- Beranda
- Stories from the Heart
Indigo Fiction Stories
...
TS
l.i.l.f.i.k.r.i
Indigo Fiction Stories

Hallo gan! ane disini mau share cerita fiksi buatan Muhammad Rijal

Ane disini gak mengharap cendol,atau apa gan,ane disini cuman share aja loh gan
NOTE : Disini ane udah dapet izin dari author yaitu agan Muhammad Rijal
Rules :
- No Junk gan
- No Sara,Flamming,Rasis or whatever like that ya gan
- Update seizin agan Rizal
- Ikutin Rules resmi SFTH gan
♥Title: Indigo
♥Genre: Horror - Drama
♥Author: Muhammad Rijal
Check this out

Index :
Season I
↔ Asal Usul Nabilah
↔ Part 1 Indigo
↔ Part 2 Indigo
↔ Part 3 Indigo
↔ Part 4 Indigo
↔ Part 5 Indigo
↔ Part 6 Indigo
↔ Part 7 Indigo
↔ Part 8 Indigo
↔ Part 9 Indigo
↔ Part 10 Indigo
↔ Part 11 Indigo
↔ Part 12 Indigo
↔ Part 13 Indigo
↔ Part 14 Indigo
↔ Part 15 Indigo
↔ Part 16 Indigo End
Season II
↔ Part 1 Indigo Season II
Diubah oleh l.i.l.f.i.k.r.i 30-01-2015 11:51
anasabila memberi reputasi
1
11.9K
Kutip
38
Balasan
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•52KAnggota
Tampilkan semua post
TS
l.i.l.f.i.k.r.i
#10
Part 7 Indigo
Quote:
"Kakek yakin ???"
Tanyaku kaget dengan rencana kakek
"Kakek pikir kalau kita bentuk tim ini,kejahatan dari dunia hitam akan berkurang"
Jawab kakek tenang
"Dunia hitam ?"
Tanya Nabilah
"Ya,dunia hitam...dunia hitam adalah sebuah tempat yang menyerupai bumi hanya saja penghuninya bukan orang-orang seperti kita. Melainkan berbagai jenis makhluk yang menakutkan dan kekuatan mereka juga tidak sembarangan"
Jelas kakek
"Hey Brian apa kamu mau bergabung ?"
Tanya kakek
Brian hanya termenung saja.
Sepertinya dia memikirkan sesuatu.
"Biar kupikirkan dulu"
Jawab Brian pelan,lalu pergi meninggalkan kami
"Kau mau kemana Brian ?"
Tanyaku
Dia hanya menatapku tajam,lalu kembali berjalan.
"Kakek yakin dia bisa dipercaya ?"
Tanyaku
"Iya,kakek yakin sekali"
Jawab kakek mantap
******
Brian yang sedang kebingungan berjalan santai dengan memasukan kedua tanganya ke kantung celana..
Ketika dia berjalan sedikit ingatan tentang kedua orang tuanya muncul lagi,dia ingat ketika sepulang sekolah selalu di ajak memancing bersama dengan ayahnya.
"Tempat ini sangat berbeda"
Ucapnya pelan ketika sampai di suatu kolam ikan.
Brian melirik ke arah kiri dan kananya sambil berhayal bahwa ayahnya ada disini menemaninya.
"Sia-sia saja"
Katanya
Samar-samar terdengar sebuah suara semak-semak di belakang tubuhnya.
"Kamu ngapain disini ?"
Katanya
"Maaf aku ngikutin kamu"
Ucap Nabilah pelan
"Lain kali jangan,aku gak suka !"
Jawab Brian datar
"Iya,maaf kamu ngapain disini ?"
Tanya Nabilah
"Aku...ingat sama ayah"
Jawab Brian
"Kamu beruntung ya,aku malah gak punya kenangan sama sekali tentang ayah"
Ucap Nabilah pelan
"Kenapa ?"
Tanya Brian
"Ayah ibuku sudah meninggal dunia"
Jawab Nabilah pelan
Brian hanya sedikit kaget lalu terdiam lagi.
"Kamu...."
"Ya ?"
"Apa hubungan kamu dengan Anak bodoh itu ?"
Tanya Brian
"Hahaha...dia teman satu kelasku kok,tapi kami baru dekat akhir-akhir ini"
Jawab Nabilah tersenyum
"Ohh.."
Brian diam dan tetap cool
Saat mereka sedang mengobrol datanglah 10 pemuda berandalan mengganggu mereka berdua.
"Woy bocah ngapain lo di daerah kekuasaan gue ?"
Tanya salah satu pemuda yang mengganggu Brian dan Nabilah
"Jangan ganggu kami"
Jawab Brian santai
Sementara Nabilah hanya diam
"Nyali lo gede juga ya hahaha,minta di hajar"
Ucap pemuda itu lalu ingin memukuli Brian secara keroyokan
"Menyusahkan saja"
Ucap Brian tenang lalu membalik situasi,semua pemuda itu berhasil lari tunggang langgang karena 4 teman mereka dipatahkan tanganya oleh brian.
"Kamu seharusya jangan keterlaluan gitu balesnya"
Ucap Nabilah
"Masih untung tidaku bunuh"
Kata Brian Tenang
"Oh iya,ngomong-ngomong tangan kamu udah pulih ?"
Tanya Nabilah
"Sudah,sel-sel baru sudah mulai tumbuh"
Jawab Brian
"Wajah kamu ada cipratan darah mereka,sini aku bersihkan"
Ucap Nabilah lalu menyentuh wajah Brian untuk membersihkan noda darah di wajahnya
"JANGAN !"
Ucap Brian lalu memegang erat tangan Nabilah.
Tatapan matanya sangat tajam bak pembunuh berdarah dingin
"Maaf kalau tangan kamu sakit"
Ucap Brian lalu melepaskan genggamanya
"Aku bukan manusia sepertimu,jadi jangan dekat-dekat denganku atau suatu saat nanti kau mungkin akan jadi santapanku"
Ucap Brian bengis
"Aku tidak takut sama kamu,dan aku tau kamu gak begitu orangnya karena kamu sudah mau terluka untuk menolong Rey"
Ucap Nabilah Tersenyum manis
"Apa arti Rey untukmu ?"
Tanya Brian
"Rey itu....dia penyelamatku"
Jawab Nabilah sambil menatap langit
"Seberapa kuat dia ?"
Tanya Brian lagi
"Dia sangat kuat,walau kadang juga suka gak jelas orangnya"
Jawab Nabilah pelan
Brian hanya tertunduk diam.
Giginya bergemeretak dan Matanya merah menyalah.
"Hey,kamu kenapa ?"
Tanya Nabilah
"Aku...aku.....aku tertarik padamu"
Jawabnya walau raut wajahnya seram sekali
"Hah ! Maksud kamu ?"
Tanya Nabilah terkejut
"Eh.....Lupakan"
Jawab Brian,raut wajahnya kembali normal
"Hmm...yasudah,ayo kita kembali Brian"
Ajak Nabilah
"Sebelum kita kembali,aku punya satu pertanyaan lagi"
Ucap Brian
"Apa itu ?"
"Cahaya terang apa di keningmu itu ?"
Tanya Brian
"Oh ini,kata Rey cahaya ini adalah cakra mata ketigaku"
Jawab Nabilah polos
"Hmm...jadi gadis ini juga indigo"
Kata Brian dalam hati
"Ayo kembali,Rey pasti sudah menunggu"
Ajak Nabilah lagi
"Hmm.."
Brian tetap cool
Nabilah dan Brian berjalan pulang.
Di sepanjang jalan rumah penduduk dan jalanan masih rusak parah akibat perbuatan Lucifer.
Tapi untungnya Brian datang dan membantu kami semua.
Kalau tidak,entah bagaimana nasib dunia ini.
"wah akhirnya kalian pulang juga"
Sambutku tersenyum lebar
"Hehe iya Rey,tubuhmu sudah baikan ?"
Tanya Nabilah
"Sudah dari tadi berkat obat yang di berikan Kakek"
Jawabku tersenyum
"Dasar manja"
Ucap Brian menyindir
"Siapa yang kau maksud manja ?"
Tanyaku Geram
"Sudahlah Rey,Brian mungkin hanya bercanda"
Ucap Shinta
"Baiklah,bagaimana Jawabanmu Brian ?"
Tanya Kakek
"Hmm...kalau sudah begini mau bagaimana lagi,Baiklah aku ikut kalian tapi dengan satu syarat"
Jawab Brian dengan mengajukan Syarat
"Apa itu ?"
Tanya Kakek lagi
"Aku mau Rey jauh dari orang tuanya"
Jawabnya
"Kenapa begitu ?"
Tanyaku kesal
"Agar kau bisa merasakan betapa kesepianya Aku dan Nabilah yang kehilangan orang tua"
Jawabnya Serius
"Jangan begitu Brian,nanti Orang tua Rey khawatir"
Ucap Nabilah
"Baik ! Akan kubuktikan padamu bahwa aku bukanlah anak manja seperti yang kau kira"
Kataku kesal sambil menunjuk wajahnya
"Aku ragu akan hal itu"
Kata Brian
"Baik kalau maumu begitu,akan kakek terima"
Ucap kakek
"Rey,kakek Aku takut ibu Rey khawatir jangan begini"
Teriak Nabilah
"Kakek akan bicara dengan orang tua....."
Belum sempat kakek selesai berbicara Rey memotong..
"Biar aku yang bicara,aku bukan anak kecil lagi dan aku yakin walau ayah dan ibu pasti mengijinkan"
Kataku Mantap
"Baiklah kalau begitu kita kembali dulu ke jakarta"
Ajak kakek
"Baik"
Kataku
"Huh...dasar laki-laki,mereka semua keras kepala"
Kata Nabilah dalam hati
"Rey bersiaplah membuka gerbang teleportasi"
"Baiklah kek"
Kataku
"Gerbang.....terbukalah..."
Dengan sekejap portal teleportasi sudah terbuka.
Lalu kami berlima masuk bersama kedalam portal itu.
#Wussshhhh Syyyuuuutttt...
"Akhirnya jakarta"
Kataku Gembira
"Oh iya ny.Ron, Kek,Rey,Brian aku ke toko buku ny.Ron dulu ya. Aku khawatir denganya"
Kata Nabilah dan langsung berlari ke toko buku ny.Ron
"Hati-hati ya Nabilah"
Teriaku
"Iya"
Ucap Nabilah dari kejauhan
Senyumnya sampai sekarang masih membuatku merinding.
"Rey !!!!!!"
Teriak ibuku kangen
"Rey kamu dan Nabilah baik-baik aja kan ?"
Tanya ibuku sambil menangis
"Iya bu,tenang saja"
Kataku
"Ini dia Jagoanku Hahahaha"
Ucap Ayahku terbahak-bahak
"Hahaha iya ayah"
Kataku
"Lucy,kami disini tidak lama-lama karena kami mempunyai perjalanan yang harus di tempuh"
Kata kakek
"Mau keman lagi sih kek ?"
Tanya ibuku sedikit kesal
"Wah,perjalanan sangat bagus untuk Rey"
Kata ayahku tersenyum
"Ayo kita bicara di dalam"
Ajak kakeku
"Hahaha tenang jagoan,ibumu pasti akan mengerti"
Ucap ayahku bersemangat
"Rey,Brian kalian tunggu di luar"
Kata Kakek
"Oke kek"
Kataku
Sementara mereka bertiga berbicara ku coba untuk berkomunikasi lagi dengan Brian.
"Hey Brian,kita pasti akan jadi tim yang keren"
Kataku
"Aku tidak butuh keren,yang penting semua tetap solid"
Katanya
"Sudah berapa lama kau berteman dengan Nabilah ?"
Tanya Brian
"Baru saja,tapi kami sudah merasa sangat dekat"
Kataku
"Berarti kita sama-sama baru mengenalnya,jadi tidak sulit bagiku untuk merebutnya darimu"
~To Be Continued~
Tanyaku kaget dengan rencana kakek
"Kakek pikir kalau kita bentuk tim ini,kejahatan dari dunia hitam akan berkurang"
Jawab kakek tenang
"Dunia hitam ?"
Tanya Nabilah
"Ya,dunia hitam...dunia hitam adalah sebuah tempat yang menyerupai bumi hanya saja penghuninya bukan orang-orang seperti kita. Melainkan berbagai jenis makhluk yang menakutkan dan kekuatan mereka juga tidak sembarangan"
Jelas kakek
"Hey Brian apa kamu mau bergabung ?"
Tanya kakek
Brian hanya termenung saja.
Sepertinya dia memikirkan sesuatu.
"Biar kupikirkan dulu"
Jawab Brian pelan,lalu pergi meninggalkan kami
"Kau mau kemana Brian ?"
Tanyaku
Dia hanya menatapku tajam,lalu kembali berjalan.
"Kakek yakin dia bisa dipercaya ?"
Tanyaku
"Iya,kakek yakin sekali"
Jawab kakek mantap
******
Brian yang sedang kebingungan berjalan santai dengan memasukan kedua tanganya ke kantung celana..
Ketika dia berjalan sedikit ingatan tentang kedua orang tuanya muncul lagi,dia ingat ketika sepulang sekolah selalu di ajak memancing bersama dengan ayahnya.
"Tempat ini sangat berbeda"
Ucapnya pelan ketika sampai di suatu kolam ikan.
Brian melirik ke arah kiri dan kananya sambil berhayal bahwa ayahnya ada disini menemaninya.
"Sia-sia saja"
Katanya
Samar-samar terdengar sebuah suara semak-semak di belakang tubuhnya.
"Kamu ngapain disini ?"
Katanya
"Maaf aku ngikutin kamu"
Ucap Nabilah pelan
"Lain kali jangan,aku gak suka !"
Jawab Brian datar
"Iya,maaf kamu ngapain disini ?"
Tanya Nabilah
"Aku...ingat sama ayah"
Jawab Brian
"Kamu beruntung ya,aku malah gak punya kenangan sama sekali tentang ayah"
Ucap Nabilah pelan
"Kenapa ?"
Tanya Brian
"Ayah ibuku sudah meninggal dunia"
Jawab Nabilah pelan
Brian hanya sedikit kaget lalu terdiam lagi.
"Kamu...."
"Ya ?"
"Apa hubungan kamu dengan Anak bodoh itu ?"
Tanya Brian
"Hahaha...dia teman satu kelasku kok,tapi kami baru dekat akhir-akhir ini"
Jawab Nabilah tersenyum
"Ohh.."
Brian diam dan tetap cool
Saat mereka sedang mengobrol datanglah 10 pemuda berandalan mengganggu mereka berdua.
"Woy bocah ngapain lo di daerah kekuasaan gue ?"
Tanya salah satu pemuda yang mengganggu Brian dan Nabilah
"Jangan ganggu kami"
Jawab Brian santai
Sementara Nabilah hanya diam
"Nyali lo gede juga ya hahaha,minta di hajar"
Ucap pemuda itu lalu ingin memukuli Brian secara keroyokan
"Menyusahkan saja"
Ucap Brian tenang lalu membalik situasi,semua pemuda itu berhasil lari tunggang langgang karena 4 teman mereka dipatahkan tanganya oleh brian.
"Kamu seharusya jangan keterlaluan gitu balesnya"
Ucap Nabilah
"Masih untung tidaku bunuh"
Kata Brian Tenang
"Oh iya,ngomong-ngomong tangan kamu udah pulih ?"
Tanya Nabilah
"Sudah,sel-sel baru sudah mulai tumbuh"
Jawab Brian
"Wajah kamu ada cipratan darah mereka,sini aku bersihkan"
Ucap Nabilah lalu menyentuh wajah Brian untuk membersihkan noda darah di wajahnya
"JANGAN !"
Ucap Brian lalu memegang erat tangan Nabilah.
Tatapan matanya sangat tajam bak pembunuh berdarah dingin
"Maaf kalau tangan kamu sakit"
Ucap Brian lalu melepaskan genggamanya
"Aku bukan manusia sepertimu,jadi jangan dekat-dekat denganku atau suatu saat nanti kau mungkin akan jadi santapanku"
Ucap Brian bengis
"Aku tidak takut sama kamu,dan aku tau kamu gak begitu orangnya karena kamu sudah mau terluka untuk menolong Rey"
Ucap Nabilah Tersenyum manis
"Apa arti Rey untukmu ?"
Tanya Brian
"Rey itu....dia penyelamatku"
Jawab Nabilah sambil menatap langit
"Seberapa kuat dia ?"
Tanya Brian lagi
"Dia sangat kuat,walau kadang juga suka gak jelas orangnya"
Jawab Nabilah pelan
Brian hanya tertunduk diam.
Giginya bergemeretak dan Matanya merah menyalah.
"Hey,kamu kenapa ?"
Tanya Nabilah
"Aku...aku.....aku tertarik padamu"
Jawabnya walau raut wajahnya seram sekali
"Hah ! Maksud kamu ?"
Tanya Nabilah terkejut
"Eh.....Lupakan"
Jawab Brian,raut wajahnya kembali normal
"Hmm...yasudah,ayo kita kembali Brian"
Ajak Nabilah
"Sebelum kita kembali,aku punya satu pertanyaan lagi"
Ucap Brian
"Apa itu ?"
"Cahaya terang apa di keningmu itu ?"
Tanya Brian
"Oh ini,kata Rey cahaya ini adalah cakra mata ketigaku"
Jawab Nabilah polos
"Hmm...jadi gadis ini juga indigo"
Kata Brian dalam hati
"Ayo kembali,Rey pasti sudah menunggu"
Ajak Nabilah lagi
"Hmm.."
Brian tetap cool
Nabilah dan Brian berjalan pulang.
Di sepanjang jalan rumah penduduk dan jalanan masih rusak parah akibat perbuatan Lucifer.
Tapi untungnya Brian datang dan membantu kami semua.
Kalau tidak,entah bagaimana nasib dunia ini.
"wah akhirnya kalian pulang juga"
Sambutku tersenyum lebar
"Hehe iya Rey,tubuhmu sudah baikan ?"
Tanya Nabilah
"Sudah dari tadi berkat obat yang di berikan Kakek"
Jawabku tersenyum
"Dasar manja"
Ucap Brian menyindir
"Siapa yang kau maksud manja ?"
Tanyaku Geram
"Sudahlah Rey,Brian mungkin hanya bercanda"
Ucap Shinta
"Baiklah,bagaimana Jawabanmu Brian ?"
Tanya Kakek
"Hmm...kalau sudah begini mau bagaimana lagi,Baiklah aku ikut kalian tapi dengan satu syarat"
Jawab Brian dengan mengajukan Syarat
"Apa itu ?"
Tanya Kakek lagi
"Aku mau Rey jauh dari orang tuanya"
Jawabnya
"Kenapa begitu ?"
Tanyaku kesal
"Agar kau bisa merasakan betapa kesepianya Aku dan Nabilah yang kehilangan orang tua"
Jawabnya Serius
"Jangan begitu Brian,nanti Orang tua Rey khawatir"
Ucap Nabilah
"Baik ! Akan kubuktikan padamu bahwa aku bukanlah anak manja seperti yang kau kira"
Kataku kesal sambil menunjuk wajahnya
"Aku ragu akan hal itu"
Kata Brian
"Baik kalau maumu begitu,akan kakek terima"
Ucap kakek
"Rey,kakek Aku takut ibu Rey khawatir jangan begini"
Teriak Nabilah
"Kakek akan bicara dengan orang tua....."
Belum sempat kakek selesai berbicara Rey memotong..
"Biar aku yang bicara,aku bukan anak kecil lagi dan aku yakin walau ayah dan ibu pasti mengijinkan"
Kataku Mantap
"Baiklah kalau begitu kita kembali dulu ke jakarta"
Ajak kakek
"Baik"
Kataku
"Huh...dasar laki-laki,mereka semua keras kepala"
Kata Nabilah dalam hati
"Rey bersiaplah membuka gerbang teleportasi"
"Baiklah kek"
Kataku
"Gerbang.....terbukalah..."
Dengan sekejap portal teleportasi sudah terbuka.
Lalu kami berlima masuk bersama kedalam portal itu.
#Wussshhhh Syyyuuuutttt...
"Akhirnya jakarta"
Kataku Gembira
"Oh iya ny.Ron, Kek,Rey,Brian aku ke toko buku ny.Ron dulu ya. Aku khawatir denganya"
Kata Nabilah dan langsung berlari ke toko buku ny.Ron
"Hati-hati ya Nabilah"
Teriaku
"Iya"
Ucap Nabilah dari kejauhan
Senyumnya sampai sekarang masih membuatku merinding.
"Rey !!!!!!"
Teriak ibuku kangen
"Rey kamu dan Nabilah baik-baik aja kan ?"
Tanya ibuku sambil menangis
"Iya bu,tenang saja"
Kataku
"Ini dia Jagoanku Hahahaha"
Ucap Ayahku terbahak-bahak
"Hahaha iya ayah"
Kataku
"Lucy,kami disini tidak lama-lama karena kami mempunyai perjalanan yang harus di tempuh"
Kata kakek
"Mau keman lagi sih kek ?"
Tanya ibuku sedikit kesal
"Wah,perjalanan sangat bagus untuk Rey"
Kata ayahku tersenyum
"Ayo kita bicara di dalam"
Ajak kakeku
"Hahaha tenang jagoan,ibumu pasti akan mengerti"
Ucap ayahku bersemangat
"Rey,Brian kalian tunggu di luar"
Kata Kakek
"Oke kek"
Kataku
Sementara mereka bertiga berbicara ku coba untuk berkomunikasi lagi dengan Brian.
"Hey Brian,kita pasti akan jadi tim yang keren"
Kataku
"Aku tidak butuh keren,yang penting semua tetap solid"
Katanya
"Sudah berapa lama kau berteman dengan Nabilah ?"
Tanya Brian
"Baru saja,tapi kami sudah merasa sangat dekat"
Kataku
"Berarti kita sama-sama baru mengenalnya,jadi tidak sulit bagiku untuk merebutnya darimu"
~To Be Continued~
0
Kutip
Balas