Kaskus

Story

javieeAvatar border
TS
javiee
BUNGA "PERTAMA" DAN "TERAKHIR"
BUNGA "PERTAMA" DAN "TERAKHIR"


Spoiler for RULES:


BUNGA "PERTAMA" DAN "TERAKHIR"


INTRO

Perkenalkan, nama gw Raden Fajar Putro Mangkudiningrat Laksana...Bohong deng, kepanjangan...sebut aja gw Fajar. Tinggi 175 cm berat 58kg. bisa disebut kurus karena tinggi dan berat badan gw ga proposional. emoticon-Frown. Gw ROCKER...!! Pastinya Rocker Kelaparan.
Gw terlahir dari keluarga biasa saja yang serba "Cukup". dalam arti "cukup" buat beli rumah gedongan, "cukup" buat beli mobil Mewah sekelas Mercy. (ini jelas jelas bohong). yang pasti gw bersyukur dilahirkan dari keluarga ini.

Gw Anak pertama dari 3 bersaudara. Adik adik gw semuanya perempuan. Gw keturunan Janda alias Jawa Sunda. Bokap asli dari Jepara bumi Kartini. Tempatnya para pengrajin kayu yang terkenal di Nusantara bahkan diakui oleh Dunia. Tapi bokap gw bukan pengusaha mebel seperti kebanyakan orang Jepara. Nyokap gw asli Sumedang Kota yang terkenal dengan TAHU nya. Tapi wajahnya sama sekali nggak mirip tahu ya. Sunda tulen nan cantik jelita. Beliau bidadari gw nomer "1" di dunia ini.

Spoiler for INDEKS:


Spoiler for INDEKSII:
Diubah oleh javiee 06-04-2015 23:49
anasabilaAvatar border
nona212Avatar border
manusia.baperanAvatar border
manusia.baperan dan 4 lainnya memberi reputasi
3
728.7K
2.9K
Thread Digembok
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the Heart
KASKUS Official
32.7KThread52KAnggota
Tampilkan semua post
javieeAvatar border
TS
javiee
#1941
PART 88
"Teet...toot...teet...toot"

Suara terompet tahun baru sudah berkumandang di tempat ini. Sebuah warung milik orang tua gw yang berdiri kokoh di depan pekarangan rumah. Gw tengok jam dinding, masih sore, pukul 19.00. Tapi entah mengapa anak anak kecil sudah keluyuran keliling komplek sambil meniup terompet, termasuk adik adik gw.

Gw kembali melanjutkan aktifitas gw yaitu melayani pembeli. Selang beberapa saat kemudian, jimbot gw berdering pertanda ada telefon masuk. Gw pun mengangkatnya.

"Halo....Dengan Mr. Fajar disini." Ucap gw.

"Halo, Ukingnya ada?"

"Eeeh"

"Kamu ke rumah dong." Pinta dia.

"Emm ngapain?" Tanya gw pura pura bego.

"Taun baruan sama aku lah."

"Aku malu ah Bung. Di rumah kamu banyak sodara sodara kamu."

"Kenapa mesti malu? Kamu di tanyain Bunda tuh katanya Fajar mau kesini nggak?"

"Aduh gimana ya..."

"Kesini ya pliiis...Kapan lagi kita bisa taun baruan bareng. Taun kemaren nggak bisa bareng, kemarennya lagi juga nggak." Ucapnya memohon.

"Yaa lagian taun kemaren kamu malah ke Bali."

"Hehe...Yaudah kamu kesini ya. Aku tunggu di rumah..."

"Tapi agak maleman nggak apa apa ya..."

"Kenapa?"

"Aku jaga warung dulu."

"Yaudah nggak apa apa."

"Oke ntar jam 9an aku kesana. Daah Jembung..."

"Klik..." Telefon gw matikan.

Entah mengapa gw selalu merasa malu apabila ikut berkumpul dengan keluarga besarnya dia. Tentu saja karena gw minder, gw cuma anak laki laki biasa, dari keluarga biasa, kalangan menengah kebawah. Sedangkan sanak saudaranya dia rata rata berasal dari kalangan 'menengah keatas'. Saat gw berada di tengah tengah mereka, gw seperti merasa terasingkan. Cuma bengong dan cengo yang bisa gw lakukan. Tak pernah gw membuka suara untuk bicara, gw takut omongan gw salah dan gw malah jadi bahan tertawaan.

Tapi kali ini, di malam tahun baru 2010 ini, gw memutuskan untuk datang ke rumahnya berkumpul bersama keluarga besarnya. Hal ini gw lakukan demi Bunga, demi dia senang, sebab dia selalu bilang begini, "Ada kamu aku seneng, aku bisa ketawa, aku bahagia, aku bla bla bla....". Walaupun gw tau nantinya gw bakal cengo, bengong, sambil pasang muka idiot.

Tepat pukul 9 gw beres beres warung, memasukkan barang dagangan, dan terakhir menutup rolling door. Gw masuk kamar, membombardir isi lemari mencari pakaian yang menurut gw paling keren. Tapi, apa yang gw punya? ujung ujungnya gw cuma pake kaos item plus celana jeans biru entah merk apaan. Dibalut jam tangan OAKLEY Kw-70 (dibaca jjjuuuhpuluh) serta jaket adidas kesayangan gw. Gw bercermin, merapihkan rambut gondrong gw dengan cara membelahnya ke pinggir. Ya, sudah hampir setahun ini gw belum pernah potong rambut lagi. Bisa kebayang lah gondrongnya semana, hampir sebahu. Bunga selalu protes, nyuruh cukur. Tapi gw nyaman dengan rambut model begini.

"Aku OTW." Sent to Bunga.

Setelah memakan waktu hampir 15 menit, gw tiba di depan rumahnya. Ada beberapa mobil sanak saudaranya yang berjejer terparkir di depan rumah. Tak lama kemudian gerbang besar itu perlahan terbuka, lalu muncullah sesosok gadis dibalut dress warna merah muda. Cantik, cantik sekali!. Lalu dia berjalan menghampiri gw yang masih bengong menatap bidadari itu.

"Hoii bengong aja."

"......"

"Masuk yu.." Ajak dia.

"....." Gw terus menatapnya.

"Nyebelin ihh!! Ngapain liat liat?"

Kemudian gw melepas helm, masih menatapnya sambil sedikit tersenyum.

"Kamu cantik...." Ucap gw tiba tiba.

"Hehe. Kan pangeran aku mau dateng. Jadi harus cantik..." Ucapnya manja.

"Pangeran apa? Pangeran Charles?" Tanya gw.

"Bukaaan, pangeran Uking!"

"Eeeeh..."

"Yuuk..." Ajak dia.

Gw memarkirkan Jupi di antara mobil mobil mewah itu, kemudian berjalan mengikuti Bunga. Sampai di selasar pintu gerbang, tiba tiba dia merangkul tangan gw, menggenggamnya sangat erat. Gw kaget, lantas risih. Apalagi ketika kami berjalan melewati satu persatu sanak saudaranya. Hingga kami berdua tiba di depan Bundanya yang tengah sibuk menyiapkan makanan. Bunga melepas genggamannya, lalu gw salim cium tangan.

Kemudian Bunga mengajak gw duduk di sebuah ayunan di pekarangan belakang rumahnya yang luasnya 3x lapangan Futsal. Disini juga banyak beberapa sanak saudarnya duduk berkumpul sembari ngemil dan ngobrol. Ada juga beberapa dari mereka yang tengah sibuk maen biliard.

"Rame banget deh Bung...." Gw membuka obrolan.

"Ini belum semuanya dateng. Om aku dari cibinong belum, tante aku di jakarta belum, Bude, pakde bla bla bla juga belum."

"Laah terus itu siapa?" Tunjuk gw ke arah kerumunan orang.

"Itu mah temen temennya mamas."

"Ooh....pantes rambutnya cepak semua" Ujar gw.

"Sebentar ya Yank."

"Kemana?"

"Kesitu dulu. Tunggu..."

Bunga beranjak dari tempat duduknya lalu berjalan ke dalam rumah. Gw mengambil jimbot dari saku celana, membuka kunci tombol, kemudian menyetel musik. Jreng, lagunya Darso yang berjudul 'Mawar Bodas' mengalun pelan dari speaker jimbot. Saat itu gw lagi demen banget sama lagu Pop Sunda lantaran bidadari No1 gw sering menyetelnya ketika beliau sedang sibuk jaga warung. Tak lama kemudian, Bunga kembali lagi kesini membawa sebuah gitar klasik senar nylon.

"Yank aku bisa maen gitar dong...." Ucapnya.

"Masa? Coba aku mau liat..." Ucap gw lalu mematikan lagu di jimbot.

"Tapi jangan diketawain yaa..."

"Iya nggak"

"Ekheem...."

Kemudian Bunga mengambil ancang ancang, jari lentiknya mulai menggenggam fretboard yang ukurannya lebih besar daripada jarinya itu. Lalu,

"Jreeng......Kau satu kekasih,
kulihat di sinar matamu
Tersimpan kekayaan batinmu....
Oh di dalam senyummu,
kudengar bahasa kalbumu
Mengalun bening menggetarkan..."


"......." Gw spechless

"Kini dirimu yang selalu,
bertahta di benakku
dan aku kan mengiringi,
bersama, disetiap langkahmu"


Ketika dia ingin lanjut ke Reff, gw menghentikannya lantaran chordnya ngawur. Pales abis.

"Heeh kunci apaan itu?"

"Iih gimana sih yank? F#minor?"

"Begini nih.." Ucap gw sembari menyusun jarinya membentuk Chord F#minor.

"Aduuh susah amat sih" Gerutu dia.

"Haha emang begitu kali.."

"Hemm, okay. Lanjut yaa..." Ucapnya.

"......"

"Percayalah,
hanya diriku paling mengerti
Kegelisahan jiwamu kasih,
dan arti kata kecewamu
Kasih yakinlah,
hanya aku yang paling memahami
Besar arti kejujuran diri,
indah sanubarimu kasiih..
Percayalah...."


Gw bengong, planga plongo sambil mikir, ini anak belajar gitar dimana? Perasaan gw nggak pernah ngajarin. Yang gw heran dia bisa lancar memainkan lagu itu. Biar kata dia sedikit lupa dengan chord F#minor ditambah suaranya yang rada males, eh maksudnya pales.

"Ini lagunya buat kamu..." Ucapnya.

"......."

"Kamu tau nggak, aku belajar lagu ini tiga minggu..."

"Lama amat?" Tanya gw.

"Iya soalnya aku pengen banget nyanyiin lagu ini didepan kamu..." Ucapnya lalu tersenyum manis.

"Hehe, makasih yaa. Kamu makin cantik aja kalo bisa maen gitar..." Puji gw.

"Hehe..." Dia tersipu.

"Coba lagu yang laen..."

"Nggak bisa.." Ucapnya sembari menggeleng.

"Kenapa?"

"Aku cuma bisa lagu yang tadi doang...hehehe"

"Laah Gimana sii?

"Nanti aku belajar lagi deh lagu yang laen." Ucapnya.

"Yaudah sini aku yang main gitarnya. Kamu nyanyi aja yaa..." Pinta gw.

"Nggak mau ah!!"

"Loh kenapa?"

"Kamu mah pasti lagu dangdut...Huuh"

"Yaeelah..."

Kemudiam kami menghabiskan sisa malam dengan bernyanyi diiringi gitar. Satu persatu keluarganya bergabung bersama kami berdua untuk ikutan nyanyi. Mulai dari Puput, sepupunya dia yang sepantaran, sampai teman teman kakaknya. Gw senang datang kesini bisa menghibur. Padahal sebelumnya gw punya feeling nggak enak ketika berada disini. Tapi feeling itu seketika sirna karena ada alat ini, GITAR.

Gw mengiringi mereka berdasarkan request lagu apa yang mereka mau. Alhamdulillah gw punya banyak materi lagu yang gw hafal, mulai dari lagu barat, lokal, pop, rock, semuanya gw turutin. Tapi sayang, nggak ada yang request dangdut. Padagal asik tuh malem taun baru sambil dangdutan, ditambah saweran plus kopi dan rokok.

Tak terasa malam semakin larut, waktu sudah menunjukkan pukul 23.45 yang artinya pergantian tahun hanya tinggal menghitung menit saja. Tiba tiba Bunga mengajak gw ke teras depan meninggalkan tempat ini. Gw nurut, lalu kami berdua duduk di sebuah kursi kayu tempat biasa kita duduk bersama sedari dulu.

"Udah lama ya kita nggak pernah duduk disini..." Ucap Bunga

"Iya..."

"Aku masih inget di kursi ini kamu nyatain perasaan kamu...Dua setengah tahun yang lalu..." Ucapnya sambil menatap lurus ke depan.

"Kita masih kecil ya waktu itu....Masih kelas 2 SMA. Haha..." Ujar gw.

"Haha iya...Aku inget pas kamu ngomong 'Fajar sayang Bunga' itu gagapnya minta ampun..." Ujarnya.

"......."

"Padahal aku udah lama nungguin momen itu, udah nggak sabar denger kata kata itu dari kamu." Ucapnya lalu menyandarkan kepalanya ke pundak gw.

"....." Gw masih diem.

"Nggak kerasa, sekarang kita udah sama sama dewasa, udah harus ngerencanain ke depannya kita mesti gimana."

"Iyaa...."

"Sekarang kita semester 3, kira kira 2 tahun lagi lulus. Satu tahun berikutnya kita gunain waktu buat nabung, terus kita nikah. Kurang lebih 3 tahun dari sekarang, berarti 2013 kita bisa sama sama..." Ucapnya.

"Heh, sini liat aku..." Ucap gw lalu membalikkan tubuhnya menghadap gw.

"......"

"Kita boleh ngerencanain semuanya buat masa depan. Tapi hidup itu bukan hanya sebuah rencana. Yang terpenting dari hidup itu, kita menjalaninya sebaik mungkin walaupun terselip secuil keburukan. Dan menjalaninya sesempurna mungkin, walaupun di dunia ini nggak ada yang sempurna."

"......"

"Ibaratnya gini, kamu bikin kapal kapalan dari kertas, terus kamu lempar kapal itu supaya bisa terbang ke arah yang kamu mau. Tapi nyatanya kapal itu malah belok ke arah lain yang tidak kamu mau."

"......."

"Itulah rencana."

"......."

"Kadang apa yang kita dapat nggak sesuai dengan apa yang kita inginkan. Manusia boleh berencana, tapi tuhan yang menentukan."

"Berarti kamu nggak yakin nih sama hubungan kita ke depannya mau bagaimana?" Tanya dia.

Kemudian gw menggenggam tangannya, mengusapnya pelan, lalu menatap wajah cantiknya dalam dalam diiringi suara terompet dan kembang api pertanda tahun sudah berganti.

"Aku yakin kok dari apapun yang udah kita jalani sejauh ini. Asalkan ada kamu disamping aku, Insya Allah rencana itu bakal terwujud dengan sendirinya. Aku yakin itu!" Ucap gw
0
Ikuti KASKUS di
© 2025 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.