendengarkan video monolog itu.


Novi:“Hey Njas, apa kabar? Maaf harus tidak seperti ini caranya. Gue minta tolong Ina untuk merekam dan memvideokan pesan ini. Sebenarnya gue ga yakin kalau elu bisa di hubungi lagi, mungkin handphone lu hilang atau apalah, karena gue mencari elu dari waktu elu pamit dari Manado menuju Jakarta dan tidak ada kabar sama sekali sejak itu.”

Di sini gue bisa melihat ekspresi Novi seperti akan mengeluarkan air mata, entahlah, sepertinya gue juga mulai merasa ada yang memberatkan mata gue.

Novi: “Kalau elu dengar dan lihat pesan gue ini, mungkin gue saat itu sudah berada jauh dari tempat elu sekarang, gue mohon maaf sekali, tapi harap di pahami posisi gue ya Njas. Sebenarnya beberapa waktu lalu waktu gue ngasih tahu elu sesorang akan menikahi gue, gue sudah menjawab dan setuju. Kemudian gue minta elu untuk dateng ke kost gue, itu bukan untuk minta pendapat elu Njas, tapi lebih gue mau lihat respon elu bagaimana kalau gue pergi dan menikah dengan orang lain. Maafin gue kalau keputusan gue tidak sesuai dengan apa yang sempat elu utarakan sebelum sebelumnya, karena keputusan ini sudah gue buat. Seseorang menikahi gue untuk membawa gue keluar dari dunia hitam gue ini. Selama gue masih di jakarta dan sekitarnya, gue akan selalu terhubung dengan dunia ini. Kemudian datang seseorang yang menawarkan gue keluar dari jurang dalam itu. Bukan hanya itu Njas, gue juga dapat kesempatan untuk mendapat pengobatan menuju kesembuhan gue di negara yang akan kami tinggali nanti. Mohon di mengerti keinginan gue, Mohon jangan nilai gue egois, gue tau kita tidak akan saling memiliki, I know, you are for her, and me...me for him, but I promise you one thing, I will always love you secretly.”

Gue ga tahan, air mata gue akhirnya jatuh, benar sekali kalau gue egois, menahan perasaan gue ke Novi supaya Novi tidak melangkah ke hidup yang lebih baik hanya karena perasaan gue ke dia yang terpendam. Kita tidak akan bersatu, dan gue menahan dia? Jahat sekali gue ini. Gue mengabaikan kebahagiaan dia, dan kemungkinan kesempatan penyembuhan untuk penyakitnya dia. Sungguh gue akan menghukum diri gue sendiri di kemudian hari.”

Novi: ‘’Tolong janji satu hal sama gue ya Njas, elu berbahagia ya di sana. Jangan nakal, tetap jadi Anjas yang lucu, ngeselin, dan Anjas yang jujur seperti yang gue kenal. Juga tolong jangan lupain gue ya. Kalau rekaman ini sedang elu lihat, berarti elu sudah bertemu sama Ina. Gue menitipkan sesuatu ke Ina, itu sebuah buku. Gue bilang itu buku bahagia, gue menulis semua yang menyenangkan di buku itu. Ada nama lu Njas. Seperti yang dulu elu bilang gue bisa jadi teratai di tempat yang berlumpur, itu selalu menghantui gue setiap saat di keseharian hidup kelam gue. Karena itu artinya gue harus keluar dari lembah hitam hidup gue. Hanya saja, sesorang yang mengajak keluar dari tempat itu bukan seperti yang gue harapkan. Kita tidak bisa memiliki semua yang kita inginkan bukan sepeti kata lu? Buku yang gue kasih itu gue anggap sudah penuh walau masih banyak halaman kosongnya. Anggap aja, kebahagiaan gue sudah selesai seiring dunia yang akan gue tinggalkan selesai. Gue akan menulis buku baru lagi di sini. Kamu jaga diri ya Njas, kamu istimewa dan akan selalu istimewa, gue ga akan bisa lupa itu. aku peluk kamu dari jauh aja ya.”

Kemudian gue mengembalikan handphone itu ke Ina. Mata gue masih sangat berat untuk melihat wajah Ina.

Ina: ”Jangan egois ya Njas, apa yang di lakukan Novi itu adalah cita cita dari semua perempuan yang bekerja di dunia yang kami lakukan saat ini. Kami semua ingin keluar, cuma menunggu waktu yang tepat. Kalau elu tetep mau Novi di sini supaya bisa tetep deket sama elu, itu namanya egois bukan?”
Gue: ”Iya Na, gue egois. maaf.”
Ina: “Oke, paket dari Novi sudah elu pegang, pesan dia sudah gue sampaikan, sekarang tolong anter gue balik ke Spa ya. Sebenernya Novi pesen kalau elu udah liat video ini dia minta video ini gue hapus. Tapi mungkin gue bisa ngerti mungkin elu butuh video ini untuk kenangan pribadi elu.”
Gue: “Iya Na, maaf gue minta filenya videonya boleh ya?”

Setelah mendapat anggukkan dari Ina gue pun mengeluarkan laptop dari tas untuk copy file tersebut. Sambil gue memproses perpindahan data itu juga Ina memberi tahu, bahwa terakhir kali gue makan bersama Novi dan mengantar dia ke kost Ina itu sebenarnya dia sudah mulai memindahkan barang untuk persiapan pergi, bukan laundry seperti yang Novi bilang. Karena passport sudah dia pegang dan sedang dalam proses pengurusan visa (visa Jepang belum free ketika itu).

Setelah selesai mengcopy file tersebut, gue mangantar Ina kembali ke tempat kerjanya. Setelah mengucapkan terima kasih Ina keluar dari mobil dan melangkah masuk ke dalam Spa. Dan gue, gue masih terdiam di tempat parkir ini dan gue mulai membuka bungkusan yang di berikan Ina tadi, sebuah buku tulis hard-cover imut dan tebal dengan gambar “hati” di bagian sampul depannya.

Dari halaman ke halaman sepintas, banyak tertulis nama nama orang di buku itu, dan nama gue ada di bab paling akhir buku itu..Anjas, sebuah nama yang akan dia kenang sekalipun itu bukan nama asli gue. Gue akan baca buku ini kalau susana hati gue sudah bisa menerima kenyataan yang ada saat ini. Maafin gue ya Nov, keputusan lu sangat benar, gue egois, elu berhak bahagia di sana.


kaskus-image

hearts are weeping
Diubah oleh tomsang 04-02-2015 19:48
0
Ikuti KASKUS di
© 2025 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.