- Beranda
- Stories from the Heart
-Catatan Untuk Riyani-
...
TS
azelfaith
-Catatan Untuk Riyani-
CATATAN UNTUK RIYANI

Sebuah Skripsi

Quote:

(dengerin lagunya dulu ya biar meleleh)

Prologue
Sebut saja namaku Boy, 23 tahun. Penulis? Jelas bukan. Aku hanyalah seorang anak laki-laki yang tumbuh tegak ke atas bersama waktu, soalnya kalau melebar kesamping berarti tidak sesuai kayak iklan Boneto. Dilecut dalam romantika kehidupan labil (bahkan sampai sekarang.
-Editor).Tulisan ini kupersembahkan untuk seorang gadis, sebut saja Bunga. Eh, jangan. Nama Bunga sudah terlalu mainstream dan negatif, Sebut saja Riyani, itu lebih indah dibaca dan tanpa konotasi negatif berita kriminal. (iya gimana sih..
- Editor)Ya, Riyani itu kamu. Bukan Riyani yang lain. (Emang Riyani ada berapa gan?
- Editor) Aku menulis ini karena aku tak punya harta materi (Hiks..kasihan
- Editor). Karena aku tak punya apapun. Karena aku bahkan tak ingat apa yang jadi favoritmu. Aku hanya tahu kau suka membaca, maka aku hanya bisa mempersembahkan tulisan ini sebagai ungkapan terima kasihku untukmu Riyani, seseorang yang akan kunikahi nanti. (Ciyyeeee.. suit-suit dah mau kimpoi nih..
- Editor)Dan kau Riyani, perhatikanlah bagaimana kuceritakan masa-masa dimana aku tumbuh dewasa hingga kutitipkan kepingan hati terakhirku padamu. Masa-masa dimana aku belajar, ditempa, jatuh remuk, dan kembali bangkit karenamu.. (Ceiileee romantisnyaaa...
- Editor).
DAFTAR ISI
Quote:
INTERLUDE
Quote:

RULES
Quote:

Q & A
Quote:

Jangan lupa komen, rates, dan subscribe.
Ijo-ijo belakangan mah gak masalah.

Diubah oleh azelfaith 04-07-2016 15:20
septyanto memberi reputasi
2
110.5K
623
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•51.9KAnggota
Tampilkan semua post
TS
azelfaith
#486
6.21. Pangeran dan Tuan Putri 3
"Tuan Putri, aku pikir aku telah jatuh hati padamu. Tapi bukan, kita hanya saling tertarik seperti sebuah medan magnet yang sebenarnya bertolak belakang."
Aku menarik selimutku lebih kuat pagi itu seakan berharap kehangatannya bisa bertambah, tetapi tidak. Pagi itu terasa dingin sekali, dan dapat kurasa uap air seperti menempel pada pipiku. Hari masih terlalu dini untuk mandi, lebih baik menggulung diri dalam selimut. Rasa-rasanya malas benar untuk berangkat sekolah, padahal biasanya aku yang paling pagi untuk bersiap berangkat. Anganku terbang mengingat kembali percakapan tadi malam. Aya.
Aya. Menyebut namanya seperti mengukir kenangan dalam sebuah pendulum yang berputar. Memusingkan. Terkadang seperti cinta, terkadang seperti kawan, terkadang seperti bukan siapa-siapa. Terkadang apa perlu kuculik dia untuk diinterogasi, siapa sebenarnya yang ada dihatimu? Namun meski aku bukanlah peramal, dari matanya saja kelihatan siapa.
Pertemuan antara kami memang sebuah keajaiban. Sama ajaibnya seperti Sun gokong yang lahir dari batu. Kadang kupikir, mungkin kehadirannya hanyalah sebuah pelecut diriku untuk lebih mampu berpuisi karena ketertarikannya pada literatur lama. Dan terkadang, kupikir kehadirannya hanyalah sebagai pelengkap patah hatiku. Oh Riyani, demi apa kalau bukan dia aku rela membaca karya Chairil Anwar. Dan karena membaca karya dia, makin jatuhlah aku dalam jurang patah hati abadi. Tak percaya? Coba kau baca senja di pelabuhan kecil. Bait pertamanya saja sudah mampu membuat Romeo pakai rok mini.
Aku sayang padanya. Itu pasti dan dapat kurasakan itu. Tapi cinta? Adakah kehangatannya memelukku bagai dinginnya pagi ini? Entah. Was it love? Mengetahui orang yang kau cinta bersedih bukan karenamu itu bukanlah hal yang menyenangkan. Bukan aku berharap sebaliknya, namun mana lagi yang lebih menyedihkan ketika kau tahu orang yang kau sayang sedih karena orang lain yang dia cintai? Please dude, a moment of silent for me in the friend zone.
Aku lupa bilang padamu Riyani, Aya ini ternyata sudah punya pacar. Pacarnya itu adalah kakak kelas kami yang sudah lulus dan jadi mahasiswa di sebuah perguruan tinggi. Keterikatannya dengan beasiswa membuatnya jarang pulang. Hal inilah yang membuat Aya sedih. Sepertinya tadi malam datang pula kabar dia tak bisa pulang.
Bagaimana denganku? Adakah aku sedih juga. Pertama kupikir iya, tetapi ternyata tidak. Kehadiran Aya bagiku bagai kuota bonus internet tengah malam, hanya bisa buat download saat sepi saja. Aya hanya pelipur lara, pemberi lara sesungguh masih asyik berdiam dalam gelapnya hatiku. Yah, cinta sialan untuk Hanum itu sudah seperti noda lengket yang tak mau hilang meski dengan kekuatan 10 tangan.
Pangeran dan Tuan Putri, panggilan yang kami sajikan satu sama lain, tak lain hanyalah pelipur lara saja. Tak lebih dari sekedar hubungan tanpa status, tak bisa diharapkan adanya. Zonk.
****
Quote:
Dia kemudian duduk di sampingku. Sekolah sepi meski hari belum siang. Hari ini kami pulang awal karena guru-guru akan rapat. Yang tersisa disini hanya anak-anak kelasku yang mempersiapkan acara drama di kelas.
Quote:
Aku termenung. Angin bertiup sepoi-sepoi. Lagi-lagi sepertinya aku pernah mengalami ini. Lagi-lagi, seperti sebuah pengulangan tentang sesuatu yang akan terjadi. Awan tampak berarak-arak, putih bukan mendung. Bunga Bugenvilee bergoyang-goyang, daun-daun kering berguguran.
Quote:
Aku tersenyum, entah ikhlas atau dipaksakan.
Quote:
Dia berlari menginjak rerumputan di lapangan upacara. Dia berlari menginjak bunga-bunga bougenville merah muda yang berjatuhan. Dia berlari ke dalam pelukan lelaki itu, mirip benar dengan film india.
Dan disinilah aku, tersenyum. Entah tersenyum bahagia atau tersenyum getir. Aku iri padanya. Iri pada suasana penuh cinta dan rindu. Dan mungkin sekarang, rasanya aku rela menukarkan segala kesombongan dan keangkuhanku apabila Hanum rela datang padaku seperti itu. Tapi mungkin tidak juga.
Mungkin akan tiba masanya bagiku untuk menjadi seperti lelaki itu. Disambut dengan tawa rindu dan bahagia. Mungkin masa itu akan datang, tapi bukan sekarang. Selamat siang Bougenville merah muda, maafkan dia yang menginjakmu. Tuan putriku sedang melepas rindu dengan ksatria berkudanya.
Spoiler for jangan dibuka:
Diubah oleh azelfaith 29-01-2015 07:42
0
