Kaskus

Story

pujangga1000Avatar border
TS
pujangga1000
Kelakuan Anak Kuliah
Kelakuan Anak Kuliah

Takut mati? Jangan hidup ~
Takut hidup? Mati saja... - Anak kostan

Quote:

Quote:

Buat ngobrol santai
(click!)Kamar 3A

Quote:


emoticon-rainbow----------------------------------------------------------------------------------emoticon-rainbow

emoticon-rainbow========================================emoticon-rainbow


pujangga1000
JabLai cOY
faeyzarbn
hllowrld23
hllowrld23 dan 22 lainnya memberi reputasi
21
3.9M
7.4K
Thread Digembok
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the Heart
KASKUS Official
32.2KThread46.4KAnggota
Tampilkan semua post
pujangga1000Avatar border
TS
pujangga1000
#688
Rumah Una
Setelah gue agak tenang. Sebenarnya bukan tenang, tapi lebih ke mengalah pada nasib. Akhirnya gue putuskan buat ikut belajar bareng aja di rumah Una. Gue sendiri gak sanggup kalo belajar sendiri. Awalnya sih semangat, tapi kalo uda mulai sakit ni kepala, bisa gue tinggal tuh semua catatan. Lalu, berangkatlah kita bertiga ke rumah Una...

emoticon-Ngacir

Rumah Una ada didaerah Babarsari. Tapi masih masuk ke gang-gang lagi. Gue liat rumahnya satu lantai dan halamannya lumayan luas, bisa parkir dua mobil. Gue liat disana cuman ada dua motor yang parkir. Rumahnya sendiri gak bisa dibilang gede, gak bisa dibilang kecil juga.

Setelah di sms oleh Widya. Si empunya rumah keluar juga. Doi make kaos ketat sama celana mini. Standar pakaian anak-anak cewek kalo dirumah lah.

“Abaaaaaaaaang, sini masuk dulu ke rumah eneng emoticon-Big Grin“ Teriak Una
emoticon-Hammer

Wawan dan Widya terlihat senyam senyum aja liat tingkah laku kami berdua. Setelah parkir motor, kita turun dan lepasin helm.

“Bang, ini kenapa lagi lebam? Berantem lagi?” Tanya Una.
“Kagak, digigit capung tadi emoticon-Big Grin ” Kata gue.

Terlihat wajahnya manyun, mau mencubit gue, tapi gue buru-buru menghindar. Cubitan Una itu sakit. Tangan doi panjang-panjang trus kukunya juga lumayan. Kebayang donk gimana rasanya kalo kena daging. Setelah itu kami dipersilahkan masuk ke rumah. Sekilas gue ngeliat Una dengan pakaian yang lumayan minim tadi. Harus gue akui emang, kalo badan Una itu bagus banget.

Gue sempat melihat banyak foto di ruang tamu. Ada satu foto gede yang berisi lima orang. Gue yakin itu foto keluarganya Una. Terlihat disana ada bokap, nyokap, sama dua cewek serta satu cowok. Yang cowok terlihat muda banget, taksiran gue sih masih SMP gitu lah, pasti itu adeknya. Sedangkan dua cewek lainnya itu lumayan mirip. Bedanya cuman satu lebih kurus, satunya lagi lebih berisi. Ini pasti Una dengan kakak atau adek perempuannya.

Terus gue liat lagi foto lain. Disitu ada anak cewek kecil yang lagi merayakan ulang tahunnya ke 7. Disitu anak ini pakai baju gaun putih untuk anak-anak dan terlihat siap-siap untuk meniup lilin ulang tahunnya. Entah cuman perasaan gue aja atau gimana, tapi anak ini terlihat fotogenik banget. Raut wajahnya, senyumnnya dan lain-lain terlihat begitu bagus difoto tersebut. Terus ada juga foto siraman bayi, warnanya agak kabur. Gue liat disitu bayi ini cuman dibalut kain. Lucu banget bayi itu.

emoticon-baby

Lalu ada foto lain lagi dan kali ini gue yakin kalo itu adalah Una. Disana terlihat doi memakai gaun malam yang kece banget. Disebelahnya ada foto doi bareng bokap nyokapnya dibelakang kue tart dengan lilin angka 17. Gue yakin ini foto pas perayaan sweet seventeennya doi. Gue liat senyum Una disana. Manis banget. Gue liat wajahnya, tampak anggun seperti nyatanya.

“Cakep ya cewek lo, boy” Celutuk Wawan
“Huahahahahaha emoticon-Ngakak (S)“ Gue tertawa lepas

Disini gue gak tau, apakah Wawan tau sebenarnya bahwa gue sama Una cuman pura-pura jadian atau dia uda tau sebenarnya dan pertanyaan barusan adalah pertanyaan retoris. Baru gue mau menjelaskan hal itu. Una keluar dengan nampan berisi gelas dan minum bersama Widya disebelahnya sambil bawa gelas berisi es.

“Abang mau kopi?” Tanya Una
“Ngak ah..., kamar kamu dimana neng?” Tanya gue
“Diatas, kenapa? emoticon-Confused “ Kata Una
“Ke atas yuk, gak tahan nih liat kamu emoticon-Wowcantik

“Abaaaaaaaang! Mesum!!! emoticon-Mad ” Teriak Una
emoticon-Big Grin

Jujur gue lelaki normal. Mana tahan gue ngeliat kayak begituan emoticon-Bikini. Kurus-kurus papan cucian juga gue embat deh kalo uda gini kejadiannya.

Setelah itu gue ambil satu gelas sirup dengan es untuk melepas dahaga gue. Una masuk lagi ke dalam. Sekarang diruang tamu cuman ada gue, Wawan dan Widya. Gue liat disana mereka ngobrol sedangkan gue kembali melihat foto-foto di dinding.

Una kembali ke ruang tamu bergabung bersama kami. Sialnya, sekarang doi pake celana training panjang yang agak longgar. Sialan..
Tau gitu tadi gue gak usah komen tentang pakaian doi... emoticon-Shutup

Disitu gue coba belajar, tapi entah kenapa gue ngerasa pusing banget ketika gue berusaha untuk mengerti suatu hal. Apa mungkin ini efek dari luka dikepala gue ya? Tapi gue gak boleh manja. Gue harus bisa mengalahkan rasa pusing ini. Mau gimana pun gue disini kuliah dan gue harus nyelesaiin kewajiban gue itu.

Di waktu selingan, kami sering ngobrol ngalur ngidul kemana-mana. Berbagai topik kami bahas ketika kami bosan. Seperti gimana kronologis tentang gue kemarin. Terus masa-masa SMA kita masing-masing. Ada juga tentang keluarga kami masing-masing. Dan yang bisa gue rangkum disini adalah

Quote:


Quote:


Quote:


Setelah waktu agak sorean. Kita semua pamit dari rumah Una. Sebelum gue balik. Una sempat ngomong gini ke gue

"Abang.."
" emoticon-Confused "
"Abang jangan berantem lagi sih.." Kata dia
"Aku juga gak mau gini neng, orang itu aja yang cari masalah"

"Iya, maksud aku, jangan diinget lagi. Lupain aja" Kata Una
" emoticon-EEK! "
"Anggap aja mereka anak kecil. Lagian kalo dilawan, gak bakal habis juga kan bang?"
"Terus maksud kamu, aku diem aja gitu?" Kata gue

"Bukan diem bang, tapi maafin aja"
"Enak aja, gak bisa lah maaf-maaf gitu emoticon-Mad " Kata gue
"Bandel banget sih, pokoknya gak mau tau! Kalo berantem lagi, jangan sayang-sayangan lagi sama aku !"
" emoticon-Kagets "

Gue cuman bisa diem blongo sama perkataan una barusan. Semua hal yang ada didalam diri gue gak singkron. Dari reflek, otak, hati, mulut dan lain-lain. Gue gak tau mesti balas apa dari perkataan Una barusan.

"Ciyeeeeeeh, abang sama eneng jangan berantem donk emoticon-Ngakak (S) " Celutuk Wawan

Candaan Wawan,
manyunan Una, serta
senyum tipis Widya menutup perjumpaan kami sore ini.

emoticon-clock
sormin180
itkgid
jenggalasunyi
jenggalasunyi dan 9 lainnya memberi reputasi
10
Ikuti KASKUS di
© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.