Kaskus

Story

azelfaithAvatar border
TS
azelfaith
-Catatan Untuk Riyani-
CATATAN UNTUK RIYANI


-Catatan Untuk Riyani-

Sebuah Skripsi

-Catatan Untuk Riyani-


Quote:


-Catatan Untuk Riyani-



(dengerin lagunya dulu ya biar meleleh)



-Catatan Untuk Riyani-


Prologue


Sebut saja namaku Boy, 23 tahun. Penulis? Jelas bukan. Aku hanyalah seorang anak laki-laki yang tumbuh tegak ke atas bersama waktu, soalnya kalau melebar kesamping berarti tidak sesuai kayak iklan Boneto. Dilecut dalam romantika kehidupan labil (bahkan sampai sekarang. emoticon-Stick Out Tongue-Editor).

Tulisan ini kupersembahkan untuk seorang gadis, sebut saja Bunga. Eh, jangan. Nama Bunga sudah terlalu mainstream dan negatif, Sebut saja Riyani, itu lebih indah dibaca dan tanpa konotasi negatif berita kriminal. (iya gimana sih.. emoticon-Kagets - Editor)

Ya, Riyani itu kamu. Bukan Riyani yang lain. (Emang Riyani ada berapa gan? emoticon-Confused - Editor) Aku menulis ini karena aku tak punya harta materi (Hiks..kasihan emoticon-Berduka (S)- Editor). Karena aku tak punya apapun. Karena aku bahkan tak ingat apa yang jadi favoritmu. Aku hanya tahu kau suka membaca, maka aku hanya bisa mempersembahkan tulisan ini sebagai ungkapan terima kasihku untukmu Riyani, seseorang yang akan kunikahi nanti. (Ciyyeeee.. suit-suit dah mau kimpoi nih.. emoticon-Genit - Editor)

Dan kau Riyani, perhatikanlah bagaimana kuceritakan masa-masa dimana aku tumbuh dewasa hingga kutitipkan kepingan hati terakhirku padamu. Masa-masa dimana aku belajar, ditempa, jatuh remuk, dan kembali bangkit karenamu.. (Ceiileee romantisnyaaa... emoticon-Kiss (S) - Editor).

-Catatan Untuk Riyani-


DAFTAR ISI

Quote:


INTERLUDE
Quote:

-Catatan Untuk Riyani-


RULES

Quote:


-Catatan Untuk Riyani-


Q & A

Quote:


-Catatan Untuk Riyani-


Jangan lupa komen, rates, dan subscribe.
Ijo-ijo belakangan mah gak masalah. emoticon-Smilie
Diubah oleh azelfaith 04-07-2016 15:20
septyantoAvatar border
septyanto memberi reputasi
2
110.5K
623
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the Heart
KASKUS Official
32.7KThread52KAnggota
Tampilkan semua post
azelfaithAvatar border
TS
azelfaith
#487
CHAPTER VII: SEBUAH CATATAN

kaskus-image


7.1. Catatan 1: Aku Ingat


Dear Riyani,

Disinilah aku berada, dalam diam dan hujan mencoba mengingat-ingat akan genangan masa lalu. Sudah lama benar aku mencoba melepas diri dari jeratan ingatan dan terkaman rasa bersalah. Kini, aku malah mencoba berkubang kembali dalam lumpur kenangan demi kau. Hujan makin deras, keramaian makin reda. Angin dingin menyusup melalui celah kaca jendela yang pecah. Segelas kopi yang telah kusiapkan untuk menemaniku menulis terasa dingin. Panasnya telah hanyut bersama angin, bersama kenangan yang telah pudar. Diantara percikan air dan garis-garis hujan, aku kembali mencoba mengenang cerita masa silam.

Baris demi baris kata kucoba tulis, cara lama pakai pulpen. Meskipun sekarang adalah zaman laptop, menulis manual lebih krasa natural dan romantis. Lagipula, aku ingin menghayati tiap kata yang kutulis. Cara lama mampu pula memompa semangat untuk menulis lebih rajin. Posisiku sekarang ini mirip benar dengan Bilbo Baggins dalam film the Hobbit. Namun bedanya, aku tak cebol dan tak pula pendek. Bah, apa pula bedanya cebol dan pendek.

Uap kopi semakin kabur bersama dengan dinginnya embun. Siang ini terasa bagai sore yang telah lelah. Ketika kuminum kopi ini, satu tegukan terasa pahit menyebar ke penjuru lidahku bagai virus alay menggerogoti masa muda. Meja kayu dimana tulisanku bertumpu mulai basah oleh percikan air yang berhamburan dari kaca jendela, aku tak peduli. Tak peduli, itulah gambaran masa mudaku. Tak peduli dan tak tahu malu.

2006, 9 tahun yang lalu. Rasa-rasanya seperti baru kemarin. Mengenang masa lalu itu tak ada bedanya dengan melihat bintang jatuh. Sepertinya baru saja terjadi. Namun dengan jarak milyaran tahun cahaya dari bumi, bintang itu bisa saja sudah mati pada saat kita melihatnya. Kalau kau tak paham aku pun maklum. Omongan orang agak jenius itu memang sulit dipahami bahkan oleh pembicaranya itu sendiri.

9 tahun yang lalu aku duduk di dekat jendela, sama persis seperti saat ini. Bedanya adalah dahulu aku seorang murid, bukan guru seperti sekarang. Wali kelasku sedang menjelaskan betapa beruntungnya kami menjadi generasi penutup mapel UN berjumlah 3 pelajaran, so lucky we were. Anak-anak bersorak-sorai sambil bertepuk tangan bahagia. Entah bahagia untuk diri sendiri, entah bahagia untuk penderitaan adik kelas kami yang mapel Unnya bakal lebih dari 3 mapel.

My dear Riyani, kopiku semakin dingin sedingin kabut yang menyusup ke dalam kantor. Hujan mulai reda, batang-batang akasia yang menjulang dibalik tembok sekolah mulai menampakkan daun-daunnya. Sisa-sisa air hujan mulai menetes dari ujung genting. Dibalik jendela, dibalik tembok, dibalik akasia-akasia, dibalik rimbunnya pepohonan, menjulang tinggi gunung Merbabu tertidur berselimut kabut.

9 tahun lalu, aku melihat gunung yang sama. Hidupku berubah, tapi tetap Merbabu tak berubah berdiri melindungi kami dari ganasnya Merapi. Aku sering melihat Merbabu. Ketika aku berangkat sekolah, ketika aku piket membersihkan jendela saat SMP, ketika aku duduk-duduk bersama Hanum, ketika aku membaca buku di perpustakaan. Pendek kata, Merbabu menjadi saksi perjalanan hidupku. Saksi bisu yang kredibel dan tak bisa disogok.

Aku masih duduk di pinggir jendela dengan putih abu-abu berbau wangi parfum Axe cokelat dan sabun Daia. Aku tak terlalu mampu membilas baju dengan bersih. Wali kelasku masih bercerita tentang kiat-kiat ujian. Umurnya yang masih cukup muda memang menjadi daya tarik tersendiri bagi kami. Orang muda selalu berbeda dengan yang tua, tidak kolot dan sedikit toleran. Terkadang kami memang berbincang masalah pelajaran, terkadang bicara tentang Marshanda di sinetron Kisah Sedih di Hari Minggu.

Eka, teman semejaku sedang sibuk sedari tadi. Dari tempatnya duduk, dia mengawasi ke luar kelas melalui celah jendela. Dia sedang melakukan kegiatan olah data sambil memilih dan memilah. Data apa? Data generasi cewek unyu dan tidak di sekolah kami. Aku terkadang pun ikut-ikutan bersama Hendro, Adi, dan lainnya. Kadang pula kami berdebat dalam masalah klasifikasi. Sebagai contoh, apakah cewek yang seunyu dedek Nabila tapi berkelakuan macam Ratu Atut bisa diklasifikasikan cantik? Atau apakah kata cantik hanya mengacu pada sebatas pesona fisik saja? Akan tetapi apapun perdebatan kami, kesimpulannya selalu sama. Angkatan kita selalu seperti Dijah Yellow dan angkatan adik kelas bagai Marshanda. Kesimpulan ini tidak berlaku untuk pernyataan sebaliknya. Perdebatan itu kadang berlangsung tiap hari kecuali hari libur. Tapi tidak untuk hari ini.

Quote:

Aku melirik sedikit. Dari balik jendela terlihat dia berjalan. Kami melihatnya, tetapi dia tak melihat kami. Wardany Supangat, sebuah nama indah bagai bunga di musim berduri tertera di name tagnya.
Quote:

Cinta tak harus memiliki? Cuih! Omong kosong. Buat apa kau cintai seseorang bila tak bisa kau miliki. Bagaimana kau bisa rela mencintai orang yang lebih memilih mencintai orang lain. Eh malah curcol. Aku mengumpat dalam hati. Tapi apa yang Eka katakan pertama kali tadi ada benarnya. Lihat-lihat saja, mengawasi dari kejauhan, niscaya kita jauh dari patah hati. Tak perlu sok dekat dan sok peduli karena akan berujung nestapa. Tak percaya? Kisah Pangeran dan Tuan Putriku adalah buktinya. Aku yang mencintai bayang-bayang. Sebuah kisah sedih di hari Minggu, karena sabtunya tuan putriku berbulan madu.

My love Riyani, menit berlalu jam berganti. Tiba sudah waktunya pulang kerumah. Kututup catatan masa laluku untuk hari ini, kubersiap pulang untuk bertemu denganmu.

Kopi dingin terakhir kuteguk. Pahit. Aku ingat, pahit yang memabukkan. Sepahit coklat usang yang kelak kuceritakan.

Dia yang tak harus kusebut namanya. Dia yang berjalan tepat di belakang Wardany Supangat.
Diubah oleh azelfaith 03-07-2015 20:56
0
Ikuti KASKUS di
© 2025 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.