Kaskus

Story

pujangga1000Avatar border
TS
pujangga1000
Kelakuan Anak Kuliah
Kelakuan Anak Kuliah

Takut mati? Jangan hidup ~
Takut hidup? Mati saja... - Anak kostan

Quote:

Quote:

Buat ngobrol santai
(click!)Kamar 3A

Quote:


emoticon-rainbow----------------------------------------------------------------------------------emoticon-rainbow

emoticon-rainbow========================================emoticon-rainbow


pujangga1000
Diubah oleh pujangga1000 19-09-2016 03:37
faeyzarbnAvatar border
hllowrld23Avatar border
yusrillllllAvatar border
yusrillllll dan 23 lainnya memberi reputasi
22
3.9M
7.4K
Thread Digembok
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the Heart
KASKUS Official
32.7KThread51.9KAnggota
Tampilkan semua post
pujangga1000Avatar border
TS
pujangga1000
#746
Sepeda yang hilang
Spoiler for info:


Gue masih gak terima soal surat peringatan itu. Jelas-jelas gue gak salah. Gue yang bonyok babak belur, gue juga yang dikasih peringatan emoticon-Busa. Tapi gue harus gimana? Kalo gue cari masalah lagi ke mereka. Bisa-bisa makin runyam hidup gue. Mungkin emang betul kata Una, lebih baik gue diem. Ingat loh ya, gue diemin aja, bukan berarti gue maafin tingkah mereka.

Ujian mid-term selama dua minggu ini, gue belajar mati-matian. Untung ada sahabat gue. Sering banget kita kumpul di rumah Una untuk belajar materi ujian. Entahlah gimana hasilnya, yang penting gue uda melakukan yang terbaik dengan kondisi seperti ini.

Gue jarang ngeliat icung di kampus selama ujian berlangsung. Mungkin karena tangannya patah, jadi dia gak bisa ikut ujian. Rasanya gue puas kalo memikirkan bahwa dia gak bisa ikut ujian karena gue. Tapi lain halnya dengan tiga orang temannya. Mungkin sekali atau dua kali gue ngeliat mereka. Apalagi yang terakhir mukulin gue lagi. Gue sering ngeliat dia melihat gue sinis. Gue juga gak mau kalah, gue tatap balik dia dengan tatapan penuh kebencian. Guess what?gue aman-aman aja kalo jalan pulang. Mungkin mereka pikir gue uda ngaku kalah emoticon-norose.

***
Akhirnya ujian selesai dan perkuliahan kembali normal. Gue kepikiran untuk beli sepeda. Gue hitung-hitung tabungan gue selama ini, kayaknya sih cukup beli sepeda untuk transportasi gue. Gue ajak Wawan ke toko sepeda. Disitu budget gue 500ribu, tapi ternyata sepeda harganya gak kurang dari sejuta emoticon-Frown

Untung sohib gue ini baik..

"Boy, gue punya 500 lagi, lu pake aja dulu" Kata Wawan
"Serius?" Kata gue
"Serius, tapi entar balikinnya 600 ya emoticon-Big Grin "

"Yeee, kampret.. emoticon-Hammer "
"Bercanda bro, pake aja dulu" Kata Wawan
"Secepatnya gue balikin" Kata gue
"Selooow emoticon-Metal "
" emoticon-Belo "

Kenapa gue gak beli motor aja? Karena gue gak punya duit sebanyak itu.
Terus kenapa gue gak minta ke nyokap gue aja? Karena gue dilarang naik motor sama nyokap emoticon-Hammer

Waktu SMP, gue pernah kecelakaan parah karena naik motor. Nyokap gue mikir daripada kehilangan anak semata wayangnya, jadi gue dilarang bawa motor. Jadilah gue pulang pergi sekolah naik angkot. Uniknya adalah gue bisa dengan cueknya naik angkot walaupun muka gue bonyok habis berantem. Zaman SMP dulu gue hobi berantem emoticon-Paw. Sayangnya pas SMA gue dipindahin ke sekolah yang isinya anak orang kaya dan anak mami semua. Jadi hobi gue tadi gak diterusin ke SMA.

Akhirnya gue membawa pulang sebuah sepeda baru. Gak bagus sih, bukan merek ternama juga. Cuman gue pikir, yang penting bisa gue pakai aja sehari-sehari. Sayang banget gue sama sepeda itu. Baru nyampe kostan aja uda gue mandiin terus gue oles pake KIT supaya kilat emoticon-thumbsup. JANGAN PROTES!

Beberapa hari gue bersama sepeda kesayangan gue, sampai suatu saat ketika gue jalan ke parkiran, mau balik

emoticon-exclamationemoticon-exclamation emoticon-exclamation

Sepeda gue mana??? Perasaan tadi gue parkir diparkiran. Gue kunci juga. Tapi sekarang gak ada sama sekali. Gak lucu gue pikir kalo gini. Kalat kabut gue nyari sepeda gue sama Una. Kebetulan hari itu gue jalan bareng Una ke parkiran. Gue tanya satpam, tapi katanya gak ngeliat.

"Abang tadi bener parkirnya disini?" Tanya Una
"Iya, yakin kok neng"
"Dikunci ngak?" Tanya Una lagi
"Ada kok, ini kuncinya"

Kata gue ke Una sambil memperlihatkan kunci buat buka gembok sepedanya.

"Ini sih pasti ada yang ngerjain" Kata Una
" emoticon-EEK! "

Otak gue langsung kepikiran Icung dan kawan-kawannya. Seketika itu juga gue nyelonong balik ke gedung kampus. Yang pertama kali gue tuju adalah kantin. Dan ternyata bener, disitu ada Icung, temennya yang mukulin gue terakhir kali sama beberapa orang jurusan dia. Gua jalan ke arah dia mau ngelabrak. Una ngekor dibelakang gue.

Kenapa gue yakin kalau dia pelakunya? Gue jarang banget ngeliat dia dikampus. Selama ujian dia sama sekali gak keliatan. Beberapa hari ini juga gue gak ngeliat sosoknya. Tapi tiba-tiba muncul di kantin, disaat gue kehilangan sepeda. Apa coba maksudnya? emoticon-Thinking

Mereka ngeliat gue, dan gue tetep jalan ke arah mereka. Gue pukul mejanya lalu gue tarik kerah Icung.

"Bangs*t! Lo nyari masalah lagi?" Teriak gue

Gue ditarik sama temen-temen Icung.

"Ada apa ini?"
"Sabar mas, kenapa?"

"Baj*ngan ini ngambil sepeda gue!" Kata gue sambil menunjuk Icung

Tiba-tiba temennya yang mukulin gue terakhir kali menghampiri gue dan mendorong gue

"Jangan sembarangan lo kalo nuduh!" Kata dia
"Minggir lo! Gue gak ada urusan sama lo!" Kata gue membalas dorong dia

"Ehh, santai.. santai.. omongin dulu baik-baik"
"Sepeda masnya hilang? Uda dicek belum?"
"Kenapa pakai nuduh gitu mas? Ada buktinya gak?"
Kata orang-orang yang ada disekitaran kita

Gue diem. Gue gak punya bukti untuk mendukung gue. Tapi gue yakin pelakunya Icung. Gue yakin banget.
Dibelakang teman-temannya, Icung ngomong

"Siapa yang mau sepeda butut lo itu, ngaca bung!"
" emoticon-Mad "

Disitu gue yakin. Se bego-begonya orang, kalo denger kalimat Icung barusan juga tau kalo dia yang ngambil. Itu jelas banget bukti buat gue. Seketika itu juga emosi gue memuncak, Gue langsung mengarah ke dia mau memberi bogem mentah. Tapi apa daya, gue ditahan sama orang-orang disekitar gue.

Gue gak bisa ngapa-ngapain. Una juga terlihat menarik-narik gue tanda untuk cabut. Gue pura-pura tenangin diri dan mereka melonggarkan peganggannya ke gue. Tapi seketika itu juga mengarah ke Icung, lalu meludah dan tepat mengenai mukanya. Dia dan temannya terlihat ingin melawan, tapi dia juga ditahan oleh orang disekitar kami.

Gue langsung mengajak Una untuk berlalu pergi. Gue pandangin sekitaran. Ternyata gue barusan membuat heboh satu kantin. Dalam pikiran gue..

Kalo emang gue dapat surat peringatan lagi, gue cabut aja dari kota ini..
emoticon-Mad
sormin180
itkgid
jenggalasunyi
jenggalasunyi dan 9 lainnya memberi reputasi
8
Ikuti KASKUS di
© 2025 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.